Terlanjur!
***
___
"Hyun-ah tolong beri aku pekerjaan, aku sudah lulus kuliah 1 bulan lalu tapi setiap perusahaan yang aku datangi menolak mempekerjakan ku. Tolonglah." Sahabat sekolah menengah Hyun yang tak lain Vey bicara di telepon.
"Jangan berbicara begitu, aku ini sahabatmu. Kau bisa langsung ke kantorku hari ini." Balas Hyun.
"Sungguh? Ah baiklah, gomawo!" Tanggap Vey sebelum sambungan telepon mati.
___
.
"Luna-ya aku pergi dulu, kau tidak apa-apa kan sendiri dirumah." Kata Hyun pada Luna yang masih setia dengan selimut walau sudah pagi.
"Kenapa sendiri? Dimana Eomma?." Balas Luna yang belum tau jika ibunya cek up pagi ini.
"Eomma mu pergi ke rumah sakit 20 menit lalu." Hyun memberi tau.
"Hyun-ah antar kan aku ke rumah sakit sekarang,"
"Kenapa, kau sakit?"
"Aniyo, aku hanya ingin menemani Eomma."
"Hmm... Kau belum mandi kan?" Hyun mencubit gemas pipi Luna.
"Tunggu aku 5 menit." Sambar Luna yang langsung ngicrit ke kamar mandi.
"Kuharap 5 menit itu tidak sama dengan 5 jam." Teriak Hyun karena posisi Luna yang sedikit jauh.
.
Telepon berdering kembali,
___
"Hallo!"
"Hyun-ssi tolong bantu aku!"
"Raena-ya?"
"Iya benar,"
"Apa yang bisa ku bantu?"
"Aku butuh pekerjaan, Eomma ku sedang sakit, hiks..." Suara tersedu sahabat karib Luna terdengar.
"Kau bisa datang ke kantorku hari ini."
"Jin-jja?"
"Ne,"
"Gomawo Hyun-ssi."
Tut.. telepon mati.
___
"Ah.. Pasangan ini sepertinya sudah janjian untuk menghubungiku." Gumam Hyun seraya meletakkan asal ponselnya.
.
30 menit kemudian mereka sampai di depan rumah sakit.
"Luna-ya, kau mau ku antar masuk?,"
"Tidak perlu." Balas Luna seraya keluar dari mobil.
.
Beralih ke kantor...
"Hyun-ah," panggil seseorang yang tak lain adalah Vey.
"Kau bisa langsung bekerja Vey."
"Hyun-ssi!" Selanjutnya giliran Raena yang memanggil dan menghampiri Hyun yang sedang bersama Vey.
"Raena-ya, kau juga bisa langsung bekerja. Kalian berdua berada di divisi yang sama, selamat berkencan eits maksudku selamat bekerja." Jelas Hyun dengan sunggingan senyum tipis.
.
___
Ponsel Hyun kembali berdering,
"Hallo Luna-ya"
"Hyun-ah cepat pulang sekarang."
Tut ... Sambungan terputus.
___
"Astaga, ada apa dengan Luna." Gumam lirih Hyun yang sepertinya khawatir.
.
.
.
"Luna-ya! Luna-ya!" Teriak Hyun saat sampai di rumah.
"Hey, diam lah jangan berteriak." Kata Luna yang ada di tangga lantai atas.
"Ada apa meneleponku, kau sakit? Atau Eomma?." Ucap Hyun seraya menelisik suasana dan menghampirinya Luna.
"Tidak menantuku!" Sambar Mrs. Hwang.
"Akhirnya sel kanker ku musnah dan sekarang diriku sudah sembuh." Lanjutnya.
"Syukurlah, aku turut bahagia untukmu." Kata Hyun dengan sunggingan senyum. Selanjutnya Mrs. Hwang pergi untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
"Eomma dan aku berencana untuk mengadakan acara barbeque an malam ini, kau setuju? Kau harus setuju pokoknya." Ucap Luna tanpa jeda.
"Baiklah sayangku."
"Ish... Aku tidak suka panggilannya."
"Lalu aku harus panggil apa?"
...
17.00 waktu setempat,
"Hyun-ah lihat ini, kenapa dress ku semakin sempit." Kata Luna yang menarik-narik lengan bajunya siapa tau bisa longgar.
"Sepertinya berat badanmu naik." Jawab Hyun santai.
"Apa kau bilang?" Ucap Luna tidak terima.
"Kau bilang aku gendut? Ha?" Lanjutnya.
"Aduh sepertinya aku salah bicara." Ucap lirih Hyun entah pada siapa.
Akhirnya Luna mendekati Hyun dan,
"Rasakan ini." Bisa ditebak, Luna memukul Hyun. Ya bercanda, bukan sungguhan.
"Ah hentikan itu."
"Tidak akan"
"Hentikan!"
"Tidak mau."
Jadilah mereka baku hantam dan berakhir dengan pelukan hangat Hyun.
"Kalian berdua keluarlah." Teriak seseorang yang tak lain adalah Mrs. Hwang.
"Iya Eomma!"
"Ayo keluar."-Luna.
"Kau duluan."-Hyun.
"Kau saja."-Luna.
"Baiklah, keluar bersama." Hyun mengangkat Luna dan menggendongnya keluar.
"Astaga sepertinya kau naik 10 kilogram." Ucap Hyun saat menggendong Luna.
"Kau mulai lagi? Ha? Rasakan ini."
"Aduh, jangan menggigitku sekarang. Nanti malam saja." Kata Hyun menggoda.
"Sudahlah, turunkan aku!"
"Ya memang aku mau menurunkan mu sekarang, kau berat sekali." Kata Hyun yang menyipitkan matanya seperti kelelahan.
Karena Mrs. Hwang sudah menghampiri mereka Luna hanya membalas dengan kepalan kedua tangannya.
20.00, berpesta keluarga!
"Luna coba gunakan alat ini." Mrs. Hwang menyodorkan sebuah alat tes kehamilan.
"Apa ini?" Kata Luna yang tidak tau.
"Ini alat tes kehamilan." Mrs. Hwang memberi tau. Seketika wajah Luna memerah seperti kepiting rebus karena mengingat malam satu bulan lalu.
"Ya baiklah." Luna setuju dan mengambil alat tes itu.
-.-
"Eomma?, Garisnya ada dua!." Bisik Luna.
"Astaga, Eomma senang sekali. Selamat ya sayang!" Respon Mrs. Hwang dengan teriakan kebahagiaan.
"Ada apa ini?." Sambar Hyun yang tidak tau apa-apa karena sejak tadi sibuk dengan telepon yang masuk.
"Luna hamil!"
⬇️
Suka syukur, gak suka bodo amat🤣
Part tergaje? Maybe...
Part terberantakan? Maybe...
Part membosankan? Maybe...
Part tak masuk akal? Yeah, maybe...
💔lagi kacau!!!
$______________$