Hello, Mas Dosen! (TERBIT)

By Sweeticha

12.5M 918K 94.3K

(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ "Jika laki-laki itu bisa mengancam akan mengeluarkan Queenzie da... More

BLURB
Prolog
1. First Impression
2. Perkenalan
3. Kedua Kalinya
4. Mabuk
5. Iblis Cantik
6. Dosen Pengganti
7. Peraturan Dosen Pencabut Nyawa (Dihapus)
8. Bantuan
9. Dhaffi Dan Kinar
10. Mogok
11. Gak Suka Diduain!
12. Merajuk
13. Makan Siang Yang Gagal
14. Unfashionable (Dihapus)
15. Minuman Untuk Queenzie
16. Calon Mama Mertua
17. Akting Iblis Cantik
18. Jangan Ramah! (Dihapus)
19. Makan Siang Bareng
20. Nonton Film
21. Pilihan Yang Paling Benar
22. Penolakan Kedua
23. Godaan Iblis Cantik
24. Hujan
25. Sakit
26. Sakit II
27. Lega
28. Ulang Tahun
29. Couple?
30. Menyesal
31. Tidak Tahan
32. Ungkapan Rasa (Dihapus)
33. Pertanyaan Dhaffi
34. Bersiaplah!
35. Hadist Untuk Menyadarkan Dhaffi
36. Kopi
37. Si Penggoda (Dihapus)
39. Gara-gara Dhaffi!
40. Pertunangan (Dihapus)
41. Suara Hati Kinar
42. Tips Mengusir Kebosanan Ala Queenzie (Dihapus)
43. Kesiangan
44. A Queen & Two Kings
45. Hasutan Kinar (Dihapus)
46. Canggung
47. Tragedi Toilet
48. Sleeping Beauty
PO Play With Players
DISKON 35 RIBUAN!!!

38. Tercyduck

165K 18.5K 2.1K
By Sweeticha

Queenzie berjalan santai dengan kepala menunduk. Dia sedang membalas pesan Stella dan mengabari sahabatnya itu kalau dia sudah sampai di kampus.

Sesekali Queenzie mendongak dan tersenyum saat ada yang menyapanya. Karena tidak melihat depan, Queenzie tidak menyadari jika ada seseorang yang berdiri di depannya sampai membuatnya menabrak orang itu.

"Aduh!" Queenzie meringis dengan mengusap dahinya yang sakit setelah menabrak sesuatu yang keras.

Queenzie mendongak dengan tatapan kesal. Bersiap menumpahkan sumpah serapah andai tidak melihat siapa pelakunya.

Nyali Queenzie seketika ciut. Di depannya sekarang ada Dhaffi yang berdiri menjulang dengan tatapan tajamnya sampai membuat Queenzie bergidik ngeri.

Queenzie menelan air liurnya susah payah. Tatapan tajam Dhaffi membuatnya mengingat-ingat dosa apa saja yang sudah dia perbuat sepagi ini. Queenzie selalu merasa seperti Raisa setiap berhadapan dengan Dhaffi. Serba salah.

"Kenapa kamu berdiri disitu, Mas? Cosplay jadi tembok?" tanya Queenzie pura-pura santai padahal dia sedang ketakutan. Tatapan Dhaffi berhasil mengintimidasinya.

"Tidak lucu, Queenzie!" ucap Dhaffi dingin.

"Aku emang selebgram, Mas, bukan komedian. Wajar kalau aku gak lucu," balas Queenzie.

Melihat banyak mahasiswa yang mulai memperhatikan mereka, Dhaffi dengan cepat menarik tangan Queenzie menuju ruangannya tanpa peduli tatapan bertanya dari mahasiswanya.

"Pelan-pelan jalannya, Mas!" Queenzie berusaha mengimbangi langkah lebar Dhaffi. Kakinya yang memakai high heels membuatnya sedikit kesusahan menyusul Dhaffi.

Dhaffi tidak berniat membalas ucapan Queenzie atau menuruti Queenzie yang memintanya memelankan langkah. Dia tetap berjalan dengan langkah lebar dan cepat. Tatapan tajam dan wajah dinginnya membuat mahasiswa di koridor tidak berani memperhatikannya.

Dhaffi memasukkan Queenzie ke dalam ruangannya dengan sedikit kasar lalu menutup pintunya dengan cepat.

Queenzie menatap Dhaffi tidak mengerti. Kenapa Dhaffi bisa bersikap seperti ini padahal laki-laki itu tadi masih mengiriminya pesan manis yang memintanya cepat berangkat agar tidak terlambat.

"Kamu kenapa sih, Mas? Kenapa narik-narik aku kayak gitu? Aku ada salah sama kamu?" tanya Queenzie beruntun. Rasa kesalnya mengalahkan rasa takutnya yang sempat melingkupi dirinya saat Dhaffi menatapnya dengan tatapan intimidasi.

"Kamu masih tidak menyadari kesalahan kamu? Lihat pakaian yang kamu pakai! Saya sudah mengingatkan kamu berkali-kali kalau saya tidak suka melihat kamu berpakaian seperti itu. Rok pendek dan kemeja dengan dua kancing terbuka, kamu sebenarnya ingin ke kampus atau ke bar?" Dhaffi menatap sinis.

Queenzie berusaha menahan emosinya agar tidak ikut tersulut. Ini yang tidak dia suka dari Dhaffi. Dhaffi terlalu mengatur cara berpakaiannya. Selalu memprotes apapun yang Queenzie pakai. Awalnya Queenzie pikir sifat posesif Dhaffi terlihat menggemaskan, tapi semakin kesini malah semakin menyebalkan membuat Queenzie merasa tidak nyaman.

"Aku pakai baju kayak gini atas keinginanku sendiri. Kamu ingat kan aku pernah bilang kalau aku akan melakukan apapun yang aku inginkan tanpa peduli dengan reaksi orang lain? Selama ini gak ada yang ngelarang aku berpakaian kayak gini termasuk orang tuaku. Jadi aku mohon sama kamu, please berhenti ngatur cara berpakaianku!"

"Saya hanya mengingatkan kamu karena kamu sebentar lagi akan menjadi tanggung jawab saya."

"Lupain itu! Aku pikir kita emang gak cocok. Bener kata Kenzo, kamu terlalu bener buat aku." Mata Queenzie mulai berkaca-kaca. Rasanya sakit mengatakan itu, tapi dia tidak tahan dengan sikap posesif Dhaffi.

"Queenzie! Kamu ini ngomong apa!" bentak Dhaffi sedikit keras. Rahangnya mengeras dengan tangan mengepal dan tatapan tajam. Dia tidak suka mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Queenzie.

Queenzie mengalihkan pandangan. Berusaha tidak terintimidasi.

"Aku mau ke kelas," ucap Queenzie tanpa berani menatap Dhaffi. Dia ingin segera keluar dari ruangan Dhaffi yang tiba-tiba saja terasa lebih seperti tempat eksekusi.

"Tidak sebelum kamu mengancingkan kemeja kamu sampai atas." Dhaffi bersedekap dada dengan menatap Queenzie tajam.

Queenzie memberanikan diri untuk membalas tatapan tajam Dhaffi. Dia tidak terima diperlakukan seperti ini oleh Dhaffi.

"Aku gak akan ngancingin kemejaku," balas Queenzie dengan melempar tatapan permusuhan.

"Queenzie!" geram Dhaffi karena Queenzie tidak mau menurut.

"Berhenti ngurusin cara berpakaianku, Mas! Kamu itu dosen, bukan penata busana! Tolong bersikap sewajarnya!"

Ucapan Queenzie membuat kemarahan Dhaffi semakin tidak terbendung. Dia mendorong tubuh Queenzie ke dinding. Kedua tangannya mengurung tubuh Queenzie agar Queenzie tidak bisa melarikan diri.

Queenzie meringis saat punggungnya menabrak dinding. Dia ketakutan sekarang, tapi dia berusaha tetap terlihat berani. Dhaffi di depannya sekarang memang sangat cocok dijuluki dosen pencabut nyawa. Aura intimidasinya terasa sangat kental.

"Kancingkan Queenzie!" perintah Dhaffi dengan suara pelan namun tegas. Wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Queenzie.

Queenzie tersenyum miring. "Kenapa gak kamu kancingin sendiri aja?" balasnya melawan.

Dhaffi ikut tersenyum miring. "Kamu menantang saya? Baiklah! Saya menerima tantangan kamu."

Queenzie melotot mendengar balasan Dhaffi. Dia tidak menyangka Dhaffi akan seberani ini.

Sedetik kemudian tubuhnya membeku saat tangan Dhaffi sudah berada di bajunya bersiap mengaitkan kancingnya.

"Brak!"

Queenzie dan Dhaffi reflek menoleh dengan tatapan terkejut. Di depan mereka, Izzah juga tidak kalah terkejut melihat pemandangan di depannya. Matanya sampai melebar menatap Dhaffi dan Queenzie bergantian.

"Astagfirullah hal adzim! Dhaffi, Queenzie, apa yang kalian lakukan?" teriak Izzah membuat Dhaffi langsung melepaskan tangannya dari kancing kemeja Queenzie. Dia menggaruk tengkuknya salah tingkah. Sedangkan, Queenzie langsung mengancingkan kemejanya dengan cepat.

Queenzie rasanya panas dingin sekarang. Dia masih terkejut sampai tidak bisa melakukan apapun selain berdiri tegak dengan mata melotot dan mulut terbuka.

"Ma... Ini--" Dhaffi berusaha menjelaskan.

"Kalian sudah sejauh ini?" sela Izzah.

Queenzie menggeleng tanpa mengeluarkan suara.

"Queenzie, seharusnya kamu bilang ke Tante kalau kamu dan Dhaffi punya hubungan! Pantas saja anak itu tidak pernah mau dikenalkan dengan anaknya teman Tante." Izzah menatap Queenzie lembut.

Lagi-lagi hanya gelengan kepala yang bisa Queenzie berikan. Entah kenapa mulutnya yang cerewet tiba-tiba saja tidak bisa dipakai berbicara.

"Karena kalian sudah sejauh ini, Mama ingin kalian menikah dalam waktu dekat. Mama tidak mau kalian melakukan hal lebih sebelum menikah," ucap Izzah tegas dengan menatap Dhaffi dan Queenzie bergantian.

Queenzie melotot tidak setuju, sedangkan Dhaffi malah berdiri santai. Keinginannya untuk menjelaskan yang sebenarnya pada mamanya tiba-tiba saja hilang.

"T-tante sebenarnya ini--" Queenzie memaksakan mulutnya untuk berbicara karena ini sudah menyangkut masa depannya.

"Kamu tunggu saja, Queenzie! Keluarga Tante akan segera datang ke rumah kamu untuk melamar kamu. Tante tidak ingin Dhaffi mengambil kesempatan pada kamu di saat kalian belum terikat apa-apa. Nanti kamu yang akan dirugikan, Sayang," sela Izzah lagi.

Queenzie melongo dengan mata mengerjap-ngerjap. Dia berharap ini hanya mimpi.

"Mama pergi dulu. Mama akan bicarakan hal ini dengan papa kamu dan orang tua Queenzie," ucap Izzah pada Dhaffi lalu pergi.

"T-tante tunggu!" Queenzie berusaha memanggil Izzah, tapi Izzah tidak mau menghentikan langkahnya.

Queenzie menunduk lesuh. Dia takut masa tenggang hidupnya habis di tangan Alvis dan Abel karena kesalahpahaman ini. Kalau mereka membuang Queenzie ke desa Om Fikry bagaimana? Queenzie pasti disuruh bertani dan beternak sapi disana.

"Argh! Ini semua gara-gara Dhaffi!" erang Queenzie dalam hati.

Tanpa mereka berdua ketahui, Izzah sedang bersorak bahagia. Dia berjalan menuju mobilnya dengan senyum yang tidak pernah luntur. Sebenarnya dia ke kampus Dhaffi hanya ingin memberikan makan siang untuk anaknya, tapi kejadian yang dia lihat malah membuatnya melupakan niatnya. Rantang berisi makanan yang sebenarnya dia bawa untuk Dhaffi pun tanpa sadar dia bawa pulang kembali.

Izzah tadi pura-pura marah agar dia cepat dapat menantu. Dia tahu kalau yang terjadi hanyalah kesalahpahaman saja karena dia sangat tahu betul bagaimana anaknya. Dhaffi sangat menjaga perempuan. Dia tidak mungkin berani berbuat macam-macam pada Queenzie.

"Yes! Dapat mantu... Dapat mantu..."

Izzah sedikit menggoyangkan badannya saat melewati koridor yang sepi.

💄💋💄💋

Continue Reading

You'll Also Like

20.2K 771 50
Sudah melupakannya? Aku rasa setelah tiga tahun nggak bertemu dengannya, aku yakin sudah melupakannya. Tapi terkadang bayangan masa lalu selalu meng...
271K 13.2K 48
Apa yang kalian rasakan jika kalian memiliki tunangan tampan dan kaya raya? Pasti jawabannya itu adalah anugerah. Kebanyakan orang pasti akan senang...
592K 39.4K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
1.4K 325 40
Sebelum baca jangan lupa follow. Kan follow ngk bayar gratis doang jadi apa salahnya follow dulu kan? Oke cerita ini menceritakan tentang Gadis cant...