Through & Through [REVISION]

נכתב על ידי janggulgul

70.5K 6.2K 240

D i s c l a i m e r : Eventhough it's bxb love story, alur cerita yang twist bisa dinikmati oleh beragam... עוד

00
meet the writers
01. "Metawin?"
02. "And i'm no longer your best friend."
03. "Indeed, you're real."
04. "Inside your head, it's very loud."
05. "I wanna be alone with you."
06. "Are you blind? Stop calling me green guy!"
07. "You're the one who stole every of my first."
08. "Can we begin again?"
10. "I just had a change of heart."
11. "Do it, Bright."
12. "You're the same Bright i know, right?"
13. "My feelings for you, it is always real."
14. I beg you for the last time.
a i d e m e m o i r e
15. "If he's engaged, he'll let me know."
16. "No matter how far i go, he'll stay in my head."
17. "Drawing him making me feel guilty if its not perfect."
18. "For God sake, stop acting like a child!"
19. "You dont have to be fine all the time."
20. "Whats up with that smile, Metawin?"
21. "Can we stay forever like this?"
22. "Sleep early, i'll be home late."
23. "Oh, should i smile proudly knowing him-"
24. Moonlight.
25. "I'm here, Bright."
26. "You can come whenever you want in my castle."
27. "Get lost, moron."
28. "He just got milion dollars and act like a zombie."
29. "Take a rest, Win."
30. Through and Through
l' a l e r t e
99

09. "Shh... i'm here."

2K 172 1
נכתב על ידי janggulgul

07.07 am

Birmingham, UK

December 30, 20XX


"Awas!" Bright menarik tubuh Win sebelum sebuah sepeda menabraknya. "Bisa tidak simpan dulu ponselmu! Kau hampir tertabrak tiga kali, bodoh!"

Win hanya mengangguk sekilas, kembali melangkah dengan wajah tertunduk menatap ponsel. Jemarinya sibuk membalas pesan Luke dan Love yang sudah mencapai ribuan pesan. Win tidak memeriksa ponselnya selama dua hari penuh. Alasannya sederhana, ia lupa.

"METAWIN!"

Brak!

"Ouch!"

Bright mendekat gusar pada Win yang tubuhnya sudah mencium tanah. Mata elangnya melirik pengemudi sepeda yang melaju tergesa-gesa dan hilang di perempatan. Membantu Win bangkit, Bright menepuk-nepuk mantel Win yang sedikit kotor dan basah karena jalanan bersaju dan licin.

"Sudah kubilang, simpan dulu ponselmu. Kenapa keras kepala sekali, sih?"

"Bagaimana bisa? Aku sedang dicari polisi, bodoh!"

"Kau? Apa yang kau lakukan?"

"Nanti saja aku jelaskan. Cepatlah, aku tidak mau ketinggalan bus."

Keduanya kembali melangkah menuju halte bus yang tidak jauh lagi. Kali ini Win menyimpan ponselnya di saku, ia sudah memberi penjelasan panjang pada Luke tentang keadaannya. Pagi tadi Win terbangun karena mimpi buruk, ia tidak bisa kembali tidur, lalu saat mengecek ponsel yang sudah diisi daya semalaman, ia dikejutkan ribuan pesan dari temannya.

Luke dan Love sama sekali tidak tahu dimana pria itu berada. Mereka menghabiskan seharian penuh mencari di London dan tentu saja mereka tidak menemukannya. Sepasang kekasih itu memilih untuk meminta bantuan polisi dan kembali ke Birmingham di malam hari. Keesokan paginya tetap tidak ada kabar, tentu saja mereka melapor polisi di Birmingham.

Win berkali-kali meringis saat kepalanya berdenyut, membuat Bright hanya bisa menghembuskan nafas sabar. Ia sudah bertanya namun jawaban Win tetaplah sama.

Nanti akan aku jelaskan.

Setelah menunggu beberapa menit, Bright dan Win mendudukkan diri mereka di kursi bus yang nyaman. Win memejamkan matanya, kepalanya terasa pusing.

"Win? Kau baik-baik saja?"

Win mengangguk. "Tidak apa-apa."

Bright menempelkan tangannya di dahi Win, kemudian turun ke leher. Suhu tubuh pria itu memang hangat, tapi selama ini tubuh Win memang selalu hangat. Wajah Win pun tidak pucat, walau terlihat sedikit sayu. Bright menegakan punggungnya, menarik rahang Win mendekat ke bahunya.

"Tidur, lah, Win. Kau bisa ceritakan itu kapan saja."

Kali ini Win tidak menolak. Ia segera menyamankan posisi duduknya dan bersandar pada Bright. Satu tangannya yang di genggam Bright diusap pelan dengan lembut. Membuat Win tersentuh dengan perlakuan kecil yang sangat bermakna untuknya.

Perjalanan dua jam itu terasa lama bagi Win. Kelopak matanya memang terpejam, tapi tidak dengan kesadarannya. Tanpa Bright ketahui, setetes air mata menggenang di batang hidung Win. Ia mati-matian tidak mengeluarkan suara apapun dan bernafas dengan tenang.

Bukannya Win tidak ingin memberitahu Bright apa yang sebenarnya terjadi. Ia butuh waktu untuk memikirkan semuanya dengan jernih. Win sedikit terkejut saat merasakan tangan Bright yang mengusap pipinya. Sebelum kemudian Win merasakan pucuk kepalanya dikecup lama.

"Aku amat menyayangimu, Win."

Sekarang Win sadar.

Ia tidak lagi sendiri.

Win membuka matanya, menatap jemari Bright yang masih menggenggamnya. Kedua bibirnya terangkat tipis, ia berharap ini bukan hanya sekedar mimpi singkatnya. Hiburan Eropa yang diberikan padanya.

Sebentar lagi Win akan pulang, waktunya kembali ke rutinitas aslinya. Membayangkan Bangkok tanpa Bright membuat bibirnya kembali lurus. Tanpa sadar ia berdecak halus, kesal membayangkan jarak yang harus terbentang diantara mereka.

"Shh..." Bright menekan kepalanya pada milik Win. "I'm here."

*****

02.20 am
Bangkok, Thailand
A few years ago...

Win menghentikan rahangnya yang bergerak karena sibuk mengunyah. Matanya yang berair tertuju lurus pada televisi di depan mereka, ya, sabtu malam adalah rutinitas mereka untuk menginap. Minggu ini adalah jadwal Bright menginap di rumah Win.

"So long, partner..."

"Huaa! Kenapa Andy tidak pergi kuliah dengan mainannya saja sih! Tapi tidak apa-apa, setidaknya Woody dan Buzz bersama-sama."

Tidak mendengar suara sautan apapun, Win menoleh ke belakang, menemukan Bright yang tertidur pulas di kasur. Malam ini Bright lagi-lagi tidak memakai atasan apapun. Win sengaja menyalakan pendingin ruangannya agar Bright selalu mengenakan pakaiannya saat tidur, tapi ternyata remaja itu tetap saja shirtless.

Menyambar remot, Win mematikan pendingin ruangan lalu televisi. Bangkit dari posisi duduknya dan merangkak ke kasurnya. Senyumnya tercetak manis, menatap pemandangan di depannya yang menyenangkan.

Kesan arogan dari wajah Bright hilang saat ia tidur. Menyisakan ekspresi polos dan menggemaskan. Win menggerakan jarinya perlahan mendekati wajah Bright. Mengusap alis tebalnya yang panjang.

Jemari Win menari lembut. Menelusuri lekuk hidungnya, mengusap lembut tulang pipinya, berlari ke rahang tegasnya hingga berhenti di bibir Bright. Win terdiam menatap lurus bibir merah Bright yang mengatup rapat.

Sebelum pikiran gila itu datang, Win segera menarik tangannya dan berbalik. Kelopak matanya mengerjap cepat. Mencoba mengusir pikiran gila yang menggelitik otaknya.

Tidak bisa, Win harus mengalihkan pikirannya.

Win segera menyambar buku tulis cokelat tebalnya. Meraih penanya dan terdiam menatap lembaran kosong. Matanya menatap kembali Bright yang tenang dalam tidurnya.

"Ini akan menjadi pertama kalinya aku menulis tentangmu, Bright," bisik Win pelan sebelum kembali terfokus pada benda di tangannya.

'Skeletons of Art In You'

Aku memiliki ribuan buku usang untuk setiap manusia yang kutemui

Tinta dan kata yang terukir berasal dari penuhnya jiwaku

Di penghujung hari, aku menemukan diriku semakin hampa

Lembaran yang ternodai tersimpan rapih di rak tua dalam kepalaku

Kaki ini tetap melangkah, menyambut insan baru lainnya

Aku asik menatap bintang saat bertemu mata elangnya

Tanganku kembali menari, menarik garis untuk setiap helaan nafasnya

Hingga aku berkawan dengan pemilik malam yang kelam

Dibalik kanvasnya yang bersenandung warna, ia sesemu abu

Aku mengagumi setiap garis seni dan tempurungnya

Setiap sisinya membuat jemariku menggila tidak waras

Rak bukuku penuh dengan pria ini, ayat yang sama kuulang kembali

Win tersenyum simpul, kali ini matanya menatap Bright cukup lama. Merekam dengan teliti wajah pria itu diingatannya. Pipinya yang memerah terlihat dari cahaya bulan yang menyinari wajahnya.

Aku menyukainya. Aku menyukainya. Aku menyukainya.



-><-

המשך קריאה

You'll Also Like

113K 5.9K 22
cerita ini berawal dengan kesedihan seorang pete yagh... dimana cinta pete untuk seorang ae intouch tanapon ... penuh perjuangan , derai air mata , k...
55.4K 3.8K 8
Ini bukan suka, ataupun Cinta, ini Obsesi - Bright kisah dua insan yang saling menyayangi dan melukai dalam satu waktu.
1M 84.4K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
2.2K 1.2K 24
Kisah tentang hubungan persahabatan menarik antara gadis cantik bernama Arshinta dengan teman kelasnya sendiri. Mereka sepakat untuk hanya berteman d...