DON'T COPY MY STORY!!!
Happy Reading,
____________________________
Florida, Amerika Serikat.
Juliet bersama Victor sudah dua hari memutuskan berlibur bersama di sini. Pria itu semakin menempel dan terus dekat dengan Juliet. Gadis yang selalu menjadi titik pusat fokus Victor selama ini, dia tidak pernah menyangka jika hadirnya seorang gadis ini membuat dirinya seolah hidup kembali.
Victor kini mengakui, Juliet menjadi acuan dirinya sering tersenyum simpul beberapa hari ini.
Gadis yang pernah buat dia celaka, kini seperti sebagian dari diri Victor.
Keduanya berada di bibir pantai, hanya mereka berdua, beberapa orang mengenali seorang Victor Melvin berdecak kagum. Terutama para gadis di sana menatap pria itu terang-terangan, tetapi tidak ditanggapi Victor.
Pria itu hanya menikmati sinar mentari menusuk matanya dan kulitnya, tertidur di pangkuan gadisnya. Dan tangan kekar itu memeluk Juliet posesif, seolah memberitahu beberapa pria di sini jika Juliet miliknya.
Apalagi Juliet yang memakai baju minim, tidak memakai bikini. Karena Victor melarang keras dirinya menggunakan di tempat umum, Juliet merasa dirinya berbeda dengan gadis lain. Dia seperti gadis yang baru pertama kali menemukan pantai seperti apa, terlihat dari orang-orang itu melirik dirinya dengan mata mencemooh.
Ini foto bajunya Juliet
"Aku tidak nyaman dengan tatapan mereka," kata Juliet kepada Victor yang membuka matanya, seketika mata elang itu melirik sekitarnya.
"Pria mana yang membuat kau tidak nyaman, baby?"
Seketika wajah Juliet langsung merah, mendengar kata 'baby' rasanya dia akan terbang. Terlalu indah di dengar, apalagi Victor yang mengucapkannya dengan suara seksi dan serak milik pria itu.
Juliet harus menahan godaan Victor yang semakin hari dia tidak pernah berkata ketus dan bagusnya bersikap manis.
"Tidak, para gadis itu menatapku aneh," kata Juliet, Victor mengangkat saru alisnya.
"Mereka mengejek pakaian yang aku kenakan, bisakah aku memakai bikini?"
"Bahkan pakaian yang kau pakai, tidak layak disebut pakaian," kata Victor membuat Juliet mengerucutkan bibirnya gemas.
Astaga, Victor tidak akan membiarkan Juliet untuk menunjukan kegemasannya di tempat umum. Pria ini lancang mencubit bibirnya Juliet hingga gadis ini meringis.
"Kau terlihat menggemaskan," kata Victor dalam.
"Tetapi aku tidak menyukai ekspresi mu itu di sini." Victor langsung meletakan kepalanya di paha Juliet.
"Sepertinya akan ada berita nanti di media, tentang hubungan kita," kata Juliet mengusap rambut Victor yang hitam legam lembut, terkadang memijit dahi sampai pangkal hidungnya.
"Biarkan, semua orang harus mengetahui," katanya pelan menikmati sentuhan Juliet.
"Kenapa kau menarik diriku untuk menjadi kekasih pura-puramu, padahal banyak gadis lain yang sederajat darimu. Aku hanyalah orang asing yang kebetulan beruntung saja," kata Juliet, tetapi tidak dijawab oleh Victor.
Victor hanya diam masih menikmati gerakan tangan Juliet, sampai gadis itu memutuskan untuk berhenti.
"Berhenti mengerucutkan bibirmu," katanya dengan memejamkan mata, Juliet dibuat sengaja tambah mengerucutkan bibirnya.
Sampai dia terpekik tertahan Victor sudah merubah posisi secepat kilat. Kini dialah yang berada di atas Victor membenamkan wajahnya di dada pria tersebut.
Orang-orang yang melihat keduanya, tersenyum penuh arti, keduanya sangat menggemaskan. Tetapi tidak pedulikan oleh pria itu, dia menyesal tidak membawa Juliet ke pantai pribadinya. Lebih privat dan dia bisa melakukan sesuka hati bersama Juliet.
"Peran palsumu terlalu lama, hingga aku tidak ingin melepaskanmu begitu saja," kata Victor langsung mengecup bibir Juliet kilat.
"Berhentilah mengerucutkan bibirmu."
Juliet langsung bangkit, duduk dengan tegap di samping Victor.
"Aku haus," katanya merengek.
"Jack, tolong belikan es kelapa," kata Victor kepada Jack yang memang ikut liburan mereka, Jack yang sedang asik di kursi kayunya langsung menganggukkan kepala.
Pergi meninggalkan keduanya, Juliet terus-menerus memperhatikan Jack. Sebenarnya pria itu sangatlah menarik, tidak memperlihatkan dia sebagai bawahan Victor.
"Kau terus menatapnya," Victor menarik dagu Juliet halus, membuat gadis itu tersenyum tanpa dosa.
Walaupun Jack adalah orang kepercayaannya dan sahabatnya sekaligus, tetap saja dia tidak menyukai jika Juliet lebih memperhatikan Jack terlalu lama. Dia tidak menyukai miliknya, tertarik dengan pria lain.
"Ke mana kau?" tanya Victor, Juliet tidak menanggapi pertanyaan pria itu.
Dia lebih mendekat ke arah air pantai, membasahi bajunya dan kakinya, sejuk dan dingin menjadi sensasi Juliet nikmati.
Sampai dia membungkukkan tubuhnya agar air menyambar bibir pantai mengenai Juliet.
Kesenangan Juliet terlihat oleh Victor, yang langsung menghampirinya. Pakaian Juliet sudah basah, hingga memperlihatkan pakaian dalamnya.
Victor langsung mendekap Juliet dan menggendongnya menuju tengah pantai, Juliet mencengram bahu Victor erat.
Dia rasa kakinya yang mencapai dasar tidak menyentuh permukaan, berbeda dengan Victor. Dia melihat ke arahnya dalam, dan sangat dekat.
Keduanya terpaku dalam tatapan yang menghipnotis, retina berwarna biru langit semu hijau milik Juliet bertemu dengan warna gelap yang kelam.
Juliet menikmati momen ini, yang mungkin dia tidak dapatkan.
Perkataan kemarin membuat dirinya terpikirkan, dia tidak ingin kebersamaan dengan Victor terenggut karena gadis di masa lalu.
"Jangan pernah tinggalkan aku, Victor," lirih Juliet kepada Victor dengan mengusap rahangnya lembut dan mengecupnya, hingga desiran itu membuat Victor berdetak.
"Aku telah berjanji," katanya.
"Jika masa lalumu kembali, tetaplah berdiri kokoh di sisiku. Karena jika kau pergi, maka aku akan mati," kata Juliet dengan tatapan cemas.
"Aku mengetahui rencanamu, menjebak diriku dengan alasan hutang budi telah menolongku, agar kau bisa terhindar dari berita yang kurang sedap di publik," lanjutnya sempat membuat pria ini terkejut.
Dia tidak pernah menyangka Juliet mengetahui semua ini, dia semakin curiga siapa yang memberitahu gadisnya.
Tidak mungkin Jack, karena Victor yakin ada sesuatu dalam diri Juliet yang membuat gadis itu selalu mengetahui berita yang sudah lama mati. Dia memang pandai mencari informasi.
"Apakah kau masih menganggap diriku alatmu untuk berlindung dari masa lalu?" tanya Juliet kepada Victor, dan refleksnya dia menggelengkan kepala.
Entah dia juga bingung dengan perasaannya sendiri, jangankan orang lain. Dirinya sendiri tidak mempunyai kepercayaan teguh.
"Jika masa lalumu kembali, apakah kau akan memberikan kesempatan untuk membahagiakannya?" pertanyaan itu adalah kata yang pernah diucap oleh Victor kemarin.
Dia tidak menyangka jika Juliet mengetahui arti kata tersebut untuk siapa.
"Aku mengetahuinya, Victor, tapi selama ini aku berpura-pura tidak mengetahuinya. Aku mengira kau akan memberitahuku, ternyata kau terus bungkam. Masa lalu itu, taman bunga matahari," kata Juliet mencoba tersenyum, walau dalam dirinya dia menguatkan diri.
Juliet hanya merasakan firasat yang buruk di antara keduanya.
"Jika suatu saat dia kembali, dan kau akan membahagiakan dirinya—," Juliet menjeda perkataannya dengan mendekatkan dirinya ke telinga Victor.
"Aku tidak ingin, karena aku bukan sebaik itu," lanjutnya dengan senyuman puas.
Sebaik apapun dia, jika masalahnya menyangkut tentang kebahagiaan dia. maka dia tidak akan mengalah, dia bukan wanita yang lemah untuk merelakan prianya bersama yang lain, jika dia mencintai bukan berarti merelakan.
Seharusnya dia mempertahankan, sebesar apapun terjangan itu. Daddy-nya pernah memberitahu, jika dia hanya boleh mengalah dalam segala urusan terkecuali kebahagiaan.
"Maaf, gadismu ini egois. Siapa yang rela kebahagiaannya direnggut gadis lain, untuk apa aku dilahrikan jika disakitkan?" tanyanya dalam nada yang dalam, hal itu membuat Victor diam seribu bahasa.
Dia mengakui jika Juliet adalah tipe orang yang egois demi kebahagiaannya, tetapi tidak membuat dia merasa muak. Victor menyukai sikapnya.
"Seseorang pernah berkata padaku, jika kau mencintai seseorang, dan dia menyakitimu. Buatlah dia menderita lebih darimu, jika kau dibuat bahagia maka bahagiakan sehabat yang kau lakukan. Dan jika pasanganmu mati, maka kau akan merasakan hal yang sama," kata Juliet tersenyum.
Victor mendekatkan wajahnya dan memberikan kecupan sayangnya.
"Tidak akan, karena kau pergi maka aku akan hilang arah."
***
Jangan lupa kasih komentarnya yah gais, sama votenya. Semoga kalian suka dan selalu menunggu cerita ini wkwkwk.
Follow juga instagram Demongirlwp untuk more info dan pribadi Desycahyaaa,
See u,
Desschya 2020.