Dimming Moon || Kim Seokjin x...

By Dwi_berliana7

6.7K 2.4K 591

COMPLETED [ HANYA FIKSI ] Title : Dimming Moon Genre : Teen Fiction, Romance Main Cast : Kim... More

Prolog
Cast
Part 1 [Ketemu Seonbaenim]
Part 2 [Min Seok Hyun Comeback]
Part 3 [He and Me]
Dimming Moon Trailer 🌺
Part 4 [Sains dalam Seni?]
Part 5 [Secret]
Part 6 [Pra]
Part 7 [Promise]
Part 8 [Morning]
Part 9 [First?]
Part 10 [New Normal!]
Part 11 [?]
Part 12 [ Call me Oppa ]
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16 [ Mianhae Eomma! Pregnant? ]
Part 17 [ Wae? ⛔ ]
Part 18 [ // ]
Part 19 [ - ]
Part 20 [ You Know lah! ]
Part 21 [ Bawaan Si Junior? ]
Part 22 [ Ngidam Pt. 1]
Numpang promosi, wkwk
Part 23 [ Ngidam Pt. 2 ]
Part 24 [ How are you, friend? ]
SENENG PAKE BANGET
Part 25 [ Truth? ]
Part 26 [ Mianhae, Luna-ya! ]
Part 27 [ Hiks!? ]
Part 28 [ Lupa? ]
Part 29 [ 👈🏿 ]
Part 30 [ Epiphany ]
Part 31 [ Dimming Moon ]
Part 32 [ Malaikat Tanpa Sayapnya Luna ]
Part 33 [ Kejelasan? ]
Part 35 [ Otw ]
Part 36 [ End! ]

Part 34 [ Life Goes On ]

87 43 9
By Dwi_berliana7

Please give me vote and comment 🍌


Luna Kim kini terbangun dengan hari barunya. Hyun tidak dikamar bersamanya karena satu dan lain hal, sementara Raena memutuskan untuk pulang kerumahnya karena sakit ayahnya kembali kumat.

Wanita yang masih ber-piyama itu bangkit dari posisi tidur, menyingkap selimut, lalu berdiri meninggalkan posisi nyamannya. Masih terlintas dipikirannya tentang kejadian kemarin, saat kata perpisahan sempat bergeming dan menciptakan warna biru dan kelabu di hatinya walau sesaat.

Sekarang agenda Luna untuk ke rumah sakit sudah dipersiapkan dengan matang, Hyun sudah mengkonfirmasi sang dokter yang biasanya menangani Luna. Pemuda yang malam tadi tidur di kamar tamu itu ternyata sudah bangun sejak subuh tadi dan sekarang sudah siap dengan setelan jas lengkap dengan sepatu hitam mengkilap layaknya CEO pada umumnya. Menyempatkan waktu untuk Luna, kenapa tidak?

"Apakah ini hari baiknya?"

Calon ayah dari bayi Luna itu kemudian membuka pintu dan berniat untuk menyambangi kamar Luna.

Tok tok tok

"Hyun?"

"Ya, tentu saja aku!"

Luna memasang muka cemberutnya dan berkata, "Aku tidak mau membukakan pintu untukmu!"

"Tidak masalah, aku punya kunci cadangan untuk masuk ke kamar ini," celetuk Hyun yang sedikit melukiskan seringainya.

"JANGAN MASUK DENGAN KUNCI ITU SEPERTI MALING, YA!"

"Kau ini bagaimana? Bukan maling namanya kalau punya kuncinya," Hyun terkekeh sejenak.

Luna semakin menunjukkan wajah kesalnya, tapi kali ini dia berjalan ke arah pintu dan kemungkinan akan membukanya.

CEKLEK

Suara yang cukup besar dari komponen gagang pintu yang bersentuhan terdengar cukup kuat karena Luna membukanya dengan tenaga ekstra.

"Kau belum siap?"

"Tadinya aku ingin mandi, tapi aku malas. Jadi, besok saja, ya, ke rumah sakitnya? Please!"

Hyun maju satu langkah dan masuk ke kamar itu. "Tidak bisa begitu. Dokter yang menangani mu itu sangat sibuk dan tidak semudah itu membuat janji dengannya."

"Kalau aku bilang tidak mau, ya tidak mau!"

"Apa Luna masih memikirkan hari kemarin?"

Skip--

"Setelah 30 menit belum siap juga?" Hyun memandangi Luna yang rebahan santai dengan ponselnya.

"Sebentar lagi jam 9!"

"Jika kau belum siap juga, aku akan menggendong mu langsung ke rumah sakit tanpa mandi dan ganti baju sekalipun."

Luna menggulingkan badannya ke kanan dan mengarahkan iris matanya ke Hyun. "Kenapa kau jadi banyak bicara seperti itu, Hyun? Aku tidak suka!"

Sepersekian detik, Luna kembali fokus dengan ponselnya.

"Apa yang kau lihat dari tadi?" Hyun memanjangkan lehernya.

"Sudah, ya. Jangan terlalu ikut campur!"

"Ok!"

Tanpa aba-aba, Hyun merebut ponsel yang masih digenggaman Luna, kemudian ia mengangkat tubuh istrinya itu dan membawanya ke kamar mandi.

"Kau mau apa? Turunkan aku!"

"Aku hanya ingin mengantarmu mandi, tapi kalau kau masih malas juga, tidak apa, aku yang akan memandikan mu."

"Ck... Pikiranmu kotor sekali," decak Luna.

"Aku sama sekali tidak memikirkan hal yang sejauh itu, tapi karena kau mengatakannya, aku jadi kepikiran," kata Hyun dengan smirk-nya.

"DASAR!!!"

"Dasar apa?"

"Sudahlah! Turunkan aku, atau—"

"Atau?"

Luna melotot, seketika itu Hyun menurunkannya dan pergi keluar kamar mandi, bahkan keluar kamar juga.

Skip--

Sekarang sudah pukul 09.15 waktu setempat, mereka berdua sudah berada di separuh jalan menuju rumah sakit. Keadaan sangat sunyi, berbeda dengan saat di kamar tadi. Masing-masing memikirkan segala kemungkinan setelah ini, terutama Luna.

Langit mendung, jalan lengang, dan angin semilir menambah kesan sunyi pagi itu. Sesekali Luna menoleh ke samping kanan untuk sekedar melihat apa-apa saja yang telah dilewati selama perjalanan. Tak lupa, wanita hamil itu juga membuka kaca mobil dan menikmati sentuhan angin yang menyapu lembut pori-pori wajahnya.

"Luna, seandainya ingatanmu belum kembali setelah konsultasi ini, apa yang akan kau lakukan?" Hyun membuka pembicaraan yang cukup berat.

"Seorang CEO sepertimu menanyakan itu?"

"Apa yang salah?"

"Tidak segampang itu untuk mengembalikan ingatan, kecuali kita menjelajah waktu dan mendatangi dokter ahli di tahun 2050!"

"Novel apa yang kau baca, Lun? Kata-katamu agaknya mirip dengan salah satu alur di dalam novel yang pernah ku baca." Hyun tersenyum simpul.

"Sepertinya itu novel yang pernah kita baca saat kita masih remaja," kata Luna. Dia masih mengingat itu, ya, karena yang dialaminya sekarang amnesia separuh, banyak kenangan yang masih ia ingat.

"Sudah sampai. Ayo turun!"

"Kau turun duluan saja, Hyun. Lalu cek ke ruangannya, dokter itu ada atau tidak."

"Tidak! Kita harus keluar bersama dan berjalan berdampingan sampai ruangan dokter. Aku tidak ingin membiarkanmu berjalan sendirian, aku pendamping mu untuk sekarang dan selamanya!"

"Woah, daebak. Itu kata-kata yang ada di novel apa?" Luna memasang wajah polosnya.

"Kau pikir aku mengutip perkataan orang? Aku mengatakannya dari hatiku yang terdalam!"

"Sungguh? Haha, jangan terlalu serius dengan hati," kekeh Luna.

"Apa aku harus menanyakan dari novel apa kata-kata yang kau ucapkan?" Hyun ikut tertawa.

"Sudah-sudah, jika begini terus kita tidak akan bertemu dokter sampai subuh!" tambah Hyun.

Luna membuka seat bealt nya, memegang gagang pintu mobil, lalu membukanya. "Let's go!"

Dan akhirnya, mereka benar-benar berjalan berdampingan. Tidak ada kemelut kecemasan yang terlihat, semuanya berjalan mengikuti arus.

Skip--

Lengang beberapa saat.

"Life goes on, then start everything now!" kata dokter Yura, dokter spesialis saraf dan otak yang menangani Luna.

"But, i'm not ready!" sahut Luna.

"Why? Oh ya, saya berani mengatakan semuanya karena luka fisik di kepala Anda sudah sangat membaik. Anda tidak mungkin 'kan menjalani hidup dengan kebingungan yang terus membayangi? Maka dari itu, mulailah semuanya dari sekarang!" Dokter muda itu sedikit tersenyum.

"Mr. Min, Anda sangat berperan penting dalam proses penyembuhan Mrs. Kim," ucap dokter itu pada Hyun yang duduk di sebelah kanan Luna.

"Anda paham 'kan dengan apa yang saya jelaskan sedari tadi?" lanjutnya bertanya.

Hyun mengangguk pelan. "Ya, tentu saja paham."

"Ok! Stay happy, stay healthy and hopefully remember everything. See you again later, Mrs. Kim!"

Luna menunjukkan ekspresi datarnya. "Ya!"

"Thank you so much for everything." Hyun mengakhiri pembicaraan sebelum mereka meninggalkan ruangan itu.

"Hyun-ah, kau tau dia bicara apa sejak tadi? Dia banyak sekali menggunakan bahasa Inggris. Aku bisa bahasa Inggris, tapi dia bicaranya secepat kilat sehingga aku tidak menangkap dengan jelas maksudnya."

"Aku menangkapnya dengan jelas. Inti dari semuanya adalah kita harus melakukan ulang hal-hal yang sekiranya hilang di memori mu. Dan aku tau apa yang harus dilakukan pertama kali," terang Hyun. Lagi-lagi seringainya muncul seakan ada sesuatu yang mencurigakan.

"Jangan menyeringai seperti itu, Hyun! Aku tidak suka." Luna cemberut.

"Ya sudah, ayo ke ruangan dokter spesialis kandungan," ajak Hyun.

"Sesungguhnya aku paling tidak siap dengan ini," Luna membatin.

Skip--

Luna berdiri dari posisi tidurnya setelah selesai diperiksa. "Bagaimana, Dok? Apa benar saya hamil?"

"Mari bergabung bersama Mr. Min terlebih dahulu," ucap dokter yang kira-kira sudah setengah baya itu.

"Bayi dalam kandungan Mrs. Kim sudah melewati trimester pertama dan sekiranya sudah melewati masa-masa rawan keguguran. Tapi saya sarankan agar tetap melakukan kebiasaan baik seperti pada trimester pertama kemarin, salah satunya yakni jangan melakukan diet," jelas dokter itu panjang lebar.

"Dan satu lagi, selalu ciptakan energi positif di setiap harinya!"

"Baik, Dok. Saya akan selalu  menciptakan kebahagian yang menghasilkan energi positif itu," celetuk Hyun.

Mereka keluar dari ruangan dokter, ekspresi Luna sama persis seperti saat ia keluar dari ruangan dokter Yura.

"Jadi aku benar-benar hamil?" ucap lirih Luna.

Hyun mendengar itu. "Tentu saja benar," ringisnya.

Perjalanan pulang kali ini agaknya tidak se-sunyi tadi pagi, mereka berdua masih saling bicara mengenai hal yang disampaikan Dokter Yura dan dokter spesialis kandungan itu.

"Luna, persiapkan dirimu untuk nanti malam, ya."

"Aku akan mereka adegan yang sempat kita lakukan malam itu. Ahh... Pasti kau tidak paham."

"Ck... Apa-apaan kau, Hyun!"

⬇️

Haiii... Author balik lagi guys wkwk...
Mianhae yaaaa, update nya super-super telat 🤧

Maaf atas typo dan sejenisnya ✨

Okeee, tanpa basa-basi... Author ucapkan terima kasih kepada semua pembaca Dimming Moon ini.... Semoga kedepannya author Li bisa update tepat waktu yaaaa....

Nitip foto Jeykey boleh? Hehe...

Btw, jangan lupa liat mulmednya yaaaa 💜

Oke deh... Gomawo Army and Buddy 💜💙

Daaaa... See you....

To Be Continued


Continue Reading

You'll Also Like

51.5K 8.1K 50
Rahasia dibalik semuanya
127K 9.2K 57
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
464K 8.6K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
174K 14.8K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...