sleep boy ·· hueningkai [✓]

Von wooyeonz

10.8K 2.2K 69

❝ entahlah, jadwal tidurku sekarang kacau.. ❞ Mehr

[Prolog : Sleep]
01.| Gradulation.
02.| Coffee.
03.| Soulmate.
04.| Neighbor.
05.| Soulmate II.
06.| Night.
07.| Drama.
08.| New Sister.
09.| 20cm.
10.| Wonder.
11.| Begin.
12.| Sorry.
13.| How.
14.| Feelling.
15.| Home.
16.| You.
17.| Guilty.
18.| Down.
19.| Promise.
[Epilog : Awake]
thank you!

20.| Without Him?

317 66 2
Von wooyeonz

Abigail hanya terdiam beberapa hari setelah mengetahui bahwa Kai sudah tidak disini. Ibunya yang melihatnya aneh pun menanyakannya. Dan dijawab dengan jujur olehnya.

"Sudahlah,jika dia memang berkata akan kembali,kenapa tidak menunggu saja? Bukankah kita memperbaiki diri kita sampai ia kembali? Siapa yang tau kalau saat dia kembali justru akan lebih baik dari sebelumnya? Kau mau tertinggal?" Itulah yang ibunya ucapkan. Abigail menganggap itu ada benarnya.

Mungkin saja saat Kai disana tidak hanya penyembuhan yang ia lakukan,mungkin ia akan menjadi orang yang melebihi dirinya nanti. Yah,walaupun memang Kai melebihi Abigail dalam banyak hal. Tapi Abigail tidak ingin tertinggal.

Saat ini,Abigail mulai belajar dengan giat. Ia akan mengumpulkan nilai untuk masuk ke sekolah impiannya. Memang sedikit sulit namun ia lakukan dengan senang.

Aku akan melebihi Hueningkai.

Itu kata yang ia terapkan pada dirinya. Ia juga sudah rajin membantu ibunya bekerja di kafe. Yah,walau hanya beberapa jam. Tapi hasil nya adalah kopi buatannya jadi lebih enak dari yang sebelumnya.

"Abigail,bagaimana kalau aku pakai ini?" Tanya temannya yang tengah memilih sebuah pakaian. "Itu bagus untukmu." Abigail pun memberikan pendapatnya.

"Benarkah? Aku akan ambil yang ini. Kau pilihlah,aku bayarkan." Abigail lalu tertawa. Ia bersama temannya sekarang,temannya bilang ia harus menemaninya membeli pakaian untuk pesta ulang tahunnya.

Nama temannya itu Jamie. Dia anak dari pemilik sebuah perusahaan besar. Abigail kira,Jamie tidak akan suka dengan dirinya yang hanya orang biasa. Namun,hal itu salah.

Karna dari apa yang Jamie katakan,ia tidak merasa tidak nyaman lagi.

"Ah,itu sepertinya pas untukmu. Bagaimana?" Jamie lalu membawa sebuah gaun pendek selutut. "Wah! Ini cocok denganmu!"

"Benarkah?" Jamie pun mengangguk. "Ayo membayarnya. Sehabis itu bagaimana kalau kita makan?"

"Baiklah." Abigail hanya tersenyum,lalu membuntuti Jamie yang tengah membayar pakaiannya.

━─ೋ❈ೋ─━

"Abigail,apa kau pernah suka dengan seseorang?" Abigail mengangkat kepalamya. "Tentu saja. Aku yakin kau juga." Jamie tertawa kecil.

"Bagaimana bisa?" Ucapnya sembari diselingi tawaan kecil. "Bahkan kita baru berteman 2 minggu yang lalu."

Benar. Jamie itu murid pindahan di sekolah Abigail,kebetulan ia sekelas dengan gadis itu. Dan ini sudah 2 minggu sejak Kai pergi.

"Semua orang tau itu." Abigail lalu memasukan es krim ke dalam mulutnya. "Well,Siapa orang yang kau suka itu."

"Itu sebuah rahasia." Elak Abigail. Gadis itu lalu tertawa ringan. "Wow! Pengagum rahasia. Apa ini sudah terlalu cepat untuk pulang?"

Abigail menggeleng. "Tidak,ayo pulang. Aku harus membantu Ibuku." Mereka berdua lalu berdiri. Jamie kemudian memesan taksi. Tak berselang lama,mereka pun pergi.

Saat di dalam mobil,Jamie melihat ke luar jendela. Ia lalu mengerutkan dahinya. "Ternyata orang itu tinggal disekitar sini." Gumamnya.

"Apa?" Jamie menoleh. "Tidak,tadi aku melihat orang yang mengalahkanku saat Olimpiade Kimia. Entahlah,dia cerdas sekali. " Abigail hanya mengangguk. "Seperti apa orangnya?"

"Yah,tidak terlalu tinggi,rambutnya coklat lurus,matanya besar,dan hidungnya mancung." Jelas Jamie sembari memeragakannya dengan tangannya.

"Itu Taehyun,bukan?" Jamie terkaget. "Oh,kau kenal dia?"

"Yah,dia itu-"

"Maaf,nona. Sudah sampai."

"Ah baiklah." Jamie lalu membayar taksinya. Abigail turun,Jamie pun ikut turun. Mobil taksi itu lalu pergi.

"Kau tidak pulang?" Jamie tertawa kecil. "Dirumahku tidak ada siapapun. Aku akan membantumu di lafe jika kau izinkan."

"Tentu saja! Itu sangat membantuku, kalau mau kerjakan semuanya saja." Mata Jamie membulat. "Tidak jadi!"

"Baiklah baiklah,aku bercanda. Ayo masuk." Dua gadis itu lalu masuk ke dalam kafe.

"Kak. Dia akan membantuku. Jangan membebani dia,oke?" Ucap Abigail kepada kakak laki-lakinya yang tengah membuat kopi.

"Terserah." Jawab pria itu singkat. Abigail hanya tersenyum lalu mengambil 2 celemek coklat dari gantungan. Satunya lalu diberikan kepada Jamie.

"Ini." Jamie menerimanya. "Terima Kasih." Abigail dan Jamie kemudian melayani beberapa pelanggan.

"Meja nomor 3." Abigail mengangguk lalu membawa 2 gelas kopi ke sebuah meja.

"Terima kasih." Ucap kedua orang itu. Abigail hanya mengangguk lalu kembali ke meja dimana kakaknya berdiri.

Seseorang masuk ke dalam kafe itu. Gadis kecil dengan kulit putih dan mata besar. Gadis itu duduk di salah satu kursi.

Jamie yang sadar akan keharidannya segera mendekat. "Mau pesan apa?" Gadis itu menggeleng.

"Aku ingin bicara kepada kak Abi." Ucapnya. Jamie yang bingung segera menghampiri Abigail. "Berikan itu. Ada orang yang mau menemuimu."

Abigail berbalik,lalu melihat gadis itu melambaikan tangannya. Ia mendekati gadis itu lalu duduk di seberangnya.

"Ada apa,hm?"

"Kakak mau tidak menemaniku besok? Hanya 2 jam saja. Jika lebih kakak boleh pulang." Abigail mengerutkan dahinya. "Acara apa dan kenapa aku?"

"Ibu ada urusan besok. Kakak mau kan menemaniku ikut test yang ke-2. Aku lulus di test pertama. Aku harus ikut yang kedua besok."

"Memangnya diizinkan?" Tanya Abigail. Gadis di depannya itu tampak berfikir. "Yah,kalau tidak boleh. Kakak bisa menunggu di luar atau dimanapun. Aku akan gugup jika tidak ada yang menemaniku,terlebih hanya mengantar sekalipun."

"Ya,baiklah. Jam berapa?"

"Sembilan pagi. " Abigail mengangguk lalu tersenyum. "Baiklah." Gadis di depannya itu tampak sangat senang.

Ia masih teringat kala kakak dari gadis itu pergi,wajah gadis itu tidak sesenang ini. Bahkan gadis itu pernah bercerita bahwa ia akan menyusul kakaknya itu.

Tapi siapa sangka? Dalam waktu yang singkat, gadis itu sudah melihat hal baik dari kejadian itu.

"Aku akan berlatih. Semangat,Kak!"

"Kau juga." Gadis itu lalu tersenyum dan pergi. Jamie lalu menghampiri Abigail. "Siapa?"

"Oh,Bahiyih. Adik temanku." Abigail laou berdiri dan kembali bekerja.

Beginilah 2 minggu sejak kepergian Kai. Semua normal,jika kebanyakan orang akan lesu dan kusut di saat orang yang mereka sayang pergi, justru Abigail berusaha agar dirinya lebih baik saat orang itu kembali nanti.

Di setiap kedatangan pasti ada perpisahan.

Begitu katanya. Dan dalam hal apapun,cukup banyak bukti yang ada. Dalam hal ini,Abigail tidak mau terus sedih karna hal itu. Ia mencoba membuat dirinya lebih baik,dengan rasa yang masih ada di hati.

Bahkan,ia tidak tau kapan rasa itu akan hilang. Yang pasti,semua ada waktunya. Kapan rasa itu akan hilang? Atau malah tidak akan pernah hilang? Biar waktu yang menjawabnya.

With him,She will be so Happy.
Without him,She will be okay.”

"Abigail! Cepatlah sedikit!" 

"Baik!"

━─ೋ❈ೋ─━




Note:
Last episode before epilog. how do u think? gimana ceritanya selama ini?

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

688 130 23
"Bodoh!! Kau bodoh!! Aku membencimu..." "Ya, benci saja aku. Itu jauh lebih baik" ••• Hwang Hyunjin, seorang lelaki tampan yang mencintai seorang gad...
466K 46.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
2.2K 846 18
Jika ditanya, apakah Nadela menikmati kehidupannya dengan kedua kakak laki-lakinya itu. Sudah pasti jawabannya berubah-ubah, sebab terkadang ia meras...
233K 34.9K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...