IND - The Reason of Reborn...

By Cyrena0819

14.2K 2.2K 208

Pairing : Arthit/Kongpop Sarawat/Tine Genre : Fantasy Sinopsis : Cerita ini di ambil dari cerita White Snake... More

Chapter One - Green Snake Demon
Chapter Two - Destined Lover
Chapter Three - Monkey Demon
Chapter Four - The Mirror Portal
Chapter Five - Suspicious Acts
Chapter Seven - First Visit
Chapter Eight - The Power of Love
Chapter Nine - Chicken Demon
Chapter Ten - Chicken's Attack
Chapter Eleven - Trick or Treat
Chapter Twelve - White Snake Demon
Chapter Thirteen - Goat Demon
Chapter Fourteen - Dog Demon
Chapter Fifteen - Dragon's Pearls
Chapter Sixteen - Wild Boar Demon
Chapter Seventeen - Mysterious Enemy
Chapter Eighteen - Return to The Past
Chapter Nineteen - Hot and Cold
Chapter Twenty - Painful Truth
Chapter Twenty One - Behind the Truth
Chapter Twenty Two - Two Enemies Reunited
Chapter Twenty Three - When the Moment Work
Chapter Twenty Four - Tiger Demon
Chapter Twenty Five - Scheme of Darkness
Chapter Twenty Six - Dragon-Snake Spirit
Chapter Twenty Seven - The Love's Sacrifice
Chapter Twenty Eight - The Last Spirit Pearl
Chapter Twenty Nine - Ancient Spirit
Last Chapter - The Fox Demon
Epilogue

Chapter Six - Ox Demon

403 72 7
By Cyrena0819

Arthit memperingatkan Tine agar tidak menyentuh talisman itu lagi, karena sangat berbahaya.

"Liontin ini hanya melindungimu, namun itu tidak berarti membuatmu kebal dengan semua mantra penakluk siluman, jika kau memegang taliman itu lebih dari setengah jam, kau akan mulai merasa kedinginan, setelah satu jam kau akan lumpuh dan selanjutnya...aku tidak tau...aku belum pernah mencobanya..."

Tine tercengang seketika mendengar hal itu.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Mana kutahu kau akan berhubungan dengan pembasmi siluman tersebut?'

"Well, menurutku dia tidak jahat seperti katamu..." komentar Tine lalu tersipu malu. "Kurasa aku menyukainya..."

Giliran Arthit yang tercengang dan tidak percaya mendengar ucapan Tine. "Tidak jahat?" tanya Arthit. "Apa kau tau apa yang ia lakukan...."

"Aku tau, ia memanipulasi Kong agar meninggalkanmu dan mencoba untuk membunuhmu, bukan? Mungkin ia berpikir siluman dan manusia tidak seharusnya bersama, dia hanya melakukan tugasnya...."

"Jadi kau membelanya?" Arthit tertawa sinis. "Apakah kau tau apa yang akan ia lakukan jika mengetahui wujud aslimu? Kau pikir ia akan melepaskanmu?"

Tine tidak bisa menjawab. "Aku tidak percaya dia tidak punya sedikitpun rasa  belas kasihan, toh kita juga makhluk hidup sama sepertinya..."

"Percayalah, dia tidak akan perduli pada siluman kecil seperti kita, ia hanya ingin menyingkirkan semua siluman yang keberadaannya dianggap mengancam hidup manusia..."

"Mm..." Tine berpikir sejenak dan mengganti topik. "Aku penasaran kenapa kau selalu menyebut kahyangan sebagai neraka? Memangnya portal itu membawa para siluman itu kemana?"

Arthit menghela nafas panjang sebelum memutuskan untuk bercerita. "Puluhan ribu tahun yang lalu, dunia ini dipenuhi oleh siluman yang saling mendominasi dan berusaha menguasai dunia, kekacauan tidak dapat di hindari dan manusia hidup dalam ketakutan...."

"Oleh karena itu, Tuhan menurunkan titah untuk memilih 12 jenis siluman yang akan menguasai dunia, selain itu kami juga akan diberikan tubuh dewa dan dinobatkan sebagai 12 zodiac. Untuk itu di adakan turnamen dengan tujuan menentukan siapa yang pantas menduduki posisi tersebut. Akhirnya 12 siluman terpilih yaitu terdiri dari tikus, lembu, naga, ular, harimau, kelinci, kambing, kuda, kera, ayam, anjing dan babi hutan..."

"Setelah terpilih, kami diundang ke kahyangan dan masing – masing di berikan sebuah istana, setiap siluman akan menjadi raja zodiac secara bergiliran setiap tahun, menguasai dunia, menentukan takdir manusia, oleh karena itu manusia menyembah kami, memberikan sesajen dan berdoa pada kami, namun sebagai gantinya, kami tidak boleh meninggalkan istana dan terkurung selamanya..."

"Di dalam istana terdapat sebuah penjara atau neraka tempat menampung jiwa – jiwa siluman lain yang tersesat dan mencoba menyakiti manusia atau melakukan dosa yang tidak termaafkan, mereka di penjara dan disiksa setiap harinya hingga jiwa mereka hancur dan tidak bisa bereinkarnasi lagi..."

Bulu kuduk Tine langsung berdiri mendengarkan cerita Arthit.

"J-jadi maksudmu jika jiwaku terhisap ke dalam cermin, aku akan dimasukkan ke dalam penjara itu?"

"Karena kau bukan salah satu dari 12 zodiac, jadi kau pasti akan di kirim kesana...kecuali jika kau tidak pernah melakukan kesalahan mungkin kau akan mendapatkan kesempatan untuk reinkarnasi..."

Tine berpikir dan menghitung sudah berapa ribu ekor tikus yang di makan olehnya, ia juga sering berbohong, mencuri, dan memukul orang, mana mungkin ia punya kesempatan untuk bereinkarnasi.

Tine lalu menoleh pada Arthit dan bertanya penasaran.

"Apakah kau pernah dimasukkan ke penjara itu?"

Arthit mengangguk dan tersenyum getir, "Jika tidak aku tidak akan pernah tau tempat itu sungguh ada..."

"Kesalahan apa yang kau lakukan sehingga di masukkan kesana?"

"Aku membunuh salah satu dari 12 zodiac, siluman tikus...."

"Apa?!" seru Tine syok. "K-kupikir kau tidak makan tikus..."

Arthit menghela nafas panjang dan mengganti topik. "Aku ingin berkunjung ke tempat Kong, apakah kau bsia mengaturnya untukku?"

Tine memutar bola matanya malas dan membalas. "Kenapa kau ingin masuk ke kamarnya? Mau melahapnya waktu tidur?" Tine bercanda sambil berusaha menahan tawa.

Arthit seraya melototinya tajam. "Meskipun aku siluman, namun aku tidak kehilangan akal sehat dan aku tidak akan menggunakan cara murahan untuk mencapai tujuanku..."

"Aku hanya bercanda, aku mengerti, serahkan padaku..." sahut Tine dan tiba – tiba sebuah ide terlintas di kepalanya. 

"Bukankah Kong sedang mencari gadis yang bernama Namtan, kenapa kau tidak berubah wujud menjadi gadis itu dan menemuinya?" Tine mengusulkan. "Dengan begitu, kau tidak perlu capek – capek mendapatkan perhatiaan dan hatinya, dia akan langsung jatuh cinta padamu, kalian bisa bersama dan menikah..."

Arthit membisu seketika dan pikirannya melayang kembali ke masa 500 tahun yang lalu, dimana ia melakukan seperti yang dikatakan oleh Tine, dengan meminjam wajah siluman kelinci Namtan, namun ia sadar bahwa ternyata ia hanya membohongi diri sendiri dan juga Kong. Ia tidak ingin mengulang kisah yang sama, ia ingin Kong mengetahui siapa dirinya dan mencintai dirinya yang sesungguhnya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seorang dosen baru memperkenalkan diri di dalam kelas fakultas ekonomi menggantikan seorang dosen wanita yang sedang cuti melahirkan. Namun para mahasiswa di dalam kelas tidak ada yang menghubrisnya bahkan tidak menunjukkan sedikitpun rasa hormat padanya. Mereka asik mengobrol dan tertawa seakan tidak ada dosen di dalam kelas.

Dosen tersebut terlihat kesal sambil memandangi wajah para mahasiswa itu satu per satu, namun ia mencoba untuk bersabar dan mengalihkan perhatiannya dengan memberikan mereka tugas.

Tiba - tiba saja seorang mahasiswi mengeluarkan kamera dan mengambil foto dosen tersebut laku bertanya.

"Pak, anting di hidungmu sangat keren, tetapi itu membuatmu terlihat seperti kerbau...hahaha..." ia tertawa dan di ikuti oleh teman – temannya.

"Kenapa kau menindik di tengah hidung seperti itu? Pada umumnya orang menindik di sisi salah satu hidung atau telinga..." seorang siswa menimpali.

Mahasiswi itu lalu memperlihatkan foto dosen yang sudah di editnya pada seluruh kelas, membuat semuanya tertawa terpingkal – pingkal. Ia menambahkan kuping dan tanduk di atas kepala dosen tersebut dan tulisan 'Moo...' di mulutnya, menggambarkannya seperti kerbau.

Dosen tersebut mendengus kesal mendengar candaan anak – anak muda tersebut yang secara tidak langsung menyinggungnya. Namun ia tidak berkomentar dan tetap melakukan tugasnya hingga jam pelajaran berakhir. Ia segera membereskan alat tulis dan bukunya lalu meninggalkan kelas menuju ke toilet untuk menenangkan diri.

Keesokan paginya, seorang mahasiswi di temukan tewas di dasar elevator. Rekaman CCTV menunjukkan ia melangkah masuk ke dalam elevator yang ternyata kosong.

Mahasiswi itu terlihat ketakutan sambil memindai ke sekelilingnya, berdiri membelakangi elevator sambil menekan tombol untuk membuka pintu, setelah pintu elevator terbuka, ia melangkah mundur untuk masuk ke dalam elevator dan jatuh bebas dari lantai 6.

Sesaat kemudian tiba – tiba saja elevator bergerak turun dan menimpa siswi tersebut hingga tewas seketika.

Polisipun segera mengamankan lokasi dan mengumumkan kejadian itu sebagai kecelakaan.

Mayat siswi itupun segera di evakuasi dan di bawa ke rumah sakit. Namun penanggung jawab campus bersama beberapa pekerja yang bertugas memaintenance fasilitas dan dua sekuriti control room yang bertugas pada saat kecelakaan terjadi harus mempertanggung jawabkan kejadian tersebut di kantor polisi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Arthit, Tine, Kong dan Sarawat bertemu tanpa janjian di depan ruang control pada malam hari, namun mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu menyelidiki penyebab kecelakaan mahasiswi tersebut.

Tine mendapatkan ide untuk mengalihkan perhatian sekuriti, ia mengambil kain putih dan membungkus tubuhnya dari kepala menyamar menjadi hantu lalu melayang di depan elevator dimana mahasiswi itu jatuh, kedua sekuriti yang melihat hal itu dari monitor CCTV ketakutan setengah mati dan memutuskan untuk memeriksanya bersama.

Setelah sekuriti pergi, Arthit dan Sarawat segera memeriksa rekaman CCTV, sementara Kong bertugas untuk menjaga pintu, memberitahukan jika sekuriti kembali. Awalnya Arthit dan Sarawat saling berebut mouse, memutar ulang rekaman CCTV setiap lantai pada saat kejadian.

Arthit segera mempause rekaman saat melihat seorang pria yang mencurigakan sedang membuka paksa pintu elevator dua lantai di atas lokasi kejadian.

Setelah pintu terbuka, ia lalu berjongkok dan menjulurkan kedua tangannya ke dalam elevator shaft yang kosong, seakan sedang mengangkat sesuatu.

Sementara lampu elevator menunjukkan lokasi elevator berada di tengah – tengah antara lantai lokasi kejadian dan pria itu berada. Setelah beberapa saat ia melepaskan tangannya dan menekan panel untuk menutup pintu.

Arthit dan Sarawat langsung mendapatkan gambaran di kepalanya, bagaimana kecelakaan itu terjadi, dan satu –satunya orang yang bisa membuka pintu dengan tangan kosong dan menahan elevator agar tidak turun pasti bukanlah manusia.

Sarawat sedang menebak – nebak siluman apakah yang bersembunyi di balik pria bermasker tersebut, sedangkan Arthit langsung mengenalinya dan merasa tidak heran jika ia memiliki kekuatan sebesar itu.

"Apakah kalian menemukan sesuatu?" tanya Kong dari depan pintu. "Petugas sekuritinya kembali..."

"Ya..." jawab Arthit.

"Tidak..." jawab Sarawat, bersamaan dengan Arthit.

"Ha? Ya atau tidak?"

"Ya..." ralat Sarawat dan segera mengembalikan monitor ke gambar semula. Keduanya membelakkan mata kaget seketika, saat melihat salah satu CCTV yang memperlihatkan pelaku memukul kepala Tine dari belakang dan menyeretnya dengan menarik kakinya menuju tangga darurat.

Arthit dan Sarawat seraya berhambur menuju tangga darurat, dan Kong mengikuti di belakang mereka.

"Katakan padaku, apa yang kalian temukan?" tanya Kong tidak sabar pada keduanya sambil berlari menaiki tangga. "Apakah kejadian ini murni merupakan kesalahan teknis atau pembunuhan berencana?"

"Ada yang melakukan sesuatu pada elevator dan menyebabkan elevator berhenti di tengah..." jawab Arthit.

"Apa?!" seru Kong syok. "Lalu...apakah kalian melihat wajah pelaku?"

"Tidak, ia memakai masker dan topi..." sahut Sarawat.

"Bagaimana ia melakukan itu?"

"Menggunakan semacam trick..." jawab Arthit.

Saat di tengah jalan menuju ke atas, tiba – tiba saja kain puih yang di kenakan Tine melayang jatuh bersama sebuah liontin. Arthit dengan sigap seraya menangkap kain dan liontin tersebut dengan tangannya.

"Bukankah ini kain yang dipakai oleh Tine?" tanya Kong sambil mencengkram kain di tangannya. "Kenapa bisa tiba - tiba jatuh dari atas? Apakah terjadi sesuatu padanya?"

"Tine di sandera oleh pelaku..." sahut Sarawat.

"Apa?! M-maksudmu saat ini pelaku ada di dalam gedung?"

Sarawat mengangguk. "Kurasa saat ini mereka sedang menuju atap..." ia mendongakkan kepalanya melihat ke atas.

"Sebaiknya kita segera naik dan menolong Tine..." usul Kong dan segera menggulung kain di tangannya sebelum lanjut memanjat tangga. Sarawat berlari di urutan pertama, selanjutnya diikuti Kong dan Arthit.

Arthit menggenggam lionin di tangannya dengan cemas, ia berpikir identitas Tine pasti akan ketahuan jika membiarkan Sarawat ikut menolong.

Tiba – tiba saja ia mendapatkan ide, setelah mencapai tempat yang aman, tanpa ragu –ragu, ia menggerakkan ujung kain yang dibawa Kong melilit kaki Sarawat, menyebabkan pria itu tersungkur dan jatuh berguling dari lima anak tangga ke bawah.

Ia hampir menabrak Kong dibelakangnya, untung saja Arthit dengan cekatan menarik lengan Kong untuk menghindar.

"Aaaarghh!!!" ia berteriak kesakitan sambil menekan bagian depan kaki bawahnya dan memejamkan matanya yang mulai berair.

Kong segera meletakkan kain dan memeriksa kondisinya. "Kenapa kau selalu jatuh di tangga?" tanya Kong heran.

Sarawat tidak bisa menjawab, sekujur tubuhnya gemetaran menahan sakit, ditambah lagi pergelangan kakinya tampak membengkak dan biru, kepalanya berkeringat dingin hingga meneteskan air mata.

"Sebaiknya kau segera membawanya ke klinik, aku akan menolong Tine..." usul Arthit.

"Apa?! Jangan bercanda..." seru Kong. "Itu sangat berbahaya..."

"Dia benar, pelakunya bukan manusia..." Sarawat menimpali.

Kong dan Arthit seraya memandangnya dengan tercengang.

"M-maksudku...dia bukan orang biasa..." ralatnya. "Dan barangkali dia juga membawa senjata tajam, kau tidak akan bisa melawannya dan menyelamatkan Tine seorang diri..."

"Sarawat benar..." Kong setuju. "Sebaiknya kita memanggil bantuan sekuriti dan menelpon polisi, jangan bertindak gegabah..." ususlnya dan segera mengeluarkan ponsel.

Arthit berpikir sejenak dan mengangguk setuju. "Sambil menunggu sekuriti aku akan memeriksan keadaan terlebih dahulu, untuk memastikan Tine aman..."

Sarawat tampak khawatir, namun ia tidak punya pilihan, jika ia memaksa memanjat tangga hanya akan merepotkan, pikirnya. Ia menimbang sejenak lalu mengeluarkan beberapa talisman dan menyerahkannya pada Arthit.

"Bawa ini, ini adalah jimat keberuntungan..."

Arthit tampak ragu – ragu sejenak sebelum menerimanya dengan terpaksa.

"Berhati – hatilah..." ucap Kong padanya sebelum memapah Sarawat keluar melalui pintu dan turun menggunakan elevator, lalu memanggil sekuriti. Setelah keduanya pergi, Arthit segera melesat dengan cepat seperti peluru menuju atap gedung dan mengintai.

Arthit mendapati tubuh Tine melayang di luar sisi gedung dan lehernya dicekik oleh pelaku yang berwujud setengah lembu dan setengah manusia. Tine berubah ke wujud asli perlahan – lahan dan sekarat.

to be continue....

Continue Reading

You'll Also Like

11.6K 1.2K 18
Lagi nggak mood bikin summary #plak Pokoknya Human and female Kyuubi as always, GS/GB, twins Kyuu-Dei. Romance, Family and hurt/comfort -maybe- Co...
327 125 17
Delapan jiwanya tersebar di berbagai dunia lain. Akan kah kekasihnya berhasil membawa nya kembali pulang? ••• Update sesuai mood... Project collab wi...
30.4K 221 43
Google translate dari raw Cerita ini untuk konsumsi pribadi, biar bisa baca offline Judul Buku: "PAPAPA PARADISE [GENERAL ATTACK]" Penulis: Lin Baoj...
2.2M 123K 72
❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Genre: 1. Drama Psikologis 2. Thriller / Suspense 3. Action 4. Romance 5. Crim...