Untukmu, Syurgaku [END]✓

By AzharaNatasya

739K 75.6K 16.5K

[SPIRITUAL/PERNIKAHAN] Zahwa gadis cantik namun tak sempurna. Gadis yang hanya mengharapkan syurga dalam ruma... More

Aku, Mutiara Zahwa Azzahra🌻
Aku ikhlas 🌻
Bulan madu?🌻
Makan malam 🌻
Perhatian?🌻
Aku selalu salah🌻
Mengalah🌻
Selamat Jalan🌻
Kepingan hati🌻
Ending🌻

Hatiku, untukmu🌻

48.7K 6.5K 2.3K
By AzharaNatasya

Jika dia bukan jodohku, kuatkan lah aku berjalan di atas duri rumah tanggaku.

🌻🌻🌻

Zahwa sudah bangun sejak subuh tadi, kini dirinya hanya melamun dan membayangkan sedang apa Raka di sana.

Zahwa yakin, Raka sedang berbahagia bersama madunya. Zahwa hanya menatap sendu sebuah postingan Raka yang begitu manis untuk Maira. Bahkan, Raka tak pernah memposting foto Zahwa.

Raka_snjy

♥️           ✉️            📌

Raka_snjy Surga untuk anakku kelak🌻

Zahwa menekan tombol hati disana. Jika Maira adalah surga untuk anak Raka kelak, maka Zahwa adalah surga yang tak pernah dirindukan.

Lagi-lagi Zahwa mengusap air matanya, tangannya terulur untuk memposting sebuah gambar dan mencurahkan isi hatinya.

Zahwa_azz

♥️           📌

Zahwa_azz ibarat "nun mati" Zahwa tak pernah dianggap keberadaannya :')

Zahwa_azz me-non aktifkan komentar.

Zahwa mengambil jilbab miliknya lalu berjalan ke bawah. Rumah sebesar ini hanya Zahwa saja yang menempati, tak ada pembantu atau bahkan sopir. Zahwa benar-benar sendirian.

"Olahraga keliling kompleks aja deh."

Zahwa memakai sandalnya lalu mengunci pintu rumahnya. Kakinya melangkah meninggalkan rumah.

Mata Zahwa tersenyum saat melihat seseorang anak kecil dan ayahnya.

"Zahwa, tumben keluar?" Tanya ayah dari anak itu.

"Iya Mas Azmi. Bete di rumah terus," ucap Zahwa sambil mengusap pipi anak laki-laki itu.

"Umi Awa udah calapan beyum?"

Zahwa berjongkok di hadapan anak kecil itu.

"Belum. Kalo Rafa sudah sarapan?" Tanya balik Zahwa.

"Beyum. Kita makan bubul di depan itu yuk!" Ajak Rafa.

Zahwa menatap Azmi sebentar. Azmi mengangguk saja.

"Yuk,"

Azmi adalah duda beranak satu. Umurnya masih sangat muda namun harus ditinggalkan istri tercintanya.

"Mas Azmi belum ada niatan untuk menikah lagi?" Tanya Zahwa.

"Belum. Rafa selalu menolak jika aku kenalkan dengan perempuan," ucap Azmi menatap anaknya yang memegang tangan Zahwa erat.

"Rafa gak mau punya mama?" Tanya Zahwa pada anak berusia 3 tahun itu.

"Enggak. Kan Afa udah punya umi Awa," ucapan Rafa membuat Zahwa terkejut.

Azmi hanya tertawa lalu mengusap rambut Rafa gemas.

Jika ada yang melihat mereka, mungkin ada yang menyimpulkan bahwa mereka adalah sepasang suami-istri yang bahagia. Tapi kenyataannya, mereka hanya sebatas tetangga.

Azmi selalu menjaga jarak dari Zahwa, bukannya apa-apa. Mereka hanya tak ingin orang-orang membicarakan hal yang tidak benar tentang mereka.

"Suami kamu mana Wa?" Tanya Azmi tanpa menoleh ke belakang.

"Kerja," ucap Zahwa.

"Aku jarang melihat suamimu. Maaf jika lancang, apa suami kamu itu gila kerja sampai jarang pulang?" Tanya Azmi.

"Bang Aka kan seorang Jaksa, selalu sibuk," jawab Zahwa seadanya.

Azmi hanya mengangguk lalu keduanya sama-sama diam tak ada yang membuka suara.

Mereka sampai di penjual bubur langganan Azmi. Setiap libur Azmi dan Rafa memang selalu pergi ke sini untuk sarapan bersama sang putra.

"Mas buburnya tiga ya, yang satu jangan pakai kacang," ucap Azmi membuat penjual bubur mengangguk.

Zahwa menarik kursi menjauh dari Azmi.

"Afa mau dicuapi Umi," ucap Rafa manja sambil memeluk kaki Zahwa.

"Oke," jawab Zahwa sambil tersenyum.

Meski dirinya tak bisa memiliki anak, setidaknya ada yang mau memangilnya umi. Zahwa sangat mencintai Rafa, bagi Zahwa, Rafa adalah malaikat kecil yang dikirimkan Allah untuk menjadi obat hatinya.

Mereka menikmati sarapan pagi ini. Biasanya Zahwa hanya akan makan sendiri di rumah, Raka selalu menolak jika Zahwa mengajaknya makan bersama. Bahkan, mereka tak pernah makan berdua.

Selesai sarapan, Zahwa memutuskan untuk pulang. Tak enak jika berlama-lama di luar bersama yang bukan mahramnya.

"Umi nanti calapan lagi ya?" Tanya Rafa membuat Zahwa mengangguk lalu meninggalkan keduanya.

Zahwa masuk ke dalam rumahnya. Zahwa mengambil handphonenya yang tadi ia tinggalkan.

Zahwa terkejut saat melihat 10 panggilan tak terjawab dari Raka, setelah mengucapkan bismillah Zahwa memberanikan diri untuk menelepon balik Raka.

"Assalamualaikum Bang?"

Ucap Zahwa saat panggilannya sudah diangkat.

"Waalaikumsalam, dari mana saja kamu?!"

"Tadi Awa keluar sebentar,"

"Hapus postingan kamu! Malu-maluin saya aja," ucap Raka membentak.

"Iya Awa hapus," ucap Zahwa lembut.

"Kamu ingin semua orang tahu kalau rumah tangga kita gak bahagia? Iya?"

"Gak gitu, Awa cuma..."

"Cuma apa?!"

"Awa cuma mau bilang kalau Awa cemburu dengan postingan Abang. Hati Zahwa sakit bang," Zahwa mulai menangis dan menahan isakannya.

"Ck, itu konsekuensinya. Hati saya bukan milik kamu Zahwa!"

Raka langsung mematikan sambungan teleponnya sepihak. Kaki Zahwa lemas, ia langsung terduduk di lantai.

"Zahwa capek." Ucap Zahwa lirih.

Zahwa langsung menghapus postingan yang ia kirim tadi pagi. Selesai menghapus, Zahwa langsung bangkit menuju kamar.

Namun, tiba-tiba saja perutnya sakit. Zahwa langsung memegang perutnya yang terasa sangat sakit, tangannya menahan diri agar tidak terjatuh.

Zahwa duduk sebentar di kaki tangga untuk meredakan nyeri. Namun Zahwa semakin kaget saat melihat darah yang mengalir di hidung mancungnya.

"Astaghfirullah, aku kenapa?" Tanya Zahwa sambil mengusap darah di hidungnya.

Zahwa mengangkat kepalanya menatap langit-langit rumahnya, kepalanya terasa sangat sakit.

Dengan tertatih Zahwa langsung berlari menuju kamar untuk mengganti bajunya. Tujuannya sekarang adalah ke rumah sakit, ia akan memeriksa kondisi dirinya.

Selesai berganti baju, Zahwa langsung mengambil kunci mobilnya.

Zahwa mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi namun masih berhati-hati. Hatinya merasakan ketakutan yang sangat besar.

30 menit berlalu.

Akhirnya Zahwa sampai di rumah sakit yang sering ia datangi. Zahwa buru-buru turun dan menemui dokter pribadinya.

Setelah menunggu lama akhirnya Zahwa mendapatkan giliran.

"Awa kenapa lagi?" Tanya dokter itu lembut.

"Sepertinya Zahwa sakit," ucap Zahwa lirih.

Dokter itu nampak kaget namun berusaha menyembunyikan keterkejutannya demi Zahwa.

"Kenapa?"

"Tiba-tiba aja Awa mimisan. Dan perut Awa sakit dok," ucap Zahwa.

Dokter itu langsung mengusap kepala Zahwa sayang.

"Kita periksa ya,"

Zahwa mengangguk dan naik ke atas ranjang. Zahwa berdoa, semoga mimisan itu hanya karena Zahwa kurang tidur.

Dokter mulai menyalakan mesin ronsen dan mengarahkan ke perut Zahwa.

"Kita tunggu hasilnya ya," ucap Dokter. 

Zahwa menunggu sampai hasil keluar. Dirinya sangat takut jika terjadi apa-apa nantinya.

"Zahwa," panggil dokter itu membuat Zahwa tersadar dari lamunannya.

Zahwa menghampiri sang dokter.

Zahwa membuka hasil yang diberikan sang dokter. Air matanya luruh begitu saja saat melihat hasil yang diberikan sang dokter.

"Kamu haru--"

"Awa ikhlas karena Allah."

🌻🌻🌻

Seminggu berlalu, hari ini Raka akan pulang ke sini. Namun, Zahwa belum menyiapkan apapun. Sejak subuh tadi, tubuhnya panas tinggi.

Klek

Pintu terbuka, Raka datang dengan membawa koper.

Zahwa berusaha baik-baik saja. Zahwa bangun dan langsung mencium punggung tangan Raka.

Raka kaget saat tangannya menyentuh bagian wajah Zahwa. Sangat panas, Raka langsung menatap wajah Zahwa lekat.

"Kamu sakit?" Tanya Raka.

"Enggak, Awa cuma gak enak badan," ucap Zahwa tersenyum.

"Oh." jawab Raka lalu pergi meninggalkan Zahwa.

Raka masuk kedalam kamar mandi. Zahwa langsung membereskan pakaian Raka yang kotor.

Selesai membereskan pakaian, Zahwa menyiapkan pakaian ganti untuk Raka.

Raka membuka pintu kamar mandi. Tubuhnya hanya dibalut handuk dari pusar hingga lutut.

"Tidur di mana malam ini? Dengan Maira lagi?" Tanya Zahwa tanpa menatap Raka yang sedang berganti pakaian.

"Hm," jawab Raka seadanya.

Zahwa menghela nafas.

"Jika malam ini Zahwa meminta Abang untuk makan malam di sini, apa Abang mau?" Tanya Zahwa pelan.

"Saya sudah ada janji dengan Maira," ucap Raka dingin.

"Sepertinya sangat sulit ya. Zahwa sadar diri kok," ucap Zahwa lalu berjalan untuk meninggalkan kamar.

Raka menahan tangan Zahwa.

"Wajahmu pucat, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Raka sedikit khawatir.

"Sakit dan sehatnya, Abang tak pernah peduli kan?" Tanya Zahwa hati-hati.

Zahwa melepaskan cekalan tangan Raka. Lalu pergi meninggalkan kamar. Jika Raka seperti itu, Zahwa akan jatuh lebih dalam nantinya.

Zahwa berjalan ke dapur, ia akan masak untuk dirinya sendiri.

Lagi-lagi air matanya kembali jatuh. Rasanya, Zahwa sudah mulai pasrah pada takdir. Kenapa ia rasa kebahagiaan tak berpihak padanya.

"Iya, malam ini saya akan makan di sini," ucap Raka di belakang Zahwa.

Senyuman tipis terukir indah di bibir tipis Zahwa.

"Dengan Maira juga," ucap Raka lagi.

Senyumannya luntur karena ucapan itu. Namun, Zahwa merasa senang itu tandanya Raka akan makan malam bersamanya.

"Iya," jawab Zahwa sambil memotong wortel.

Raka duduk di meja makan sambil memperhatikan Zahwa memasak. Hal itu membuat hati Zahwa berdebar.

"Akh!" Zahwa memekik saat pisau malah mengenai tangannya.

Raka langsung melemparkan Handphonenya dan berlari menghampiri Zahwa.

"Ck, ceroboh," ucap Raka.

Zahwa kaget saat Raka menghisap telunjuknya yang terluka. Raka menghisap darahnya lalu mengeluarkan di westafel dapur.

"Hati-hati Zahwa."

🌻🌻🌻

Jangan lupa Vote Yap!! Hehe :)

Ada gak sih yang nungguin ini? Maaf kalo gak dapet feel-nya.

Ini pertama kali aku buat cerita begini, jadi mohon maklum.

Spam next ya!!

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

332K 9.5K 40
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...
1.2M 89.3K 58
BOOK 1 > Remake. 𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘱𝘢𝘬⚠️ ⚠️𝘥𝘪𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘰𝘮𝘰𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘤 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵...
391K 27.7K 26
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...
1M 32.6K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...