RETAK [Sudah Terbit]โœ“

Oleh AzharaNatasya

19.1M 1.8M 688K

Sudah terbit, buku bisa dibeli di shopee. INGAT BELI YANG ORI!! [Follow akun ini dulu, bro. Anda senang, aku... Lebih Banyak

Prolog
1.๐Ÿ’”
2.๐Ÿ’”
3.๐Ÿ’”
4.๐Ÿ’”
5. ๐Ÿ’”
6. ๐Ÿ’”
7.๐Ÿ’”
8.๐Ÿ’”
9.๐Ÿ’”
10.๐Ÿ’”
11.๐Ÿ’”
12.๐Ÿ’”
13.๐Ÿ’”
14.๐Ÿ’”
15.๐Ÿ’”
16.๐Ÿ’”
17.๐Ÿ’”
18.๐Ÿ’”
19.๐Ÿ’”
20.๐Ÿ’”
22.๐Ÿ’”
23.๐Ÿ’”
24.๐Ÿ’”
25.๐Ÿ’”
26.๐Ÿ’”
27. ๐Ÿ’”
28. ๐Ÿ’”
29. ๐Ÿ’”
30. ๐Ÿ’”
31. ๐Ÿ’”
32. ๐Ÿ’”
33. ๐Ÿ’”
34. ๐Ÿ’”
35. ๐Ÿ’”
36. ๐Ÿ’”
37. ๐Ÿ’”
38. ๐Ÿ’”
39. ๐Ÿ’”
40. ๐Ÿ’”
41. ๐Ÿ’”
42. ๐Ÿ’”
43. ๐Ÿ’”
44. ๐Ÿ’”
Kudatang dengan bahagia.
PO DIMULAI!!!
RETAK-2?
Retak-2!! squeelโœจ
NEW COVER and PO
PRE-ORDER 2!!

21.๐Ÿ’”

334K 38.1K 15K
Oleh AzharaNatasya

Sepertinya, kebahagiaan itu tak berlaku untukku.

***

"Ha--hamil?" Gladys menegaskan kata itu.

Siska mengangguk lalu menunduk. Pandangan Gladys menatap Aldo dengan lekat. Aldo balik menatapnya, perlahan air mata Gladys jatuh.

"Glad gak boleh bahagia ya?" ucap Gladys membuat Aldo langsung menggelengkan kepalanya.

"Glad, aku akan bunuh dia. Aku akan bahagia bersamamu," ucap Aldo membuat Gladys langsung mengusap air matanya kasar.

"Kakak orang paling jahat di dunia, karena tega membunuh darah daging sendiri," ucap Gladys membuat Aldo diam.

"Tapi aku gak mencintai dia," ucap Aldo sambil mengusap air mata Gladys.

"Jadi, selama aku sakit kakak main gila? Aku kira, kakak tulus. Tapi nyatanya, kamu orang yang buat aku kecewa," ucap Gladys sambil melepaskan tangan Aldo dari pipinya.
"Glad, ini salah aku," ucap Siska pelan.

"Aku tau, kalian berdua emang salah. Tapi apa wajar kalau kalian bunuh bayi yang gak berdosa itu?" tanya Gladys membuat keduanya diam.

Kecewa kembali hadir, baru saja Gladys bahagia sebentar, dan sekarang ia harus kembali merasakan pengkhianatan.

Baru saja separuh kebahagiaannya kembali, dan sekarang separuh kebahagiaannya di ambang kehancuran. Kemarin tentang keluarga, dan sekarang tentang cinta. Mengapa dunia seolah tak mengizinkan Gladys merasakam kebahagiaan yang utuh?

Gladys menyentuh perut Siska yang masih rata. Selama ini, Gladys tak pernah tahu bahwa ginjal yang ada dalam tubuhnya adalah milik Siska.

"Glad gak mau dia merasakan Kesedihan. Glad mau dia mendapat kasih sayang dari ayahnya ka," ucap Gladys tulus.

"Aku gak akan pernah sudi mendapatkan anak dari dia!" ucap Aldo pedas.

plak

Gladys menampar pipi Aldo keras. Gladys yang mendengar perkataan Aldo saja sakit, apalagi Siska.

"KENAPA KAKAK BERANI MELAKUKAN HAL KOTOR ITU, KALAU TERNYATA KAKAK GAK MAU TANGGUNG JAWAB?!" ucap Gladys berteriak.

"Dia yang sudah menjebakku, aku melakukannya tanpa sadar. Aku juga gak yakin itu anakku Glad," ucap Aldo memberi penjelasan.

"Nikahi dia kak. Dari sini aku paham, kita memang tidak di takdirkan untuk bersama," ucap Gladys membuat Aldo langsung memeluknya.

"Kenapa kita gak bisa bersatu?" tanya Aldo membuat Gladys melepaskan pelukannya.

"Kita berbeda. Tuhan kita yang berbeda. Aku tanya, apa kamu mau menjadi hamba tuhanku?" tanya Gladys membuat Aldo menggeleng.

"Begitu juga aku. Aku belum bisa menjadi hamba tuhanmu," ucap Gladys membuat Aldo diam.

Siska melihat betapa besar cinta yang ada dalam pandangan mereka berdua.

"Kita selesai ya kak. Aku mohon, jadi orang baik ya? Jangan melakukan hal bodoh, aku sayang kakak," ucap Gladys Membuat Aldo langsung menarik tubuhnya ke dalam pelukannya.

"Aku gak akan pernah lepasin kamu," ucap Aldo menahan tangisnya.

"Glad tau ini berat, tap--"

"Tanggung jawab sampai anak ini lahir saja Al, dokter bilang umurku tak akan lama," ucap Siska membuat Gladys menatapnya.

"Kenapa?" tanya Gladys.

"Ginjalku hanya satu, dan itu berpengaruh untuk kandungan. Aku diberi pilihan, mempertahankan anak ini atau hidup lebih lama," ucap Siska membuat Gladys tercengang.

"Satu ginjal? Kenapa?" tanya Gladys penasaran.

"Ada di kamu Glad," ucap Siska membuat Gladys langsung mematung.

"Apakah kamu yang memaksa dia untuk memberikannya untukku kak? Katakan!" ucap Gladys dengan suara parau.

"Iya, ini semua untuk kebaikan kamu. Hanya ginjal dia yang cocok," ucap Aldo membuat Gladys tertunduk lemah.

"KAKAK MAU TOLONGIN AKU YANG NYARIS TAK BERGUNA. DAN KAKAK KORBANKAN ORANG SEHAT?! IYA?" Kaki Gladys lemas, dia langsung terduduk di bawah.

Aldo langsung duduk pula dan mengusap kedua bahu Gladys. Menurut Aldo, inilah yang tepat. Namun, bagi Gladys inilah hal yang tidak tepat.

"Kakak egois...." gumam Gladys lalu langsung memeluk tubuh Siska.

Gladys tak pernah membenci Siska, padahal tak bisa di hitung berapa banyak luka yang Siska torehkan yang membuat mental Gladys terganggu.

"Ambil balik ginjal ini," bisik Gladys membuat Siska langsung melepaskan pelukannya.

"Enggak. Glad, maafin gue ya. Gue sadar, selama ini gue udah jadi orang paling jahat di dunia. Glad, anggap ginjal itu sebagai permohonan maaf gue," ucap Siska membuat Gladys semakin menangis.

Gladys mundur beberapa langkah, jiwanya seolah meninggalkannya. Kini, dia tak tahu harus melakukan apa, ini nampak menyakitkan.

Gladys langsung berlari meninggalkan Aldo dan Siska. Tangisnya tak mampu di bendung. Benar, seharusnya Gladys sadar, dia dan Aldo adalah dua hal yang berbeda.

Seharusnya, Gladys tak terlalu mencintai Aldo sedalam ini. Ketika Aldo mengucapkan Assalamualaikum, Gladys menjawab Shalom.

Tuhan memang satu, mereka yang tak sama. Berpindah kepercayaan bukanlah hal yang tepat untuk bersama, kepercayaan yang dipeluk sejak lahir sangat sulit dilepaskan. Berpindah keyakinan juga butuh ketulusan, bukan demi cinta.

Seburuk apapun Aldo, dia masih mencintai tuhannya. Dan semenyedihkan apapun takdir yang dijalani Gladys, dia masih percaya kebesaran tuhan.

Kini, mereka hanya bisa menjalankan takdir yang sudah dirancang dengan baik oleh tuhan.

"GLADYS!"

Gladys tak menghiraukan teriakan kencang yang memanggil namanya. Dia terus berlari menembus hujan yang semakin deras, begitu pula air mata yang lolos dengan deras pula.

Langkah Gladys terhenti saat Aldo berhasil menahan tangan Gladys. Entah Gladys melihat atau tidak, saat ini Aldo juga sedang menangis.

"Glad, bisakah kita terus bersama?" pertanyaan itu yang lolos dari bibir Aldo.

"Bisakah kita bersatu?" tanya Gladys membuat Aldo diam.

"Aku sudah mencintai kamu," ucap Aldo membuat Gladys terisak.

"Aku juga. Jika dilanjutkan maka akan semakin sakit," ucap Gladys sambil membalikkan tubuhnya membelakangi Aldo.

"Kamu mau kita berakhir disini?" tanya Aldo pelan membuat hati Gladys semakin sakit.

Gladys mengangguk mantap.

"Kita akhiri saja ya kak," ucap Gladys berusaha tegar.

Aldo tertunduk lemas. Gladys mengusap rambut Aldo yang basah karena tetesan air yang turun membasahi bumi.

"Terima kasih sudah menjagaku kak. Sekarang jaga anakmu baik-baik ya, cintai Siska sama seperti kamu mencintaiku," ucap Gladys sambil mengusap pipi Aldo.

Aldo menggenggam tangan Gladys yang menempel di pipinya, lalu menciumnya dengan lembut.

"Itu tak akan pernah bisa," ucap Aldo membuat Gladys tersenyum.

"Mengapa? Bukankah dulu kakak sangat mencintai kak Aina, tapi kakak berhasil mencintaiku?" tanya Gladys membuat Aldo semakin terisak.

"Itu berbeda," ucap Aldo dengan suara bergetar.

"Apanya? Lepaskan aku, lalu kembali memulai semuanya dari awal. Anggap saja kita tak pernah saling kenal," ucap Gladys membuat Aldo menggeleng.

"Tidak. Aku ingin terus bersamamu Glad," ucap Aldo membuat Gladys tak bisa menahan tangisnya.

Aldo langsung memeluk tubuh Gladys dengan erat. Rasanya sangat sulit melepaskan, percayalah melupakan itu tak semudah membalikkan telapak tangan.

"Tanpamu, aku akan kembali seperti dulu," ucap Aldo membuat Gladys melepaskan pelukannya.

"Apa kamu bisa menghentikannya demi aku?" tanya Gladys membuat Aldo tak yakin.

"Glad ak--"

"Baiklah, bagaimana jika kita menjadi sahabat saja?" ucap Gladys membuat Aldo diam.

Gladys menarik tangan Aldo dan menjabatnya.

"Halo, perkenalkan namaku Gladys. Aku sangat mencintai kapten basket, bagaimana jika kita berteman?" tanya Gladys membuat Aldo mengangguk.

"Kita teman." ucap Aldo lalu berbalik meninggalkan Gladys.

Gladys menangis sambil menatap punggung Aldo yang semakin jauh dari tatapannya. Bibirnya terbungkam, dia tak mampu mengeluarkan suara kecuali isakkan yang menyakitkan.

"KAK ALDO!" teriak Gladys saat Aldo hendak masuk ke dalam apartemen.

Aldo membalikkan tubuhnya dan menatap Gladys dari kejauhan.

"JANGAN LUPA UNDANG AKU YA!" ucap Gladys lalu berlari untuk mencari taksi.

Aldo tersenyum pahit, kenapa rasanya begitu menyakitkan. Kenapa Gladys tak bisa menjadi miliknya, seutuhnya?

"Jadi ini sakitnya dalam mencintaimu?"

***

Sejak sore, Gladys belum turun ke bawah untuk makan. Semuanya sudah menunggu di meja makan.

"Kenapa belum turun?" tanya Liona membuat Glenn menggelengkan kepalanya.

"Biar mama yang samperin," ucap Liona sambil bangkit meninggalkan meja makan.

Liona berjalan menuju kamar Gladys, dia ikut khawatir. Tadi, saat pulang pakaian Gladys sangat basah. Liona tak sempat bertanya, tapi Gladys sudah terlebih dahulu masuk ke kamar dan menguncinya.

Tok tok tok

Liona mengetuk pintu kamar Gladys sambil menyebut namanya.

"Glad, turun ini saatnya makan malam!" ucap Liona sambil terus mengetuk pintu kamar Gladys.

Namun tak ada sahutan dari dalam, Liona langsung mengambil kunci cadangan kamar Gladys dan membukanya.

Liona terkejut saat melihat kamar Gladys yang begitu berantakan. Kakinya berjalan mendekati ranjang putrinya.

"Glad?" panggil Liona pelan sambil duduk di pinggir ranjang.

Liona mengusap rambut pendek Gladys.

"Kenapa?" tanya Liona saat mendengar suara isak tangis yang keluar dari bibir putrinya.

Gladys bangkit dan langsung menatap ibunya dengan sendu. Matanya sangat memerah, dan rambutnya terlihat sangat acak-acakan.

"Glad gak boleh bahagia ya Ma?" tanya Gladys tiba-tiba.

Liona merasa bingung dengan perkataan yang Gladys lontarkan.

"Kenapa?"

"Kenapa saat Glad udah dapetin sebagian kebahagiaan itu, Glad harus kehilangan sebagian kebahagiaan yang lainnya?" tanya Gladys membuat ibunya langsung memeluk tubuhnya.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Liona.

Gladys semakin menangis. Hatinya sangat sesak, kebersamaan yang dia raih bersama Aldo berputar begitu saja layaknya kaset.

Perlakuan kecil Aldo yang selalu membuat hatinya menghangat. Cinta yang diberikan Aldo begitu besar untuknya.

"Glad sayang kak Aldo," ucap Gladys membuat Liona semakin mengeratkan pelukkannya.

Liona merasa bersalah, dulu dia sempat ingin memisahkan Gladys dari Aldo. Tapi ternyata tak akan pernah bisa, karena Aldo begitu mencintai dan menjaga Gladys.

"Mama tau," jawab Liona sambil mencium pucuk kepala Gladys.

"Ma, apa aku dan kak Aldo tidak bisa bersama?" ucap Gladys membuat Liona semakin bingung.

"Ada apa sebenarnya?"

"Kak Aldo udah buat Wanita lain hamil ma, dan lebih parahnya dia bilang akan menggugurkan kandungan wanita itu," ucap Gladys sontak membuat Liona membulatkan matanya.

"Lalu?"

"Aku memintanya untuk bertanggung jawab dan melepaskan kak Aldo. Aku sadar, tuhan memang tak mengizinkan aku bersama dengan dia kan Ma?" tanya Gladys semakin terisak.

"Bagaimana jika aku mengikuti kepercayaan Aldo?" tanya Gladys sontak membuat Liona menggelengkan kepalanya.

"Itu bukan perkara yang kecil. Glad, mama tau kalian saling mencintai. Tapi, jika kamu memilih untuk pindah agama hanya karena cinta, itu sangat tidak dibenarkan," ucap Liona membuat Gladys menunduk.

"Apa Aku bisa melepasnya?"

***

Haiii, ada yang nunggu cerita ini update gak?

Sebenarnya ini konflik udah dari awal. Menurut kalian, mereka bisa bersama atau tidak?

Dari judulnya saja "RETAK" itu tandanya saat kamu memberanikan untuk membaca, di situ kamu udah siap untuk retak.

Jangan lupa vote ya!!!

Spam next

Apa disini ada yang menjalin hubungan beda agama?

Jika ada, apa berjalan mulus? Atau justru kandas?

Percayalah kebahagiaan akan selalu datang.

TBC

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

6.3M 267K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.5M 144K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
852K 31.3K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
984K 95K 52
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...