ALDRICH

Door shintasandani

136K 10.8K 2.7K

Aldrich Bagaskara. Julukannya penguasa jalanan, ketua geng motor terkenal di Jakarta. Si tampan bak dewa yang... Meer

VISUAL TOKOH
2 - New School
3 - Tatapan ketua Wynzelle
4 - Salah Sasaran?
5 - Hampir Jatuh
6 - Markas
7 - Duh Ketauan
8 - Heboh
9 - Saturday Night
10 - Aldrich vs Nindys
11 - Konsekuensi
12 - Serangan Ravens
13 - First Request
14 - Arsen Bertingkah
15 - Dinner
16 - Bagaskara Big Family
17 - TPU
18 - Cemburu
19 - Balas Dendam
20 - Mall
21 - Baper
22 - Sesi Curhat
23 - Insiden Pagi Hari
24 - Galium (Ga)
25 - Class Meeting
26 - Loser
27 - Amarah & Pernyataan
28 - Tidak A6!
29 - ILY
30 - Yakali Gak Resmi
31 - 💖

1 - Raja Jalanan

10.9K 671 281
Door shintasandani

SELAMAT DATANG DI NEW STORY AKU! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA YA!! 💓

•••

Deru kenalpot terdengar nyaring memekakan telinga secara bersamaan. Banyak orang berkumpul disana baik laki-laki maupun perempuan.

Seorang cowok duduk diatas motor ninja. Mengenakan jaket hitam berlambang tengkorak tak lupa tulisan WYNZELLE pada bagian belakang. Dia adalah Aldrich Bagaskara.

Ketua Wynzelle yang gantengnya kebangetan, nggak ngotak! Terlahir dari keluarga tajir melintir membuat Aldrich semakin digilai kaum hawa. Punya sifat galak serta kejam sebenernya akan keluar kalo ada yang mengusiknya doang.

Menatap nyeleneh lawannya, Aldrich menghisap sebatang rokok di sela jari. Menghembuskan asap tersebut sampai berterbangan kearah Darka -ketua Geng motor Ravens.

"Siap-siap menanggung malu karena kalah dari gue Aldrich!" Darka bersuara, berusaha memancing emosi Aldrich.

Bukannya marah atau apa, Aldrich malah terkekeh. Terlihat jelas kekehan itu seakan mengejek lawan bicaranya.

"Lo setiap balapan bilang gitu terus. Tapi ujung-ujungnya juga gue yang menang, gak malu?" Aldrich semakin menjadi.

Darka menggeram rendah. Lalu berdecih kearah Aldrich, "Cih! Liat aja nanti, bakal gue bikin lo bertekuk lutut."

"In your dream, bro!"

Selanjutnya suara perempuan berpakaian sexy mengintruksikan peserta agar segera mempersiapkan diri karena bapalan akan segera berlangsung.

Aldrich dan Darka sudah sama-sama siap di garis start. Menang dalam balapan ini semata-mata bukan untuk dapat hadiah, tapi menjunjung tinggi harga diri dan kekuasaan.

Gadis yang tadi bersuara kini mulai memberi aba-aba. Tepat pada hitungan ketiga dan lampu start berubah hijau gerakan refleks mereka otomatis menarik gas.

Asap mengebul memenuhi jalan ketika mereka sudah melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Para penonton bersorak meneriaki jagoan masing-masing.

Di depan sana Darka lebih unggul, namun Alcrich terlihat santai. Justru tersenyum miring dibalik helm. Dia emang sengaja memberi kesempatan Darka yang memimpin.

Kasih kesenengan dulu, biarin.

Aldrich memincing saat hendak memasuki tikungan. Melakukan late braking untuk menyalip. Udah cukup main-mainnya.

Kini saatnya Aldrich menunjukan skill. Bukan hanya sekedar omong kosong ingin mengalahkan.

Menunjukan pada semua orang bahwa ia; The real king of the streets.

Mudah sekali ternyata mengejar Darka. Oke, sombong dulu gakpapa kali ye. Sekarang ia berada pada posisi unggul. Sang lawan tak menyerah, menambahkan laju motor, dan mensejajarkan posisinya dengan Aldrich.

Dia tersenyum sinis. Menjulurkan kaki hendak menendang body motor lawannya. Tapi karena Aldrich membaca gerak-geriknya ia membelokan stang ke kanan menghindari tendangan Darka.

Dalam hatinya tertawa renyah. Mau main kotor ternyata heh? Tak semudah itu menjatuhkan seorang Aldrich Bagaskara.

Tak ingin mengulur waktu lebih lama Aldrich semakin menambah kecepatan, meninggalkan Darka di belakang yang tengah mengumpat.

•••

"GO ALDRICH! GOOOO!"

"ALDRICH KAMU PASTI MENANG SAYANG!"

"GO PAKETU! TANCEP GAS TERUS JANGAN KASIH KENDOR."

"AL AKU PADAMU!!"

Teriakan heboh para pendukung Aldrich. Motor berwarna merah yang tak asing lagi pun memasuki garis finish sambil melakukan wheelie. Mereka langsung bersorak meriah dengan dipadukan siulan.

Aldrich berhenti. Lalu melepas helm dan mengaca, merapikan rambut yang sedikit berantakan. Setelah itu mendongak, menaik turunkan alisnya menatap Darka.

"Bosen menang mulu. Tadi kayaknya ada yang mau ngalahin, mana dia orangnya ya?" ia tengak-tengok. Pura-pura mencari seseorang.

"Lo maen kotor!" Darka menyentak.

"Gue?" Aldrich membeo. "Lo kali. Udah niat maen curang eh ke baca. Malu sih kalo gue mah."

Darka mengepalkan tangan kencang. Ingin sekali melempar helm ke wajah Aldrich. Tapi rasanya tak mungkin, itu akan membuat dirinya semakin malu.

Memutuskan mengangkat tangan, menunjuk wajah Aldrich. "Bajingan! Tunggu pembalasan gue."

Laki-laki itu tertawa kecil, mengacungkan jari jempol sebagai respon. Darka kembali memakai helm dan bergegas pergi.

"Ravens, cabut!" titah Darka pada beberapa temannya.

Aldrich geleng-geleng. Ada ya orang kayak Darka, dia yang nantangin, dia juga yang kalah terus pake ngancem segala. Suka pengen ketawa aja liatnya.

"YUHU! SELAMAT PAKETU!" teriak beberapa anggota Wynzelle. Dibalas Aldrich senyuman kecil.

"Aw baby aku udah yakin kamu pasti menang." Arsen dengan alay berlari kecil hendak menerjang Aldrich dengan pelukan.

Sebelum terjadi Aldrich menyorot tajam sambil menunjukkan kepalan tangan. "Heh ngapain lo?! Mau nih bogem?"

"Yaelah, pengen meluk sebagai ucapan selamat." balasnya.

"Enggak." Aldrich bergedik ngeri.

"Mampus lo! Bogem aja Al, biar gak kebiasaan." Gilang mengompori.

"Bacot lo kiting! Rambut noh urusin!" cibir Arsen.

Gilang Emilio Pangestu, memiliki rambut curly diujung hingga membuat mereka memanggil dirinya dengan sebutan Kiting. Gilang sih santai, karena ia menganggap itu termasuk panggilan sayang. Iyuh!

Anaknya gak bisa diem kayak cacing kepanasan. Gak terlalu ganteng tapi lebih ke manis. Cuma ketutup aja sama kelakuan bobroknya.

"Lagian lo ngapain mau peluk-peluk Al segala. Jijik bego! Jangan bilang lo udah belok gegara kelamaan jomblo?" tuduh Gilang yang mendapat tendangan keras di bokongnya oleh Arsen.

"Sekate-kate mulut lo kalo ngomong. Gue masih doyan cewek, bangsat!" Arsen mencibir.

Gilang tersenyum menggoda, "Ah masa sih, Love?"

Lovelin Arsenio, manusia dengan segala kelakuan random bikin orang geleng-geleng kepala. Kalo ngomong suka campur pake bahasa G. Satu hal yang dia tidak suka, ketika orang memanggil namanya dengan sebutan Love.

Dulu orang tuanya sangat menginginkan anak perempuan, namun sayang tak sesuai harapan. Makanya Arsen diberi nama ada perpaduan dengan perempuan.

Untung aja kelakuannya tidak. Palingan kalo kumat suka enggak waras doang.

Pernah Arsen meminta untuk mengganti nama awalnya. Eh malah diancam akan dikeluarkan dari kartu keluarga. Kejam bukan? Tapi akhirnya ia pun menerima, meski tetep suka kesel bila di panggil dengan sebutan Love.

"Lo tuh ya emang nyari rib—" Arsen hendak menjambak rambut kebanggaan Gilang terpaksa undur.

"BERISIK BEGO!" Nathan tiba-tiba berseru.

Caesar Nathaniel Pramudya, wakil Wynzelle yang telah memiliki pawang. Orangnya ramah, ambis terhadap sesuatu. Selain Aldrich, dia juga turut dijadikan Atm berjalan.

Melerai kedua temannya yang hampir bertengkar. Kepalanya pening karena banyak suara orang teriak bersaut-sautan. Ditambah dua orang itu malah memperkeruh suasana.

Satu lagi, seorang cowok yang sejak tadi diem kini tertawa kecil. Dia orangnya sedikit pendiem, bukan berarti cold boy. Cuma ya males ngomong aja kalo emang gak penting banget. Dimas Dirgantara namanya.

Mereka berlima. Aldrich, Nathan, Gilang, Arsen, dan Dimas udah berteman lumayan lama sejak masuk masa putih abu-abu.

Wynzelle terkenal dengan kelihaian dalam mengendarai motor dan kekejamannya menghabisi lawan.

Diketuai oleh Aldrich dan di wakilkan oleh Nathan. Anggota Wynzelle menyebar di berbagai sekolah, kebanyakan daerah Jakarta Selatan.

Nathan memilih menghampiri Aldrich, "Ketua gue emang gak ada lawan. Congrats ye!" menepuk pundak Aldrich dengan senyum bangga.

"Thanks!" Aldrich tersenyum kecil.

Tiba-tiba ponsel Aldrich berdering. Menampilkan satu panggilan masuk dengan nama tertara 'Mami'. Ia berjalan menjauh sedikit agar tidak terlalu ricuh.

Tangannya bergerak menggeser tombol hijau ke samping kemudian mendekatkan ponsel tersebut ke telinga.

"WHAT TIME IS IT? KAMU GAK PUNYA RUMAH APA GIMANA SIH UDAH HAMPIR PAGI GINI GAK PULANG?!" teriak Adara -Mami Aldrich.

Dia mendengkus. "Emang bener deh, Mami gue sebelas duabelas sama toa masjid." gumamnya dalam hati.

Merasa tak ada jawaban, Dara kembali angkat bicara, "Ditanya malah diem. Bisu kamu hah?"

"Astagfirullah Mami jahat! Masa anaknya sendiri dikatain bisu." Aldrich mengelus dadanya. Mendrama meski tau Dara enggak melihatnya.

"Ya abisnya kamu orang tua nanya gak dijawab. Mana demen banget keluyuran sampe gak inget pulang. Lama-lama Mami aduin Oma kamu ya, biar dipukul pake tongkatnya." Dara mengancam.

Jika sudah membawa-bawa Oma-nya Aldrich tak akan berkutik. Ia sangat menyayangi sekaligus menghormati Oma yang merawatnya sejak kecil.

Bisa diukur rasa sayangnya pada Oma lebih besar daripada rasa sayang pada orang tuanya. Kayaknya.

Ya bisa dikatakan Aldrich kecil itu kurang kasih sayang orang tua. Sejak kecil Mami Papinya selalu menitipkan pada Oma karena terlalu banyak pekerjaan yang membuat mereka harus bulak balik keluar negeri.

Tapi sesibuk apapun, Aldrich tak pernah membenci mereka yang lebih mementingkan pekerjaan daripada dirinya. Sempat sih timbul rasa kesal dulu, sampai ada acara mogok makan. Cari perhatian dikit biar Dara menyuapinya.

Oma pun turun tangan, pelan-pelan memberi pengertian. Bahwa Papi Maminya berkerja keras juga untuk masa depannya kelak. Lambat laun Aldrich paham.

Puncaknya saat berseragam putih biru, Dara memutuskan berhenti bekerja dan menghabiskan waktu di rumah. Dia sadar dan menyesal karena terlalu mementingkan bisnis sehingga melupakan putranya.

Aldrich seneng bukan maen tentunya. Meskipun Papi jarang pulang, mungkin satu bulan bisa dua kali aja atau bahkan sekali.

"Fine! Al pulang sekarang."

Di sebrang sana Dara tertawa lucu. "Okay! Take care my handsome boy, jangan ngebut ya." kemudian Dara mematikan panggilan sepihak.

Aldrich memasukan ponsel. Langsung berteriak sebagai pamitan. "Gue balik, Mami udah ngancem."

"OKE. BAE-BAE DI JALAN." mereka berkata. Ia mengangguk lalu melajukan motor, menuju mensionnya.

•••

welcome to Aldrich's life gengs! ☠

late braking; teknik mengerem dalam untuk mendahului lawan atau menyalip di tikungan.

wheelie; teknik mengangkat roda depan sambil melaju.

FOLLOW IG : @wynzelle_ofc

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

451K 22.5K 32
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2.3M 147K 45
‼️ NEW VERSI ‼️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻...
423K 22.2K 35
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
2.9M 250K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...