Badboy Vs Fuckgirl

By annisar4h

22.7K 3.5K 552

⚠️ MENGANDUNG KATA KATA KASAR. Alea Adeera Tonio gadis berparas cantik, namun sayang ia adalah seorang Fuckgi... More

1 | Permainan
2 | Tantangan
3 | Mulai
4 | Flashback
5 | Jadian
6 | Flashback prt 2
7 | Ultah Bianca
8 | Devano
9 | Jadian Prt 2
10 | Baikan?
11 | Problem
12 | Rencana
13 | Kecelakaan
14 | Sadar
16 | Putus
17 | Baru
18 | Gagal melupa
19 | Sakit
20 | Pilihan
21 | Selamat tinggal
22 | Selesai

15 | Irene

632 124 14
By annisar4h

▌│█║▌║▌║ - ║▌║▌║█│▌

Sudah 2 hari Revan tidak bertemu dengan Alea, semenjak ia memulai sekolah, Alea sudah 2 hari tidak sekolah, ada kabar Alea sedang pergi keluar kota bersama keluarganya.

Revan sudah mengetahui hal itu 3 hari yang lalu, namun ia tidak menyangka Alea akan selama ini meninggalkan dirinya.

"Van" panggil Rio seraya melambaikan tangannya.

Revan membalas lambaian tangan Rio dan melangkah ke kursinya. "Lu tau ga? Bakal ada anak baru, namanyaa-"

"Pagi anak anak" Bu Siska memotong kalimat Rio tanpa sengaja. Semua murid langsung berloncatan loncatan menghampiri bangkunya.

Bu Siska menggeleng melihat kelakuan anak dikelas ini.

"Oh iya, ibu mau kenalin anak baru, ayo masuk nak" lanjutnya seraya memberikan instruksi kepada gadis diambang pintu.

Gadis itu masuk dengan langkah goyah, ia gugup berhadapan dengan 19 orang murid didepannya itu.

"Kenalin nama kamu ya." Lanjut Bu Siska lalu berdiri disampingnya gadis itu.

"Halo, namu aku Irene Shara Sonia. Panggil aja Irene, aku berasal dari Bekasi. Pindah kesini karena ikut ortu, makasih."

"Yasudah, kamu duduk bareng Revan yah, Rio pindah kebelakang" lanjutnya dan menyuruh Rio pindah ke kursi belakang bersama Bombom.

Dengan langkah malas akhirnya Rio mengikuti perintah Bu Siska. Irene dengan langkah cepat langsung menghampiri kursi yang 10 detik lalu masih diduduki Rio.

Revan menatap irene canggung, rasanya ingin kenalan, tapi..
Sudahlah, pelajaran berlangsung seperti biasa tidak ada istimewanya.

Bel istirahat pertama berbunyi membuat semua makhluk berbondong bondong mendatangi kantin, Revan dengan langkah santai dan tegapnya berjalan diiringi kedua sahabatnya memasuki area kantin.

Tidak ada Alea. Revan merasa ada sebuah kebebasan dalam dirinya saat ia mengingat itu, tidak! Apakah sekejam itu dirinya?.

Ia berjalan menuju kearah kursi..Irene? Membuat mata Revan, Rio dan Bagas membelalak.

"Van, lo ngapain kesini" ujar Rio setengah berbisik. Revan hanya menggeleng tidak mengerti, ia mengikuti langkah kakinya, tapi bukan untuk kesini.

Resi mengerutkan keningnya. "ngapain kalian berdiri disitu?."

Resi adalah teman sekelas Revan yang sekarang sedang dekat dengan Irene.

Revan melangkahkan kakinya pergi menjauh dari sana, namun dua gadis itu masih saja menatap heran kearah Revan.

"Bodoh,tolol,idiot,oon" rutuknya.

"Astaga van, lu ngapain coba pake samperin bangku Irene." Ucap Bagas gusar lalu mulai duduk dikursi panjang pojok kantin

Revan masih diam dalam tatapan kosong. "Udah gih kalian pesen makanan aja" Ungkapnya

Rio mengikuti permintaan Revan, akhirnya ia memesan 3 mangkok mie ayam dengan 3 es jeruk dingin.

10 menit akhirnya makanan itu tiba didepan mata mereka masing masing. Membuatnya ingin melahap habis dengan cepat. Tetapi seketika nafsu makan Revan hilang saat ia melihat bangku yang diduduki Irene

Segera Revan menghilangkan rasa itu, ia berusaha menyuap beberapa helai mie untuk masuk kedalam mulutnya.

• • •

"Irene" panggilan itu membuat sang empu menoleh. Ia mengerutkan keningnya. "Siapa" batinnya

Lelaki itu tersenyum kikuk. "Mau pulang bareng aku?" Tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kamu siapa?"

"Oh kenalin, Revano Mahendra"

Revan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sebelum ia melanjutkan ucapannya. "mau pul--pulang ba-bareng?"

Irene menggeleng cepat, "ga deh, aku naik bus aja, makasih tawarannya" ujarnya lalu mulai melangkah meninggalkan Revan

Ia tidak mengejar Irene dan memaksanya untuk ikut dengannya. Ia mengingat sebuah nama yang sampai saat ini masih ia sayangi. Alea,

Revan membalikkan badannya dan menghampiri motor besar merah miliknya itu, ia mulai memasukan kunci perlahan dan memutarnya.

Revan bukan seorang Fuckboy, dia hanyalah badboy. Jika urusan wanita, ia akan sangat hati hati, tetapi semenjak kejadian bersama Alea membuat semua prinsipnya itu lenyap, ia lalai memilih gadis, ia sadar Alea hanya memanfaatkannya sebagai sebuah taruhan

Namun, ia sendiri malah terjebak dalam rasa sayangnya, akankah sayang ini tulus? Atau hanya main main? Karena semua berawal dari game. Tetapi, apa cinta ini juga hanya sebuah game? Atau perasaan yang terjebak dalam game?

Ia masih terus memikirkan akan hal itu, sudah seringkali ia memahami semua keadaanya, namun gagal, memahami sesuatu yang rumit tidak akan semudah itu, butuh waktu lama untuk Revan memahaminya

Jam menunjukkan tepat pukul 17.59, Revan bergegas mengambil air wudhu dan melangkahkan kakinya menuju masjid terdekat, ia ingin meminta jawaban atas segala pertanyaannya kepada sang maha kuasa.

Selesai menyelesaikan sholat maghrib, ia berdoa dengan khusyuk kepada sang ilahi, meminta jawaban atas segala pertanyaannya.

"Ya Allah, apa Alea yang terbaik buat Revan? Jika memang iya, dekatkanlah ya Allah, jika tidak jauhkanlah ya Rabb Aamiin" Ucapnya dia akhir akhir sholat.

Hampir setiap hari Revan melakukan sholat maghrib dimasjid, mungkin hanya shalat maghrib saja, selebihnya jarang. Namun ia tidak pernah lupa pada penciptanya dan pencipta alam semesta, walau kadang saat ada maunya saja Revan benar benar khusyuk melakukan ibadahnya itu.

• • •

Setelah beberapa hari, akhirnya Alea kembali masuk sekolah dengan muka yang lesu dan tidak bersemangat. "Kenapa le?" Tanya Revan saat mereka telah tiba di koridor kelas.

Ya, setelah Alea menghubungi Revan untuk menjemputnya, betapa senangnya Revan mengetahui Alea sudah kembali. "Cape" ucapnya seraya memijit pundaknya.

"Nanti kita ke tukang pijit"

Alea tertawa kecil. "Ngapain?"

"Numpang makan" ucap Revan ngawur.

Tawa itu kini berubah menjadi tawa yang terbahak-bahak. Sudah lama Alea dan Revan tidak merasakan ini.

Hati Alea bergetar melihat Revan yang dulu membencinya kini bersamanya. Brukh, hantaman bahu dan bahu itu membuat Alea goyah.

Revan menatap gadis yang sudah menjauh itu. Irene. Dengan sigap Revan meraih tubuh Alea yang sedikit lagi ambruk. "Le, gapapa kan?" Tanya Revan disela sela menahan tubuh lea.

Alea menggeleng dan membangkitkan tubuhnya. Revan menggeram kesal pada gadis menjengkelkan itu giginya saling beradu, ingin sekali ia menghajarnya.

Seseorang tersenyum melihat aksi Irene. Dengan segera ia beranjak pergi dari tempatnya itu dan kembali kedalam kelasnya.

Huh huh huh!, Nafasnya tersengal-sengal ia menolehkan wajahnya hingga bisa melihat kebelakang, ia melihat tubuh Revan dan Alea menjauh

Rasa tidak enak mulai muncul tak karuan, Irene menggelangkan kepalanya kuat kuat, ia kembali berjalan menyusuri koridor.

• • •


Quotes

"Rasa ingin pergi itu selalu ada, namun selalu kalah dengan rasa sayang"


Tbc-


Continue Reading

You'll Also Like

14.1K 2.8K 39
[Sudah end] ✓ [Sudah revisi]✓ Let me bee free Apa makna dari kata tersebut menurut kalian? Sejak saat itu, ia bergumam. Semesta tidak berpihak pa...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.9M 89.1K 39
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
13.9K 3.3K 31
Typo bertebaran 📌 Mampir yuk🍸 [Note: follow dulu sebelum baca!!] ______________________________________ Gabriella Anastasya Disini saya tidak bisa...
2.6K 171 4
Book 3 Agra adalah laki-laki yang dibilang cukup tampan disekolahnya. Sifat angkuh dan sombong Agra membuat orang yang melihatnya jengkel setengah ma...