MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on...

By kepojanganberlebihan

4.3M 359K 103K

Rank #1 Comeback/450 stories #2 Nakal/1.52k stories Cerita ini melanjutkan kisah RaniAldo. Rania Pratista Kai... More

MHIME 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
ini part dipost ulang✨
39
40
41
42
BACA CERITANYA!
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
cekkkk!
57
58
Vote Cover MHIME 1!
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

30

66K 5.7K 956
By kepojanganberlebihan


Rabu, 04.30 wib.
Aldo mulai membuka matanya, terlihat Rania masih tertidur dengan nyenyak sembari memeluk Aldo dan menempelkan wajahnya di dada Aldo.

Aldo kemudian mengambil handphone nya, ia kemudian menatap layar handphone nya yang menunjukkan jam empat subuh.

Aldo kembali meletakkan handphone nya di atas meja, tangannya beralih menggoyangkan bahu Rania dengan pelan. "Ran," ucapnya dengan pelan.

"Engh.." Rania menggeliat.

"Bangun, sholat dulu."

Rania tak menggubris ucapan Aldo, ia semakin nyenyak dalam tidurnya.

"Rania," panggil Aldo dengan suara serak khas bangun tidur.

"Tumben lu sholat, Bel." Rania kembali melanjutkan tidurnya.

Aldo mengerutkan dahinya. "Lo tidur meluk Bella, Ran?"

Rania kembali tak menggubris ucapan Aldo.

"Rania," panggil Aldo lagi.

Rania kemudian melepaskan pelukannya dan duduk di atas kasur. "Ish," gumamnya sembari mengumpulkan nyawa.

Aldo ikut duduk, ia kemudian menatap Rania sembari menunggu Rania sadar sepenuhnya.

Rania kemudian menoleh ke arah Aldo. "Lo-" mata Rania seketika terbelalak.

"Aldo?!"

"Jadi lo kalo tidur sama Bella pelukan sambil ciuman?" Aldo menyipitkan matanya.

Rania mengerutkan dahinya. "Sembarangan lo! Gue ga ada- bentar.. maksud lo?!"

"Trus, kenapa pas lo nyium gue ngiranya itu Bella? Gue curiga," ucap Aldo.

"What?! Kapan.. gue nyium lo?"

"Jadi lo ga sadar udah nodain bibir gue?"

Rania mengerjapkan matanya, ia kemudian memukul dada Aldo dengan kesal.

"Akh," gumam Aldo sembari terkekeh.

"Jijik, bego!"

Aldo kemudian menghela nafasnya. "Udah bangun, sholat subuh."

Rania menatap sekeliling kamar. "By the way.. Bella mana? Jangan bilang di kolong kasur," Rania langsung mengintip bagian bawah kasur.

Aldo lengan Rania, membuat Rania kembali duduk tegak.

"Yakali Bella tidur dikolong kasur," Aldo menggelengkan kepalanya.

"Ya terus dimana?"

"Dia pindah kamar," ucap Aldo.

Rania mengerutkan dahinya. "Kok pindah?"

"Kalo ga pindah, gimana? Mau tidur bertiga bareng kita?"

"Ya.. lagian elu sih, malah dateng padahal ga di undang. Kek jelangkung aja," protes Rania.

"Gue lagi," Aldo mengangguk-anggukan kepalanya.

Rania memutar kedua bola matanya dengan malas. "Yaudah, ayo pulang."

"Ga sholat dulu?"

"Dirumah aja," Rania kemudian turun dari kasur dan kembali memakai jaket.

Aldo menuruti perkataan Rania, mereka kemudian bersiap-siap untuk pulang.

Sekolah, 09.55 wib.
Rania sudah selesai menyantap jajanannya, tapi Aldo masih tak terlihat.

Rania menghela nafasnya, tidak biasanya Aldo tidak ikut istirahat.

Rania menatap jam di handphone nya, lima menit lagi bel masuk berbunyi.

"Aldo kemana sih," gumam Rania sembari mendengus kesal.

Rania kemudian kembali mencoba mengirim pesan kepada Aldo.

Aldo
Last seen at 07.30 wib.

Aldo!!✓
Lo dimana?!!✓
Bentar lagi masuk bego, lo ga makan?✓

Rania menunggu balasan dari Aldo, tapi nihil. Tak ada satu pesan pun masuk dari Aldo.

TET.. TET.. TET..

Bel masuk sudah berbunyi, Rania kemudian mengabaikan kekhawatirannya pada Aldo dan bergegas kembali ke kelas.

-Kelas

"Karna hari ini Pak Naryo tidak bisa hadir, beliau memberi kalian tugas buat menyelesaikan sepuluh soal di halaman tujuh puluh, bab tiga. Paham?"

"Paham buk," jawab seisi kelas.

"Ya sudah selamat mengerjakan. Ibu keluar dulu, jangan berisik."

"Baik, buk."

Bu Mika kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan kelas Rania.

Rania kemudian membuka buku paketnya, mencermati soalnya sembari meletakkan kepalanya di atas meja. Sedikit mengantuk.

Tak lama seorang siswa dari kelas lain mengetuk pintu kelas mereka.

Tok Tok Tok

"Permisi," siswa tersebut menatap ke dalam kelas.

Semua mata tertuju ke arah siswa tersebut.

"Ngapain lu," teriak Devan dari mejanya.

"Rania ada?"

Rania mengerutkan dahinya, teman-teman sekelasnya beralih menatap dirinya.

"Kenapa?"

Siswa tadi melambaikan tangannya, menyuruh Rania untuk mendekatinya.

"Langsung ngomong aja," teriak Rania dari mejanya.

"Eh, jangan teriak-teriak dong."

Rania memutar kedua bola matanya dengan malas saat mendengar perkataan salah satu teman sekelasnya, ia kemudian beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju pintu kelas.

Rania menghentikan langkahnya, tepat di hadapan siswa yang mencarinya tadi. "Apaan," ucapnya dengan malas.

"Lo disuruh ke belakang," ucap siswa tadi.

Rania melirik ke arah nama yang tertera di seragam cowok di hadapannya ini sejenak, Bima.

"Siapa yang nyuruh?"

Bima menggelengkan kepalanya. "Ga tau, dia tiba-tiba minta tolong buat nyuruh lo ke belakang."

Rania menaikkan sebelah alisnya, penasaran dengan orang yang di maksud oleh Bima.

Apakah Aldo membuat kejutan untuk Rania?

"Yaudah, gue duluan." Bima kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan kelas Rania.

"Masa Aldo sih?" Rania tampak berpikir sejenak.

Setelah beberapa lama memikirkan orang yang di maksud oleh Bima, ia kemudian mulai melangkahkan kakinya menuju belakang sekolah.

-

Setelah sampai di belakang sekolah, Rania tak melihat seorang siswa maupun siswi. Ia kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Anjir! gue di kerjain nih," Rania hendak kembali ke kelasnya.

Tiba-tiba, seorang siswa langsung membekap mulut Rania dan langsung membiusnya. Ditambah, satu siswa yang mengikat kedua tangan Rania dengan cepat.

"Hmft!" Rania sempat memberontak sejenak, sebelum akhirnya ia pingsan.

"Gimana?"

"Pingsan woi," ucap salah satu siswa.

"Yaudah, langsung bawa ke gudang."

Mereka langsung membawa Rania ke dalam gudang, dan membiarkan Rania duduk di lantai sambil bersandar di dinding.

"Udah aman nih," ucap salah satu siswa.

Seorang siswi kemudian masuk ke dalam gudang sembari tersenyum penuh kemenangan. Ia menatap Rania sembari membungkukkan tubuhnya. "Selamat bermalam dengan tikus disini, Rania. Kalo bisa jangan pingsan lagi, sekalian mati aja. Spesial nih gue kasi ruangan gelap buat lo, hahahahah." ucapnya dengan puas.

Mereka kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Rania yang masih belum sadar di dalam gudang yang begitu gelap.

Istirahat, 12.10 wib.
Aldo menatap sekeliling kantin, mencari sosok Rania sedari tadi.

"Rania kemana aja sih," gumam Aldo dengan bingung.

Aldo sudah mencari Rania sembari menanyakannya ke pluhan siswa/i yang ia temui. Tapi, hasilnya tidak ada.

Beberapa kali Aldo mencoba menelpon Rania, tapi tetap tak ada respon.

Aldo kemudian menghela nafasnya "Jangan-jangan dia bolos lagi," gumamnya menerka-nerka.

Tanpa pikir panjang, Aldo segera meninggalkan kantin dan kembali ke kelasnya.

"Rania.. Rania," Aldo kemudian memasukkan handphone nya ke dalam saku celananya.

Skip..

Rumah, 20.00 wib.
Rania belum juga ada kabar, membuat Aldo mulai khawatir terhadapnya.

Aldo kemudian menelpon sepupu Rania, Bella.

Bella

Halo?

Halo, Bel. Ini gue, Aldo. Rania lagi dirumah lo?

Engga, Rania hari ini ga ada ke rumah gue. Kenapa? Rania ilang?

Dia ga ada kabar dari tadi, gue kira dirumah lo.

Seriusan? Hari ini beneran dia ga ada ke rumah, atau.. dia ke klub?

Engga, Rania udah jarang ke klub.

Loh, beneran ini. Ato lo tanya bang Randi? Siapa tau Rania lagi dirumahnya.

Oke, maaf ganggu.

Santai aja, ntar kalo ada apa-apa langsung kasi tau gue.

Oke, Bel.

Tut.. Tut.. Tut..

Aldo kemudian mencari kontak Randi, ia segera menelpon sang kakak ipar.

Bang Randi

Halo, Do?

Halo, bang. Mau nanya, Rania ada disana?

Rania? Engga ada, kenapa?

Aldo meneguk salivanya, Rania juga tidak di rumah orang tuanya.

Rania ga ada kabar dari tadi, bang.

Lo berdua lagi berantem?

Engga kok bang.

Kok tiba-tiba ga ada kabar?

Saya juga ga tau bang.

Dirumah Bella kali.

Barusan nelpon Bella, katanya ga ada juga.

Loh? Tu anak ngelayap kemana dah. Ga lagi kumpul sama temennya kan?

Engga, kalo kumpul pasti ngabarin.

Wah, ga bener nih. Coba tanya temen sekelasnya dulu.

Oke bang, maaf ngeganggu.

Gapapa, dia adek gue juga. Kalo ada apa-apa sama dia bilang ke gue.

Oke, bang.

Tut.. Tut.. Tut..

WhatsApp

MANTAN OSIS
Anisa, Dion, Erlan, Monik..

Tadi ada yang ngeliat Rania?✓

Monik
Tadi gue ada liat pas istirahat pertama doang sih

Dimana?✓

Monik
Kantin

Dion
Sama, gue juga liat pas istirahat pertama doang. Istirahat kedua kayanya ga ada

Erlan
Kenapa Do??

Rania ga ada kabar daritadi✓

Monik
Loh? Ilang?

Vanya
Yakali tu anak bisa ilang

Erlan
Lagi keluar kali, paketan abis jadi gabisa ngabarin.

Engga kayanya✓

Dion
Yakali di culik

Gue ga yakin sih, cuma bisa jadi aja✓

Monik
Buat apa juga nyulik dia Do, yang ada penculiknya bonyok

Dion
Nah bener tuh

Erlan
Lagi serius bego

Dion
Kita juga serius, mana ada yang berani nyulik dia

Yaudah, makasih infonya✓

WhatsApp off

Aldo menghembuskan nafasnya dengan kasar, tangannya mengacak-acak rambutnya dengan kesal. "Rania kemana sih," gumamnya dengan khawatir.

Ting!

Aldo kembali menatap handphone nya, terlihat satu notif dari Randi.

Bang Randi
Online

•Gimana Do?

Gaada yang tau bang, mereka cuma liat Rania pas istirahat pertama✓

•Jangan-jangan Rania bolos?

Kalo bolos masa ga balik-balik? Kan dia pake seragam✓

•Iya sih, ato kita coba cari dulu gimana?

Cari kemana?✓

•Coba ke sekolah?

Masa Rania masih di sekolah?✓

•Coba aja dulu, ntar gue siap-siap dulu.

Oke bang, bentar lagi saya otw sambil ngajak temen✓

•Oke.

Aldo kemudian menelpon temannya untuk menemaninya mencari Rania.

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 272K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
292K 17.4K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
570K 22.2K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
924K 13.5K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+