IND - The Reason of Reborn...

Por Cyrena0819

14K 2.2K 208

Pairing : Arthit/Kongpop Sarawat/Tine Genre : Fantasy Sinopsis : Cerita ini di ambil dari cerita White Snake... Más

Chapter One - Green Snake Demon
Chapter Two - Destined Lover
Chapter Three - Monkey Demon
Chapter Four - The Mirror Portal
Chapter Five - Suspicious Acts
Chapter Six - Ox Demon
Chapter Seven - First Visit
Chapter Eight - The Power of Love
Chapter Nine - Chicken Demon
Chapter Ten - Chicken's Attack
Chapter Twelve - White Snake Demon
Chapter Thirteen - Goat Demon
Chapter Fourteen - Dog Demon
Chapter Fifteen - Dragon's Pearls
Chapter Sixteen - Wild Boar Demon
Chapter Seventeen - Mysterious Enemy
Chapter Eighteen - Return to The Past
Chapter Nineteen - Hot and Cold
Chapter Twenty - Painful Truth
Chapter Twenty One - Behind the Truth
Chapter Twenty Two - Two Enemies Reunited
Chapter Twenty Three - When the Moment Work
Chapter Twenty Four - Tiger Demon
Chapter Twenty Five - Scheme of Darkness
Chapter Twenty Six - Dragon-Snake Spirit
Chapter Twenty Seven - The Love's Sacrifice
Chapter Twenty Eight - The Last Spirit Pearl
Chapter Twenty Nine - Ancient Spirit
Last Chapter - The Fox Demon
Epilogue

Chapter Eleven - Trick or Treat

368 67 0
Por Cyrena0819

Keesokan harinya media dan TV kembali di hebohkan dengan berita penyerangan kantor polisi oleh orang tidak dikenal sekitar jam 3 subuh. Penyusup menerobos ke penjara dengan melukai 2 orang polisi, dan membunuh 3 lainnya, merusak CCTV dan membawa kabur seorang tahanan dengan merusak kunci menggunakan sabit.

Polisi menduga ketiga kasus yaitu perampokan museum, penyerangan terhadap idol, dan penculikan tahanan saling berhubungan dan mencurigai pelakunya adalah orang yang sama. Seluruh rekaman CCTV pun dikumpulkan dan polisi menyimpulkan ciri - ciri pelaku sementara, seorang pria berbadan besar, bungkuk, berkulit hitam dan memiliki sabit.

Namun ketiga pemuda di kamar Kong dengan yakin langsung menebak pelakunya adalah siluman kambing.

"Kita harus segera menangkapnya sebelum ia membunuh dan melukai lebih banyak orang..." ujar Sarawat gusar.

"Aku tidak menyangka ternyata kasus ketiga berhubungan dengan siluman kambing...." komentar Tine.

"Ya, aku juga...." komentar Arthit. "Kita terkecoh oleh judul artikelnya..."

"Mungkin kita bisa mencarinya dengan menyeilidiki informasi tentang fanboy tersebut..." Kong menimpali, lalu mengetik sesuatu di ponselnya dan menunjukkan pada semuanya bahwa fanboy tersebut kebetulan adalah mahasiswa jurusan photography di kampus yang sama dengan mereka.

Tanpa membuang - buang waktu mereka pun membagi tugas, Arthit dan Kong pergi mengunjungi asrama fanboy tersebut, sedangkan Tine dan Sarawat mengecek CCTV campus, untuk melihat apakah siluman kambing itu pernah muncul di kampus bersama fans tersebut.

Arthit membuka pintu dengan trik dan menemukan kamar dalam kondisi bersih dan rapi, bahkan ranjangnya tidak tersentuh namun barang - barang pribadi seperti koper, pakaian, sikat gigi, buku, dll tidak ada, menandakan pemiliknya telah pindah keluar.

Saat hendak keluar, Arthit tidak sengaja melihat selembar foto terjatuh di bawah meja dan segera memungutnya, lalu menunjukkannya pada Kong, yaitu foto fanboy bersama aktris idolanya, namun yang menarik perhatiannya adalah seekor kambing di belakang mereka yang sedang mengunyah rumput dan terikat di sebuah pillar.

Dari kampus mereka langsung menuju lokasi yang terdapat di dalam foto yaitu sebuah villa di pinggir kota yang terletak tidak jauh dari peternakan.

Begitu tiba, Arthit langsung memisahkan diri dengan kelompok dan menyelidiki sekeliling vila, sementara Tine dan Kong berpura -pura tersesat dan bertamu ke villa, sedangkan Sarawat mengintai keduanya dari kejauhan, berjaga - jaga jika ada siluman di sekitarnya.

Seorang pria jangkung dan bertubuh kurus menyambut mereka dan mempersilahkan keduanya masuk. Tine mengatakan bahwa mereka terpisah dari grup dan seorang teman mereka hilang, ia lalu menunjukkan foto fanboy tersebut dan bertanya apakah pria itu itu pernah melihatnya.

Pria jangkung itu terlihat gelisah bahkan gerak - geriknya tidak natural dan tampak ketakutan. Ia beberapa kali menumpahkan air dan selalu melirik ke tangga. Keduanyapun saling bertukar pandang dan curiga, selanjutnya menyusun rencana untuk menyelidikinya.

----------------------------------------------------------------------------------------

Sementara itu, Arthit masuk ke sebuah gudang kosong di belakang vila karena mengikuti aroma siluman ayam. Dia melangkah masuk dengan hati-hati sambil memindai sekelilingnya dan melihat bangkai ayam di tengah ruangan, lalu memutuskan untuk memeriksanya. Namun ketika hampir mencapainya, tiba-tiba ia menginjak sesuatu di lantai yang tertutup oleh sampah.

Selanjutnya, dari lantai tiba – tiba sebuah cincin muncul dan mengikat kedua kakinya menjadi satu, lalu berputar menyerupai pegas, melilit tubuhnya hingga ke leher dan hanya menyisakan kepala.

Tidak lama, seseorang muncul sambil tertawa.

"Akhirnya aku memiliki kesempatan untuk bicara berdua denganmu tanpa ada pengganggu..." ia menyeringai. "Aku mengira siluman ular putih sangat hebat, ternyata kemampuanmu hanya segini?"

Arthit membelalakkan matanya kaget, ia tidak mengira akhirnya ada yang mengenalinya dan berhasil memancingnya masuk perangkap.

"Kenapa kau berpikir begitu? Siapa yang mengatakannya padamu?" Arthit berusaha untuk bersikap tenang.

Ia tidak menghubris pertanyaan Arthit dan melanjutkan. "Aku tidak tau bagaimana menyebutmu, Siluman ular putih, budak manusia atau pengkhianat yang bekerja sama dengan si pembasmi siluman untuk menangkap saudaramu sendiri?! Apakah itu semacam lelucon?" ia tertawa. "Kau bahkan lebih buruk dari siluman..."

Arthit tidak menyangkal julukan yang terakhir, meskipun ia benci mengakui hal itu.

"Selama ini kau tinggal dan bekerja di peternakan, menyaksikan manusia-manusia itu membantai keluargamu, menjual daging mereka demi uang, dan tiba-tiba kau mencoba melukai dan ingin membunuh mereka sekarang, apakah kau tidak merasa bersalah sedikitpun?" Arthit mengembalikan kata-katanya.

"Apa yang kulakukan tidak sebanding dengan apa yang telah mereka perbuat pada keluargaku...apa kau tau berapa ayam yang harus mati dalam satu hari demi memuaskan rasa lapar manusia?" tanyanya emosi dan berhenti sejenak. "Oh, aku lupa kalau kau juga salah satu dari mereka..."

"Jadi alasanmu membunuh karena merasa bersalah pada ayam - ayam itu?" Arthit tertawa. "Apa kau tau? Setelah manusia itu mati, mereka akan terlahir kembali menjadi keluargamu, apakah dengan begitu kau akan memaafkan mereka?"

Wanita itu tidak membalas, dan ia juga benci mengakui kenyataan itu, namun tentu saja itu bukan alasan utamanya membunuh.

Siluman ayam membisu sejenak lalu mengganti topik.

"Aku tau kau ingin membunuh pembasmi siluman itu, bukan? Kudengar, pada kelahiran yang lalu, ia adalah biksu yang memisahkanmu dengan kekasih manusiamu..."

"Apakah kau adalah penggemar beratku atau apa? Sepertinya kau mengetahui semua rahasiaku..."

"Cerita tentang kau menenggelamkan seluruh gunung emas dan menghancurkan pagoda petir 500 tahun yang lalu tersebar luas, membuatmu terkenal baik di dunia manusia dan dunia siluman..." 

"Benarkah? Tapi, kupikir itu ditulis di banyak buku cerita dan punya banyak versi..." komentar Arthit. "Versi mana yang kau baca?"

"Kalau begitu ceritakan versimu..."

"Aku tidak punya waktu untuk itu..."

Gadis itu mengangguk dan tersenyum. "Tetapi biarkan aku memberitahumu bagian yang paling menyedihkan, meskipun kau berjasa besar membebaskan para siluman, namun banyak yang takut padamu dan ingin membunuhmu...bahkan beberapa dari mereka ingin mengulitimu dan memakanmu hidup - hidup..."

"Aku sungguh tersanjung mendengarnya..." Arthit menyeringai setelah itu memasang wajah serius. "Baiklah, kita sudah membuang banyak waktu, katakan apa yang kau inginkan?"

Ia akhirnya mengutarakan keinginannya untuk membunuh Sarawat.

"Aku ingin kau membantuku untuk membalas dendam, dan aku akan melupakan apa yang telah kau lakukan pada siluman lembu..." sahut wanita itu to the point.

"Kenapa kau pikir aku akan membantumu?"

"Karena aku tau kau juga ingin membunuhnya! Apakah alasan itu tidak cukup kuat?!" bentak siluman ayam. "Namun sayangnya kau tidak punya kesempatan, apakah kau baru akan membalaskan dendammu setelah ia mengirimu kembali ke neraka?"

Arthit bergidik seketika, ucapan wanita itu benar, jika Sarawat mengetahui wujud aslinya, ia pasti tidak akan melepaskannya dan akan mengirimnya ke penjara siluman, jika itu terjadi maka seluruh hidupnya akan berakhir, ia tidak ingin kembali ke neraka itu.

"Setelah kau membantuku, aku akan membantumu menyelamatkan manusia itu dan ular hijau...." gadis itu menambahkan.

"Kau bilang apa?!" seru Arthit syok dan langsung menebak bahwa Kong dan Tine telah masuk perangkap berada dalam bahaya.

"Kita tidak punya banyak waktu atau kau akan menemukan mereka mati atau kehilangan lidah mereka, dan aku juga akan memberitahu biksu itu siapa kau sebenarnya dan kau juga akan berakhir dengan cara yang sama seperti siluman lembu..."

Arthit hendak berubah wujud menjadi ular untuk melepaskan diri.

Namun tiba - tiba saja, ia melihat Sarawat dari kejauhan dan sedang menuju ke arahnya, ia juga bisa melihat seseorang di balik jendela villa sedang memandang ke arahnya, ia pun berubah pikiran.

Kali ini Arthit sungguh menginjak granat, jantungnya berdegup kencang, dan dadanya terasa sesak.

Di satu sisi ia khawatir siluman ayam akan membongkar wujud aslinya di depan Sarawat, di sisi lain ia khawatir siluman kambing sungguh akan mencelakai Kong dan Tine seperti yang dikatakan oleh siluman ayam.

Arthit mengepalkan tinjunya kuat dengan emosi dan melototinya.

"Pikirkan Arthit, apakah nyawa biksu itu lebih berharga dari Kong dan Tine?" gadis itu menyeringai. "Apakah kau tidak ingin menyingkirkannya sebelum ia menyingkirkanmu?"

"Aku akan membantumu..." ujar Arthit tiba – tiba tanpa berpikir.

Siluman ayam memandangnya curiga. "Benarkah? Bagaimana kau akan membantuku?" ia tidak percaya. "Apa kau tidak membohongiku agar aku melepaskanmu?"

"Jika kau tidak percaya padaku kenapa kau meminta bantuanku?"

Wanita terdiam dan mengangguk setuju dengan ucapan Arthit,lalu berkata.

"Aku ingin kau memberitahuku caranya dan aku yang akan melakukannya...dan jika aku gagal, kau harus menyelesaikannya, tetapi..." usul gadis itu dan berhenti sejenak. "Bagaimana aku percaya padamu dan yakin kau tidak akan menusukku dari belakang?"

Arthit berpikir sejenak dan membalas. "Aku akan meminjamkan pedangku padamu, kau bisa menggunakannya untuk membunuh biksu itu..."

"Kudengar dia juga memiliki tubuh dewa dan tidak ada senjata siluman yang bisa membunuhnya..."

"Kau pikir bagaimana aku membunuh siluman tikus?"

"Aku tidak tau..."

"Pedangku ditempa menggunakan api yang berasal dari nafas naga, baik dewa, siluman maupun manusia pasti akan mati jika kau menusukkan pedang itu tepat di jantungnya..."

"Kau tidak membohongiku?" ia memicingkan matanya dengan curiga.

"Aku sudah memikirkan ucapanmu...kau benar, aku harus membunuhnya sebelum ia membunuhku, jadi ayo kita lakukan bersama..." ujar Arthit. "Lagipula, apa alasanku melindunginya, aku sangat berharap dia mati, tanpa menodai tanganku sendiri...."

Siluman ayam berpikir sejenak dan setuju, lalu melepaskan cincin di sekitar tangan Arthit sejenak agar ia menyerahkan pedangnya.

"Apakah kau mengetahui dimana letak jantung manusia?" tanya Arthit sebelum menyerahkan pedangnya.

Gadis itu membisu sejenak dan menyentuh dadanya sendiri. "Tentu saja, aku sudah hidup bersama manusia selama 500 tahun..." ia segera merampas pedang dari tangan Arthit dan menghunusnya ke dada pria itu. "Bagaimana kalau aku mencobanya padamu, terlebih dahulu untuk membuktikan apakah cara ini akan berhasil?"

"Jika kau membunuhku sekarang...maka kau tidak punya back up plan, jika kau gagal..." sahut Arthit.

Ia mengangguk setuju dan menyeringai sebelum menarik pedangnya kembali lalu menambahkan beberapa cincin hingga menutupi mulut dan hidung Arthit dan segera bersembunyi saat melihat Sarawat mendekat.

Sarawat melangkah masuk dengan hati - hati sambil melirik Arthit yang terikat dari kaki hingga ke kepala dan mematung. Ia langsung menebak kalau siluman ayam ada di sekitarnya dari cincin. Sarawat kemudian mengeluarkan talisman dan memindai ke sekeliling ruangan, bersikap waspada seandainya tiba- tiba makhluk itu menyerangnya.

"Mmmm...." Arthit mencoba berbicara dengan mulut terikat.

Sarawat menghampirinya dan mencoba melepaskan cincin yang melilitnya, namun rasanya tidak mungkin kecuali dia membawa gergaji besi, pikirnya.

Ia berjalan ke hadapan Arthit dan bertanya. "Kau baik - baik saja? Maksudku, apa kau bisa bernafas?"

Arthit merespon dengan mengedipkan mata lalu menggerakkan bola matanya melihat ke pintu untuk memberitahu pria itu siluman kambing sedang mengawasi mereka.

Sarawat menatapnya curiga dan berjalan mendekat ke pintu, namun saat ia hendak keluar, tiba - tiba saja pintu tertutup dan ia segera berguling ke samping saat sebilah pedang hendak menusuknya dari belakang.

Siluman itu kembali mencoba menusuknya dan Sarawat melompat dan berguling berusaha menghindari ujung mata pedang yang mengincar jantungnya, namun ia tidak bisa menghindari goresan sisi pedang yang tajam yang melukai tangan dan bahunya.

Sarawat terluka cukup parah dan terhuyung ke belakang, Siluman ayam kembali hendak menusuk jantungnya, beruntung Arthit melindunginya, di mana ujung pedang meleset dari sasaran dan menusuk cincin yang melilit Arthit hingga menghasilkan suara yang menusuk gendang tellnga. Sarawat berusaha berlindung dengan menjadikan Arthit sebagai tameng.

Pedang pun menghantam cincin beberapa kali dan menimbulkan percikan api, Arthit bisa merasakan cincin yang melilitnya mulai retak oleh tebasan pedang, sementara siluman ayam tidak menyadari hal tersebut karena perhatiannya tertuju pada Sarawat dan berambisi membunuhnya.

Siluman ayam kehilangan kesabarannya, tiba - tiba saja ia menarik cincin dari tubuh Arthit dan melemparkannya pada Sarawat.

Sarawat segera berbalik dan hendak kabur, namun siluman ayam segera salto ke hadapannya dan menghadangnya. Cincin pun masuk melalui kepala Sarawat dan melilit tubuhnya dengan cepat dari atas ke bawah, membuatnya terpaku di lantai membelakangi Arthit dan tidak bisa bergerak seperti mumi.

"Hahahahah, kena kau...." Siluman ayam tertawa dan berkata dengan emosi. "Kau telah membunuh orang yang sangat kucintai, kau harus membayar untuk apa yang telah kau lakukan pada siluman lembu, pergilah ke neraka, biksu keparat!!!"

Selesai berkata demikian ia pun langsung menghujamkan ujung pedang dengan lurus ke dada Sarawat, membuat pria itu langsung menyemburkan darah dan mengenai siluman tersebut.

Tiba - tiba saja tubuh siluman wanita itu terpental seketika. Pedang pun tertarik keluar dan jatuh ke lantai, Arthit segera menyimpannya kembali.

Cincin yang melilit tubuh Sarawatpun berangsur - angsur menyusut dan lepas, menyisakan sebuah cincin kecil yang berguling di lantai hingga ke hadapan gadis siluman itu.

Sarawat jatuh merosot ke lantai sambil menekan dada kanannya yang mengeluarkan banyak darah, tubuhnya gemetaran, wajahnya pucat, dan seluruh tubuhnya berkeringat dingin menahan sakit, namun ia berusaha membuka mata dan fokus untuk menyelesaikan tugasnya.

Sementara siluman ayam berusaha untuk bangun dan setengah badannya lumpuh, lalu menoleh ke belakang hendak meminta bantuan sahabatnya siluman kambing dan menyadari bahwa ia tidak sengaja menutup pintu tadi.

Siluman ayam kesal bukan kepalang dan melototi Arthit yang sedang memegang talisman, ia tidak menyangka Arthit sungguh mengkhianatinya dengan melemparkan talisman padanya, selain itu ia juga membohonginya soal cara membunuh Sarawat.

Namun Arthit seakan bisa membaca pikirannya, ia lalu membawa tangan kanannya memijat dadanya untuk memberitahu gadis itu bahwa jantung manusia ada di tengah agak ke kiri. Siluman ayam membelalakkan matanya kaget, ternyata ia keliru menusuk dada kanan Sarawat karena menggunakan tangan kidal.

Ia lalu menoleh pada Sarawat hendak memberitahunya jati diri Arthit, namun anehnya suaranya tidak bisa keluar, air matanya pun menetes seketika dan ia kembali melototi Arthit. Ia benci mengakui bahwa grenade yang ia pasang untuk menjebak Arthit malah mengenai dirinya sendiri. Reputasi Arthit bukan sekedar nama, pikirnya, kali ini ia benar - benar bertekuk lutut pada pria itu.

Sarawat segera melemparkan tali dan mengikat siluman wanita itu untuk mencegahnya melarikan diri, lalu duduk bersila di lantai dan mengeluarkan cermin pusakanya.

"Aku akan pergi mengecek situasi Kong dan Tine, kita telah masuk perangkap..." ujar Arthit pada Sarawat sebelum ia memulai ritualnya.

Sarawat mengangkat kepala menatapnya dan berkata dengan nafas terputus -putus. "Ber..hati...hatilah..."

Arthit tidak membalas, ia segera meninggalkan tempat itu setelah melirik wanita siluman itu sambil membungkuk untuk terakhir kalinya sebagai permintaan maaf.

Setelah Arthit pergi, dengan sisa kekuatannya, Sarawat akhirnya berhasil menyelesaikan ritual, mengirim jiwa siluman ayam kembali ke tempat asalnya. Setelah itu ia pun jatuh pingsan di lantai karena kehabisan banyak darah.

to be continue.......

Seguir leyendo

También te gustarán

6.2K 167 12
Judul:원 스텝 프롬 헬/One Step From Hell Author:Zhang liang Artist:Bo Genre:Fantasy, Manhwa, Romance, Webtoons, Yaoi Bahasa asli:korea Bahasa terjemahan:in...
1.6K 141 7
Judul : perfect looks, 完美长相 Genres : Supernatural Fantasy Mystery Shounen Ai One shot Tragedy Webtoon Long strip Official colored Full color Author(s...
94.9K 10.7K 59
⊱⋆ON᳟ GO᳞ING᳟⋆⊰ Aᴜᴛʜᴏʀ : Aʜ Xᴜ Baca dulu book 1 ada reading list yuyu/mampir ke akun yuyu yang pertama 🙉══════════════════════╗ ║sɪɴɪ ᴋᴜʏ ʟɪᴀᴛ ʟɪᴀᴛ...
531K 32.8K 61
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...