Di kalangan keluarga konglomerat china-indonesia, keluarga Wang ini terkenal banget hebatnya. Bisnis propertinya benar-benar sukses.
Pokoknya, kalau cari definisi sempurna dari keluarga kaya raya ㅡmaksudnya,super duper kaya raya yang hartanya mustahil habisㅡ dan super harmonis serta bahagia. Keluarga Wang bisa banget dijadikan contoh.
Kekayaan keluarga ini bener-bener gila. Bahkan terkenal sampai ke singapura dan Hongkong. Tuan Wang punya banyak aset dimana-mana. Setiap denger ada lahan kosong yang lokasinya prospek, nggak pakai mikir satu menit, beliau langsung siap menyerahkan uang. Bahkan jika harga tanah itu melejit, jauh diatas rata-rata.
Tinggal nunggu proses pengurusan sertifikat balik nama dan akta jual beli aja.
Tuan Wang ini sering kali disebut beruntung sama orang-orang. Bisnisnya besar, terus meningkat tapi waktu untuk bersenang-senang selalu ada.
Golf tiap pagi dan minum wine mahal setiap malam nggak pernah absen sehari saja. Bahkan, Tuan Wang sering bepergian keluar negri demi main golf sama rekan-rekannya.
Sementara istrinya, Mrs. Wang. Beliau cuman pengangguran. Kerjaannya cuman mengamati trend fashion, memonitor harga perhiasan dan menghadiri club sosial di hari tertentu setiap dua minggu sekali.
Aura Mrs. Wang itu angkuh dan berkelas. Kalau kalian pernah nonton serial meteor garden, kalian bisa bayangin kalau Mrs. Wang punya aura yang sama dengan Dao Ming Feng.
Mrs. Wang ketat banget sama anaknya. Wang Yireon. Cewek cantik yang kelihatannya hidupnya santai-santai aja itu ternyata kalau di rumah harus menjaga sikap. Terutama sama kedua orang tuanya.
Yireon nggak boleh bicara terlalu keras. Yireon nggak boleh bangun terlalu siang. Yireon nggak boleh makan dengan berisik.
Yireon nggak boleh mengangkat kaki ke sofa setiap duduk. Dan yang paling memuakkan, Yireon harus belajar selama minimal 4 jam sehariㅡdiluar jam sekolah.
Fasilitas yang diberikan keluarga Yireon untuk dirinya memang luar biasa. Yireon bahkan bisa menghabiskan puluhan juta dalam sehari tanpa perlu menjelaskan perincian pengeluarannya kepada orang tua. Yireon bebas mau pergi kemana aja. Yireon bebas mau pulang jam berapa aja. Yireon bahkan punya banyak pelayan yang khusus melayani dirinya sendiri.
Tapi, karena dibesarkan di keluarga seperti itu, Yireon jadi kelihatan angkuh dan arogan. Cewek itu nggak punya banyak temen disekolah. Dia tuh gimana ya,, putri kecil yang mengidap princess syndrome?
Tapi Putri kecil itu udah semakin dewasa. Yireon merasa tertekan, tapi jiwanya young, wild and free alias dia punya sisi pembangkang.
Ada Maminya, Yireon makan dengan anggun. Tanpa suara, tanpa menaikan kaki diatas kursi. Yang dimakan pun juga makanan sehat.
Tapi, kalau Maminya itu udah harus pergiㅡsetidaknya setiap bulan Mrs. Wang akan pergi selama sepuluh hari ke luar negri untuk belanja beberapa puluh pakaian yang satu setelnya berharga kisaran 200.000 dolar. Dan Papinya juga pergi menemui asosiasi golf bersama rekannya. Sikap Yireon lebih kampung daripada kucing.
Yireon emang ChinaㅡBukan china keturunan kayak Shasha atau Gafian. Dia beneran asli China. Itu karena Maminya yang memang orang China tapi menetap di Singapore dan Papinya yang berdarah China Indonesia keturunan dan waktu itu sedang di Singapore juga buat kuliah.ㅡ tapi kecintaan cewek itu sama makanan Indonesia nggak bisa di elak lagi.
Kalau kedua orang tuanya pas nggak di rumah, cewek itu bakalan makan rendang rumah makan padang pake sambel ijo plus tumis kikil sapi yang pedesnya bikin lidah kebakar. Udah gitu, makannya pake tangan. Kakinya dinaikin kursi. Bibirnya bisa merah kayak baru pake liptint karena kepedesan sementara kening dan badannya bakalan bercucuran keringat kayak baru work out.
Sedaph!
Ngomong-ngomong soal orang tua Yireon, pas banget mereka baru pergi.
Perginya terpisah sih, Papinya ke Milan sore kemarin sementara Maminya berangkat jam 10 malam pakai jet pribadi punya adik iparnya.
Makanya pagi ini Yireon bahagia banget. Cewek itu memutuskan buat kesekolah naik mobilnya sendiri. Tapi, nyamperin sahabat sejati sejiwanya dulu alias si Shasha.
"Pagi, Tante Uji. Yaampun makin cantik deh." Yireon cipika cipiki sama Mamanya Shasha.
"Aduuuh, si cantik ini bisa aja. Shasha di kamarnya sayang, kamu samper gih. Baru pulang dia semalem."
"....dari??"
"Dia ngga cerita sama kamu?"
Yireon geleng.
"Baru pergi ke jepang sabtu minggu kemarin. Berangkat jumat sore balik sekolah pulang minggu tengah malam sampe rumah."
"Ooh gitu ya, Tan. Kalau gitu, Yireon keatas dulu."
"Iya, silahkan. Anggep aja rumah sendiri."
"Hehehehe,, iya Tante."
Sampe depan kamar Shasha, Yireon langsung masuk. Merebahkan diri di sofa deket rak buku ensiklopedia di pojok ruangan kamar Shasha. Yireon selonjoran sambil mainin globe. Cewek itu geleng-geleng nggak habis pikir karena Shasha pas mandi sambil nyanyi lagu mandarin. Nyanyinya kenceng. Suaranya cempreng. Haduh, Yireon mau masuk kamar mandi terus getok pala Shasha rasanya.
Setelah beberapa menit, Shasha keluar dari kamar mandi. Kembenan pake anduk sambil masih nyanyi dan senyum-senyum. Bahkan, Shasha nggak sadar kalau di ruangan ini ada Yireon.
"Heh," panggil Yireon pas Shasha baruuuuu aja lepas handuknya.
"AAAAAAKh " Shasha menjerit. Membelakangi Yireon langsung begitu Yireon ketawa ngakak.
"Ih, lo ngapain disini?"
"Lo yang ngapain? Mandi aja heboh banget. Mana wangi banget lagi. Tumben pake parfum?"
"Ih lo bisa tutup mata ga? Mau pake baju dulu guaaaaa."
"Dih, siapa yang mau liat juga. Iya iya cepet. Gua tutup mata nih."
"Bener ya, jangan ngintip."
"Udah punya sendiri kali!"
Shasha ngelirik Yireon, memastikan cewek itu nggak ngintip. setelah aman, baru DEH CEPET CEPET PAKE SERAGAM.
"Udah."
"Yuk berangkat. Hari ini gua bawa mobil sendiri. Yeaay!"
"Udah boleh??"
"Mami pergi kemarin hehehe.."
"Bisa beneran kan? Gua gamau mati ya."
"Lo ngeremehin gua?"
"Wajah lo bahkan nggak meyakinkan."
"Awas lo ya." Yireon bergegas. Shasha menghela napas sebelum mengikuti temen sebangkunya itu.
Sesampainya di parkiran sekolah, para guru, staff dan siswa yang bawa mobil lainnya natap heboh ke arah Yireon. Iya, dia terlalu mencolok. Mobilnya semua dari eropa. Makanya jadi pusat perhatian.
"Lo kenapa ga bawa mobil biasa aja sih?"
"Nggak punya gua. Yaudah gua ngechat Papi dulu nih."
"Ngechat apa?"
"Minta beliin new honda civic."
"Udah di bales?"
"Udah. Katanya seminggu lagi dateng."
"Gitu lah, kalau disekolah jangan pakai barang mewah."
"Iya iya. Maaf."
Mereka berdua lanjut jalan. Nyampe depan kelas IPA 2, Gafian sama Aisha lagi nongkrong di depan kelas.
Shasha senyum liat Gafian. Gafiannya juga.
Saat itu juga, Aisha sadar kalau yang diajak pergi Gafian kemarin itu Shasha.
Padahal Aisha sama Gafian temenan. Temenan deket banget malah.
Pokoknya, Gafian itu kalo ga sama Sanha ya sama Aisha. Beberapa anak sekelas ngecengin mereka berdua. Gafian ketawa aja menanggapi itu semua. Tanpa sadar, Aisha natap Gafian berbeda dari biasanya. Dan Aisha sendiri juga nggak paham, rasa ini udah terjalin berapa lama?
Emang, ga mungkin ga ada apa-apa antara persahabatan cewek dan cowok.
Pure temenan? Gak mungkin. Salah satu dari keduanya kali yang ga mau ngaku.