Hello, Mas Dosen! (TERBIT)

By Sweeticha

12.5M 918K 94.3K

(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ "Jika laki-laki itu bisa mengancam akan mengeluarkan Queenzie da... More

BLURB
Prolog
1. First Impression
2. Perkenalan
3. Kedua Kalinya
4. Mabuk
5. Iblis Cantik
6. Dosen Pengganti
7. Peraturan Dosen Pencabut Nyawa (Dihapus)
8. Bantuan
9. Dhaffi Dan Kinar
10. Mogok
11. Gak Suka Diduain!
12. Merajuk
13. Makan Siang Yang Gagal
14. Unfashionable (Dihapus)
15. Minuman Untuk Queenzie
16. Calon Mama Mertua
17. Akting Iblis Cantik
18. Jangan Ramah! (Dihapus)
19. Makan Siang Bareng
20. Nonton Film
21. Pilihan Yang Paling Benar
22. Penolakan Kedua
23. Godaan Iblis Cantik
24. Hujan
25. Sakit
26. Sakit II
27. Lega
28. Ulang Tahun
29. Couple?
30. Menyesal
31. Tidak Tahan
32. Ungkapan Rasa (Dihapus)
33. Pertanyaan Dhaffi
34. Bersiaplah!
35. Hadist Untuk Menyadarkan Dhaffi
36. Kopi
37. Si Penggoda (Dihapus)
38. Tercyduck
39. Gara-gara Dhaffi!
40. Pertunangan (Dihapus)
41. Suara Hati Kinar
42. Tips Mengusir Kebosanan Ala Queenzie (Dihapus)
43. Kesiangan
44. A Queen & Two Kings
45. Hasutan Kinar (Dihapus)
47. Tragedi Toilet
48. Sleeping Beauty
PO Play With Players
DISKON 35 RIBUAN!!!

46. Canggung

144K 16.8K 1.3K
By Sweeticha

Clara menatap jengah pada dua orang di depannya. Ini sudah hampir setengah jam dan mereka masih saja diam tanpa berniat membuat obrolan. Mungkin ini akan menjadi waktu canggung terlama mereka. Sebelumnya kejadian ini tidak pernah terjadi. Kedua orang itu pasti menciptakan obrolan seru dan candaan-candaan lucu.

C’mon, guys! Lo berdua habis ini ada pemotretan. Lupain masalah kalian dulu. Bersikap biasa aja kayak sebelumnya biar chemistry-nya dapet. Pemotretannya bisa selesai malam kalau kalian canggung kayak gini.” Clara sudah pusing memikirkan cara agar Queenzie dan Calvin bisa kembali akur seperti sebelumnya.

“Calvin tuh yang dari tadi diem aja.” Wajah Queenzie tertekuk karena sedari tadi Calvin mengabaikannya.

“Kenapa jadi gue? Lo berdua kalau mau ngobrol, ngobrol aja! Gue lagi sibuk,” protes Calvin tanpa menatap Queenzie maupun Clara. Dia sibuk bermain game di ponselnya.

“Vin, jangan gini dong!” rengek Queenzie putus asa. Dia sangat benci dengan keadaan yang terjadi. Perubahan Calvin membuatnya sedih sekaligus merasa bersalah.

“Apa sih, Zie? Gue lagi main game, jangan ngajak ngobrol nanti konsentrasi gue pecah!” Calvin memberikan peringatan tegas. Sejujurnya dia bermain game untuk menghindari obrolan dengan Queenzie dan membunuh rasa canggung yang sedang terjadi.

Bibir Queenzie cemberut. Kesal dengan respon yang Calvin berikan. Matanya melirik Clara, bertanya apa yang harus dia lakukan sekarang.

Clara mengangkat bahunya karena dia juga bingung. Baru pertama kalinya dalam sejarah pertemanan mereka Calvin marah seperti ini.

“Oke, terserah lo berdua mau diem-dieman atau gimana yang penting nanti lo berdua harus profesional pas di depan kamera,” putus Clara setelah capek berpikir.

Queenzie menatapnya tidak suka. Bukannya membantu Queenzie berbaikan dengan Calvin, Clara malah menyerah begitu saja.

Clara mengedikkan bahunya lalu beranjak dari sofa. Dia keluar memberikan ruang untuk Queenzie dan Calvin mengobrol berdua. Dia berharap kedua orang itu mau bicara setelah dirinya keluar.

Melihat tubuh Clara sudah hilang dibalik pintu, Queenzie langsung mendekati Calvin. Dia mengambil duduk tepat di samping Calvin.

Calvin meliriknya tidak suka lalu kembali menatap layar ponselnya. Dia sedikit menggeser tubuhnya agar tidak terlalu menempel dengan Queenzie. Ya, Queenzie memang menempelkan lengannya dengan lengan Calvin. Kepala cewek itu melongok untuk bisa melihat permainan Calvin.

“Jangan gini, Zie!”

“Kenapa? Gue pengen kayak dulu lagi sama lo. Please jangan abaikan gue kayak gini, Vin! Gue ngerasa kehilangan sahabat gue yang dulu.”

“Semuanya udah berbeda, Zie. Lo udah jadi punya orang. Interaksi kita gak bisa sedekat dulu karena itu juga gak baik. Apalagi lo mau nikah. Biarin gue ngejauh bentar! Gue cuma mau nyembuhin hati gue dulu sebelum gue kembali kumpul sama kalian kayak sebelum-sebelumnya.”

Calvin masih enggan menatap Queenzie. Dia mengucapkannya dengan masih memainkan game. Sebenarnya dia sangat menghindari menatap mata Queenzie karena dia akan menjadi lemah saat menatap mata cantik itu. Perasaan yang mati-matian dia kubur akan kembali tumbuh jika dia memaksakan menatap mata Queenzie yang selalu berhasil membuat laki-laki kagum akan keindahannya.

Queenzie terdiam. Perasaan bersalahnya semakin besar. Dia menunduk. Tanpa bisa dicegah otaknya sudah memutar kebersamaannya dengan Calvin dulu. Saat-saat dimana mereka sudah menjadi mantan, tapi tetap dekat dengan embel-embel sahabat. Saling menyayangi dan memberi perhatian tanpa berniat ingin memiliki satu sama lain. Dan kepercayaan keduanya akan takdir mereka yang berakhir bersama.

Kepercayaan itu yang membuat Calvin membiarkan Queenzie menjalin hubungan dengan laki-laki lain karena dia yakin Queenzie akan kembali padanya. Begitupun Queenzie, dia sebelumnya tidak terlalu getol mencari calon suami karena saat menginjak target usianya untuk menikah dan dia belum mendapatkan calon suami, dia akan memilih Calvin yang selalu siap menjadi suaminya. Pikiran mereka memang sesimple itu. Semuanya berjalan lancar sebelum kedatangan Khadhaffi Askaraja.

Sorry,” ucap Queenzie lirih. Matanya sudah berkaca-kaca. Dia bisa merasakan sakit yang Calvin rasakan hanya dengan melihat wajah sendu cowok itu.

It’s okay. Gue cuma hamba yang gak bisa maksain takdir Tuhan.”

Rasa sedih Queenzie berubah menjadi kesal saat pintu tiba-tiba terbuka menampilkan Clara dan... Dhaffi? Untuk apa laki-laki itu kesini? Bukankah dia sedang ada pekerjaan?

Calvin mendongak sekilas. Helaan nafas keluar dari mulutnya saat melihat Dhaffi memasuki ruangan. Dia segera beranjak dengan membawa tasnya.

“Lo mau kemana? Bentar lagi kita pemotretan.”

“Gue pindah ke ruangan lain aja,” jawab Calvin lalu pergi.

Queenzie rasanya ingin menjerit. Masalahnya dan Calvin belum selesai, tapi Clara sudah kembali memasuki ruangan, dengan Dhaffi pula. Entah dimana Clara menemukan laki-laki itu.

“Gue benerin make up lo dulu.” Clara duduk di depan Queenzie. Dia mulai melakukan touch up make up di wajah Queenzie.

Clara menyapukan brush bedak di wajah Queenzie, sedangkan Queenzie memperhatikan Dhaffi yang hanya diam saja dengan menatapnya tajam. Sepertinya ada sesuatu yang telah mengusiknya.

“Kenapa kamu kesini? Bukannya kamu lagi ada pekerjaan?” tanya Queenzie dengan melirik Dhaffi yang sudah duduk di sofa.

“Kamu tidak suka saya kesini?” tanya Dhaffi balik. Pertanyaannya terdengar sinis membuat Queenzie mendengus.

“Bukannya gitu, Mas. Kamu kan ada pekerjaan, kok malah mau lihat aku pemotretan?” Queenzie mencoba sabar. Dia harus berterima kasih pada Dhaffi karena Dhaffi berhasil menjadikannya manusia sabar.

“Pekerjaan saya sudah selesai,” jawab Dhaffi berbohong. Nyatanya pekerjaannya masih banyak, tapi dia tinggalkan begitu saja hanya untuk melihat Queenzie pemotretan. Dia tidak tenang saat Queenzie bilang kalau perempuan itu akan pemotretan dengan mantannya. Otaknya tidak bisa dipakai memikirkan pekerjaan karena bayangan-bayangan Queenzie dan Calvin yang sedang berpose mesra terus berputar di kepalanya.

Queenzie manggut-manggut percaya.

Selesai touch up make up, Clara mengajak Queenzie langsung ke tempat pemotretan. Kali ini Queenzie dan Calvin pemotretan untuk sampul majalah remaja.

Queenzie dan Calvin mulai berpose di depan kamera. Di belakang para kru, Dhaffi sedang bersedekap dada dengan menatap mereka tajam.

Seperti perkiraan Clara, pose Queenzie dan Calvin kali ini terlihat kaku. Beberapa kali fotografer menegur mereka karena tidak biasanya pose mereka mengecewakan. Itu semua karena keduanya merasa tidak nyaman berpose mesra dengan ditatap tajam oleh Dhaffi. Untuk merangkul bahu Queenzie pun Calvin merasa canggung.

Chemistry-nya kurang dapet. Ulang-ulang!” perintah sang fotografer.

Queenzie dan Calvin berpose seperti sebelumnya mengikuti instruksi sang fotografer.

Beberapa kali jepretan hasilnya tetap tidak memuaskan membuat sang fotografer menjadi kesal.

“Lo berdua kenapa, sih? Pose kayak orang pacaran aja susah banget. Lo berdua pernah pacaran kan?”

Queenzie mengangguk kaku.

“Ya udah, bayangin aja lo berdua lagi pacaran sekarang. Keluarin aura kasmarannya. Senyumnya juga yang natural, jangan dibuat-buat!”

Karena ingin pemotretannya cepat selesai, Queenzie dan Calvin berusaha santai dan melupakan masalah mereka untuk sejenak. Mereka berdua mencoba tidak terpengaruh oleh tatapan tajam Dhaffi.

Dhaffi memang benar-benar menyebalkan. Keberadaannya berhasil membuat Calvin dan Queenzie merasa canggung.

Pemotretan berlangsung lebih lama dari perkiraannya. Tentu saja itu karena pose Queenzie dan Calvin yang tidak memuaskan sampai sang fotografer harus meminta mereka berpose ulang untuk dipotret.

Queenzie keluar studio dengan menggandeng tangan Dhaffi. Laki-laki itu terlihat kesal saat menyaksikan calon istrinya disentuh laki-laki lain dan sekarang Queenzie berusaha meredam kekesalannya.

“Jangan marah dong, Mas! Aku cuma bersikap profesional aja. Lagian posenya tadi juga gak terlalu mesra,” bujuk Queenzie saat mereka sudah duduk di dalam mobil.

“Tetap saja saya tidak suka. Laki-laki itu menyentuh wajah kamu, bahu kamu, pinggang kamu, tapi kamu malah tersenyum saja.” Dhaffi menatap Queenzie kesal.

“Kan posenya emang disuruh senyum, Mas. Gimana sih?” Queenzie ikut kesal. Sifat posesif Dhaffi kadang keterlaluan.

“Tinggal berapa pemotretan lagi kamu dipasangkan sama dia?”

“Udah selesai. Tadi yang terakhir.”

“Syukurlah. Lain kali jangan mau dipasangkan dengan dia lagi! Lebih baik kamu pemotretan sendiri atau dengan saya.”

Queenzie melongo menatap Dhaffi tidak percaya. Dhaffi mau menjadi model? Foto profil WA-nya saja kaku seperti foto KTP. Tubuhnya memang bagus dan cocok menjadi model, tapi kalau tidak bisa berpose sama saja.

💄💋💄💋

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 15.2K 2
Bian ketergantungan dengan sosok Kara, gadis itu pemilik dunianya. Saat Bian makin terikat dengan gadis itu, Kara malah mulai mencoba pergi. Dan Bi...
202K 28.1K 16
❝ Passwordnya apa ya?❞ ❝ Ha??❞ βž– [COMPLETED] ▢️ 13 Maret 2k17 ⏹ 1 Juni 2k17? ♣️highest rank #231 on short story Β©chikcolate
590K 39.4K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
10.5M 1.1M 76
𝐏𝐀𝐑𝐓 πŒπ€π’πˆπ‡ π‹π„ππ†πŠπ€π! Squel dari cerita : RENAVEL πŸš«πŠπ€π‹π€π” πŒπ€π” 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 π‰π€πƒπˆ ππ‹π€π†πˆπ€π“πŸš« Cerita solf pr...