Medical Robin Hood | Lisa X S...

By gitlicious

81.5K 16.9K 1.5K

Pertemuan Lisa dengan Sehun sang pewaris tahta kerajaan Rumah Sakit Royal Raffles membuat dunianya berubah, m... More

Medical Robin Hood -1
Medical Robin Hood -2
Medical Robin Hood - 3
Medical Robin Hood - 4
Medical Robin Hood - 5
Medical Robin Hood- 6
Medical Robin Hood - 7
Medical Robin Hood - 8
Medical Robin Hood - 9
Medical Robin Hood - 10
Medical Robin Hood - 11
Medical Robin Hood - 12
Medical Robin Hood - 13
Medical Robin Hood - 14
Medical Robin Hood - 15
Medical Robin Hood - 16
Medical Robin Hood - 17
Medical Robin Hood - 18
Medical Robin Hood - 19
Medical Robin Hood - 20
Medical Robih Hood - 21
Medical Robin Hood - 22
Medical Robin Hood- 23
Medical Robin Hood - 24
Medical Robin Hood - 26
Medical Robin Hood - 27
Medical Robin Hood - 28
Medical Robin Hood - 29
Medical Robin Hood - 30
Medical Robin Hood - 31
Medical Robin Hood - 32
Medical Robin Hood - 33
Medical Robin Hood - 34
Medical Robinhood - 35
Medical Robin Hood - 36
Medical Robin Hood - 37
Medical Robinhood - 38
Medical Robin Hood - 39
TERSEDIA DI PLAYSTORE

Medical Robin Hood - 25

1.6K 388 32
By gitlicious

Sehun meminta pertemuan dengan satuan tugas secara khusus, dan hanya didampingi oleh dokter Eko. Kemudian ia menjelaskan mengenai peminjaman alat yang dilakukan dengan salah satu rekanan rumah sakitnya di Singapura dan usulannya mengenai peminjaman alat.

"Bagaimana sebuah Rumah sakit mendapatkan alat pemeriksaan yang sedang diincar oleh negara-negara di dunia?"

"Rumah sakit itu banyak melayani pasien VIP, dan kebetulan mereka pun memiliki koneksi langsung dengan perusahaan pembuat alat tersebut, jadi mereka punya beberapa stok alat pemeriksaan itu. Kebetulan rumah sakit milik kami juga menjalankan beberapa kerja sama dengan rumah sakit itu. Jadi apakah bisa Bapak mengirimkan alat pengganti yang telah mereka kirimkan setelah alat pesanan Bapak sampai ke sini. Tidak perlu mengkhawatirkan akomodasi karena saya yang akan menanggung biaya penjemputan dan pengiriman alat tersebut."

"Saya senang sekali dan menyambut baik berita ini Tuan Oh Sehun. Tentu saja kami akan membantu dan melancarkan proses kerja sama ini. Ini benar-benar kesempatan yang sangat bagus untuk kita semua."

"Bukan masalah besar, yang terpenting sesampainya alat test itu ke sini tolong langsung lakukan pemeriksaan pada pasien-pasien yang memiliki resiko lebih besar."

"Tentu, akan kami pastikan soal itu," tegas Jackson. Sehun mengulurkan tangannya yang langsung disambut hangat olehnya. "Sekali lagi terima kasih Tuan Oh Sehun."

Dokter Eko melengkungkan senyuman penuh kelegaan. Setelah Jackson keluar ruangan ia pun angkat suara. "Saya nggak tau bagaimana caranya membalas budi dengan semua yang sudah kamu lakukan di sini," tuturnya jujur.

"Tidak usah khawatir dokter Eko, saya tidak pernah menuntut untuk itu. Saya senang bisa membantu."

"Kamu dan keluargamu sangat berjasa kepada rumah sakit ini dan para karyawannya."

"Reputasi itu sangat penting bagi orang yang terjun di dunia bisnis seperti saya. Satu saja kesalahan dan kekurangan saya diketahui publik, maka hal itu bisa menghancurkan segalanya. Saya juga berterima kasih karena rumah sakit ini sudah mau bekerja sama untuk menutupi itu."

"Saya cukup mengerti soal kecelakaan lalu lintas waktu itu. Namun lantas untuk kasus ini? Berpikir ribuan kali pun saya tidak menemukan alasan yang logis untuk menjelaskan maksud dari semua suntikan dana dan juga bantuan yang kamu dan keluargamu keluarkan. Terlebih kamu pun sudah tidak menjalani pengabdian di sini lagi." Dokter Eko tak habis pikir.

"Oh iya Pak, soal itu saya minta tolong."

"Tentunya dengan senang hati saya akan membantu kamu. Kamu mau minta tolong apa?"

"Tolong Tarik keputusan bapak untuk memotong masa pengabdian saya, saya akan kembali mengabdi di sini sampai masa hukuman saya habis."

***

Sorn mengetahui ada yang salah saat Taehyung datang ke rumah mereka dan menyampaikan kabar bahwa Lisa tidak bisa pulang dalam beberapa waktu karena sedang diisolasi yang merupakan bagian tugasnya di rumah sakit. Saat bertemu dengannya tadi pagi, Lisa tidak mengatakan apa pun mengenai hal ini, hal itu lah yang membuat Sorn mencium ada hal yang tidak beres telah terjadi.

"Kalau begitu Taehyung pamit dulu ya," ujar Taehyung yang mulai beranjak. Setelah menyalami anggota keluarga satu per satu kemudian ia pergi menuju mobil.

"Taey?" tegur Sorn begitu Taehyung baru menaiki mobilnya. Ia pun membuka kaca dan melihat sang calon kakak ipar dengan bingung. "Iya Kak?" jawabnya.

Dalam hati Sorn menyindir tentang betapa tidak sopannya Taehyung, seharusnya calon adik iparnya itu keluar dari mobil dan menghampirinya. "Mau ke mana?" tanya Sorn.

"Pulang Kak," jawab Taehyung singkat, tidak menyadari tatapan Sorn yang sedang memindai ke segala sudut mobilnya.

"Oh pulang? Terus bunga di belakang buat siapa?" tanya Sorn sambil menunjuk kaca, dari luar terlihat satu buket mawar merah besar yang lengkap dengan sebuah kartu ucapan di kursi belakang. Taehyung langsung terlihat gugup dan tak kunjung menjawab.

"Mau selingkuh ya?" Mata Sorn memicing menatap curiga. Membuat Taehyung menelan ludah gugup. "Atau mau ketemu Lisa?" tambahnya kemudian.

"Ketemu Lisa," jawab Taehyung pada akhirnya.

"Kamu kok gugup? Ada yang kamu sembunyiin ya?" cecar Sorn. Ia semakin menumpuk kecurigaan. Taehyung menggaruk kepala, kebingungan dengan pertanyaan-pertanyaan ajaib tak terduga yang keluar dari bibir Sorn. Ternyata membohongi saudara-saudara Lisa tidak semudah dugaannya. "Kamu mungkin bisa bohongin keluarga Kakak yang lain, tapi enggak dengan kakak."

"Kakak mau ikut aku?" ajak Taehyung karena terlalu sulit menjelaskan, dan pembicaraan mereka bisa saja memancing rasa ingin tahu anggota keluarga yang lain. Oleh karenanya Taehyung memilih untuk membawa Sorn pergi.

"Ke mana?"

"Ketemu Lisa."

***

Sorn syok saat Taehyung menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi pada Lisa saat perjalanan mereka ke rumah sakit. Tentu ia merasa luar biasa panik saat mengetahui bahwa adiknya sedang terancam bahaya.

"Terus Lisa sekarang gimana?" tanya Sorn dengan kalut.

Taehyung menggeleng lemas, ia tidak tahu bagaimana selanjutnya nasib sang kekasih. "Mungkin Kakak bisa tanya dokter Eko."

"Siapa dokter Eko?" tanya Sorn kebingungan.

"Kepala rumah sakit tempat Lisa kerja Kak."

Sorn mengangguk, memantapkan diri untuk bertemu dan menanyakan nasib sang adik pada kepala rumah sakit.

Begitu turun dari mobil perut Sorn mendadak keram. Pemandangan di depannya membuatnya takut. Orang-orang dengan pakaian serba tertutup seperti alien mondar-mandir di hadapannya. Reflek ia meremat kemeja yang sedang Taehyung pakai.

"Kenapa Kak?" tanya Taehyung heran.

Sorn menggeleng, ia memang cukup gelisah saat menghadapi keadaan yang menegangkan. Biasanya suaminya akan menggenggam tangannya dan menenangkan bahwa semuanya baik-baik saja hingga ia menjadi jauh lebih tenang seperti saat kecelakaan semalam. Namun tidak ada suaminya di sini dan Sorn harus menghadapinya sendirian.

Sorn menegakkan kepala, bukan saatnya untuk merasa takut saat ini. Di dalam sana adiknya pasti merasa jauh lebih takut. "Tolong anter Kakak ke dokter Eko," pinta Sorn setelah berhasil menenangkan diri.

Taehyung mengangguk dan berjalan mendahului Sorn. "Aku ambil masker dulu buat kita, Kakak tunggu sini."

"Sabar ya Sayang, kita pasti kuat. Mama mau tau keadaan Tante mu dulu. Habis itu kita pulang lagi ketemu Papa," ujar Sorn sambil mengelus perutnya, rasa keram di perutnya perlahan pun menghilang.

Saat melewati lorong rumah sakit, Taehyung dan Sorn melihat dokter Eko dari kejauhan. Sorn yang mengetahui hal itu tentu tak mengabaikan kesempatan itu untuk menanyakan nasib adiknya. Ia segera melangkahkan kakinya dengan lebih cepat.

"Kak, aku kasih ini ke Lisa dulu ya!" Izin Taehyung sembari menunjuk buket yang ada di tangannya.

Sorn mengangguk dan membiarkan Taehyung untuk menyerahkan buket bunga yang telah disiapkannya untuk Lisa melewati lorong yang berbeda. Bunga itu pasti akan menghibur Lisa yang sedang dalam kesulitan pikirnya.

"Selamat malam dokter Eko?" sapa Sorn.

Dokter Eko menganggukkan kepala. "Iya. Ada yang bisa saya bantu?"

Sorn mengulurkan tangannya. "Perkenalkan saya Kakaknya Lisa," ujarnya.

"Ah, begitu!" sambut dokter Eko cerah. "Saya dokter Eko, sejawat Lisa. Ada keperluan apa?"

"Saya ingin tahu keadaan adik saya, dan apa saja yang rumah sakit ini sudah lakukan untuk melindungi karyawannya yang kemungkinan terinfeksi virus berbahaya saat menjalankan tugasnya?" sahut Sorn tegas.

Dokter Eko kemudian menjelaskan pada Sorn tentang kondisi Lisa dan alat pemeriksaan yang telah diusahakan oleh Sehun sebagai langkah pertama yang harus dilakukan, jika pasien dan karyawannya ada yang positif terjangkit virus tersebut dokter Eko memastikan mereka semua akan mendapatkan fasilitas dan penanganan terbaik. "Saya memang belum bisa menjanjikan apa-apa saat ini, tapi saya berjanji tidak akan lepas tangan dan bertanggung jawab penuh hingga mereka semua dinyatakan bebas dari virus tersebut."

"Saya mengerti pihak keluarga sangat khawatir, saya pun merasakan hal sama. Saya tentu akan mengusahakan yang terbaik untuk mereka. Dan saya harap pihak keluarga juga menolong kami dengan mengirimkan doa dan juga dukungan moril pada anggota keluarga yang sedang diisolasi," imbuhnya kemudian.

***

Sehun menyandarkan tubuh di tiang penyangga gedung rumah sakit dekat IGD, tempat Lisa terisolasi. Sudah hampir satu jam ia termenung di sana sembari menggenggam ponsel, bimbang apakah ia harus menghubungi Lisa untuk mengabarkan berita baik mengenai ketersediaan alat pemeriksaan penunjang atau tidak.

Ia ingin membuat Lisa merasa lebih tenang di dalam sana, namun ia juga tak ingin terkesan arogan atau pun pamer karena cara komunikasinya kerap kali bermasalah jika berhadapan dengan gadis itu.

"Selamat malam Pak, ada keperluan apa?"

"Tolong berikan ini pada Lisa Prapinya ya."

Mendengar nama Lisa disebut, Sehun reflek menoleh. Ia melihat Taehyung membawakan sebuah buket mawar merah besar yang dititipkan pada petugas untuk diberikan pada Lisa.

"Terima kasih Pak," ujar Taehyung, kemudian ia pergi meninggalkan ruang IGD.

Sehun menertawai kebodohannya sendiri. Saat ini Lisa mungkin sudah lebih terhibur dengan bunga pemberian tunangannya dibandingkan dengan berita mengenai alat pemeriksaan yang telah ia percepat kedatangannya. Ia bisa membayangkan Lisa berkata bahwa tak ada yang menyuruhnya untuk mempercepat kedatangan alat tersebut, menunggu satu minggu pun tidak masalah baginya, dan hal-hal lainnya yang membuat Sehun merasa miris. Seolah segala sesuatu yang diperbuatnya tidak pernah benar di mata Lisa.

Sehun menggelengkan kepala. Saat ini respon dari Lisa bukanlah hal yang terpenting yang harus dipikirkan. Namun jika orang-orang yang diisolasi di dalam positif menderita virus tersebut, maka pekerjaan rumah yang lebih besar akan menantinya.

Sehun mengambil ponselnya dan menghubungi satu-satunya orang yang akan membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tersebut bila hal buruk terjadi.

"Halo dokter Eko? Mari lanjutkan pembicaraan tadi."

"Mengenai apa?"

"Skenario terburuk yang mungkin terjadi."

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 82.3K 54
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.2M 21.9K 27
(โš ๏ธ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”žโš ๏ธ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] โ€ขโ€ขโ€ขโ€ข punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
311K 24.4K 35
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini โš ๏ธโ›” Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. ๐Ÿ”žโš ๏ธ. ...
1.3M 63.3K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...