Lord Slytherin ll Drarry

Av Vyvy_Kim

486K 63.9K 13.2K

(š‡šˆš€š“š”š’!) Dia, yang dikenal dunia sihir sebagai The Boy Who Lived karena berhasil membunuh Pangeran Ke... Mer

...AWAL...
1.Harrison Radcliffe De Midford
2.Diagon Alley
3.Ollivanders
4.Hogwarts Express and Nott
5.Hogwats and Shorting Hat
6.Lord Slytherin & Slytherin Prince
7.Lord Slytherin Ring
8.Penghormatan Slytherin
9.Kelas pertama untuk Mantra
10.Transfigurasi dan Ramuan
11.Seeker baru untuk Slytherin
12. Duo Ravenclaw
13.Menghadap Dumbledore
14.Sumpah dari tujuh laki-laki
15.Slytherin Council
16.Pengaturan Slytherin
17.Quidditch
18.Troll
19.Nicholas Flamel
20.Cerberus
21.Perisai Oclumens Draco
22.Liburan Natal (Yule)
23. Alasan untuk tidak berurusan dengan Midford
24. Tongkat sihir Terkuat
25.Gringotts dan Kebenaran
Q and A
26.Tes Warisan
27. Wujud Asli Azrael (Harrison/Harry)
28.Pelatihan Harrison
29. Selamat Natal (Yule)
30. Kematian Hadrian
30. Malfoy Ball
FANFIC BARU
Curhat Sekilas
32.Makan Malam bersama Malfoys
33.Anagram sebuah nama
34. Anak Dalam Ramalan
35.Ayah..
36. Pernyataan Draco
37.Mati?
38. Tawaran
39.Azure
40.Cerita Fiksi Yang Menipu
Cuap-Cuap..
Cuap-Cuap 2
cuap-cuap 3
41. Membutuhkan Untuk Tetap Dekat
cuap-cuap 4
42.Makan Siang Bersama..

31. I Know It's You

8.9K 1.1K 500
Av Vyvy_Kim


Jangan Lupa Vote dan Comment 😊

.

Harrison dan Daphne saat ini telah berada di balkon Ballroom Malfoy Manor. Keduanya sepakat menjauh dari keramaian pesta sementara untuk membahas beberapa hal terkait penculikan Astoria Greengrass, adik Daphne Greengrass.

Setelah memasang mantra peredam dan penolak mata-mata di sekitar Balkon, Harrison kemudian kembali ke sisi Daphne yang tengah berdiri di balik besi pembatas Balkon dengan kedua mata birunya memandang ke depan, dimana taman bunga indah milik keluarga Malfoy berada. Namun, Harrison jelas tahu jika Daphne tidak tertarik dengan bunga-bunga itu.

"Nah.. Heir Greengrass, bisakah kita mulai?" Tanya Harrison dengan posisi punggungnya yang bersandar pada besi pembatas Balkon dan menatap Daphne yang berdiri di sisi kirinya.

"Tentu" Jawab Daphne dengan anggukan singkat.

"Kita mulai dari awal mula Astoria bisa di culik!" Pinta Harrison kemudian.

Daphne mengangguk mengerti sebelum ia mengambil nafas dalam dan membuangnya perlahan. Lalu, ia pun mulai bercerita.

"Pada saat itu, Ibuku pergi membawa Astoria ke Twilfitt and Tattings di Diagon Alley untuk membeli beberapa pakaian baru, sekaligus memesan gaun pesta Astoria lebih awal untuk ia kenakan saat Malfoy Ball. Begitu ibuku selesai membayar dan berbicara sebentar dengan pegawai toko, ia lalu kembali ke tempat dimana ia meminta Astoria menunggu, yaitu di dekat pintu keluar Toko. Namun, begitu sampai di tempat Astoria harusnya menunggu, Ibu tidak melihat siapapun selain beberapa pegawai toko dan deretan pakaian atau kain." Kata Daphne dengan suara sedikit bergetar ketika ia menjelaskan kronologi hilangnya sang Adik.

"Ibuku lalu bertanya pada salah satu pegawai toko tentang kemana perginya Astoria? Dan pegawai toko menjawab jika Astoria baru saja pergi beberapa saat yang lalu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Pegawai itu juga mengatakan jika ia sempat memanggil Astoria beberapa kali dan bertanya kemana ia akan pergi? Tapi Astoria seperti tidak mendengarkan dan terus berjalan menjauh dari toko dengan punggung tegak yang kaku." Lanjut Daphne sambil menghapus setitik air mata yang menetes dari salah satu mata biru indahnya yang berkaca-kaca.

"Lalu?" Tanya Harrison dengan kening sedikit mengernyit dan mata menyipit curiga. Daphne tidak melihat ekspresi Harrison tersebut lantaran sibuk menghapus air matanya yang mulai menetes sedikit demi sedikit.

"Lalu ibuku keluar dari toko dan mulai mencari Astoria di sekitar. Ibu juga sempat bertanya pada beberapa penjaga toko atau kios dan pejalan kaki di sekitar tempat itu tentang Astoria. Sebagian besar dari mereka mengaku tidak tahu, namun dua diantaranya mengaku jika mereka melihat Astoria. Salah satu mengatakan jika Astoria nampak terus melangkah tanpa memperdulikan apapun di sekitarnya, ia juga mengatakan jika kedua mata Astoria seperti mata orang buta yang melihat tanpa tujuan. Lalu, orang kedua mengatakan jika ia melihat Astoria pergi ke sudut Gang di Diagon Alley dengan langkah kaku seperti robot. Ibuku lalu pergi ke sudut gang yang dikatakan oleh orang kedua, namun ia tidak melihat apapun selain kekosongan. Setelah lama mencari kesana-kemari, ibuku pun memutuskan pulang dan mengatakan hilangnya Astoria pada Ayahku" Kata Daphne yang melanjutkan ceritanya dengan nada suara yang terdengar seperti tengah berusaha menahan isak tangis.

"Imperius" Batin Harrison dengan rahang mengeras.

"Ada lagi, Heir Grengrass?" Tanya Harrison dengan usaha untuk mengendalikan nada suaranya agar terdengar tetap datar. Namun meskipun ada sedikit geraman marah di akhir kalimat Harrison, Daphne nampaknya tidak mendengarkan karena sibuk mengendalikan dirinya sendiri untuk tetap tenang.

"Hanya itu yang aku tahu" Jawab Daphne lirih dan Harrison mengangguk mengerti.

"Baiklah... sampai disini serahkan saja sisanya padaku dan Ayahku! Aku tidak akan memintamu untuk tidak cemas karena aku tahu itu tidak mungkin, mengingat jika adik kesayanganmu tengah di culik. Tapi, aku memintamu untuk tetap tenang dan percaya jika adikmu pasti akan segera di temukan! Aku tidak berjanji akan menemukannya, tapi aku dan Ayahku akan berusaha sekeras mungkin untuk menemukan semua anak yang di culik!" Kata Harrison dengan tegas dan penuh tekat sambil bengkit dari posisi bersandarnya hingga kini ia berdiri tegak penuh wibawa.

"Terimakasih, Heir Midford! Aku sangat berharap kau bisa segera menemukan Adikku dan anak-anak lain." Kata Daphne dengan binar penuh harapan di matanya yang berkaca-kaca.

"Teruslah berdoa, Heir Greengrass!" Balas Harrison dan Daphne mengangguk pelan sambil menghela nafas panjang.

"Baiklah Heir Midford, kupikir sudah saatnya bagiku untuk kembali ke Ballroom. Aku tidak ingin membuat ibuku cemas jika dia tidak bisa menemukanku di antara kerumunan. Dia menjadi agak Paranoid setelah kehilangan Astoria" Kata Daphne kemudian dengan senyuman tipis.

Harrison balas tersenyum tipis dan mengangguk pelan.

"Ya.. Terimakasih atas waktu dan informasinya, Heir Greengrass!" Balas Harrison

"Terimakasih kembali untukmu Heir Midford karena telah mengorbankan banyak waktu untuk mengurus kasus penculikan adikku dan anak-anak penyihir lain!" Kata Daphne tulus

"Suda menjadi kewajibanku" Balas Harrison.

Daphne membalas dengan anggukan dan senyuman tipis lagi. Kemudian gadis itu pun mengangkat gaunnya sedikit dan membungkukkan tubuhnya yang merupakan gestur salam atau sapaan ala Pureblood. Lalu, setelah Harrison balas mengangguk singkat, Daphne pun berbalik dan pergi dari hadapan Harrison. Membiarkan Harrison sendirian dalam kesunyian Balkon yang terbebas dari hiruk pikuk Ballroom karena mantra peredamnya.

"Nah.. Langkah selanjutnya adalah aku harus bertanya pada Father tentang kronologi kasus penculikan Anak-anak lainnya, hanya untuk memastikan lebih jelas apakah benar anak-anak itu berada dalam pengaruh Imperius sebelum mereka di culik" Gumam Harrison dengan pikiran cerdiknya.

"Permisi, Heir Midford... "

Harrison sedikit tersentak dari lamunannya begitu ia mendengar seseorang memanggil namanya.

Mendengar suara yang terasa amat familiar tersebut, Harrison lantas mendongakkan kepala ke depan, dan ia pun mendapati Draco Malfoy tangah berdiri di hadapannya dengan raut wajah datar khas seorang Malfoy.

"Owh.. Selamat malam, Heir Malfoy." Balas Harrison dengan sapaan. Ia menyapa Draco dengan tatapan mata dan ekspresi wajah datar yang begitu sempurna. Meskipun dalam hati ia agak terkejut dengan kedatangan Draco yang tidak ia duga.

"Ada yang bisa kubantu, Heir Malfoy?" Tanya Harrison kemudian.

Draco bisa mengetahui maksud sebenarnya dari kata-kata itu adalah apa yang kau lakukan disini, Heir Malfoy? Dan ada urusan kau menemui atau memanggilku?

"Tidak, Heir Midford... Aku hanya ingin memastikan apa yang Daphne lakukan di Balkon? Sebab aku baru saja melihatnya keluar dari sini. Daphne biasanya akan menghabiskan waktu mengobrol ria dengan Pansy dan Millicent. Jadi, aku penasaran... Apa yang dia lakukan di sini?" Jawab Draco menjelaskan. Ada seringai kecil di wajahnya yang akan membuat banyak hati meleleh karena ketampanannya meskipun pra-remaja itu baru berusia 13 tahun.

"Dan.. Aku sama sekali tidak mengharapkan jika Daphne ternyata disini bersama denganmu. Lebih tepatnya, Berduaan denganmu!" Lanjut Draco, dengan kedua mata biru keperakan yang berkilat penuh arti di akhir kalimatnya.

"Owh.. Dan apakah itu masalahmu, Heir Malfoy? Apa kau cemburu saat aku berduaan dengan Heir Greengrass?" Tanya Harrison dengan kilatan nakal di matanya. Namun Draco tidak mengutarakan balasan untuk kata-katanya itu.

"Jangan salah paham, Heir Malfoy! Aku dan Heir Greengrass hanya mengobrol ringan, dan aku tidak berniat untuk merebut Heir Greengrass darimu." Lanjut Harrison dengan seringai kecil di wajah mempesona tanpa cacatnya.

"Owh.. Sepertinya, justru kau lah yang salah paham disini, Heir Midford" Balas Draco dengan salah satu alis terangkat dan senyuman miring.

"Maksudmu?" Tanya Harrison dengan salah satu alis terangkat bingung.

Draco melunturkan seringainya seketika, lalu si Malfoy sulung itu pun melangkah perlahan menghampiri Harrison yang masih menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Heir Malfoy, jika tidak ada sesuatu yang penting maka aku akan pergi sekarang!" Kata Harrison begitu Draco mendekatinya namun tidak menjawab pertanyaannya.

Harrison menghela nafas, ia merasa jengah karena tidak mendapat tanggapan apapun dari pewaris Malfoy di hadapannya itu.

"Heir Malfoy, aku.. Offhh..















Sreett...












BRUKK..











"HEIR MALFOY, APA YANG KAU LAKUKAN?!!" Bentak Harrison setelah ia sadar dari rasa terkejutnya akibat ulah Draco yang tiba-tiba saja menarik tubuhnya dan membawa tubuh kecilnya itu bersandar ke salah satu pilar Balkon dengan benturan cukup keras pada punggungnya, ditambah lagi Draco saat ini tengah mengukung tubuhnya hingga tidak ada jalan keluar bagi Harrison untuk bebas dari posisi yang canggung dan ambigu ini.

"Berhentilah berpura-pura Hades, aku tahu itu kau!" Kata Draco dengan nada lembut, namun kedua mata biru keperakannya menatap mata merah Harrison dengan binar menuntut.

"Apa yang kau bicarakan?!" Tanya Balik Harrison yang sebelumnya merasa terkejut mendengar kata-kata Draco namun berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang.

"Sekali lagi Hades, berhenti berpura-pura! Aku tahu itu kau! Bahkan jika kau berganti wajah ribuan kalipun, aku akan tetap tahu siapa dirimu!" Balas Draco dengan nada halus yang penuh keyakinan dan menuntut agar Harrison membuka kedoknya.

"Sekarang, Heir Malfoy... Aku khawatir kau salah orang" Kata Harrison dengan wajah datar dan sikap tenang. Sedangkan dalam pikirannya, ia tengah mencari cara agar bisa keluar dari posisi ambigu ini dan pergi dari hadapan Draco.

"Aku yakin 100% jika aku benar!" Balas Draco kekuh.

"Jelas sekali kau salah orang! Namaku Harrison Radcliffe de Midford, bukan Hades atau apalah yang kau sebutkan! Jadi.. Bisakah kau melpaskan aku sekarang? Bukankah posisi ini terlihat tidak senonoh? Aku bisa melaporkanmu atas tindakan pelecehan jika aku mau." Kata Harrison dengan nada mengancam dan kesal, namun Draco malah menyeringai lagi seakan ancaman itu hanya bualan.

"Aku tidak peduli kau ingin mengancamku seperti apa? Yang aku inginkan hanyalah berhenti berpura-pura!" Balas Draco tak peduli dan mata yang berbinar menantang.

"Minggir, Malfoy!" Pinta Harrison dengan nada menuntut.

"Aku tidak menerima perintah darimu, Midford!" Balas Draco mengejek.

"APA SIH YANG KAU INGINKAN?!" Bentak Harrison muak.

"Kau"

"Apa?" Beo Harrison bingung dengan mata yang berkedip beberapa kali.

Draco kembali menyeringai, namun kali ini si sulung Malfoy itu mendekatkan wajahnya pada wajah Harrison hingga jarak wajah mereka hanya beberapa inci saja. Hembusan nafas satu sama lain pun terasa di permukaan wajah masing-masing.

"Kubilang.. " Draco menjeda, sambil mengarahkan wajah dan bibirnya ke telinga kiri Harrison.

"Aku ingin kau!" Lanjut Malfoy dengan bisikan halus tepat di telinga Harrison, dan si pirang itu tidak lupa untuk menyempatkan dirinya memberikan jilatan lembut dan sensual di daun telinga Harrison hingga membuat Harrison membulatkan mata karena terkejut. Baik itu terkejut karena kata-kata Draco, dan juga terkejut karena tindakan si pirang.

"KAU GILA!" Bentak Harrison setelah sadar dari rasa terkejutnya dan dengan reflek mendorong dada Draco hingga si sulung Malfoy itu mundur beberapa langkah dari posisinya yang tengah mengukung Harrison.

Draco bukannya merasa bersalah atas tindakannya, si pirang itu malah terkekeh rendah dengan kilatan agresif di matanya. Kemudian kekehan rendah itu pun semakin terdengar keras dan menggila hingga membuat Harrison sedikit meringis.

Harrison baru saja ingat jika Draco memiliki darah Black yang berasal dari ibunya, Narcissa Black-Malfoy. Dan sepertinya, kegilaan keluarga Black sedikit menurun padanya.

"Kau pikir karena siapa aku gila? Hahaha... Tentu saja karena kau!" Kata Draco yang disertai dengan kekehannya.

"Berhentilah mengoceh hal yang tidak masuk akal Malfoy! Lebih baik kau perbaiki dirimu sebelum kau kembali ke Pesta" Balas Harrison datar, sebelum ia beranjak untuk pergi dari Balkon dan kembali ke pesta.

Namun, sebelum Harrison dapat menjangkau pintu keluar Balkon...












Srett...













Brukk...












Si sulung Malfoy itu kembali memojokkan tubuhnya ke tepi pilar dengan kedua tangan Harrison terangkat ke atas di kedua sisi kepalanya, dan Draco yang kembali mengukungnya sambil mencengkram kedua pergelangan tangannya. Kali ini kukungan Draco bahkan terasa lebih intim.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum kau mengaku jika kau adalah Hades!" Kata Draco dengan nada serius dan wajah yang hanya berada beberapa inci dari wajah Harrison yang nampak memerah.

Harrison entah untuk alasan apa? Ia tiba-tiba saja merasa panas pada tubuhnya, dan merasa tidak berdaya di hadapan Malfoy sulung tersebut. Padahal dalam segi sihir dan kekuatan, Harrison jelas lebih unggul dari Malfoy. Namun, entah kenapa begitu Harrison berada dalam tatapan biru keperakan Draco, Harrison merasa lemah.

"Mungkin, aku harus mengatakan sesuatu agar kau menyerah dan mengaku Hades" Kata Draco kemudian yang membuat Harrison sadar dari lamunannya dan menatap balik mata biru keperakan Draco.

"Aku sejak kecil sensitif terhadap sihir. Hal itu membuatku dapat merasakan sihir jenis apapun atau milik siapapun, dan itu termasuk pula dengan sihirmu! Meskipun kuakui jika sihirmu terasa agak berbeda dengan saat terakhir kali kita bertemu, tapi aku sangat yakin jika sihir yang kurasakan saat ini adalah milikmu Hades! Sihirmu yang terasa gelap, menenangkan, liar, dan membuat candu. Selain itu, sihirmu memiliki aroma Mawar yang lembut, berpadu dengan aroma daun Mint segar dan eucalyptus yang menggoda tiada banding. Jadi, di Manapun kau berada, dan wajah apapun yang kau kenakan, aku tentu saja tidak akan pernah bisa melupakan rasa dan aroma sihirmu" Lanjut Draco menjelaskan, hingga menjadi jelas pula bagi Harrison tentang kenapa Draco tidak tertipu dengan penampilannya saat ini sebagai Harrison.

"Jadi, kau tidak memiliki alasan apapun untuk mengelak lagi Hades! Sihirmu adalah buktinya!" Lanjut Draco lagi dengan nada puas. Dan si pirang itu semakin puas ketika melihat Harrison menghela nafas dengan anggukan pelan.

"Baik.. Kau benar Draco! Aku adalah Hades." Kata Harrison kemudian, ia memilih mengaku karena Draco memang tidak bisa di tipu.

"Sejak awal, aku memang benar!" Balas Draco dengan sangat puas dan kedua mata berbinar penuh kemenangan.

"Baiklah.. Sekarang aku telah mengaku dan kau sudah tahu. Jadi, bisakah kau merahasiakan identitas ku ini untuk sementara waktu dari yang lainnya?" Tanya Harrison kemudian.

"Tentu saja!" Jawab Draco dengan satu kali mengangguk.

"Jadi, yang mana dirimu yang asli? Harry Potter atau Harrison Midford?" Tanya Draco

"Keduanya" Jawab Harrison singkat

"Dan bagaimana itu bisa?" Tanya Draco lagi dengan nada penasaran dan ingin tahu.

"Aku akan menjelaskannya padamu nanti ketika aku siap" Balas Harrison.

Draco, meskipun kecewa karena Harrison tidak segera menjawab perkataannya, ia tetap memberi anggukan setuju. Karena biar bagaimanapun juga ini adalah Hak Harrison sendiri untuk bercerita atau tidak, dan ia tidak mempunyai hak untuk memaksa Harrison agar bercerita padanya. Begitulah cara Slytherin dan Pureblood harusnya bertindak.

"Jadi.. Mm... Bisakah kau minggir sekarang Dray? Aku serius ketika mengatakan jika posisi ini terasa ambigu" Kata Harrison kemudian yang mengingatkan Draco kembali tentang posisi mereka yang memang terasa ambigu.

"Oh.. Kau benar, ini memang ambigu" Balas Draco, namun ia tidak menyingkir dari posisinya.

"Dan dalam posisi ini, aku bisa melihat kecantikan wajahmu lebih jelas" Lanjut Draco yang membuat pipi Harrison memerah kembali dan Draco menyeringai melihatnya.

"Apakah ini Glamour?" Tanya Draco dan Harrison membalas dengan gelengan pelan.

"Ini wajahku yang asli" Jawab Harrison pelan yang membuat Draco terkejut.

"Sungguh?! Ini wajahmu yang asli?!" Tanya Draco memastikan dan Harrison mengangguk pelan.

"Jadi, wajahmu yang sebelumnya adalah Glamour?!" Tanya Draco lagi dan Harrison mengangguk lagi.

"Dan, kemana perginya luka petir di dahimu?!" Tanya Draco lagi, sambil menyingkap helaian rambut dari dahi Harrison dan meraba sisi dahi yang selalu memperlihatkan luka petir itu dengan lembut. Dahi Harrison sekarang terlihat putih dan mulus tanpa ada luka sedikitpun.

"Glamour" Jawab Harrison lagi dan Draco nampak akan menanyakan sesuatu lagi, namun Harrison dengan cepat memotongnya.

"Aku akan menjelaskannya suatu saat nanti! Tidak saat ini!" Kata Harrison, membuat Draco menutup kembali mulutnya dan mengangguk paham. Namun, telapak tangan kiri Draco yang hangat masih bertengger di sisi kanan wajah Harrison dengan ibu jari yang menghelus dahi mulusnya.

"D.. Dray, bisakah kau minggir?" Tanya Harrison lagi, dan entah kenapa Harrison merasa jika ia mulai gugup. Semakin gugup saat ia mengamati wajah tampan Draco dari dekat.

  Draco yang sepertinya menyadari kegugupan Harrison pun kembali menyeringai menggoda.

"Kalau aku tidak mau?" Tanya balik Draco sambil menghelus lembut pipi kanan Harrison dan menatap Harrison dengan kilatan nakal di matanya.

"A.. Apa?" Beo Harrison yang bertambah gugup. Di tambah lagi sentuhan Draco entah bagaimana menghantarkan rasa menggigil pada tubuhnya.

"Aku bilang.. " Draco menjeda, kali ini ia kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Harrison dan Draco dapat melihat lebih jelas rona kemerahan pada kedua pipi pucat Harrison.

"Kalau aku tidak mau menjauh darimu, bagaimana?" Lanjut Draco dengan bisikan lirih yang mengandung godaan iblis tepat di depan wajah Harrison yang gugup. Bahkan tanpa Harrison sadari, pandangan Draco kini teralihkan pada bibir merah imutnya yang menggoda.








*Readers Say : JUST KISS HIM!

ehem.. I Know your Mind 😏










"Kau tahu Harrison?" Kata Draco sambil membelai kembali sisi kanan wajah Harrison dengan belaian lembut yang membuat Harrison semakin gugup.

"Aku selalu kesusahan untuk menahan diri saat aku bersamamu" Lanjut Draco, yang pada kali ini ibu jari tangan kanan Draco beralih untuk membelai bibir menggoda Harrison.

"Kau baru saja berusia 11 tahun, tapi kenapa kau begitu menggoda?" Tanya Draco entah pada siapa, dan tangan kanan Draco kini beralih untuk menghelus sepanjang leher jenjang Harrison.

"Dan aku baru berusia 13 tahun, tapi kenapa perasaan ingin membawamu ke tempat tidur selalu terbayang di benakku?" Lanjut Draco yang membuat kedua bola mata Harrison membola lucu.

"Harrison, kenapa kau begitu mempesona?"

"Kenapa kau begitu menakjubkan?"

"Kenapa kau begitu luar biasa?"

"Kenapa kau begitu kuat?"

"Kenapa kau begitu menggairahkan?"

"Dan.. Kenapa aku merasa seperti lelaki tua cabul saat berada di dekatmu?" Lanjut Draco yang mengoceh dengan nada suara seksi. Terlalu seksi dan menggoda untuk anak laki-laki berusia 13 tahun.

"Harrison?" Panggil Draco

"Ya?" Harrison refleks menjawab hingga membuat Draco tersenyum dan menatap Harrison dengan kedua mata biru keperakan yang berbinar menggoda.

"Bolahkah.. Aku mencimmu?" Tanya Draco, dan ibu jarinya kembali untuk menghelus bibir lembut Harrison.











*Readers Say :YESSS!!











"Bibir ini begitu berdosa karena selalu mengundangku untuk menjamahnya!" Lanjut Draco, masih sambil menghelus bibir Harrison dengan ibu jarinya dan semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Harrison.

"Harrison bolehkah?" Tanya Draco lagi yang lebih terdengar seperti bisikan.



















































"Ya.. " Jawab Harrison pelan namun sangat jelas bagi Draco.

Draco tersenyum lembut.

"Terimakasih.. " Bisik Draco, sebelum kedua bibir Pra-remaja itu menyatu dalam ciuman pertama yang lembut dan hangat tanpa ada nafsu di dalamnya.
















To Be Continued...

Gue merasa berdosa banget ngetik adegan cipokan anak 11 sama 13 tahun 🤪

Tutorial Cara Mengubah Ff Bahasa Inggris Ke Ff Bahasa Indonesia:

1. Cari dulu di Google, nama ff atau kategori ff yang mau kalian baca?

Contoh:


(Aku biasanya baca di Ao3 karena ada banyak sekali pilihan!)
Garis miring (/) pada Ao3 menandakan hubungan.
Jadi, kalau mau mencari ff di Ao3 yang Drarry kalian tinggal ketik:

Draco Malfoy/Harry Potter

Ada juga pairing lain seperti:

Tom Riddle/Harry Potter
Regulus Black/Harry Potter
Abraxas Malfoy/Harry Potter
Cedric Diggory/Harry Potter

Dll..

Kalian juga bisa nyari

Harry Potter Master of Death ao3
Harry Potter Wrong Boy who Lived ao3
Slytherin Harry Potter ao3
Dark Harry Potter ao3

Dll..

2. Setelah dapat hasil dari pencarian, kalian jangan klik Judulnya!
Tapi Klik kata "Terjemahkan halaman ini"


(Ao3)


Ff Net

3.Setelah klik terjemahkan halaman ini, semua halaman atau bagian dari apa yang kalian Klik akan langsung jadi bahasa indonesia!

Contoh:

Ao3 versi yang di indonesiakan  (Ada 42887 ff Drarry disana, puas deh!)

Ff Net versi di indonesiakan

Sudah deh! Gampang kan? (Aku secara gak sengaja nemu cara begini atau dengan kata lain, aku iseng mencet terjemahkan halaman ini. Kupikir gak benar² di terjamahkan awalnya tapi ternyata emang di terjemahkan 🤣) Kalian  juga bisa membahasa indonesiakan Wattpad inggris loh, dengan ketik judul Wattpad inggris di Google lalu klik "Terjemahkan halaman ini" lagi 😊

Memang pertama-tama kalian akan sedikit aneh baca ff inggris yang telah di indonesiakan, tapi lama-lama akan terbiasa kok.

Aku juga kalau males baca versi inggris (males mengartikan sendiri) aku pake cara ini 🙃

Sekarang baca ff inggris versi indonesia tuh udah kayak baca Ff bahasa indonesia sendiri 😁

Dan.. Mungkin ada beberapa kata juga yang tidak sesuai sama arti, tapi setelahnya oke² aja.

Okey.. Udah ya!

Semoga bermanfaat!

Aku mau baca Ao3 lagi 😊

Besok aku mau promosikan Ff b.inggris juga, siapa tahu sesuai selera hehe..

Fortsett Ć„ les

You'll Also Like

260K 29.2K 33
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. Ā° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
142K 9.4K 41
KIM TAEHYUNG narenda, yaitu mafia yg terkenal dengn kekejamannya JEON KOOKIE liviendra, yaitu seorang namja cantik yg ditinggal mati kedua orang tua...
70K 6.4K 74
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
114K 16K 82
Di suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelind...