A Million Path [Taesoo] ✔️

By purpleduck97

49.5K 7.7K 611

Aku pikir bercerai berarti segalanya telah berakhir di antara aku dan dia, namun ternyata tidak semudah itu, ... More

1. Prolog "Mistake"
2. Lelah
3. New page
4. Lunch
5. Meet Again
6. Not Fine
7. Still
8. Why
9. Mixed Feeling
10. A Bright day
12. Sahabat
13. Maaf
14. Why u come
15. Togetherness
16. Rindu
17. Ramyeon
18. Try again
19. Little boy
20. Mertua
21. Our path (END)

11. Him

2.4K 367 41
By purpleduck97

Jisoo berdiri di depan restorannya sambil meggesek-gesekkan sepatunya di pasir.  Tangannya ia sembunyikan di dalam saku jaketnya. Hari sudah mulai larut, restorannya pun sudah tutup. Jisoo masih menunggu dengan anteng di sana karena Taeyong bilang dia akan datang untuk membawakan dompetnya yang ketinggalan di mobilnya

Jisoo mengecek ponselnya, pesan terakhir dari Taeyong adalah

"Nanti pulang kerja aku langsung kesana. Tunggu ya."

Jisoo menghela napas. Ia berpikir bahwa sepertinya pekerjaan Taeyong sangat sibuk. Lebih sibuk dari yang dulu, karena sampai jam segini Taeyong belum selesai. Jisoo jadi teringat juga bahwa dulu Taeyong sering sekali lembur, dan tanpa sadar itu telah mengurangi waktu kebersamaan mereka.

Jisoo jadi bernostalgia.

"Jisoo!"

Sebuah panggilan membuat Jisoo yang tadinya menunduk langsung mendongak.

Namun Jisoo langsung menghela napas, karena ternyata yang datang bukan orang yang ia tunggu.

"Minhyun.."

Laki-laki itu berjalan ke arah Jisoo sambil tersenyum lembut.

"Udah tutup ya?" tanyanya.

"Iya, nih." Jawab Jisoo. "Ada apa?"

"Tadinya mau ngopi." Minhyun terkekeh.  "Sekalian mau ketemu kamu."

Jisoo mengernyitkan dahi, "Ketemu aku? Ada perlu apa?"

Minhyun kemudian mengeluarkan selembar kertas dari saku mantelnya dan menyodorkannya pada Jisoo.

"Apa ini, Min?" Jisoo memandangi kertas itu yang nampak seperti selebaran brosur.

"Minggu depan ada Cooking Workshop di Hotel. Aku undang kamu." Ujar Minhyun.

Mata Jisoo terbuka lebar,  "Wah beneran? Ini gratis?" tanya Jisoo sambil mengambil brosur itu.

Minhyun mengangguk cepat, "Aku liat sepertinya kamu suka masak. Kebetulan aku dapat satu kuota gratis sebagai staff di resto hotel. Hehe"

"Makasi banget Min, aku pasti dateng." Jisoo tersenyum sumringah. "Waktu ini kamu juga udah undang aku ke opening hotel. Baik banget kamu."

"Eh?" Minhyun mengernyit.  "Bukan aku yang undang kamu waktu itu." Minhyun menyengir sambil menggaruk kepalanya.

Jisoo melongo. "Loh, undangan itu bukan dari kamu?" tanya Jisoo.

Minhyun kemudian menggeleng. Lalu mereka sama-sama melongo.

Kemudian terdengar suara mobil mendekat ke arah mereka, Jisoo dan Minhyun yang tadinya saling tatap lengsung menoleh. Sinar lampu mobil itu lumayam menyilaukan membuat Jisoo harus menyipitkan matanya. Berikutnya mobil itu kemudian berhenti, lalu Taeyong keluar dari sana.

Taeyong sempat terdiam beberapa detik melihat siapa yang sedang berdiri di sana bersama Jisoo, lantas ia kemudian berjalan mendekat.

"Yong.." Panggil Jisoo, sembari meletakkan brosur tadi ke dalam tasnya.

"Pak manajer?" Tanya Minhyun sedikit terkejut.

Taeyong mengangguk singkat ke arahnya.

"Maaf Jis, kerjaanku baru selesai." Ucap Taeyong pada Jisoo.

Jisoo menggeleng, "Nggak apa-apa." Jawabnya.

Sempat terjadi keheningan di antara mereka, karena mereka bertiga sama-sama tidak ada yang mulai bicara.

"Aku duluan ya." Minhyun akhirnya membuka suara.

"Oh iya, Min. Makasi banyak ya." Ucap Jisoo sekali lagi sambil tersenyum.

Minhyun balas tersenyum sambil mengangkat jempolnya, lalu melenggang pergi dari sana.

Taeyong mengamati kepergian Minhyun sampai laki-laki itu hilang dari pandangannya.
"Kamu lembur ya.." celetuk Jisoo karena Taeyong dari tadi diam saja. Taeyong kemudian beralih menatap Jisoo.

"Kamu emang tiap hari pulang jam segini?" tanya Jisoo lagi.

Sudut bibir Taeyong perlahan tertarik ke atas.

"Hotel udah kayak rumahku." Jawabnya. "Aku makan di sana, kadang ketiduran juga di sana." kekehnya.

Jisoo tertegun mendengarnya.

Taeyong kemudian merogoh saku celananya, "Ini Jis, dompet kamu." Taeyong menyodorkan dompet itu pada Jisoo.

"Makasih." Jisoo mengambil dompetnya. Ditatapnya dompet itu oleh Jisoo, jarinya mengusap-usap dompet itu, seperti ada sesuatu yang ingin Jisoo ucapkan tapi masih ragu-ragu.

"Kamu.. udah makan?" Tanya Jisoo akhirnya.

Taeyong masih menatapnya. Perempuan itu lantas tergagap.

"M-maksudku, ini udah malem, mending kamu pulang aja, kamu pasti capek kan." Jisoo mengallihkan pembicaraan.

"Aku belum makan, Jis." Jawab Taeyong.

"Aku bosen makan ramyeon."

.

.

Jisoo meletakkan sepiring nasi goreng seafood di meja di depan Taeyong. Mata lelaki itu berbinar seolah ia siap melahap makanan di depannya.

Jisoo menghela napasnya, ia tidak percaya pada dirinya sendiri yang telah memasakkan nasi goreng untuk Taeyong malam-malam begini di restorannya yang sebenarnya sudah tutup.

Taeyong menyantap makanannya dengan lahap, sepertinya dia memang lapar. Jisoo kemudian meletakkan segelas air putih di meja.

Beberapa menit kemudian Taeyong menyelesikan makannya. Mereka berdua kemudian keluar dari restoran dan Jisoo mengembok kembali pintu restorannya.

"Rumah kamu dimana?" Tanya Taeyong begitu Jisoo selesai menggembok pintunya. "Biar aku anter pulang.

"N-ngakk usah. Rumahku deket sini kok." Tolak Jisoo, merasa canggung kalau Taeyong mau mengantarnya pulang.

Taeyong mengamati gerak-gerik Jisoo, ia menyadari bahwa Jisoo sepertinya tidak nyaman jika diantar pulang olehnya.

Tiba-tiba ada seuatu yang dingin menyentuh kepela mereka. Taeyong dan Jisoo sontak mendongak.

Hujan turun.

Jisoo spontan mengangkat tasnya untuk menutupi kepalanya.

Tiba-tiba Taeyong menarik tangan Jisoo, "Ayo masuk ke mobil."

Mereka kemudian berlari masuk ke dalam mobil Taeyong karena hujan mengguyur semakin deras.

"Kenapa tiba-tiba hujan.." Gerutu Jisoo sambil mengusap-usap jaketnya yang agak basah. Kini ia sudah duduk di dalam mobil Taeyong.

Taeyong mengambil tisu dari dashboard lalu menyodorkannya pada Jisoo. Namun alih-alih menerima tisu itu, Jisoo Justru mendorong tangan Taeyong ke arah wajah lelaki itu.

"Muka kamu basah," Ucap Jisoo, mengisyaratkan agar Taeyong mengusap dulu wajahnya sendiri.

Jisoo kemudian merapikan rambutnya dan menghindari untuk bertemu pandang dengan Taeyong.

"Aku anter kamu pulang ya?" Tanya Taeyong sekali lagi.

Jisoo menoleh ke arahnya, dan dengan begitu  dia pun akhirnya mengangguk mengiyakan.

Dan untuk pertama kalinya, Jisoo pulang kerja bersama Taeyong. Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan dulu ketika masih menikah. 

.

.

Hari Minggu tiba. Jisoo bersiap-siap untuk menghadiri workshop di hotel. Jujur Jisoo sangat antusias untuk menghadiri acara ini.

Sesampainya di sana, Jisoo mengambil tempat duduk di salah satu kursi di bagian tengah. Lebih dari separuh kursi sudah terisi dengan para peserta. Sementara deret kursi paling depan masih kosong.

Beberapa saat kemudian deretan kursi itu mulai terisi oleh orang-orang yang sepertinya orang penting dari hotel ini. Mata Jisoo juga menangkap Taeyong yang berjalan masuk dan menempati salah satu kursi itu. Taeyong tampak berwibawa dengan setelan rapinya. Tanpa sadar Jisoo terperangah.

Dan akhirnya acara itu dimulai. Jisoo sedikit terkejut ketika menyadari bahwa Minhyun ternyata menjadi salah satu pembicara di sana. Dia mendemostrasikan sebuah masakan khas dari Italia yang akan menjadi salah satu menu restoran di hotel ini. Minhyun tampak sangat keren saat memasak, jujur saja Jisoo terpesona melihatnya.

Tidak butuh waktu lama sampai Minhyun menyelesaikan masakannya dan menjelaskan kepada penonton.

"Karena ini acara umum, aku ingin satu orang dari peserta umum untuk mencicipi menu ini." Ucap Minhyun

Beberapa peserta mulai riuh ingin menjadi volunteer untuk mencicipi hidangan yang nampak lezat itu.

"Mbak yang disana!" Minhyun menunjuk ke arah bangku peserta.

Semua mata kini tertuju pada arah Minhyun menunjuk. Jisoo membulatkan matanya. Ia melirik Minhyun yang tersenyum ke arahnya dan juga pada orang-orang yang melihat ke arahnya.

"Aku?" Tanya Jisoo. Minhyun kemudian mengangguk.

Jisoo kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke depan. Ia sempat melirik ke arah Taeyong yang ternyata saat itu juga sedang melihat ke arahnya dengan tatapan bingung. Jisoo buru-buru mengalihkan pandangannya dan melanjutkan berjalan ke arah Minhyun.

Jisoo berdiri di sebelah Minhyun, kakinya gemetar karena gerogi berdiri di depan banyak orang. Namun Minhyun melihat ke arahnya dengan tatapan teduh sambil berbisik
"Rileks, Jis."

Minhyun kemudian menyendok sedikit makanan yang ia buat dan mengarahkannya pada Jisoo. Jisoo mengerjapkan matanya saat Minhyun mengarahakan sendok itu langsung ke mulutnya. Mengikuti arahan Minhyun, Jisoo pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari Minhyun.

Jisoo mengunyah makanan itu dengan pelan sambil mencermati rasanya yang menakjubkan. Tanpa sadar matanya membulat, sangat manis, membuat orang-orang disana berbisik riuh.

"Bagaimana rasanya?" tanya Minhyun.

"Enak sekaliii" Jawab Jisoo sambil mengacungkn jempolnya.

Orang-orang disana kemudian bertepuk tangan, ikut mengakui bahwa rasa masakan itu pasti lezat.

Minhyun dan Jisoo kemudian melakukan sesi foto bersama hidangan itu. Sementara itu, Taeyong cuma bisa mengamati saja dari tempat duduknya.

"Gak nyangka Jisoo dateng juga ke acara ini." Bisik Yuta yang duduk di sebelah Taeyong.

"Kalo diliat-liat kayaknya mereka emang kenal ya." Tambahnya lagi.

Taeyong melirik Yuta dengan tatapan tajamnya, membuat lelaki itu mengernyit.

"Kenapa, Yong?" tanya Yuta bingung. Namun alih-alih menjawab, Taeyong justru hanya mendengus.

Usai acara, semua orang bubar dari ruangan satu persatu. Saat Jisoo hendak memasuki lift, tiba-tiba seseorang berjalan mendahuluinya masuk dan membuatnya terdorong hampir jatuh. Beruntung ada orang yang menyangga Jisoo dari belakang. 
Pintu lift itu kini sudah tertutup, meninggalkan Jisoo tersisa di sana.

"Kenapa mau masuk lift aja harus kayak rebutan masuk bus sih." Gerutu Jisoo, bibirnya mengerucut karena cemberut.

"Kamu gapapa Jis?" Tanya orang di belakang Jisoo yang ternyata adalah Taeyong.

"T-taeyong?"

Taeyong tersenyum ke arah Jisoo yang nampak kaget.

Pintu lift itu kemudian kembali terbuka.

"Ayo masuk." Taeyong menarik tangan Jisoo masuk ke dalm lift yang kosong, lantas menekan tombol hingga pintu lift itu tertutup dan bergerak turun.

"Aku nggak tau kalo kamu dateng ke acara ini." Taeyong membuka suara.

"Iya.. Diundang sama Minhyun." Jawab Jisoo.

"Kalian kayaknya akrab banget."

"Lumayan, dia sering dateng ke restoran"

"Ooh. .. "

Hening

"Jis.."

"Em?"

Hening lagi.

"Kenapa Yong?"

"Kamu jangan terlalu akrab sama Minhyun."

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan."

"Tapi Minhyun baik--"

"Aku ngga suka liatnya."

Deg.

Jisoo seketika mematung ketika Taeyong menatap lurus ke matanya.

Ting.

Pintu lift kembali terbuka. Jisoo tertegun.

"Aku duluan." Ucap Jisoo lalu berjalan keluar lift dengan agak cepat.

Sesampainya di luar hotel, Jisoo merasakan wajahnya memanas. Dia bahkan sampai harus mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya. Jisoo berusaha mencerna maksud Taeyong namun dadanya malah bergemuruh tidak karuan. Sebuah perasaan yang nyatanya tidak pernah ia rasakan dulu ketika masih menikah.

Tiba-tiba handphone Jisoo berdering.

From : Minhyun

"Jis, besok makan bareng yuuk"

.

Tbc

Maaf baru bisa update :')




















Continue Reading

You'll Also Like

16.3M 638K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.4M 266K 47
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
718K 140K 46
Reputation [ rep·u·ta·tion /ˌrepyəˈtāSH(ə)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...
330K 4.6K 10
"Because man and desire can't be separated." 🔞Mature content, harap bijak. Buku ini berisi banyak cerita. Setiap ceritanya terdiri dari 2-4 bab. Hap...