The Journey [Greyson Chance L...

By sekartiktik

73.1K 4.5K 737

Aku percaya bahwa aku bisa bertahan melalui waktu gelap. Ketika semuanya hilang dan aku harus memulainya dari... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
NEW JOURNEY!

Part 5

1.8K 156 11
By sekartiktik

“Elsa, berpegangan! Nanti kau jatuh”

Aku tertawa lalu tanpa sadar aku memeluk leher jenjang Greyson. Aku merasa nyaman dan aman bila berada didekatnya. Greyson ikut tertawa bersamaku lalu mempercepat kayuhan sepedanya.

Setelah puas mengitari jalan raya Greyson membawaku kembali kerumahnya. Sejujurnya aku masih ingin berlama-lama dengannya namun itu hal yang bodoh kurasa.

“Aku harus pergi”

“ya, belajarlah yang giat supaya kita bisa satu kampus”

Aku tersenyum lebar dan berangkat menuju sekolah dengan perasaan yang baik dari sebelumnya.

Waktu sudah menunjukan pukul dua siang. Aku sudah pulang dari sekolah dan saat ini sedang terduduk didepan meja makan yang kosong melompong.

Ibu keluar dari kamarnya dengan pakaian minim serta lipstick merah menyala. Dia terlihat seperti jalang sungguhan.

“tidak ada makanan disana. Jika kau hanya duduk dan berdoa makanan jatuh dari langit itu akan sangat mustahil. Pergilah dan curi beberapa makanan di sana” ucapnya lalu pergi meninggalkanku.

Aku menarik nafas berat lalu melangkah menuju kamarku untuk mengambil uang cadanganku dan sialan!  Uangku hilang. Satu-satunya orang yang mengetahui letak dimana aku menyembunyikan uang hanyalah Ibu ku.

“Jalang sialan! Aku tidak mau mencuri lagi” umpatku sambil menarik rambutku kebelakang.

Perutku benar-benar lapar karena sejak pagi belum terisi makanan. Dengan terpaksa aku meraih jaketku lalu berjalan menuju supermarket itu. Aku rasa buku catatan hutangku pada supermarket ini sudah membengkak. Sejujurnya aku tidak menyebut ini pencurian melainkan hutang. Namun bedanya aku tidak meminta izin kepada pemiliknya untuk meminjam makanan mereka, ya kedengaran begitu tolol.

Sesampainya didalam supermarket aku memulai aksiku. Ku masukan beberapa roti kedalam jaketku lalu kornet dan makanan kecil lainnya. Dirasa sudah cukup aku berbalik hendak keluar namun tiba-tiba penjaga supermarket ini sedang berdiri di ujung lorong. Aku makin mengeratkan pelukanku pada makanan ini. Berbalik arah mencoba menghindar dari penjaga itu aku melangkah dengan tergesa-gesa sambil menutup kepalaku rapat-rapat agar wajahku tidak dikenali.

“Berhenti!” aku menoleh keasal suara. Oh brengsek!  Security itu memergokiku. Aku berlari ke arah pintu belakang sementara beberapa orang security mengejarku di belakang.

Sial sial sial! Ini kali pertamanya aku dipergoki oleh security. Aku berlari sekencang mungkin dan merelakan beberapa makanan terjatuh karena guncangan tubuhku.

Aku berlari zig zag tak tentu arah. Sampai aku menemukan gang kecil di ujung jalan. Ku percepat lari ku dan bersembunyi dibalik tembok gang ini. Security itu berhenti tepat disebelah tembok dimana aku sedang bersembunyi. Mereka mengatur nafas mereka sambil melihat kesana kemari mencari dimana aku bersembunyi.

Aku menyandarkan kepalaku ke tembok sambil bernafas kecil. Tiba-tiba seseorang membekap mulutku membuatku membelalakan kedua mataku.

“Greyson!” pekik ku kaget. Ia menaruh jari telunjuknya didepan bibir lalu menyuruhku diam. Ia menarik ku kedalam rumah tua yang sudah tidak terpakai lagi.

Aku dan Greyson sama-sama mengintip kearah security itu dan syukurlah mereka sudah pergi.

Aku mulai bernafas lega namun kerongkonganku kembali tercekat. Mengetahui Greyson yang baru saja menyelamatkanku. Apa yang harus aku lakukan jika ia bertanya mengapa para security itu mengejarku?

Aku mulai panik. Keringat dingin mulai bermunculan di keningku. Greyson belum menyadari kepanikanku sampai akhirnya ia menoleh kearahku.

“Apa yang terjadi? Mengapa mereka mengejarmu?”

Aku merasa seluruh urat nadi ku mati rasa dan bisa kurasakan wajahku memucat akibat pertanyaan ini

“tidak, tidak apa”

“kau pembohong yang payah. Ceritakan padaku apa yang terjadi”

“aku—aku berkata yang sejujurnya. Mereka sedang mengejar seseorang didepanku bukan aku” tiba-tiba seluruh makanan yang ada didalam jaketku jatuh tepat diatas kaki ku. Brengsek tamat lah riwayatku.

“mengejar seseorang kau bilang?” Greyson menaikan sebelah alisnya

“Baiklah aku mengaku! Aku baru saja mencuri makanan ini dari supermarket itu”

Greyson menggeleng tidak percaya

“Jadi gadis yang waktu itu aku lihat adalah kau?”

“ya, itu aku”

“mengapa? Mengapa kau mencuri, Elsa?”

“kau tidak mengerti Greyson!”

“jelas aku tidak mengerti. Karena kau tidak pernah menceritakannya kepadaku. Kau berbohong padaku padahal aku sudah berkata jujur padamu”

Aku menunduk malu dihadapan Greyson. Bukan maksudku ingin membohonginya namun aku merasa harga diri ku hilang bila menceritakan kehidupanku yang sebenarnya.

“aku kecewa padamu Elsa”

Oh tidak! Tolong jangan katakan kalimat itu. Tanpa sadar aku menangis dihadapannya

“maafkan aku” ucapku lirih.

Greyson memegang kedua pundak ku sambil menunduk untuk melihat wajahku “Sekarang ceritakan apa yang terjadi? Mengapa kau memutuskan untuk mencuri?”

Aku menarik nafas dalam-dalam agar isak tangisku sedikit mereda

“Ayah dan Ibu ku tidak pernah memberiku makan. Aku harus mencarinya sendiri dan Ibu selalu memarahiku, memaki ku jika aku tidak pulang menenteng makanan. Aku—bukan hanya seorang pencuri tapi juga seorang pengedar narkoba” Greyson tercengang mendengar ucapanku “Ayahku memaksaku untuk mengantar paket-paket haram itu pada pelanggannya. Jika aku menolak tamparan dan cambukan dari ikat pingganglah yang akan kudapat”

Greyson mengusap wajahnya dengan ekspresi tidak percaya.

“Aku tau Greyson, aku liar. Sekarang kau sudah mengetahui sisi gelapku apa kau akan meninggalkanku?”

Tatapan Greyson kini melembut. Ia meraih kedua tanganku lalu meremasnya dengan lembut

“aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan membuatmu berhenti melakukan semua ini”

“bagaimana caranya? Aku mencoba untuk berhenti namun kedua orang tuaku yang memaksa”

“kita akan mencoba perlahan”

Aku memeluk Greyson dengan erat. Betapa beruntungnya diriku bisa mengenal pria ini. Ia begitu baik, lembut dan penyayang terhadap wanita.

Tuhan, tolong jangan pisahkan ku dengan pria ini.

Empat bulan kemudian....

 

 

Greyson’s POV

 

“Sayang, kau sudah siap?”  suara Ibu sudah memanggil dari luar kamarku. Ku tatap pantulan bayangku pada cermin sekali lagi. Untuk memastikan semuanya sudah rapi. Hari ini aku akan pergi ke Washington DC untuk meneruskan kuliah ku. Aku mendapat beasiswa di University of Washington dan pada akhirnya aku memilih jurusan Akuntansi. Aku tidak mau mengambil jurusan art atau musik. Mulai sekarang aku harus merubah gaya hidupku yang dulu. Yang mengandung serba-serbi musik, sekarang aku ingin mengesampingkan dunia musik ku dan mengutamakan bakat ku didalam hitung menghitung.

Aku tersenyum kearah Whiskey yang sedang duduk sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Ia juga sudah siap terbang ke Washington bersamaku. Ya memang kedengarannya gila membawa anjing pergi keluar kota namun hanya Whiskey satu-satunya sahabatku meskipun ia tidak dapat berbicara layaknya seorang manusia namun ia mengerti jika aku sedang sedih atau senang.

Ku tarik koper besar ku keluar bersama Whiskey. Ibu, Ayah, Alexa dan juga Tanner sudah menunggu ku di ruang tamu. Namun mataku tertuju pada seorang gadis yang sedang berdiri diambang pintu dengan seulas senyuman manis.

Ya siapa lagi kalau bukan Elsa. Ia sudah berubah menjadi gadis yang jauh lebih baik dari sebelumnya dan hubungan kami sudah sangat dekat namun aku belum juga mengutarakan perasaan ku yang sesungguhnya. Aku menghampiri Elsa yang sedang berdiri tanpa melepas pandangan dariku.

“Hey” sapaku. Elsa menjawab sapaan ku dengan senyumannya. Aku menariknya keluar rumah untuk membicarakan sesuatu sebelum aku terbang ke Washington.

Setibanya di halaman belakang rumahku, aku tidak juga berbicara melainkan saling menatap kedalam mata satu sama lain.

“Elsa..”

“ya?”

“Aku akan segera pergi”

“Aku tau itu” ucapnya yang masih memandang kearah mataku. Ya Tuhan betapa sempurnanya gadis yang ada dihadapanku ini.

“aku pasti akan sangat merindukanmu”

“aku juga”

“tapi aku janji, setiap libur panjang akan berkunjung kesini”

“aku akan menunggumu”

Segera ku tarik ia kedalam dekapan ku. Ia membalas memeluk ku dengan erat. Ku pejamkan mataku mencoba mengirup aroma tubuhnya yang ku suka.

“Aku menyayangimu” bisikku. Elsa menenggelamkan wajahnya di dada ku membuatku semakin ingin berlama-lama memeluknya.

Cukup lama kami berpelukan akhirnya aku melepaskan pelukannya dan menatap kedalam mata abunya.

“Berjanjilah kau akan mengunjungiku”

“aku berjanji Nona Peterson”  kita tertawa bersama sampai Alexa memanggilku untuk bersiap menuju bandara

“Kau yakin tidak mau mengantarku ke bandara?”

“tidak. Aku tidak mau menambah kesan kau tidak akan kembali, kita berpisah disini saja”

“baiklah. Aku pergi” aku bisa melihat matanya berkaca-kaca saat ini “hey jangan menangis” Elsa mengerjap beberapa kali lalu melempar senyum lagi.

Aku dekap ia sekali lagi lalu mencium keningnya agar ia kembali tenang

“sampai bertemu lagi”

“hati-hati jangan lupa kabari aku”

Aku mengacungkan dua ibu jari ku lalu masuk kedalam mobil bersama keluargaku.

Elsa’s POV

Ia pergi. Aku hanya mematung ditempat sambil memandang mobil milik Greyson menghilang dari pandanganku. Aku tidak mengira ia berhasil mendapatkan beasiswa dan sejujurnya aku merasa sedih karena harus berada jauh darinya namun aku tidak bisa egois membiarkannya terus-terusan berada di Edmond bersamaku. Mulai sekarang aku harus mencari hiburan baru jika masalah dirumah sedang menghantamku.

Empat bulan berlalu aku sudah lulus dari senior highschool. Saat ini aku bekerja paruh waktu di sebuah butik yang berada tidak jauh dari kampusku. Greyson berhasil membuatku berhenti mencuri dan mengedarkan narkoba. Ia membantuku menghindar dari kedua orang tua ku. Ayah marah besar padaku namun siapa perduli?

Aku berkuliah di Oklahoma University dan ya memang kampus itu letaknya bukan di Edmond, tetapi di Norman. Sudah tiga minggu aku berkuliah disana dan setiap minggu nya aku selalu kesini untuk mengunjungi Greyson.

Ku kenakan topi berlogo G yang di berikan Greyson untuk ku karena sinar matahari siang ini cukup menyengat lalu berjalan menyetop bus. Ku pikir tidak ada salahnya mengunjungi orang tua ku. Mengingat sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka.

Setibanya aku dirumah keadaan disini tidak jauh berbeda. Skateboard kesayanganku masih terpajang di dalam garasi. Perlahan ku buka pintu lalu masuk kedalam. Ada secercah rasa rindu kepada Ibu dan Ayahku dan semoga saja mereka juga merindukan ku.

“Ayah, Ibu?” panggilku. Aku masuk kedalam tetapi tidak melihat mereka. Aku melangkah lebih dalam lagi dan menemukan Ayah ku sedang berdiri menatap kearah jendela seketika ia menoleh begitu mendengar langkah kaki ku yang kian mendekat.

“Elsa...” Aku tersenyum sambil melangkah maju kearahnya berniat untuk memberikan pelukan hangat namun tiba-tiba ia melangkah mundur dan membuatku berhenti melangkah “mau apa kau datang kemari?”

“Apakah ada larangan seorang anak merindukan Ayahnya?”

“kau bukan anak ku”

Aku tersentak mendengar ucapannya “kau masih marah karena aku berhenti mengedarkan barang haram itu? Ayolah Yah, aku akan berusaha memberikan mu uang yang lebih dari itu”

“bagaimana caranya?”

“aku akan berusaha dan setidaknya kau harus bersabar”

Ayah ku mendengus kecil “untuk apa kau kemari?”

“dimana Ibu?” tanyaku mengalihkan pembicaraan

“jalang itu sedang menghisap penis lelaki kulit hitam diluar sana”

Aku menarik nafas dalam-dalam lalu berbalik badan hendak meninggalkannya. Aku berharap ia akan memanggilku namun kenyataannya ia tetap mengacuhkanku.

Ku rasa ini hanya membuang-buang waktu saja menemui seseorang yang bahkan tidak merindukanmu sedikitpun. Aku berlalu menuju garasi untuk mengambil skateboardku lalu pergi menuju halte bus tanpa berpamitan padanya.

 holaa apa kabar kalian ? :3 ga kerasa tahun 2014 udah mau abis. Thanks buat semua readers The Journey gue seneng kalian suka sama alur cerita ini :') tenang gue bakalan bikin scene dimana kalian ga mau diem pas baca (?)

ok jangan lupa vote dan comment!

-sekar

Continue Reading

You'll Also Like

3.8K 527 153
Sinopsis lebih baik baca langsung saja ya. Karena panjang~ gak muat disini🙏💚😄 ➥Nikmati cerita yang ada. Hargai Author dengan memvote dan comment...
301K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
1M 84K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
30.4M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...