MelVa (After Marriage)

由 shela0809

474K 30.5K 5.4K

Kehidupan Melvi dan Ava setelah menikah, tentang gadis manja dengan lelaki cuek dan dingin. Sifat manis yang... 更多

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40.
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 4
Celfaira
Info

Part 19

8.1K 582 72
由 shela0809

Maaf kalau ada typo, harap vote sebelum membaca dan komen setelah membaca😘
Happy reading🤗

~~~

Ava duduk dengan tatapan mata kosong, Melvi menghela napasnya pelan. Ia jongkok di depan Ava, menggenggam jemari istrinya dengan lembut. Usapan yang sangat lembut membuat Ava meneteskan air matanya.

"Kenapa nangis?" tanya Melvi lembut, ia menghapus air mata Ava.

"Ava gak tahu, Mel. Apa yang bikin kamu cinta sama Ava. Ava juga gak tahu, apa yang Ava punya sampai kamu bener-bener setia. Ava ini cuma cewek manja, kekanakan, gak bisa mikir dewasa," Melvi tersenyum manis, ia menarik dagu Ava untuk menatap matanya.

"Kamu mau tahu, apa yang bikin aku setia. Gak pernah berpaling, dan selalu cinta sama kamu?"

Ava menatap mata Melvi, tatapan lembut yang membuat Ava jatuh kedalam pelukan Melvi.

"Gak ada gadis sekuat kamu, gak ada gadis sehebat kamu. Gak ada gadis yang mau menerima aku setulus kamu, gak ada orang yang setulus kamu Va dalam mencintai,"

"Kamu anugrah terindah dari Tuhan untukku, Va. Kamu bidarari tak bersayap yang Tuhan hadirkan untuk melengkapi kekuranganku. Hadirmu mampu membuat jantung ini berdetak secara tak semestinya, hanya kamu Va yang mampu membuat hatiku bergetar walaupun dari jarak 5 kilo meter," mendengar akhir kata Melvi, Ava tertawa.

"Bucin ih, tapi Ava suka," ujar Ava dengan semangat. Ia menarik tubuh Melvi untuk dipeluk, mencium pipi Melvi beberapa kali.

"Apapun kata kamu, yang penting kamu bisa ketawa itu bisa buat aku bahagia Va,"

"Ya ampun, Ava bahagia banget. Ke kamar yuk, bikin dedek," Melvi terkekeh pelan, ia melepaskan pelukannya. Ia segera mengangkat tubuh mungil istrinya, membawanya ke kamar.

Melvi merebahkan tubuh Ava diatas ranjang, menindih tubuh mungil Ava. Mencium bibir Ava dengan lembut, bahkan matanya sudah terpejam.

Tiba-tiba Melvi menghentikan ciumannya, dahi Ava mengernyit saat Melvi bangkit dari atas tubuhnya.

"Kenapa, Mel?" tanya Ava bingung. Melvi mengangkat ponselnya dan menunjukkan layar ponselnya ke arah Ava, lalu ia menonaktifkan ponselnya.

"Biar gak ada gangguan, kamu udah kunci pintu utama, kan?" tawa Ava pecah saat mendengar ucapan Melvi.

"Ya ampun, kamu takut gagal gol lagi?" tanya Ava mengejek. Melvi mengangguk dengan semangat, Ava semakin tertawa melihat wajah serius Melvi.

"Udah kan, Va?"

"Apanya yang udah?" tanya Ava heran.

"Kunci pintu, siapa tahu Bang Riko kesini. Tiba-tiba masuk kamar kan gak lucu," Ava terkekeh pelan, ia mengikat rambutnya menjadi satu.

"Kenapa di ikat?" tanya Melvi menggoda.

"Gak apa-apa, gerah aja," Melvi tersenyum samar, ia menaiki ranjang dan menindih tubuh Ava.

Padahal Ava belum sempat mengikat rambutnya, mata Ava membola saat Melvi mencium bibirnya dengan brutal.

"Melvi, baju Ava masih panjang,"

"Terus?"

"Ganti baju pendek dulu," ujar Ava sembari mendorong tubuh Melvi. Namun dengan cepat Melvi mengunci pergerakan Ava, senyum miring Melvi membuat Ava ngeri.

"Halah kelamaan, nanti juga gak pakai baju," jawab Melvi tak sabaran. Tak biasanya Melvi seperti itu, tapi ya sudahlah ia pasrah di bawah kendali suaminya.

~~~

Sudah tiga hari Ava mual dan ingin muntah, hari-harinya terasa suram karena sakitnya. Melvi sudah mengajaknya pergi ke Rumah Sakit ataupun ke Dokter, tapi ia tak mau. Jangankan ke Rumah Sakit atau Dokter lain di ajak ke rumah Mamanya dan di periksa Andre sendiri saja Ava tak mau. Melvi sudah pusing di buatnya, makan tak nafsu inginnya makan yang aneh-aneh.

Bahkan setelah ujian nasional selesai, Ava tak datang ke sekolah sama sekali. Ia merasa tak enak badan, seperti mual dan pusing. Bahkan tubuhnya terasa sangat lemas.

Karena Melvi sudah geram ia menelfon Andre, namun nomor Andre sedari tadi tak aktiv. Helaan napasnya Melvi terdengar gusar, ia tak tega melihat Ava meringkuk di atas kasur dengan wajah pucat.

"Ke rumah Mama ya, Kak Andre gak bisa aku telfon," ujar Melvi lembut, tangannya mengusap rambut coklat istrinya dengan pelan.

Ava yang awalnya tiduran kini bangun, ia menarik paha Melvi untuk di buat bantalan tidur. Gelengan kecil dari Ava membuat Melvi menghela napasnya pelan, Melvi memutar otaknya agar Ava mau di ajak ke rumah Mamanya.

"Aku janji kalau sudah sembuh kita ke Rusia, kita nonton konser Rauf dan Faik sama-sama dan mampir ke rumah Aunty Zahra," mendengar nama Rauf dan Faik mata Ava berbinar. Entah kenapa akhir-akhir ini Ava sangat menyukai dua saudara kembar beda rupa tersebut, padahal dulunya tak suka.

"Ayo ke rumah Mama," ujar Ava semangat, ia berlari dengan cepat ke arah kamar mandi.

Melvi hanya melongo menatap betapa semangatnya Ava padahal tadi istrinya sangat lemas. Makan saja minta di suapi Melvi, tapi sekarang Ava bisa berlari.

~~~~

Mobil sport berwarna merah milik Melvi memasuki pagar rumah mewah, di depan rumah sudah ada pembantu yang sedang menyapu halaman. Dengan cengiran khas Ava menatap pembantunya

"Non Ava sakit?"

"Iya Bik, Kak Andre ada di rumah?" tanya Ava. Melvi menyusul Ava dan memeluk bahu Ava saat sudah di sampingnya.

"Mas Andre pergi Non, sama cewek tadi," dahi Ava berkerut dengan tatapan bingung. Tumben sekali Andre pergi dengan seorang gadis, apa mungkin Andre sudah membuka hati untuk seorang gadis?

Karena alasan Andre dan Arkan tak pacaran dulu adalah Ava. Berhubung sekarang Ava sudah menikah jadi Andre dan Arkan akan mencari gadis untuk di kencani.

"Itu kak Andre," kata Melvi melihat mobil Andre memasuki pekarangan rumah. Senyum sumringah Ava membuat Melvi ikut tersenyum, tapi senyum Ava tak bertahan lama.

Andre keluar bersama perempuan yang mengenakan pakaian suster, Ava menatapnya kesal.

"Kamu sakit, Dek?" tanya Andre menatap wajah adiknya. Ava hanya berdehem dan masuk kembali ke dalam mobil Melvi yang sudah terparkir rapi di halaman rumah.

"Ayo pulang Mel!" teriak Ava kencang, Andre dan Melvi di buat heran dengan tingkah Ava. Ada apa dengan Ava? Kenapa dia tiba-tiba merajuk.

"Pergi dulu Kak," pamit Melvi menatap Andre yang masih tercengang dengan tingkah Adiknya.

"Kenapa?" tanya Melvi saat sudah di dalam mobil. Ava tengah menangis sesegukan, Melvi menghela napasnya pelan ia menarik tubuh istrinya kedalam pelukannya, Melvi memeluknya dengan lembut.

"Kamu kenapa? Hemm? Ada yang sakit?" tanya melvi sangat lembut. Ava mengangguk, ia mendongak guna menatap mata suaminya.

"Ava gak suka lihat Kak Andre punya pacar," lirih Ava. Melvi mengerutkan dahinya heran, padahal Ava dulu biasa-biasa saja saat Kakaknya dekat dengan gadis.

"Kan kita gak tahu Va itu pacarnya atau bukan, sekarang kita masuk rumah. Lihat Kak Andre wajahnya sedih sayang. Ayo turun ya," bujuk Melvi.

Ava melihat keluar jendela mobil, wajah sendu Andre membuat Ava semakin menangis. Melvi yang sudah jengah pun keluar dan menghampiri Andre yang masih pada posisi yang sama.

Entah apa yang di bicarakan Melvi dan Andre, tapi saat ini Andre tersenyum lembut dan menghampiri Ava. Mengetuk pelan kaca mobil Melvi dan ketukan itu membuat Ava semakin menangis. Dia membuka pintu mobil dan jongkok di samping Adiknya yang tengah menutup wajahnya.

"Adik kecil Kakak kenapa?" tanya Andre lembut. Andre menarik adiknya kedalam pelukan hangatnya, Ava menggeleng pelan. Kepalanya ia tenggelamkan pada dada bidang Kakak tertuanya.

"Masuk yuk. Kamu sakit, kan? Kakak periksa nanti kalau udah sembuh kita liburan keluarga ke Rusia gimana? Mau gak?" Ava mengangguk dengan semangat.

"Gendong," rengek Ava, Andre hanya tertawa tapi ia menuruti keinginan Ava. Ia jongkok memunggungi Ava, dengan cepat perempuan mungil tersebut naik ke atas punggung Andre.

Saat sampai di dalam rumah, Andre mendudukan tubuhnya di sofa ruang tamu, ia merubah posisi gendongan Ava. Sekarang Ava tengah duduk di pangkuan Andre.

"Kenapa? Apa yang kamu rasain Dek?"

"Pusing, cepet marah, cepet kesel. Menurut Ava, Melvi sekarang gak seganteng dulu," gerutu Ava pelan.

Melvi yang baru duduk pun mendengkus kesal, apanya yang kurang tampan. Padahal wajah Melvi masih sama seperti dulu tak ada perubahan sedikitpun. Andre terkekeh pelan saat menatap wajah kesal Adik iparnya.

"Pernah mual pagi-pagi?" tanya Andre lembut.

"Udah tiga hari gitu Kak," Andre tersenyum samar tangannya mengusap perut Ava pelan.

"Mungkin disini ada Melvi junior,"

"Maksud Kakak Ava hamil?" tanya Ava heboh. Andre tersenyum dan mengangguk pelan.

"Tapi kok Melvi junior? Harusnya Ava junior dong kan ini anak Ava!" teriak Ava marah.

"Cih kelakuan masih gitu udah mau punya anak," Ava menatap tajam lelaki jangkung yang bersandar di daun pintu.

"Abang," teriak Ava kencang. Sedangkan Riko sudah tertawa, Melvi dan Andre menghela napasnya pelan. Perang dunia akan segera di mulai saat Ava dan Riko bertemu, bacotan demi bacotan pasti akan terjadi beberapa menit lagi.

"Lagian yang bikin Melvi kenapa itu bisa jadi Ava junior? Itu anaknya Melvi kali," ucap Riko santai, ia duduk di samping Melvi.

"Kalau anaknya Melvi kenapa gak Melvi aja yang bawa? kenapa harus Ava?" mata Ava sudah berkaca-kaca. Tatapan tajam dari Kakak dan Adik iparnya membuat Riko nyengir lebar.

"Rik udah," tegur Andre pelan. Tangannya mengusap rambut panjang Ava, adiknya sudah menangis di dadanya.

"Sayang," panggil Melvi lembut.

"Mau ke kamar," Ava beranjak dari pangkuan Andre, ia berjalan meninggalkan Kakaknya yang berada di ruang tamu.

"Beneran hamil Kak?" tanya Melvi kepo. Andre mengangguk, perkiraan besarnya Ava hamil tapi entahlah.

"Periksa ke Dokter kandungan besok, jam sepuluh besok Kakak ada visit," jawab Andre sembari menutup matanya. Kepalanya pusing sedari tadi pulang dari rumah sakit, temannya tadi sudah ia suruh pulang.

"Melvi kok Ava gak di susul sih!" teriak Ava dari tengah anak tangga, hp yang Melvi pegang untuk bermain game terjatuh ke lantai karena sang empu terkejut.

Mata Andre dan Melvi membulat seketika, jadi merajuknya Ava ingin di kejar dan di bujuk? Bahkan Ava sudah akan menjadi Ibu tapi tingkahnya masih seperti itu.

"Sini aja Va," ujar Melvi sembari memungut ponselnya di atas keramik. Ava mendengus dan berjalan ke arah Melvi, dengan gerutuan yang sangat jelas di telinga Melvi. Ava menyandarkan kepalanya ke bahu kokoh suaminya.

"Ava pengen es krim anget deh," ucapan Ava di sambut tawa kencang dari Riko. Melvi sudah menahan napasnya, sedangkan Andre tersenyum miring.

"Mampus lo Mel nurutin maunya Ava, pada dasarnya udah manja eh ketambahan," kata Riko di sela-sela tawanya. Melvi mendengkus kesal, Andre hanya mampu menatap adik iparnya prihatin.

~~~~

Ava hamil, kan? Usaha Melvi dan Ava gak sia-sia ternyata. Setelah drama ingin di hamili, akhirnya Ava hamil juga😂
Jangan lupa vote dan komennya biar ketemu Melvi dan Ava lagi.
Salam hangat dari author gigi kelinci🐰

26 September 2020.

继续阅读

You'll Also Like

156K 5K 39
"kak putra kakak ku tidak bersalah"tegas Alya "Aku tidak percaya, Mana ada pembunuh mau jujur" "Kak aku mohon jangan sakiti kakak ku"mohon Alya "Baik...
732K 23.4K 28
Nathan sama sekali tidak menyangka jika hidupnya akan berubah hanya karena seorang perempuan yang ternyata masih duduk di bangku SMA. Kesalahan satu...
37.7K 1K 52
"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang...
1.1M 16.2K 36
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...