IND - The Reason of Reborn...

Autorstwa Cyrena0819

14K 2.2K 208

Pairing : Arthit/Kongpop Sarawat/Tine Genre : Fantasy Sinopsis : Cerita ini di ambil dari cerita White Snake... Więcej

Chapter One - Green Snake Demon
Chapter Two - Destined Lover
Chapter Three - Monkey Demon
Chapter Four - The Mirror Portal
Chapter Five - Suspicious Acts
Chapter Six - Ox Demon
Chapter Seven - First Visit
Chapter Eight - The Power of Love
Chapter Nine - Chicken Demon
Chapter Ten - Chicken's Attack
Chapter Eleven - Trick or Treat
Chapter Twelve - White Snake Demon
Chapter Thirteen - Goat Demon
Chapter Fourteen - Dog Demon
Chapter Sixteen - Wild Boar Demon
Chapter Seventeen - Mysterious Enemy
Chapter Eighteen - Return to The Past
Chapter Nineteen - Hot and Cold
Chapter Twenty - Painful Truth
Chapter Twenty One - Behind the Truth
Chapter Twenty Two - Two Enemies Reunited
Chapter Twenty Three - When the Moment Work
Chapter Twenty Four - Tiger Demon
Chapter Twenty Five - Scheme of Darkness
Chapter Twenty Six - Dragon-Snake Spirit
Chapter Twenty Seven - The Love's Sacrifice
Chapter Twenty Eight - The Last Spirit Pearl
Chapter Twenty Nine - Ancient Spirit
Last Chapter - The Fox Demon
Epilogue

Chapter Fifteen - Dragon's Pearls

342 73 3
Autorstwa Cyrena0819

"Pada jaman dahulu kala sebelum para siluman bermunculan, Tuhan menciptakan lima Great Demon dan di gambarkan sebagai Naga dan di takuti oleh dewa dan manusia, yaitu Green Jade Dragon, Fire Dragon, Earth Dragon, Water Dragon dan Black Dragon...." Sarawat menunjukkan sebuah buku sejarah kuno pada Tine di kamarnya.

Tine memicingkan matanya dan bertanya. "Apakah cerita ini benar atau hanya legenda? Aku tidak pernah melihat siluman naga...seumur hidupku..."

"Benar atau tidak aku tidak tau...namun ada yang mengatakan...water dragon adalah naga terakhir terlihat 500 yang lalu..."

"Hah? Apa ada hubungannya dengan legenda siluman ular putih yang menghancurkan pagoda petir?"

Sarawat mengangguk. "Ada yang mengatakan ia adalah water dragon yang yang menjaga pagoda petir dan di bunuh oleh siluman ular putih..." ia menutup buku di meja.

"Apa?! Kupikir yang bertarung dengan siluman ular putih adalah seorang biksu?"

"Er....mungkin itu hanya versi cerita lain....jangan dipikirkan...."

Tine mengangguk dan berkomentar. "Apakah siluman ular putih begitu hebat?"

"Ia berhasil menghancurkan mantra cermin dan nyaris membunuhku terakhir kali...jika...seekor ular hijau tidak menyelamatkanku..." ia berhenti dan bertanya – tanya kenapa ular hijau ini selalu muncul dan menyelamatkannya saat hidupnya di ujung tanduk.

"Aku berharap bisa bertemu ular hijau itu lagi untuk mengucapkan terima kasih..." ujar Sarawat.

Wajah Tine memerah tanpa alasan, kemudian ia teringat Arthit pernah menunjukkan mutiara naga hijau padanya, dan meragukan apakah Kong sungguh merelakan dirinya untuk dbunuh atau sesungguhnya Arthit membunuhnya diam - diam. Tiba – tiba saja ia bergidik dan mengira Arthit sungguh berdarah dingin, ia bahkan tidak segan – segan ingin membunuh Sarawat saat di hutan.

"Namun sebelum itu, aku harus segera mencari tau siapa gerangan ular putih ini dan segera menangkapnya, sebelum tragedy di gunung emas terulang dan seluruh kota tenggelam..." ujar Sarawat menyusun rencana di kepalanya.

"Apa?!" seru Tine kaget. "K-kau serius...ingin menangkapnya?"

"Tentu saja...dia adalah siluman yang paling kuat dan sangat berbahaya..."

"T-tetapi....dia menyelamatkan Kong dua kali...kupikir dia tidak jahat..."

"Kau tidak tau berapa banyak jiwa yang tidak berdosa yang melayang akibat banjir di gunung emas..."

"Itu karena para biksu itu menyandera orang yang ia cintai dan mencoba memisahkan mereka..."

"Well, manusia dan siluman pada dasarnya tidak boleh saling jatuh cinta..."

"Siapa yang membuat aturan bodoh itu? Memangnya kau bisa memilih dengan siapa kau akan jatuh cinta?" protes Tine dan melototinya tajam. "Jika para biksu itu tidak mengusik, aku yakin ular putih tidak akan menggigit mereka..."

Sarawat membisu sejenak memikirkan ucapan Tine. "Kita tidak tau apa yang terjadi di masa lalu, atau menilai siapa yang salah dan siapa yang benar....namun bagaimanapun ia tetap harus menerima konsekuensi akibat perbuatannya..."

"Seharusnya kubiarkan saja kau mati..." gerutu Tine kesal.

"Kau bilang apa?"

"Maksudku...seharusnya ular hijau itu tidak menyelamatkanmu...." ralatnya.

Sarawat kembali membisu sejenak dan mengganti topik. "Setelah mengubur tubuh ular, aku segera kembali ke klinik dan kau menghilang, kupikir kau diculik oleh siluman, tetapi aku hanya melihat Kong dan siswa itu terikat di pohon, kau dimana?" tanyanya pada Tine dengan penasaran dan melanjutkan.

"Lalu saat aku berhasil mendapatkan ikan, tiba-tiba aku mendengar kau berteriak dari dalam hutan, tetapi aku tidak bisa menemukanmu..." ia memandang pria itu curiga. "Apa yang terjadi?"

Tine segera memutar otaknya dan menjawab. "Er...aku melihat siluman anjing itu menculik Kong, jadi aku mengikutinya diam - diam, lalu saat di hutan...aku melihat seekor ular hijau yang besar, aku spontan berteriak kaget, untungnya Arthit muncul di belakangku dan langsung menutup mulutku, dan bersembunyi saat ular putih dan siluman anjing itu berlari ke arah kami..."

"Sungguh?" ia terdengar ragu.

Tine memanyukan bibirnya dan memprotes. "Kalau kau tidak percaya sebaiknya kau tidak usah bertanya!"

Tiba – tiba saja Sarawat teringat kejadian saat Tine menciumnya, wajahnya memerah seketika. "Er...maaf soal ciuman kemarin..."

"Hah?" Tine bingung. "Ciuman apa?" ia bertanya dalam hati, apa maksud pria itu dan kapan mereka pernah melakukan itu, meskipun ia sungguh ingin mencobanya saat melihat Kong dan Arthit tempo hari.

"Kau lupa?" Sarawat menatapnya lurus dengan tidak percaya.

Tine mengerdipkan matanya beberapa kali dan menjawab sambil tertawa kikuk.

"T-tentu saja aku ingat...hahaha..."

Ia langsung menebak, ini pasti ulah Arthit, ia tidak ingin percaya pria itu mencuri ciuman pertamanya dengan Sarawat, api cemburu di dadanya menyala seketika dan rasanya ia ingin membunuh ular putih terkutuk itu, seandainya ia bisa.

"Er...kalau kau mau, kita bisa melakukannya lagi..." ujar Tine malu - malu.

"Apa?!" Sarawat kaget dan menelan ludahnya, ia bertanya – tanya apakah pria itu serius. "Jangan bercanda..."

Ekspresi Tine langsung berubah. "Aku tidak bercanda!" ia seraya melingkarkan tangannya di leher Sarawat dan menempelkan bibirnya dengan pria itu.

Sarawat membeku seketika dan tidak berani bergerak, ia tidak ingin mempercayai ini, dan bertanya – tanya apa alasan pria itu menciumnya kali ini.

Tine juga mematung meskipun bibirnya menempel dengan bibir pujaan hatinya, karena ia tidak pernah berciuman sebelumnya. Sesaat tadi ia merasa bahagia, namun setelah beberapa saat perasaan itu menghilang, ia merasa hambar dan tidak ada yang spesial, lalu segera menarik diri.

"Jadi ciuman itu rasanya hanya begitu?" tanyanya, terdengar kecewa dan memutar tubuhnya.

Namun tiba – tiba saja Sarawat menariknya kembali, mencengkram bahunya erat dan tanpa aba – aba kembali mencumbunya dengan mesra. Kini giliran Tine yang syok, tanpa sadar ia memejamkan matanya saat Sarawat mengulum bibirnya dan mengecap lidahnya dengan nafsu, membuat seluruh saraf di tubuhnya bergetar hebat.

Tine tidak tau bagaimana menggambarkan perasaan itu, namun ia mengakui bahwa ciuman rasanya sangat menyenangkan dan memabukkan.

Beberapa saat kemudian, pria itu terenyak seketika dan segera melepaskannya. "M-maaf..." Sarawat menelan ludahnya gugup, berdiri dan menyimpan bukunya kembali, lalu menuang segelas air dan meneguknya habis, berusaha mengatur detak jantung dan perasaannya.

Sementara Tine masih syok, berada di antara mimpi dan sadar. Ia memperhatikan Sarawat tanpa bersuara dan bertanya – tanya kenapa pria itu berheti tiba – tiba, padahal ia belum merasakan cukup.

"Er....ayo keluar dan menghirup angin segar..." Sarawat mengusulkan dan mengganti topik untuk mencairkan suasana canggung tersebut. Ia tidak berani menatap Tine, lalu menyambar jaketnya dan berjalan keluar. Jantung Tine berdegup kencang dan nafasnya tidak teratur, ia tidak tau apa yang dipikirkan oleh Sarawat, namun tidak dipungkiri ia merasa khawatir.

Setelah menenangkan diri, ia pun segera menyusul pria itu keluar.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Seusai pelajaran, Kong mengajak Tine bertemu di atap gedung sekolah berdua. Tiba – tiba saja Kong menarik keluar pendant di leher Tine dan bertanya.

"Kenapa kau bisa punya ini? Apakah kau ular putih?"

Tine tercengang dan membisu sejenak sebelum menjawab dengan ekspresi berpura - pura kaget.

"Ha? Bagaimana kau tau?! Apakah...kau melihat ekorku??" ia menoleh kebelakang sejenak lalu tertawa.

Kong memicingkan matanya menatapnya dengan ekspresi aneh.

"Kenapa kau tertawa?"

"Karena kau ngelawak..." jawabnya dengan ekspresi serius.

"Aku melihat siluman itu menunjukkan kalung ini pada ular putih dan melihat ular itu menelannya, lalu kenapa sekarang bisa ada padamu?"

"Jangan konyol!" tukas Tine, menunjuk pendantnya. "Batu seperti ini banyak dijual online, kau mau ku pesankan satu?"

"Jangan membohongiku!" hardik Kong. "Coba kau jelaskan, kenapa siluman lembu tidak membunuhmu saat ia menculikmu? Kau ada dimana sat aku di kurung di bawah tanah di dalam vila? Kenapa kau bisa tau tangan siswa itu dipotong oleh ular putih?"

"Kau berharap siluman lembu itu membunuhku?!" protes Tine dan membalas. "Sebenarnya aku bersembunyi di cellar dan menyaksikan semua yang terjadi, dan aku tidak tau kenapa siluman lembu melepaskanku, mungkin...karena Artht tiba tepat waktu..."

"Aku tidak percaya padamu!" tukas Kong. "Kau pasti mengetahui rahasia ular putih atau siapa dia sebenarnya, kuharap kau bisa memberitahuku..."

Tine memandangnya dengan rasa penasaran dan bertanya. "Mau apa kau mencari ular putih itu? Apakah kau tidak takut ia akan menelanmu hidup-hidup..." dia berhenti sejenak dan memasang ekspresi kaget. "Oh, apakah kau berpikir untuk menjinakkannya dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan? Itu ide yang keren..."

"Aku membutuhkan bantuannya untuk menolong Namtan..." tukas Kong to the point.

"Apa?!" seru Tine tidak percaya dan melirik ke arah Arthit yang menguping dari jauh. "U-untuk apa kau menolong Namtan? Kupikir kau...dan P'Arthit..."

"Aku merasa pertemuanku dengan Namtan pada kehidupan ini ada alasannya...karena kami pernah bersama pada kehidupan sebelumnya..."

Kong memberitahu Tine soal wanita yang dilihatnya dalam ingatan kehidupan masa lalunya.

"Yang kau lihat itu bukan Namtan..." komentar Tine spontan dan langsung membungkam mulutnya dan menyadari kesalahannya.

Kong memicingkan mata menatapnya curiga. "Bagaimana kau tau? Aku tidak mungkin salah melihat Namtan sebagai orang lain...aku yakin itu benar- benar dia, dan...sepertinya kami baru saja menikah..." ia mencoba mengingat – ingat interior kamar yang serba merah dan di atas kasur terdapat dua helai jubah merah seperti jubah pengantin.

"Apakah kau sungguh merindukan gadis itu sampai - sampai kau bermimpi untuk menikah dengannya..."

"Aku tidak sedang tidak ingin bercanda denganmu!!!" Bentak Kong kehilangan kesabarannya.

Tine terkejut dan menelan ludahnya gugup, lalu membersihkan tenggorokannya dan membalas. "Dengar, di dunia ini banyak orang yang mirip, mungkin saja kau salah lihat..." ia menjelaskan. "Namtan adalah siluman kelinci, 500 tahun lalu dia belum muncul....jadi kau tidak mungkin bertemu dengannya..."

"Maksudmu memory yang kulihat berasal dari 500 tahun yang lalu?"

Tine mengangguk meyakinkannya.

"Bagaimana kau tau? Apakah Arthit yang memberitahumu?"

Tine kehilangan kata-katanya, lalu berpikir sejenak. "Er...aku membacanya di sebuah buku, judulnya legenda siluman kelinci..." ia berusaha menahan tawa.

Kong melototinya tajam dengan ekspresi serius.

"A-aku hanya bercanda, jangan dipikirkan, mungkin kau dan Namtan tidak ditakdirkan untuk bersama...anggap saja dia sudah mati, jika kau ingin mengenangnya, kau cukup berdoa agar arwahnya tenang disana..."

Kong mendengus kesal. "Bagaimanapun aku harus menolongnya...ada banyak hal yang ingin kutanyakan dan katakan padanya...dan aku sangat menyesal tidak bisa melindunginya..."

"Katakan saja dengan lantang, mungkin dia bisa mendengarmu dari sana, siapa tahu...." Tine menghela nafas. "Maaf, aku harus pergi, P'Arthit mencariku..." dia menunjukkan layar ponselnya, diaman Arthit menelepon dan segera pamit.

Tapi ia tiba-tiba berhenti dan kembali menoleh ke belakang. "Dengar, kau seharusnya membiarkan masa lalu tetap di tempatnya, lagi pula Namtan tidak akan kembali lagi, kau seharusnya memberikan perhatianmu untuk melihat orang yang di sampingmu sekarang, sebelum kau juga kehilangan dirinya..."

------------------------------------------------------------------------------------

Sementara di tempat lain....

"Dasar, anjing tidak berguna!!!"

Seorang wanita misterius mencengkram leher siluman anjing dan membanting tubuhnya ke tanah.

"Aku menyuruhmu untuk mencuri batu Dewi Nuwa dan membawanya kepadaku, namun kau malah menunjukkan barang curian kepada pemilik dan bertanya padanya berapa harganya? Apakah kau idiot?!"

"Batu itu sama sekali tidak punya kekuatan apa – apa! Itu hanya batu biasa!"

"Batu itu tidak akan berguna jika kau tidak memiliki mutiara naga..."

"Apa? Kau pasti bercanda, lalu untuk apa kau menyuruhku mencurinya? Memangnya kau punya mutiara naga?" siluman anjing tertawa.

Wanita itu menyeringai dan menjawab. "Tidak hanya mutiara naga, aku juga punya ini..." ia mengelurakan busur dan mengarahkan anak panah ke jantung siluman anjing.

"Jika aku menembakkan anak panah ini ke jantungmu...kau akan mati seketika dan jiwamu akan berubah menjadi batu yang tidak berharga..." ia tertawa sinis. "Kecuali kau sudah melatih energymu selama ribuan tahun...jiwamu akan menjadi mutiara seperti ini..." ia mengeluarkan sebuah mutiara hitam dari mulutnya.

"Mutiara ini adalah milik Black Dragon Demon, namun aku tidak bisa menggunakan kekuatannya sesukaku tanpa melukai jiwa dan tubuhku, bahkan tubuh dewa pun tidak bisa menahannya...karena itu aku harus menemukan cara untuk mendapatkan batu Nuwa...." geramnya.

Siluman anjing membelalakkan mata melihat mutiara itu. "Dari mana kau mendapatkannya?"

"Aku mencurinya dengan tidak sengaja..."

Dia memberi tahu anjing itu bahwa sesungguhnya siluman tikus itu adalah jelmaan black dragon yang tidak sengaja dibunuh oleh ular putih.

"Aku mengawasi siluman tikus selama ribuan tahun untuk mencari kesempatan membalas dendam, hingga suatu hari ular itu datang dan menuduh tikus mencuri sesuatu yang berharga darinya, kemudian mereka mulai bertarung dan ia tidak sengaja membunuh siluman tikus..."

Siluman anjing itu mendengarkan serius dengan ekspresi tidak percaya.

"Ular itu pergi meninggalkan tikus yang sekarat, lalu aku keluar dan menyelesaikan pekerjaannya dan akhirnya bisa membalas dendam..." dia tertawa. "Setelah itu, aku mengambil mutiara dan tubuh dewa tikus, lalu melarikan diri ke dunia melalui kabut tipis yang tiba-tiba muncul di kejauhan, namun prosesnya hampir membunuhku..."

"Bagaimana caranya kau keluar?"

"Setiap kali great demon mati dinding mantra akan melemah yang di tandai dengan munculnya kabut tipis..." 

"Apakah itu berarti, ular putih juga meninggalkan istana dengan cara yang sama yaitu membunuh great demon dan apakah ia juga memiliki mutiara naga?"

"Tentu saja, kau pikir bagaimana ia menciptakan gempa sebesar itu untuk merobohkan pagoda petir, menumbuhkan ekornya yang putus, mengalahkah Water Dragon seorang diri, dan tidak membeku oleh mantra cermin?"  

"Apakah mungkin menggunakan kekuatan mutiara naga, tanpa Batu Nuwa?" siluman anjing bertanya penasaran.

"Tidak...." potong wanita itu. "Batu itu membantu menyeimbangkan energi setelah kau menggunakan kekuatan naga...atau jiwa dan tubuhmu akan menjadi seperti ini..." wanita itu menunjukkan wujud aslinya di mana sebagian wajah, leher dan lengannya tampak seperti terbakar dan membusuk.

Siluman anjing itu menelan ludahnya dan seraya mengalihkan pandangannya.

"Kutebak, saat ini ular itu memiliki empat mutiara naga....yang otomatis menjadikannya siluman terkuat di alam semesta saat ini, jika kau menantangnya satu lawan satu, sama saja dengan bunuh diri..." ia menambahkan.

"Bagaimana ia mendapatkan semua mutiara itu?"

"Aku tidak tau..ada lima great demon yang menjaga mantra, ular putih membunuh great demon terakhir 500 tahun yang lalu, menghancurkan mantra dan membebaskan semua siluman ke dunia..."

"Apakah ia tau soal mutiara black demon terakhir yang hilang?"

"Aku yakin dia tau, namun ia tidak tau kalau aku yang mencuri mutiaranya, karena itu aku harus segera mendapatkan batu Nuwa atau aku tidak akan bisa hidup dengan tenang sampai kita membunuh ular itu...dan merebut semua mutiara naga yang dimiliki olehnya... "

"Bagaimana kita akan melakukan itu?"

"Karena kita tidak mungkin menghadapinya langsung, maka kita harus menemukan titik kelemahannya...dan menembakkan panah tepat di jantungnya..."

to be continue.....

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

207K 21.2K 101
Dark Evil's 2 adalah volume kedua dari Dark Evil's, yang menceritakan pertemuan kedua putra satan dengan seorang pemuda yang mengalami kematian tet...
Perfect looks Autorstwa cinnamon

Krótkie Opowiadania

1.6K 141 7
Judul : perfect looks, 完美长相 Genres : Supernatural Fantasy Mystery Shounen Ai One shot Tragedy Webtoon Long strip Official colored Full color Author(s...
3K 265 5
Ghost Mending the Way Penulis: Matthia Genre: Fantasi, supernatural, BL Status Novel di Negara Asal: Selesai, 5 chapter Sumber : Exiled Rebels Scanla...
3.6M 351K 94
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...