Kaki yang dilapisi high heels berwarna merah mulai menaiki tangga depan rumah. Langkahnya pelan dan tidak menimbulkan suara. Beberapa kali berada dalam situasi ini membuat sang pemilik kaki tahu bagaimana cara agar tidak menimbulkan suara saat kakinya melangkah.
Queenzie Sefaro tidak akan mengendap-endap layaknya maling seperti ini andai tidak mengingat kalau sekarang bukan waktu yang tepat untuk cewek baik-baik baru pulang ke rumah. Dilihat dari jam mahal yang melingkari pergelangan tangannya, sekarang sudah menunjukkan pukul 03.45 pagi. Jam dimana maling pulang setelah menyelesaikan misinya. Bagaimana Queenzie tahu? Karena dia tadi sempat bertemu dengan malingnya di jalanan depan kompleks sambil menggotong televisi.
Jika ada yang bertanya apa yang Queenzie lakukan sampai pulang subuh, jawabannya adalah bersenang-senang. Mempunyai sepupu seperti Kenzo membuat Queenzie semakin dekat di jalan setan. Berkenalan dengan cowok berbeda setiap hari, menari di tengah dentuman musik, dan meminum minuman yang sebenarnya dilarang dalam agamanya. Semua itu Queenzie lakukan atas pengaruh Kenzo. Wajar saja karena darah brengsek Billy mengalir deras dalam diri Kenzo, membuat Alvis seringkali melarang Queenzie bergaul dengan Kenzo meskipun Kenzo adalah sepupu Queenzie.
Queenzie mengeluarkan kunci rumah dalam tasnya lalu memasukkan kunci itu ke dalam lubang dan memutarnya perlahan seolah takut bunyinya bisa membangunkan orang satu kompleks. Memang itu terdengar berlebihan, tapi nyatanya membangunkan Abel sama bahayanya dengan membangunkan orang satu kompleks. Dua keadaan itu akan mengancam kedamaian telinga Queenzie.
Setelah pintu utama terbuka, Queenzie masuk dengan mengendap-endap. Sebelumnya, dia menyempatkan melepas high heels-nya terlebih dahulu agar langkahnya tidak terdengar.
Ruangan terlihat sangat gelap. Untuk mengantisipasi agar tidak menabrak sesuatu yang akan membangunkan orang tuanya, Queenzie pun menyalakan senter yang ada di ponselnya.
Suara aneh yang terdengar dari kamar orang tuanya membuat tubuh Queenzie sedikit rileks. Di saat seperti ini, Queenzie berjalan dengan sepatu kuda pun tak akan membuat orang tuanya keluar dari kamar. Jadi dia sekarang bisa berjalan dengan santai.
“I hate my mind,” gumam Queenzie saat melewati kamar orang tuanya. Tentu dia tahu kegiatan apa yang sedang mereka lakukan. Anggap saja mereka sedang bermain Rodeo.
Sesampainya di kamar, Queenzie langsung mandi lalu berganti baju menjadi baju tidur. Kali ini dia memakai baju tidur berbahan satin berwarna hitam yang kontras dengan kulitnya. Dengan atasan berbentuk tanktop dan bawahan celana pendek, Queenzie bisa bebas bergerak dalam tidurnya.
Setelah melakukan ritual malam seperti memakai skincare dan body lotion, Queenzie mulai tidur. Dia berharap mamanya tidak akan membangunkannya pagi-pagi sekali. Namun jika mengingat orang tuanya juga sedang lembur, bisa dipastikan mamanya juga akan bangun siang sama seperti dirinya. Queenzie jadi merasa sedikit tenang sekarang.
👠👠👠
Semprotan air di wajahnya membuat tidur Queenzie terganggu. Dengan malas, dia mulai membuka matanya yang sebenarnya masih sangat lengket. Dia menggerutu dalam hati mengumpati tindakan seseorang yang sedari tadi terus menyemprotkan cairan ke wajahnya hingga wajahnya terasa basah.
“Mamaaaa...” rengek Queenzie saat matanya sudah terbuka sepenuhnya dan menemukan Abel sedang berdiri di samping ranjangnya dengan membawa face mist. Ini bukan pertama kalinya mamanya itu membangunkannya dengan cara glowing. Jika ibu-ibu lain akan membangunkan anaknya dengan mengguyurkan air biasa, berbeda dengan Abel. Karena tidak ingin ranjang anaknya ikut basah, jadi Abel menyemprotkan face mist hanya pada wajah Queenzie saja. Semakin lama Queenzie bangun, akan semakin glowing wajahnya.
Abel berdiri dengan bersedekap dada. Matanya menatap Queenzie tajam. Kalau Queenzie mengira Abel tidak tahu apa yang telah dia lakukan kemarin, dia salah. Abel tahu Queenzie pulang menjelang subuh. Dia mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya yang dia yakini sebagai mobil Kenzo dan dia juga mendengar suara langkah kaki Queenzie memasuki rumah, sayangnya Alvis tidak mau berhenti dari kegiatan mereka. Karena nanggung, Abel pun memilih melanjutkan kegiatannya dengan Alvis alih-alih menciduk anaknya yang pulang menjelang subuh.
“Dari mana kamu kemarin malam?” Abel melempar tatapan menyelidik.
Queenzie bangun dengan santai. Tatapan mamanya sama sekali tidak mampu mengintimidasinya. Jiwa kebal omel yang diwarisi papanya sudah melekat dalam diri Queenzie, ditambah lagi dengan jiwa santai mamanya dalam menghadapi masalah yang tentu saja menurun juga pada Queenzie. Perpaduan dua sifat itu membuat Queenzie menjadi pribadi yang lebih bobrok dari orang tuanya.
“Nemenin Ken ke ulang tahun temennya, Ma,” jawab Queenzie santai. Satu lagi sifat buruk Alvis yang diwariskan pada Queenzie, ayah dan anak itu sama-sama bisa menjawab dengan santai sekalipun sedang berbohong.
Abel semakin kesal mendengar jawaban Queenzie. Apalagi sikap anaknya yang tenang dan tidak terlihat gugup membuatnya tidak bisa menebak kebenaran dari jawaban Queenzie.
“Minggu kemarin ulang tahun, kemarin ulang tahun lagi. Memang temannya Ken itu ulang tahun setiap minggu?”
“Temennya Ken kan banyak, Ma. Setiap minggu pasti ada aja yang ulang tahun.” Queenzie menguap dan menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Posisinya sekarang sudah duduk, tidak rebahan seperti sebelumnya.
Melihat anaknya hampir memejamkan mata, Abel dengan tega menyemprotkan face mist kembali ke wajah Queenzie membuat Queenzie langsung membuka matanya karena terkejut.
Queenzie tersenyum paksa dengan mengelus dada karena kaget mendapat serangan mendadak.
“Gini amat emak gue,” gumamnya dalam hati.
“Cepet bangun, terus mandi! Awas kalau kamu tidur lagi!” Abel berlalu pergi setelah mengatakan itu. Sebenarnya dia ingin melarang Queenzie bergaul dengan Kenzo karena anaknya Billy itu membawa pengaruh buruk untuk Queenzie, tapi kenyataan bahwa mereka masih saudara membuat Abel tidak bisa mengungkapkan keinginannya itu pada Queenzie. Saudara tidak boleh dipisahkan, bukan?
Jika Kenzo nakal, Abel akan menganggapnya sebagai anak Billy. Jika Kenzo melakukan sebuah kebaikan yang bisa dibilang suatu kejadian langka, Abel akan menganggapnya sebagai anak Naura. Pikiran Abel memang tetap absurd sekalipun dia sudah menjadi emak-emak berdaster.
Setelah Abel pergi, Queenzie langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Dia sedang malas mandi. Dia berencana akan mandi nanti saja saat sore hari. Hitung-hitung sebagai upayanya menghemat air untuk generasi yang akan datang.
Queenzie keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Kakinya melangkah menuju meja rias untuk menyisir rambutnya. Rambut yang tadi acak-acakan seperti singa itu sekarang sudah terlihat lebih rapi.
Queenzie beralih menuju pojok ruangan dimana dapur kecilnya berada. Dia memang punya dapur sendiri dalam kamarnya. Itu karena dirinya yang seringkali mager untuk turun ke bawah. Di dapurnya itu hanya ada kulkas kecil dan teko elektrik yang biasanya dia gunakan untuk membuat kopi. Kebiasaan buruk Queenzie satu lagi adalah dia selalu meminum kopi di pagi hari sebelum makan. Queenzie tahu itu tidak baik untuk tubuhnya, tapi dia tidak bisa berhenti. Kopi sudah menjadi salah satu candunya.
Queenzie membuat kopi hitam karena kepalanya sedang pusing. Dia berharap kopi hitam bisa menghilangkan pusingnya yang disebabkan oleh tindakan mamanya yang membangunkannya dengan cara glowing.
Kepulan asap dan aroma yang menguar dari kopi itu sedikit mampu menenangkan Queenzie. Queenzie membawa kopi itu ke balkon karena di sanalah tempat yang pas untuk menikmati kopi.
Queenzie menyesap kopinya sembari memperhatikan pemandangan yang tersaji di depannya. Langit biru yang cerah, pohon-pohon yang tertiup angin, dan kumpulan tetangga yang sedang bergerumbul untuk saling bertukar cerita, menceritakan tetangganya yang tidak ada diantara mereka.
Dahi Queenzie mengernyit saat melihat rumah yang berada tepat di depan rumahnya. Rumah itu sudah bertahun-tahun tidak ditinggali, tapi sekarang pintu rumah itu terbuka. Bukan hanya itu, di depan rumahnya juga ada mobil yang sekarang sedang dicuci oleh seseorang.
Mata Queenzie terpaku pada satu titik, pada laki-laki yang sedang mencuci mobil dengan bertelanjang dada. Tanpa sadar, Queenzie menggigit bibirnya melihat perut six pack laki-laki itu. Kepalanya semakin pusing saat melihat wajah laki-laki itu yang ternyata sangat tampan untuk ukuran anak kompleksnya.
“Siapa cowok itu? Sejak kapan gue punya tetangga ganteng kayak gitu?”
💄💋💄💋