Querencia

Autorstwa mafiakangkung

287K 32.6K 23.3K

[๐™Š๐™ฃ ๐™‚๐™ค๐™ž๐™ฃ๐™œ] #๐’๐ž๐ช๐ฎ๐ž๐ฅ ๐จ๐Ÿ ๐’๐ž๐ฆ๐ž๐ฌ๐ญ๐ž๐ซ ๐Ÿ– ๐˜˜๐˜ถ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ช๐˜ข (๐˜ฏ.) ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ญ๐˜ข๐˜ค๐˜ฆ ๐˜ง๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฎ ๐˜ธ๐˜ฉ... Wiฤ™cej

Mukadimah - Casts
Q01. Masuk Angin?
Q02. Semanis Sirup Kurma
Q03. Bekas Luka
Q04. Menjadi Raden Yang Baru
Q05. Gak Sesederhana Itu, Ananda!
Q06. Di Ujung Derita
Q07. Kado Terindah
Q08. Ananda & Raden Menuju Bahagia
Q09. Long "Dipingit" Relationship
Q10. Get Ready with Pengantin Baru
Q11. Panggil Mereka Ayah & Bunda Meong
Q12. Susu Murni Nasional
Q13. Bye-bye Raden Byutipul
Q14. Welcome Baby Girl
Q15. How to Fight Raden Wonwoo
Q16. Ketika Dominan Didominasi
Q17. Raden Miyu Maurasena
Q18. Officially Hot Daddy
Q19. Ayah dan Bunda, Mengapa Aku Berbeda?
Q20. Kapan Kerja Lagi?
Q21. Teror Paket Online
Q22. Teori Kebahagiaan Miyu
Q23. Nyicil Target Hidup
Q24. Happy Anniversary
Q25. Home...Home...Home...
Q26. Halo, Gigi Susu!
Q27. Ada Apa Denganmu?
Q28. Call Me Manjalita
Q29. Move Like Jaeger!
Q30. Manusia Pentol Korek Api
Q31. Bye, S2. Welcome New Member!
Q32. Kudeta Mbakyu Miyu
Q33. Little Ananda
Q35. Beruang Ngamuk [v.02]
Q36. Rindu Dibayar Nyicil
Q37. Bentuk Cinta
Q38. Anak Pertama
Q39. Resolusi Baru
Q40. Jalan Jaegerku
Q41. Cinta Salah Alamat

Q34. Beruang Ngamuk

4K 450 434
Autorstwa mafiakangkung

Ananda gak usah berlebihan deh, rasa sayang Nabda ke Miyu itu gak lebih dari rasa sayang buat temen.

==================

“Halooowww fams, welcome back to Miyu's Mukbang channel. Aduh, anak gadis Yanda lagi mam dong. Banyak bingitssss lagi mamnya, Yanda likey deh!”

Memang ya, yang namanya buah pasti nggak akan jatuh jauh dari pohonnya. Liat aja porsi makan Mbakyu Ciputat Raya satu ini yang sebelas dua belas dengan porsi makan Ananda Mingyu setiap makan. Nasi dan daging saja tidak cukup, tapi juga harus ada mangkuk berisi sayur asem buatan Buna Meong tercinta.

Orang tua mana coba yang tidak bahagia melihat buah hati mereka makan dengan lahap? Karena jujur, selama ini Miyu memang tidak pernah membuat Mingyu dan Wonwoo kepikiran urusan nafsu makan. Anak cantik satu ini bahkan menyukai segala jenis masakan, entah olahan sayur, daging, maupun makanan lain yang umumnya tidak disukai balita seusianya.

Dan dalam hal ini, genetik Mingyu memang sangat menolong. Sehingga jika dibandingkan dengan drama orang tua yang kewalahan menghadapi anak sulit makan, justru Yanda dan Buna dari keluarga meong malah kewalahan membuat menu yang sekiranya bisa memenuhi nafsu makan si Mbakyu kesayangan.

Duh, seneng banget deh pokoknya jadi Mingyu yang lagi mendokumentasikan kegiatan super menyenangkan. Bukan main emang soal kekhusukan, sebab Miyu paling juara bahkan sekarang aja lagi sibuk menyuap nasi dan daging ke dalam mulut. Anak gadisnya baru berusia 2 tahun, tapi urusan makan jangan ditanya sebab Miyu paling paham bagaimana cara menikmati makanan. Persis food vlogger lah ya, yang kadang lucunya saat Mingyu menemani untuk memantau, ternyata sering ketularan lapar dan mereka berujung makan bersama pada akhirnya.

“Yayah, no kameya! Iyu nda cukaaaaa.”

“Loh, kenapa tiba-tiba sekali anak cangtips? Bukannya Mbakyu paling seneng divideoin? Nanti bagus loh Ayah edit pake lagu baby shark. Atau mau lagu dari tiktok?”

Miyu menggeleng di tengah kunyahan. “Nehiiii, Yayah. cekayang Iyu agi nduuud. Nda cuka di putu. Mayuuuu.”

Mingyu yang awalnya panik malah ngakak ketika mendengar alasan si Mbakyu yang sangat lucu. Malu dong katanya gara-gara pipi dan perut Miyu balapan dalam urusan gembul. Padahal kalo boleh jujur, Mingyu sangat bucin dengan dua bagian itu yang sering berakhir dikecup atau gigit saking gemasnya.

“Gendut juga Ayah udah jatuh cinta sama Mbakyu yang cantik. Gapapa ya? Video lagi ya?”

“Mamauuuu! Iyu mayah niiiii.”

“Yaaaah, kok marah sih? Mbakyu gak sayang Ayah ya?”

“Utan gituuuuu, Iyu cayang Yayah kok..., api....”

“Tapi?”

“Mayu Yayah! Pipi Iyu besay cepeyti boyaaaa.”

Aduh, meledak dong kotak tertawa Mingyu saat melihat mulut Miyu yang mengunyah tapi manyun sembari menepuk pipi tanda balita ini insecure. Coba deh pemirsa di mana pun anda berada, Mingyu mau tanya! Sejak kapan ada balita yang memikirkan penampilan bahkan paham hasil kamera? Walaupun ada bayi gendut pun, bukannya mereka malah keliatan lucu ya? Belajar dari mana coba Miyu sekarang jadi makin pinter berbicara dan mengelak ini? Rasanya Mingyu jadi terharu melihat anak gadisnya makin dewasa. Belum siap aja gitu jika harus melihat kejutan lain dari Miyu yang tumbuh dengan pintarnya.

“Mbakyu sayang, dengerin Ayah,” Mingyu mengusap pipi Miyu yang belepotan bumbu dengan Ibu jari. “Anak seusia Miyu itu bukan gendut, tapi sehat. Kalau sehat, artinya Mbakyu udah bikin Yanda sama Buna happy. Janji deh, Ayah nggak akan upload ke Ytube. Tapi videonya disimpen buat kenang-kenangan aja ya? Biar kalau Mbakyu udah besar bisa liat seberapa lucunya anak cantik Ayah pas balita. Eh iya, sebentar lagi kan Adek Mieru lahir nih, kita kasih liat video-video kita yang dulu ya. Pasti Adek makin sayang deh sama Mbakyu! Waaaaw, Ayah feel excited! Ayah can't wait!

Wahai sodara-sodara adiksi kopi kapal meanie sekalian! Apakah usaha Papa Muda ini akan berhasil membuat Miyu mendengarkan wejangan? Memang jika ditelisik dari kalimat Mingyu barusan, sudah cukup meyakinkan bahkan bisa membuat ketetapan hati si balita goyah karena menjual nama adek baby yang selama 3 bulan dari masa penolakan, akhirnya diterima juga eksistensinya sampai Miyu tak sabar menunggu Buna Meong lahiran.

Iya, efek kelamaan update cerita Querencia yang hampir 3 bulan, sehingga Kangkung pun melakukan skip dengan kecepatan waktu yang sama di mana usia kandungan Raden Wonwoo kita tercinta sudah memasuki bulan ke sembilan. Tinggal menunggu beberapa minggu dan Mingyu resmi menjadi Papa muda dengan anak sepasang.

Oh astaga, bisa dibayangkan dong ya seberapa bahagia Mingyu menantikan momen itu tiba. The moment of truth di mana Mingyu kembali memeluk makhluk mungil hasil cintanya dengan Wonwoo, setelah dua tahun yang lalu begadang mengurus bayi, kali ini mereka dipercaya lagi membesarkan satu malaikat yang sudah sejak lama Wonwoo idam-idamkan.

Benar sekali saudara-saudara, yakni baby boy!

Walau seperti yang teman-teman tau, selama kehamilan ini Wonwoo merasakan perbedaan luarbiasa dari saat mengandung Miyu, tapi si manis di keluarga Raden pun sudah tak sabar untuk bertemu dengan jagoan kesayangan. Sisi positifnya, sejak masa mabuk parah berlalu di usia kandungan enam bulan, sisa 3 bulan terakhir Wonwoo akhirnya bisa menikmati kedamaian bahkan yang mengejutkan malah mendapat inspirasi sampai Wonwoo membuat cerita fiksi.

Aw, apakah Raden satu ini benar-benar lupa goals melanjutkan S2 dan banting setir menjadi penulis novel saja? Sebab aneh sekali, Wonwoo yang selama ini hanya menjadi pembaca dari karya penulis ternama, tiba-tiba saja ingin mendokumentasikan kisah hidupnya bersama Pak Ananda Mingyu tercinta. Mungkin sebagai bukti dari hidup bersama habiskan masa muda dengan membina rumah tangga tidak selamanya dianggap buruk. Mengingat di sekitar tempat tinggal mereka bahkan di lekat di masyarakat +62 tidak asing lagi dengan kasus perceraian setelah memutuskan menikah muda.

Terima kasih kepada Tuhan, sebab dalam hal ini mereka justru semakin sayang dan saling menguatkan. Bagi Wonwoo, menikahi Mingyu adalah hal paling membahagiakan karena suami tercinta bisa menunjukkan sisi keren dengan menjadi figur pemimpin dalam keluarga kecil mereka. Maka, cara yang bisa Wonwoo lakukan untuk membayar meski tidak pernah sepadan dengan segala pengorbanan juga perjuangan Mingyu, dia menjadi sosok paling keibuan. Membesarkan keturunan-keturunan Ananda dengan penuh cinta dan kasih sayang. Menciptakan atmosfer melalui dirinya sebagai rumah untuk tempat pulang tiga manusia kesayangan. Ya, singkat cerita, Wonwoo memberikan jiwa maupun raga, hidup maupun matinya, dan segala hal tanpa satupun yang terkecuali untuk keluarga tercinta.

Memang satu paragraf saja tidak akan pernah cukup untuk mendeskripsikan seberapa besar progres keluarga meong Ciputat. Suka maupun duka yang menyapa sudah pasti akan dilalui bersama dan keduanya selalu siap hadapi dengan saling menggenggam dan percaya. Ah, rasanya momen seperti ini cukup nakal untuk hati Mingyu yang rapuh. Sebab setiap memasuki jam-jam mellow, khususnya ketika Mingyu habiskan waktu dengan menemani Miyu, pasti di tengah kesunyian akan ada perasaan haru.

Apalagi jika ingatan kembali ke masa lalu dan melihat perkembangan Miyu dari waktu ke waktu. Kadang Mingyu kecolongan karena anak gadisnya pasti akan menunjukkan hal-hal mengejutkan yang tak pernah dia duga sebelumnya. Oh, betapa luarbiasa yang namanya waktu. Saking nyamannya manusia hidup di dunia, kadang Mingyu merasa hari-hari yang sudah lama berlalu seperti terjadi di hari kemarin. Termasuk lahirnya Miyu dengan bobot yang membuat menangis Mingyu, kini dia tumbuh menjadi balita dengan sejuta pesona uwu.

“Yayaaaah.”

“Iya, semestaku? Kenapa, hm?”

“Iyu mau pidiyo agi mam bu'ah, api Yayah toyongin Iyu duyu ya.”

Manik Mingyu berbinar dan semakin berbinar ketika melihat makanan sang buah hati yang habis tak bersisa. Memang seusai makan berat, Mingyu pasti memberikan reward lain berupa buah sebagai pencuci mulut.

“Oke sayang, mau mam buah apa hari ini? Biar Ayah beresin dulu piringnya dan siapin juga buahnya.”

“Mau picaaaaang, Iyu cuka banana biay cama cepeyti Unaaaaa!”

Iya, memang valid betul Mbakyu adalah anak Raden Wonwoo yang setiap hari mengemil pisang. Padahal awal mencoba ketika diberikan makanan pendamping asi dulu, Miyu sempat menolak karena rasanya yang aneh. Namun berkat motivasi ingin menjadi seperti Buna tercinta, Miyu pun sering meminta buah tersebut sebagai menu hidangan penutup.

“Tunggu sebentar Adinda, Ayahanda cek kulkas dulu ya.”

“Okeiii, janan yama-yama ya. Iyu nda cabay Yayah.”

Kiss dulu, boleh?”

“Boyeeeeh..., muaaaaach!”

Aw, basah deh pipi Mingyu yang mendapat kecup manis dari Mbakyu. Tanpa menunggu lama, si Papa muda sudah kembali dengan dua buah pisang segar. Lalu kembali menyiapkan kamera kecil yang lain agar bisa mengabadikan kelucuan Miyu saat menikmati kudapan.

“Tau nggak sih, Ayah tuh sayang banget sama Mbakyu! Apalagi kalo udah manis begini, pinter ya sayangku nurut sama Ayah. Sini sun lagi pipi gembulnya.”

“Yayah! Iyu agi mam picaaang. Yayah janan ganguuu.”

“Terus Ayah ngapain dong? Masa liatin doang? Ah, atau Mbakyu mau suapin Ayah?”

“Nehiii, Yayah ambiy cendiyi cana. Ini picang Iyu.”

“Astaga, pelitnya Raden Miyu Maurasena.”

“Eeeeeh, Yayah gambay aja. Bica nda?”

“Emang mau digambarin apa?”

“Eyinci!!! Gambayin Iyu Snobow yaaaaa.”

Apa boleh buat, sebagai bentuk kebucinan terhadap anak gadisnya yang cantik, Mingyu menaruh semangat tinggi untuk mengabulkan permintaan si belahan jiwa. Bahkan jika harus diminta menggambar wajah Miyu pun dia sanggup kok. Snowball doang mah, kecil kali! Jadi, jangan macem-macem ya sama si kidal dari Ciputat Raya. Dulu tuh hidden skillnya Mingyu zaman kuliah selain jadi tukang galon, MC segala acara, dia juga suka diminta ngedesain untuk bisnis sablon kaos. Wah gila sih, bukan main suaminya Raden Wonwoo yang memang selalu luarbiasa.

“Mbakyu yang tenang okay makan pisangnya, biar Ayah buatin Snowball yang mbakyu suka. Dijamin lebih gemes dari aslinya.”

“Ciyap! Mamaci Yayah!”

“Sama-sama sayangku, cintaku, permaisuriku, Raden Miyu mumumu.”

Mingyu pun langsung menyiapkan peralatan menggambar, dari kertas, pensil warna bahkan kamera. Ya, maaf maaf aja nih, Mingyu emang hidupnya dipenuhi konten. Kadang hal sesederhana daily life sebagai Papa Muda sering dia dokumentasikan untuk diposting di channel Ytube jika seret ide untuk konten.

Namanya juga manusia ya kan, pasti ada malesnya. Apalagi Mingyu adalah jenis manusia multitalenta sehingga dituntut untuk peka terhadap setiap keadaan yang ada. Jadi wajar jika di pagi hari kehidupan keluarga meong selain dimulai dari Mingyu yang sibuk mendokumentasikan Miyu saat makan, juga mendokumentasikan dirinya sendiri yang sebetulnya mau pamer biseps hasil work out dengan modus menggambar pesanan sang Mbakyu tercinta.

“Yah, kira-kira beginilah fams rutinitas pagi Papa Muda. Sambil ngasuh anak juga sambil mengasah kreatifitas. Betewe, kok gambarnya nggak jadi kelinci ya? Snowball kelinci kan? Tapi kok malah mirip awan mendung pas Ciputat mau hujan badai sih? Haduh, ya udahlah ya. Nanti pesenan Mbakyu bisa digambarin lagi, kali ini iseng-iseng bapaknya aja mau jadi apa, hehe. Oh iya, jangan lupa likes, subskreb, dan share ke grup Wassap kalian ya fams kalo suka dengan videonya.”

Ah, betapa indahnya hidup Mingyu.

Dengan hanya bermodalkan channel Ytube, fans yang dulu skala RT dan RW sekarang malah tersebar di mana-mana. Tapi tenang aja Buna Meong, sebab menurut hasil survei yang didapatkan ternyata fans Pak Ananda Mingyu nggak cuma kaum hawa dari berbagai kalangan, tapi juga didominasi kaum adam yang kebetulan memiliki nasib serupa.

Yakni Papa rumah tangga yang kebagian tugas mengasuh anak-anaknya. Alasan mereka menonton tentu untuk berbagi keluh kesah, meski di sini Mingyu tidak pernah menunjukkan sisi keluhannya di depan kamera. Sebab yang ingin dibagikan adalah motivasi agar Papa di manapun mereka berada bisa dekat dengan anak tercinta. Dan tak jarang, banyak yang berterima kasih karena Mingyu berhasil menginfluence ke arah positif sehingga bisa membantu meringankan tugas Ibu di rumah.

Unch, pokoknya jangan lupa subskreb channel Ananda ya gais, karena subskrep itu gratisss tisss tisss!

•••

“Jangan kemaleman pokoknya, inget ada anak nunggu di rumah, ada istri juga yang perutnya lagi besar. Kalo udah selesai take video langsung pulang ya. Ananda mengerti?”

“Siap 69, Buna Meong!” Mingyu gemas dengan Wonwoo langsung mencuri kecup di pipi, dagu, hidung, mata, dan kening. Sengaja membiarkan bagian paling krusial yakni bibir untuk dinikmati terakhir. “Raden sama Miyu juga hati-hati di rumah ya. Ananda cuma sebentar kok, gak sanggup juga berpisah lama-lama dari kalian. Mana Adek Mieru endud banget sekarang! Udah nggak sabar mau ketemu Yanda sama Buna ya sayang?”

Wonwoo mengusak rambut Mingyu yang memilih pamit dengan cara merendahkan tubuh untuk mengecup babybump berkali-kali. Setelah mengelus perut Wonwoo penuh sayang dengan telapak tangan, Mingyu kembali menatap wajah cantik Bunda Meong yang langsung menangkup pipi gembul suaminya yang tampan. Lalu senyum manis dari makhluk paling cantik di belahan Ciputat Raya berhasil memantik gejolak luarbiasa dalam dada Mingyu yang diam-diam enggan pergi shooting untuk stok konten beberapa minggu ke depan.

Rasanya mau rebahan aja sambil cuddle manja dengan istri tercinta di rumah. Kapan lagi coba bisa mesra-mesraan dengan super leluasa tanpa direcoki Miyu yang saat ini jadwalnya tidur siang. Tapi sayang, hidup tidak semudah dan sesederhana ekspektasi belaka. Sebagai kepala rumah tangga, sudah kewajiban bagi Mingyu mencari nafkah. Dan tentu konten kali ini pun bukan sembarang konten karena merupakan upaya mengais cuan untuk menghidupi keluarga.

Mana sebentar lagi baby boy akan lahir, sudah pasti Mingyu harus ekstra semangat mencari pundi-pundi rupiah agar segala kebutuhan selalu tercukupi. Beruntung sekali Wonwoo saat ini tidak sesensitif saat zaman Mingyu masih menjadi pegawai kantoran. Kalian sendiri pasti ingat seberapa lebaynya opera sabun di kehamilan Miyu yang sukses membuat Ananda bungsu kepikiran hingga memutuskan resign. Tapi, berkat kekuatan do'a yang luarbiasa, Tuhan pun memberikan rezeki melalui pekerjaan yang sekarang. Tak henti-hentinya Mingyu bersyukur sebab bisa membagi waktu di rumah dan melaksanakan kewajiban dengan seimbang.

“Makasih banyak suamiku untuk kerja kerasnya. Pokoknya semangat terus dan nggak boleh ngeluh. Nanti malem Raden buatin makanan kesukaan Ananda deh. Coba sini bisikin mau dimasakin apa?”

“Um..., makan Raden aja gimana?”

“Lagi? Ananda nggak liat badan Raden yang makin bengkak gini?”

“Liat dong!” Mingyu megedip nakal. “Bukan bengkak sayangku, tapi keliatan seksi sekali. Hamil Adek Mieru bikin Raden makin glowing ya. Luarbiasa, mantap surantap pokoknya!”

Wonwoo mencebikkan bibir, paling males urusannya kalo Mingyu mulai manja dengan meminta jatah. Dia kira hamil 9 bulan nggak memakan tenaga apa? Mana Wonwoo jadi gampang capek, kaki juga gampang pegel, gimana bisa dia melayani suami dalam kondisi Wonwoo pun ingin dilayani?

“Ya udah kalo nanti Miyu nggak begadang silakan, Raden pasrah.”

“Ah sayangkuuuu,” Mingyu terharu. “Bercanda kok. Ananda mana tega liat Buna meong yang sebentar lagi lahiran. Sekarang tuh Raden harus banyak istirahat, karena setelah si gemes Mieru lahir kita akan kembali begadang lagi setiap malam.”

Senyum tipis disertai kekeh terdengar dari Wonwoo dan disusul Mingyu yang mengusap pipi sebelum mengecup bibir merah pulen itu.

“Ciyeeee, udah pengalaman banget sih. Udah makin bijaksana juga sekarang ya. Makasih loh Ananda udah mau bersabar. Tunggu dulu ya, nanti di waktu yang tepat Ananda bisa makan Raden. Sepuasnya!”

“Uuuuuu tayang, cintaku yang namanya Raden Wonwoo emang terbaik. Sini kiss dulu mumu.”

Lalu ciuman hangat yang tak pernah berubah datang dari bibir Mingyu dan berhasil menghangatkan hati Wonwoo. Meski sang suami selalu sibuk dengan pekerjaan di luar, perasaan dilindungi maupun aman selalu melingkupi Wonwoo saat habiskan waktu berdua dengan Miyu di rumah. Kata orang, wajar bagi pasangan yang menikah dan sudah habiskan waktu dalam skala tahunan timbul rasa bosan.

Namun hal itu tidak berlaku bagi sepasang bucin yang justru semakin enggan apabila harus dipisahkan. Padahal kurang apa lagi kerjaan Mingyu yang sekarang banyak dihabiskan di rumah, tapi Wonwoo masih belum merasa cukup karena faktanya sejak Miyu tumbuh besar fokus keduanya pun menjadi terbelah. Pada akhirnya mereka saling membagi peran, seperti Mingyu mengasuh atau Wonwoo yang menyelesaikan tugas rumah.

Kadang untuk berduaan yang betul-betul intim berduaan jarang mereka rasakan kecuali Miyu sedang menginap di rumah Opa Bintaro atau di rumah Encang Ceye di Cireundeu. Apalagi sebentar lagi akan hadir anggota baru yang lama dinantikan. Bayi laki-laki dengan nama kecil Mieru itu selalu aktif menendang dalam kandungan. Anehnya, ketika janin lain aktif saat malam hari, Mieru justru akan heboh bergerak di perut Wonwoo saat jam memasuki waktu siang.

Termasuk saat ini di mana Wonwoo sedang menikmati me time duduk bersandar di sofa kamar dengan kaki selonjoran di sofa lainnya. Rasanya surga dunia karena Miyu sedang terlelap dalam tidurnya. Padahal bagi orang tua lain akan digunakan untuk ikut istirahat, namun tidak memungkinkan bagi Wonwoo sebab saat ini Mieru sedang bergerak aktif di dalam perutnya.

Wonwoo tersenyum, sesekali mengajak ngobrol sembari mengelus bump penuh sayang dan respons berupa tendangan kadang membuatnya tertawa. Namun sudah lima belas menit berlalu, tidak ada tanda-tanda berupa sapaan lain dan membuat Wonwoo berpikir barangkali Mieru lelah dengan kegiatan mereka.

“Adek capek ya ngobrol sama Buna? Kalo gitu Buna makan dulu ya sambil bikinin snack buat Mbakyu kayaknya sebentar lagi bangun.”

Mengingat sudah dua jam dari terakhir Mingyu temani Miyu sampai terlelap. Wonwoo pun berinisiatif membuat smoothies untuk dirinya dan porsi kecil untuk Miyu. Benar saja, tak lama terdengar suara langkah kaki di mana Miyu baru keluar dari kamar bertepatan dengan Wonwoo yang baru saja hendak turun ke dapur.

“Unaaaaaa.”

Dalem, sayang. Ih pinter dong Mbakyu bangunnya nggak nangis.”

“Gendong Una, Iyu antuuuuk.”

“Hm, Mbakyu lupa ya? Buna sekarang nggak kuat kalo gendong Mbakyu, Adek Mieru kan makin endud. Besok aja ya kalau Buna udah pulih, adek udah lahir, Buna gendong Mbakyu.”

“Okeiiii, Iyu mau kiss adek beibi kayo gicuuuu.”

“Sini sayang. Aduh, apa itu di tangan Mbakyu?”

“Kameya Una, diacih Udhe Nggi.”

“Udah bilang makasih belum sama Budhe Egi? Kok Buna gak tau Mbakyu dikasih kamera, sama Mbakyu diumpetin iya?”

Wonwoo menjahili Miyu yang langsung memasang wajah serius. “Ngaaaa Una, ngaa umpetin. Una beyum yiat!”

“Iya, sayang, maaf ya. Buna udah liat kok, cuma mau jahilin Mbakyu aja. Coba fotoin Buna kayak Yanda, Mbakyu bisa nggak?”

“Icaaaaa!” susah payah Miyu memegang dan memencet tombol dengan sedikit terburu-buru. Tapi lucunya dari tindakan tersebut membuat Wonwoo takjub sebab balita cantik itu berpose bak fotografer profesional. “Una cenyum yaaa, Iyu pentet nih mboyna.”

“Oke.”

Astaga, dasar anaknya Pak Ananda bahkan hobi pun harus sama sampai Wonwoo dipaksa berpose padahal kamera mainan tersebut sama sekali tidak mengabadikan momen apa-apa. Tapi setidaknya membuat siang hari Wonwoo menjadi lebih berwarna karena melihat senyum yang semakin menggemaskan dari putri cantiknya.

Padahal Wonwoo dulu sempat khawatir saat Miyu belum juga ada tanda-tanda berdamai dengan keadaan jika sebentar lagi akan menjadi Kakak. Bahwa tak lama lagi akan bertambah satu anggota di mana Miyu harus rela berbagi kasih sayang dengan adiknya. Tapi ternyata saat kehamilan memasuki usia 8 bulan, Miyu pun menyerah dan memilih menerima. Bahkan tak jarang mau bertanya mengenai siapa adiknya.

“Mbakyu laper nggak? Buna mau bikin makanan, jadi foto-fotonya nanti lagi ya. Simpen dulu kameranya, nanti kasih tau Ayah kalo Miyu udah pinter fotoin Buna.”

“Ciyap Unaaaa, Iyu mau mam bubuy.”

“Bubur apa sayang? Emang Mbakyu sakit?”

“Ngaaa, Iyu cehat. Nih peyut Iyu gundud ada ajahna.”

“Lucu banget sih gajahnya, nanti kapan-kapan kita liat gajah ya.”

“Uwaaaa, di mana Una? Ajahna besay nakay nga?”

“Di kebun binatang, sayang. Kalo kita nggak ganggu gajah pun gak akan nakal kok. Jadi, Mbakyu gak boleh mengganggu siapapun dan apapun ya. Harus jadi anak baik.”

“Iyu nak ba'ik! Kata Yayah Iyu nak cancie.”

“Iya dong, Mbakyu kan anak paling cantik, paling baik, paling sayang sama orang tua.”

Anggukan kepala Miyu membuat Wonwoo tersenyum lalu berniat mengajak sang buah hati turun dengan menuntun tangan kanannya. Namun getar gawai di kasur membuat Wonwoo menghentikkan langkah. Begitu di cek ternyata ada pesan Wassap dari Uji.

Wow, tumben sekali. Ada apa ini?

“Wah, Kakak Nabda mau main ke rumah katanya mau ketemu Miyu. Kita siap-siap yuk bikin sesuatu.”

Miyu terlonjak bahagia begitu mendengar nama Nabda yang sudah tidak asing dalam hidupnya. Memang jika throwback hanya akan mengingat drama menggelikan Mingyu di mana dia menganggap balita dari keluarga Aldebaran sebagai rival sejati. Paling nggak bisa Mingyu tuh berpikir jernih jika sampai Miyu ketahuan haha hihi dengan bocah yang mirip Bapaknya ini. Pasti Mingyu bakalan protes lewat Hoshi agar candaan untuk menjodohkan Miyu dan Nabda dikurangi-kurangi.

Dasar posesif!

Untung aja siang itu Mingyu lagi nggak ada di rumah, jadi playdate Miyu dan Nabda akan terasa lebih leluasa. Mengingat sejak Wonwoo hamil besar jadi lebih jarang untuk berkunjung. Sehingga berdampak pada Miyu yang hanya bermain di sekitar komplek, Griya GSM, atau di rumah bersama boneka kesayangan.

Setelah menyiapkan kudapan untuk tamu spesial yang sebentar lagi datang. Wonwoo juga membenarkan model rambut Miyu yang sedikit berantakan efek bangun tidur lalu mengganti pakaian dengan yang lebih cantik. Sebab dibandingkan dengan Mingyu yang super posesif, Wonwoo malah senang bahkan tidak masalah jika anak gadisnya akan berakhir menjadi menantu keluarga Aldebaran.

Buktinya Miyu selalu tampak bahagia saat bermain dengan Nabda karena memang usia mereka tidak terpaut begitu jauh bahkan keduanya jadi akrab. Namanya juga anak kecil, bentuk kasih sayang mereka pun masih polos untuk dibawa ke tahap serius. Sayangnya, Mingyu tidak bisa mengeyahkan pikiran buruk itu. Bagi dia kedatangan Nabda ke rumah pasti sudah dianggap ancaman. Padahal dengan anak seusia Miyu di komplek rumah mereka tinggal tidak pernah tuh seposesif saat melihat Nabda.

Memang aneh Bapak yang bernama Ananda.

“Miyuuuuuuuuu, aku kangeeeennnn.”

“Kak Abtaaaaaa. Itu apaaaaa?”

Woozi bahkan belum sempat mengucap salam, namun jagoannya sudah nyelonong masuk yang kebetulan saat itu Wonwoo dan Miyu memang sedang ada di ruang keluarga. Tentu saja adegan tak kalah gemas dari opera sabun mengisi pandangan mata Woozi dan Wonwoo sebagai orang tua yang gregetan dengan tingkah dua buah hati mereka.

“Kakak, salim dulu sama Buna Raden. Awas jatoh permen kapasnya, katanya buat Miyu.”

“Ya ampun Kakak Nabda makin ganteng deh, bawa apa itu sayang? Buna bagi boleh nggak?”

Nabda tersipu saat dikecup pipinya oleh Wonwoo setelah mengecup punggung tangan Buna meong manis itu. “Pelmen kapas buat Miyu, Buna. Kalo Buna mau mam boleh kok.”

“Aduh baik banget sih kesayangannya Mama Uji. Makasih banyak ya sayang, Miyu suka banget tuh sampe malu-malu gitu.”

Bener aja dong, saat berhadapan dengan Kakak Nabda, si cantik kesayangan Mingyu langsung menciut dengan bersembunyi di belakang kaki Wonwoo. Entah tersipu atau memang betulan malu, untungnya Nabda sudah diberkahi kemampuan yang super gentle dari Papa Hoshi yang langsung menuntun tangan Miyu agar mereka bisa bermain berdua di ruang yang lebih luas.

“Maaf Raden, Nabda tadi main nyelonong aja mentang-mentang pintu rumah lo kebuka.”

“Gak papa, Ji. Emang abis diberesin rumahnya tadi, makanya sengaja dibuka pintunya.”

“Hati-hati ih, jangan keseringan buka pintu takut ada orang gak jelas masuk. Mana lo bentar lagi lahiran kan. Due datenya kapan?”

“Tiga minggu lagi nih. Do'ain ya semoga lahirannya lancar, babynya juga sehat.”

“Pastilah, lo juga sehat-sehat dong biar makin strong mengasuh dua Ananda cilik di rumah. Gak kerasa ya kita dah jadi orang tua aja.”

Obrolan pun terjalin secara natural, Wonwoo dan Woozi memilih duduk santai di sofa ruang keluarga yang tak begitu jauh agar bisa memantau Nabda dan Miyu yang sibuk dengan mainannya.

“Kata Hoshi kalian mau nambah lagi ya? Emang Nabda gak masalah punya adik?”

“Justru gue yang kasian kalo Nabda sendirian di rumah gak ada temennya. Mau main sama Miyu aja gak bisa leluasa karena sekarang Nabda udah masuk play group. Papanya Nabda juga udah kasih izin malah dia yang paling semangat. Seenggaknya kalau adopsi bayi lagi, Nabda nggak cuma main sama gue dan Hoshi, tapi sama adiknya nanti.”

“Gemes banget sih, nanti Mieru ada temen main juga dong.”

“Iya, Raden. Kemaren gue dikabarin sama pihak yayasan, ada bayi cowok yang entah kenapa pas gue cek ke sana merasa sayang banget sama kayak pertama kali liat Nabda. Jadi, Hoshi langsung ngurusin berkas-berkasnya deh.”

“Gue kok jadi terharu sih dengernya,” Wonwoo menyeka air yang menetes membasahi pipinya. “Hati kalian bener-bener mulia, Nabda dan adiknya beruntung punya orang tua seperti kalian.”

“Gak tau ya gue juga, mungkin karena gue hidup bersama orang yang bisa menularkan sisi positif, gue jadi kebawa seneng aja kalo liat Hoshi seneng. Padahal gue gak tau dunia parenting gimana, tapi berkat dia akhirnya gue belajar pelan-pelan. Gak nyangka Nabda bahkan udah sebesar sekarang.”

“Sopan banget Nabda tuh, gue aja kaget pas tadi denger dia udah lancar bicara. Kira-kira Nabda ngerti nggak ya Miyu ngomong apa? Kadang gue sama Ananda suka bingung tapi anehnya nyambung-nyambung aja setiap ngobrol, Miyu juga cepet banget nangkepnya.”

“Emang begitu anak kecil tuh, mereka selalu memberikan kejutan. Bahkan saking seringnya dikasih kejutan, gue sampe lupa kalo waktu berlalu dengan cepat.”

“Iya ya, cepet banget. Kita bahkan udah mau punya anak dua.”

Woozi tersenyum lalu mengelus perut Wonwoo yang menggemaskan itu. “Gue selalu takjub melihat lo bisa sekuat ini, Raden. Terlepas dari masa lalu yang gak semuanya berjalan mulus, lo bisa bangkit dan kini bahkan menjadi orang tua sesungguhnya. Semoga baby Mieru diberi kesehatan dan kebahagiaan ya. Jadi anak yang membanggakan Yanda dan Bunanya. Semangat Raden! Kabarin gue kalo lo lahiran. Siapa tau nanti baby Sabda udah di rumah.”

"Makasih Mama Uji! Nanti ajak main Kakak Nabda dan Adek Sabda juga ya. Kita double playdate sama Miyu dan Mieru.”

“Semoga Yanda kalian gak resek lagi deh, masa mau main aja ada interogasi-interogasian segala.”

“Parah sih, Ananda tuh sama sekali gak mau kalah urusan Nabda. Gue kadang kewalahan gimana jelasinnya. Suami lo sih seneng banget ngompor-ngomporinnya. Bapaknya Miyu kan gampang panik.”

“Namanya juga anak kecil kali, lebay banget emang laki lo. Gue getok juga ya awas kalo macem-macem sama anak gue.”

Dan di tengah obrolan santai tiba-tiba ada dua tamu dadakan yang sukses membuat Woozi dan Wonwoo membelalakan mata.

“Hai gais, ya ampun asik bener gue denger dari depan sampe diketok-ketok kagak nyaut.”

“Duh, kamu tuh kebiasaan suka nyelonong masuk. Untung di rumah Mingyu gak ada jebakan tikus.”

“Jun..., Eisa? Ya Tuhan, kalian di Indonesia?!!”

Dan tamu itu tak lain dan tak bukan merupakan sepasang bucin yang dulu pernah eksis tipis-tipis di lapak Semester 8 namun absen di sini karena alasan pindah ke China. Tentu aja melihat keduanya berdiri di depan kedua mata, bukan cuma Wonwoo tapi Woozi yang pernah menjadi bagian Griya GSM kaget begitu dipertemukan lagi dengan mereka.

“Iya dong, sekarang gue sama Eisa buka bisnis di sini. Makanya pindah ke sini lagi.”

“Kapan kalian kirim undangan? Gak bosen pacaran mulu?” todong Woozi tanpa basa-basi dan membuat Minghao atau akrab dipanggil Eisa dari Semanggi Dua ini tertawa. Karena pasti pertanyaan dengan konteks menanyakan kelanjutan hubungan selalu membuat Jun mengubah ekspresi wajahnya.

“Do'ain aja dulu, kita juga lagi ikhtiar, Ji. Eh, gue baru ngeuh dong pas liat si Raden pangling bener. Udah jadi berapa biji tuh hasil perbuatan Mingyu kalo maljuman?”

“Dua nih, tapi yang satu nunggu sebentar lagi buat launching. Btw, lo dateng ke sini gak bawa apa-apa? Dulu pas lahiran Miyu aja paket kiriman lo nyangkut di jasa ekspedisi ya. Gue sama sekali gak nerima.”

“Lah yang boneng lo, Raden? Kok kata Eisa dulu dah nyampe sih? Sayang, jadi yang bener gimana?”

“Nyampe sayang, nyampe. Orang Mingyu langsung hubungi kita kok bilang makasih sambil foto kadonya. Jangan amnesia deh meong hamil. Gue culik juga nih anak gadis lo, mana dah yang namanya Miyu. Gue kan seringnya liat di Ytube sama postingan Bapaknya. Gemes banget dia.”

“Ada tuh lagi pacaran sama Nabda.”

“Ih ada anaknya Uji juga, perfect timing ini mah!”

Wonwoo dan Woozi berpandangan, mempertanyakan wajah antusias Jun yang seperti menguarkan aroma cuan. Entah kenapa, keduanya mendadak pusing begitu menemukan kedipan Minghao pada Jun persis kode yang sulit dipecahkan.

“Apaan sih kalian ngedip-ngedip segala? Mata lo picek ya?”

“Anjir, Uji kalo ngomong masih nyesek aja,” Jun mengelus dada. “Jadi gini, gue sama Eisa tadi udah bilang lagi bisnis sesuatu kan?”

Wonwoo mengangguk. “Bukan bisnis aneh-aneh kan lo?”

“Bukan kok, Raden. Tenang aja,” Minghao langsung mengeluarkan dua kamera canggih miliknya. “Sebenernya ini masih proses sih, tapi kami lagi bikin brand baby clothing gitu. Tadinya gue ke sini selain berkunjung mau minta izin sama lo. Eh..., pas banget dong ada anak Uji karena gak cuma buat anak cewek, tapi kita ada produk buat anak cowok juga.”

“Bentar-bentar..., kalian gak salah langsung minta anak gue sama Raden buat jadi modelnya?”

“Belum model kok, ini buat sample dulu. Kami masih survei tapi ada beberapa yang udah diproduksi buat usia 2 dan 3 tahun. Gue keinget anaknya Raden mulu nih. Abis dia lucu banget.”

“Tapi harus izin dulu sama Ananda kalo urusan begini. Gue takut malah ada beruang ngamuk nanti.”

“Aduh repot bener ini manusia satu,” Jun geleng-geleng kepala setiap mengingat kelakuan Mingyu. “Nanti gue bilang deh sama dia, toh ini buat contoh aja. Sekalian Eisa mau test skill fotografi dia. Belum sampe ke marketing kok, aduh kita mah masih jauh.”

“Tapi....”

“Gapapa, Raden. Gue janji nggak akan aneh-aneh kok bajunya. Buat ngepasin aja, kira-kira kalo pasarnya balita seusia anak kalian cocok atau nggak. Buat gue setor ide juga ke desainernya.”

Wonwoo menatap Woozi yang balik menatap. Jujur ada keraguan apabila mengingat kemungkinan Mingyu yang nantinya menentang. Namun tatap penuh harap dari dua pasangan bucin yang terus mendesak ditambah persetujuan Woozi yang tidak masalah sukses membuat hati Wonwoo goyah.

“Raden..., bantuin kami ya? Sekali ini aja, please.

“Nanti kita ngomong baik-baik kok ke si bongsor. Kalo dia keberatan, gue juga gak akan maksain dan cari model lain. Ini untuk sementara waktu aja.”

“Ya udah,” Wonwoo mengangguk pelan. Gak tegaan. “Jangan lupa izin ke Ananda loh, gue gak mau nanti kenapa-kenapa.”

“Siap! Pokoknya serahin semuanya sama Koko ganteng ya. Makasih banyak loh Raden, lo emang yang terbaik.”

•••

Baru kali ini Wonwoo merasa gelisah seperti takut ketauan karena sudah melakukan kesalahan. Entah kenapa setelah mengizinkan pasangan Jun dan Eisa yang tadi siang datang menjadi fotografer dadakan, dada Wonwoo berdegub makin kencang.

Pasalnya setelah tamu-tamu pamit pulang, Wonwoo baru mengingat seberapa murka sosok Mingyu jika berhasil membuatnya marah. Dan Wonwoo yakin, ada satu hal yang harusnya tidak menjadi perizinan di mana Miyu terlanjur menjadi model percobaan. Ya, sore tadi ada kejadian cukup mengganjal yang ternyata sempat diabadikan dalam foto yang dikirimkan Jun ke Wassap barusan.

Astaga, bukan lagi mengamuk..., tapi Mingyu pasti akan mengutuk seisi dunia jika melihat kenyataan yang sudah terjadi pada anak gadis kesayangan.

Wonwoo menggigit jari dan berdo'a dalam hati. Berharap imajinasi liarnya mengenai Mingyu yang murka tidak akan pernah terjadi. Padahal jujur, saat melihat foto Miyu dan Nabda yang kini terpampang di layar, jiwa shipper yang tertanam dalam diri semakin menggebu. Sebetulnya jika Mingyu mau diajak kerjasama pun, Wonwoo yakin tidak akan ada yang salah dengan apa yang dilakukan Nabda dan Miyu.

“Raden-Radenkuuuuuu, Ananda pulaaaaang.”

Nah loh, akhirnya si oknum yang Wonwoo paling antisipasi kepulangannya muncul. Buru-buru disembunyikan foto yang ada dalam gawai ke bawah bantal. Sebab sosok Mingyu kini sudah memasuki kamar dan mengecup sekilas Miyu yang duduk anteng sembari memainkan boneka.

“A-Ananda udah pulang?”

“Udah dong Buna, kan katanya gak boleh malem-malem karena di rumah udah ditungguin. Aw, kangen banget nih, Ayah belum kiss Raden sama Adek Mieru.”

“Mandi dulu, Nda. Nanti kita langsung makan malam.”

“Ah, nanti dulu laaaah. Mau manja-manja dulu.”

“Hiiih, kotor tau nanti kasian kalo kena Miyu. Seenggaknya kalo udah mandi kan seger. Sana bersih-bersih dulu, baru main sama Raden.”

“Hm,” sepertinya Mingyu mencium gelagat aneh dari wajah Wonwoo yang diam-diam menyembunyikan rasa panik. “Kok Buna agak mencurigakan ya? Ada apa nih di rumah selama Ananda gak ada? Hayoooo, Mbakyu sayang..., kenapa Buna kok seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari Yanda?”

“Umm..., Iyu nga au Yayah.”

“Buna?”

“I-iya?” Wonwoo tersenyum kikuk. “Emang mencurigakan kenapa? Gak ada apa-apa kok.”

“Beneran?”

“Beneran, Nda. Serius deh.”

“Hmmm, Ananda mencium sesuatu. Seperti ada ketakutan yang sengaja Raden sembunyikan. Pasti hari ini...., Raden ada yang ganggu ya?”

“Ganggu? Nggak ada lah. Siapa pula yang mau gangguin Raden?”

“Siapa tau aja Mas Rowoon yang suka gatel dan godain bikin Raden keganggu sampe gugup gini. Ananda tuh udah paham gerak-gerik Raden kalo keliatan gak nyaman pasti lagi ada sesuatu.”

Aduh, jujur nggak ya? Tapi suatu saat pasti akan ketauan karena mungkin aja Jun udah meminta izin pada Mingyu. Urusan kapan sebenarnya akan sama saja sebab pasti ujung-ujungnya memantik amarah sang kepala rumah tangga yang begitu bucin pada Miyunya.

“Ananda dihubungin sama Jun atau Eisa nggak?”

Mingyu menggeleng. “Nggak ada tuh, seharian ini gak ada chat atau telepon masuk dari mereka. Emang ada apa?”

“Jadi gini..., tadi mereka abis dari rumah.”

“Oh iya? Kok tumben ada di Indonesia? Bukannya ada di China?”

“Katanya pindah lagi jadi tinggal di sini. Ada bisnis gitu.”

“Terus?”

Aduh, Wonwoo gregetan kalo harus menjelaskan dengan cara begini karena yang ada malah membuang waktu juga menguji kesabaran. Akhirnya diberikan juga pada Mingyu gawai miliknya di mana terpampang di layar foto Miyu bersama Nabda yang sedang....

“ASTAGA!!!! INI APAAAA?”

“Itu Miyu, Nda. Tadi abis foto-foto buat jadi model brand bisnis Jun sama Eisa.”

“HAH? T-TERUS B-BOCAH INI SIAPA? KENAPA..., K-KENAPA DIA CIUM MIYUNYA ANANDA? YA TUHAN MIYUKU???!!! KENAPA KAMU KISS BIBIR ANAK ORANG, NAK?”

“Masa Ananda gak tau? Itu kan Nabda....”

“....”

“Tadi kebetulan ada Nabda juga main ke sini. Makanya buat model percobaan, sekalian mereka didandanin. Liat deh mereka gemes banget kan..., Nda?”

Oh, tidak. Baru saja Wonwoo menelan ludah dan berdo'a kepada Tuhan agar diberikan keselamatan, sedetik berikutnya malah disuguhi tatap penuh kobaran api dari sepasang manik suaminya. Udahlah, udah. Bakalan perang dunia kalau begini ceritanya.

“Nabda ke sini..., ke rumah kita tanpa persetujuan Ananda? Dan Raden membiarkan anak itu masuk gitu aja lalu mencium..., Miyu? Ya Tuhan..., Radeeeeen, kenapa begini sih? Perasaan Ananda tinggal nggak sampe 24 jam tapi kenapa anak gadis Ananda jadi korban begini???? Gak beres nih, gak mau tau pokoknya malam ini harus dilabrak Bang Ochi sama Kak Uji.”

“Ananda apaan sih! Emang salah ya Nabda main ke rumah? Lagian mereka juga masih kecil, Nda. Wajar kok kalau saling kiss tanda sayang.”

“Tapi nggak wajar kalo sampe kiss bibir, Buna! Astaga naga boba durjana!!!! Bibir mungil Miyu yang selama ini selalu Ananda kiss..., ternyata udah kiss bibir Nabda. Kenapa harus begini sih? Kenapa Tuhan? Kenapa Kau memberiku cobaan melalui bocah cadel usia 3 tahun yang bahkan ngomong huruf R aja gak bisaaaaa?”

Ah, udah nih Wonwoo paling males ceritanya kalo Mingyu udah meraung persis bocah. Entah kalimat apa yang dia komat-kamitkan sembari menusuk-nusuk layar menggunakan jari telunjuk. Yang pasti Wonwoo bisa mendengar samar-samar konteks kalimat Mingyu yang sibuk menghujat Nabda dalam bahasa bayi.

Coba deh onti sekalian, memang ada yang salah dari foto ini?

Padahal kan lucu, apalagi dress punya Miyu.

Mana tema halloween gitu, tapi sayang sekali semua menjadi berbeda dalam kacamata Ananda Mingyu.

“Awas ya anak kecil, besok Om gak akan diem aja! Sampe kapanpun Om gak akan rela anak kesayangan Om ciuman sama kamu. Hilih, ngaca ya!!! Kamu tuh kecepetan 20 tahun kalo mau pacaran apalagi ngajak Miyu serius buat berhubungan. Pokoknya nehiiiii, gak ada restu untuk Nabda dan Miyu. Shipper di manapun kalian berada, kapal ini udah karam. Yang ada dalam kisah ini cuma Ayah Ananda Mingyu Dirgasena yang merupakan cinta pertamanya Raden Miyu Maurasena. Pokoknya titik gak pake koma gak pake spasi, apalagi tab dan enter di antara kita!”

Wonwoo speechless dong. Bener-bener gak ngerti dengan kalimat sang suami yang sangat kekanakan ini.

“Ananda gak usah berlebihan deh, rasa sayang Nabda ke Miyu itu gak lebih dari rasa sayang buat temen.”

“Nggak, Buna! Kalo temen gak ada kiss bibir segala! Bener-bener emang didikan Bang Ochi udah bikin si bocil Nabda nyosorin anak gadisnya Ananda. Pelanggaran tau nggak!”

“Asal Ananda tahu aja, yang nyium duluan itu Miyu. Iya, Raden Miyu anak Ananda sendiri. Ya udah sih gak papa, itu artinya Miyu seneng temenan sama Kakak Nabda yang baik. Jangan lebay please, Miyu juga butuh temen main.”

Mingyu kaget dong. Ternyata selama ini yang menentang hubungan Nabda dan Miyu hanya dia sendiri karena Wonwoo sudah terkena doktrin keluarga Aldebaran. Benar-benar mengejutkan, di saat lelah dari pulang kerja dan berharap mendapat perhatian tapi malah dihadapkan dengan kenyataan super menyakitkan.

“Lebay? Radenku bilang Ananda lebay?Bukannya Raden sendiri tau Ananda paling gak suka kalo Miyu udah dijodoh-jodohin sama Nabda? Bukan masalah sama keluarganya, tapi karena mereka masih kecil, sayaaaang. Ananda cuma gak mau Miyu salah pergaulan.”

“Ya Tuhan, Nda. Emang siapa yang menjerumuskan Miyu ke pergaulan yang salah? Ananda kira Raden ini menganut ilmu sesat karena kasih izin Miyu sama Nabda temenan? Ciuman mereka tuh tanda sayang ke temen aja. Ayo dong, Ananda sayang..., please jangan kekanakan.”

Mingyu menggelengkan kepala sengaja mendramatisasi. Ternyata hatinya yang terkejut semakin sakit ketika kembali mencermati foto di mana Miyu lebih memilih mencium bocah lain dibandingkan Ayahnya sendiri. Rasanya kecewa, seperti dikhianati karena Mingyu kira hanya dia satu-satunya.

Tapi ternyata salah saudara-saudara, cinta Mingyu bertepuk sebelah tangan. Tidak ada nama Mingyu di dalam hati anak gadisnya.

Sedangkan di dunia berbeda yakni dunia para balita yang selalu bahagia tanpa memikirkan masalah orang dewasa. Menyadari jika ada keributan di atas kasur, Miyu yang bosan main boneka nimbrung untuk mendekati sang Ayah dan memberinya kecupan.

“Yayaaaaaah, Miyu anen. Cini Iyu kiss pipina.”

Dan yang paling mengejutkan bagi Wonwoo, ternyata untuk kali pertama dalam sejarah, Mingyu si bucin Raden Miyu dengan teganya menahan tubuh mungil yang hendak memeluk. Malam itu, tanpa keceriaan dan kealayan seperti malam biasanya, Mingyu malah mengatakan kalimat super nyelekit dan cukup menusuk hingga ke relung hati si balita.

“Maaf Mbakyu, tapi hati Ayah sekarang sedang patah. Sudah pasti membutuhkan waktu untuk kembali pulih dan bersikap seperti biasa. Maka, untuk sementara waktu biarkan Ayah merenung. Jangan ada kata sayang di antara kita..., karena..., udahlah! Percuma aja kalau Mbakyu lebih memilih Nabda, memang Ayah bisa apa? Jadi..., cukup sampai di sini ya? Kita masing-masing dulu sekarang. Tolong jangan dulu sapa Ayah!”

Apa lagi sih, Ananda? Gumam Wonwoo dalam hati yang pusing melihat tingkah di mana Mingyu langsung berlari ke luar kamar tanpa memberikan Miyu kecupan selamat malam. Sebab benar aja, tak lama terdengar isak tangis di mana Miyu bisa merasakan atmosfer di antara mereka dan langsung menitikan air mata. Meraung tanpa menyadari kesalahan apa yang sudah diperbuatnya.

“Unaaaaa, Yayah napa, hiks? Yayah nga cayang Iyu ya?”

“....”

“Yayah mayah huwaaaaaa, Iyu dah nakayin Yayah.”

“....”

“Iyu nga mau yayah mayah, Unaaaaa. Nga mauuuu.”

Ya Tuhan, kalau sudah drama begini..., Wonwoo harus jawab apa?

•••

^ penampakan Mbakyu setelah menghadapi rajukan Pak Ananda yang super lebay. Iya, onti onlen sekalian. Mbakyu menangis semalaman karena tindakan kiss kiss Kakak Nabda gak direstui Ananda 😭

Aduh gemesna sekarang udah nggak gengsi lagi sama Yanda walau Yandanya sama sekali gak bisa berubah dewasa alias makin alay

Gapapa ya gengs, udah lama gak dikasih yang alay-alay. Akhirnya, jadi juga bab ini setelah 4 bulan diendapkan 😭

Iya tau kok tauuuuu banget ini lapak satu lamanya minta ampun urusan apdet. Pasti setiap author's note isinya permohonan maaf karena keseringan ngilang. Makasih loh yang masih ingat dan mendorong saya agar lebih bertanggung jawab menggarap kisah keluarga Meong 😭💙

Terharu kalo dicariin tuh, berarti masih ada yang setia menunggu. Makasih pokoknya karena kalian sudah setia pada Raden-Ananda. Mwah mwah luv mengudara di bumi katulistiwa 🧚‍♂🧚‍♂🧚‍♂

Um, apa ya? Saya bingung mau bahas apa.

Tapi yang pasti bab ini skip 3 bulan ya di mana kemungkinan bab depan atau bab depannya Raden lahiran. Udah pada gak sabar kan Adek Mieru mirip siapa?

Btw untuk penyebutan nama Mieru bisa Miiru atau Mi-e-ru ya oti-otiku tercinta, bebas senyamannya aja mau manggil siapa. Yang pasti saya udah kasih spo bahwa di keluarga Aldebaran pun akan hadir anggota baru dan dia akan sangat terikat dengan Mieru.

Do'akan dan bantu ingatkan agar lapak ini terus aktif ya mentemen. Karena mungkin ini akan menjadi satu-satunya lapak yang semoga bisa membahas kisah sampai Miyu dewasa tanpa skip super masif. Ada banyak kejutan yang sudah saya siapkan, termasuk kisah cinta Nabda-Miyu, tapi saya gak mau banyak kasih spo. Karena saya pun tidak memercayai diri sendiri saat kena WB. Alias suka berubah gitu ide dan wacananya 😭

Ya, semoga penyakit mager ini cepet ngilang ya. Malu sama author lain udah pada aktif di lapak baru, eh Querencia dari 2018 belum tamat juga 😭🙏

Ya udah, segitu aja cuap-cuap unfaedah Nena Kangkung. Rasanya enjoy banget bisa ngetik Raden Ananda lagi. Semoga bisa dinikmati ya dan nyampe juga kangennya saya pada mentemen semua.

Jujur, voment kalian paling dirindukan kalau saya lagi diculik rasa insecure, bosan, apalagi WB. Jadi jangan sungkan untuk spam komen ya, setidaknya membuktikan jika kambek bab ini karakternya pun masih diingat 😘😘😘

Belum pada lupa kan? Hehe

Nih tak kasih bonus deh, pokoknya shout out pada Oti yang sudah menyadarkan Nena Kangkung jika visual Mbakyu dan Meanie ada kemiripan di foto ini :

^Gajah di perut 2 Raden, yang atas Raden Wonwoo dan yang bawah perut gundud Raden Miyu

awww gemed cekayi 🧚‍♂

^ emang nerbener kalian tuchhh sehati dan sejiwa ya Mbakyu dan Yanda 🖤🖤

Yauda, happy reading mentemen!

Maaf kalo banyak typo!

Luv,

tiger kung 🐯

Czytaj Dalej

To Teลผ Polubisz

62.9K 7.5K 21
Ibarat masuk isekai ala-ala series anime yang sering ia tonton. Cleaire Cornelian tercengang sendiri ketika ia memasuki dunia baru 'Cry Or Better Yet...
612K 61.1K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
106K 11.1K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
149K 15.1K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...