Kini para regular dikumpulkan di dalam sebuah ruangan untuk mengetahui siapa saja yang lulus ujian.
"Selamat siang para regular. Saya Lero Ro. Mulai sekarang, saya akan mengumumkan regular yang lulus ujian penempatan akhir"
Lampu-lampu yang ada di ruangan itu dimatikan secara bersamaan sehingga ruangan itu menggelap. Kemudian menyala lah sebuah layar yang bertuliskan nama-nama regular yang lulus.
Para regular yang namanya tertulis berteriak kesenangan.
Namun,
BRAKK!!
"APA-APAAN INI?!! KENAPA AKU GUGUR!!? TIM KAMI KAN LULUS UJIAN!! BAGAIMANA BISA NAMAKU TIDAK TERTULIS!!" ada seorang regular yang memberontak tak setuju
Hansung meminta regular itu untuk turun menemuinya. Regular itu menurutinya.
'Bodoh...' batin (y/n) yang memilih bersender di tembok disamping pintu
Lalu Hansung mulai menyerang regular itu dengan shinsu nya.
"TUNGGU!!"
'Lia..?' (y/n) terkejut saat melihat Lia ikutan berdiri
"Kau juga tidak setuju dengan hasilnya?" tanya Hansung
Lia menggeleng kuat. "Aku menerima kalau aku gagal. Kemampuanku mengendalikan lighthouse memang masih payah"
"Lalu..?"
Braakk!!
Lia menggebrak meja dan ekspresi nya berubah marah.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada (f/n)?! Kenapa namanya bahkan tidak ada di daftar 28 orang kemarin?!!"
"Tenangkan dirimu dulu, Lia" Arthur yang duduk disebelah Lia langsung menepuk pundak perempuan itu. Mengisyaratkannya untuk duduk tapi tidak dipedulikan oleh Lia
"....." Hansung menghela nafasnya. Lalu ia melirik kearah (y/n)
(Y/n) yang merasa dilirik hanya memalingkan wajah acuh. Namun walau begitu sebenarnya dalam hati ia sangat senang Lia mengkhawatirkannya.
"Sehari sebelum ujian, nona (f/n) pergi untuk menantang salah satu pengawas ujian.." Hansung mulai berujar
(Y/n) membelalakan matanya tak percaya.
'Siapa, dimana, dan kapan aku melakukan hal seperti itu, HAH?!! Astaga jangan buat imej (f/n) ancur kek...'
"Tapi sebelum mulai, terjadilah sebuah kecelakaan" lanjut Hansung
"Kecelakaan...?" ulang Arthur
Hansung menganggukkan kepalanya. "Aku tidak bisa menjelaskan kecelakaan apa yang terjadi. Tapi saat ini pengawas itu dalam kondisi krisis dan sedang dirawat. Sedangkan nona (f/n)..." Hansung menundukkan kepalanya
Lia membelalakan matanya tak percaya. "J-jadi (f/n)...."
"Ya. Dia sudah tiada"
"....." tanpa aba-aba Lia jatuh terduduk di lantai
Disebelahnya Arthur juga terlihat tidak bisa berkata-kata.
Bukan hanya Lia dan Arthur, seluruh regular pun dibuat kaget.
"(F/n)...." Lia mulai terisak sembari menyebutkan nama rekannya itu
"... Inilah alasannya kenapa aku tidak memberitahu kalian sebelumnya" ujar Hansung
Hansung berbalik dan disaat para regular tidak melihatnya ia menjulurkan lidahnya.
Perempatan imajiner memenuhi kepala (y/n) saat melihat ekspresi Hansung yang terkesan hanya main-main. 'Aku bersumpah suatu hari nanti aku akan membunuhmu, Hansung Yu..!!'
"Tunggu--!! Saya juga tidak setuju dengan hasilnya, pengawas!"
Hansung menatap Khun yang tengah berdiri. Ia menghela nafasnya lagi sebelum berujar,
"Naiklah kemari"
Khun naik keatas panggung dan berdiri berhadapan dengan Hansung. Kemudian Khun menjelaskan alasan kenapa dia tidak setuju dengan hasil ujiannya. Yaitu karena dia ingin membawa regular bernama Michelle atau Rachel (yang sedang terluka) ke babak selanjutnya.
Namun ada satu ucapan Khun yang membuat (y/n) tersedak saliva nya sendiri.
"Aku akan menemui administrator lantai ini dan menjalani ujian yang dia berikan"
".....!!" hal itu tentu saja membuat Hansung dan ranker lainnya terkejut
"... Hei, kau" (Y/n) memotong ucapan Khun
"??" Khun menoleh kearah (y/n)
(Y/n) berjalan dengan santai menaiki panggung dan berhenti dengan jarak beberapa langkah dihadapan Khun.
"Aku tau kau ini memang dari 10 keluarga agung, tapi kau tidak akan bisa mengikuti ujian dari administrator" ujar (y/n) yang membuat Khun kaget
"Kenapa??" sentak Khun
"Aaahhh... Kau tidak tau?" tanya balik (y/n)
"??"
"Sebenarnya kalau kau ingin mengikuti ujian dari administrator, ada satu syarat" ujar (y/n)
"Syarat?" ulang Khun
"Y--"
"Ya. Dan syaratnya adalah kau haruslah seorang irregular. Seperti Zahard ataupun Urek Mazino. Seorang irregular yang membuka pintu dengan sendirinya" Hansung memotong jawabanmu
'Hmnm... Aku ngerasa Hansung kayak lagi ngerencanain sesuatu kok yah..?'
"Apa??!"
Hansung kembali berujar. "Kalau kau sudah mengerti, kembali lah ke tempatmu"
"Tunggu!!" Bam tiba-tiba berseru dengan lantang
'Eh? Bam?'
"Kumohon! Aku akan mengikuti ujian itu!" seru Bam lagi
'Eh? Tunggu Bam! Aku yakin Hansung pasti sedang merencanakan sesuatu!!'
"... Tuan Bam, bukankah aku baru saja memberitahumu? Kalau yang dapat mengikuti ujian hanyalah--"
"Tidak masalah!!" Bam menyela Hansung
"Karena aku... Aku adalah seorang irregular!!"
'Bam..-!!!'
Saat itu (y/n) terlalu serius menatap Bam sampai-sampai ia melewatkan Hansung yang tersenyum tipis.
===⛩===
"....." Hansung menatap kepergian Bam yang baru saja selesai meminta ujian pada administrator
Sebenarnya terjadi perdebatan kecil antara Hansung dengan Bam.
Hansung melirik lewat ekor matanya ketika mendengar suara langkah kaki dan menemukan (y/n) yang berdiri di belakangnya.
"... Kau mendengarkan dari mana?" tanya Hansung masih memunggungi (y/n)
"Hmm.. Dari awal sepertinya..~"
"Hmph- sepertinya dia tergila-gila pada perempuan itu" ujar Hansung
(Y/n) menyeringai tanpa ketahuan. "Ya.. Kau benar.. Dia sangat tergila-gila yah..."
Swoosshh..!!!
Cring-!
Tiba-tiba (y/n) mengayunkan pedangnya kearah leher Hansung dari belakang.
"Aku tidak mau basa-basi. Apa yang kau rencanakan?"
Hansung nampaknya tidak terganggu dengan kehadiran pedang yang terarah ke leher belakangnya.
"Hmm... Apa yah yang sedang kurencanakan yaahh..?"
Manik emas (y/n) berkilat marah mendengar nada bicara Hansung yang terdengar main-main.
"Jangan main-main, Hansung" (Y/n) makin mendekatkan pedangnya sehingga ujung pedangnya menyentuh kulit leher belakang Hansung
".. Bisakah kau menjauhkan pedangmu? Leherku jadi gatal"
"....." setelah diam cukup lama, (y/n) menjauhkan pedangnya dari Hansung
"Nona (y/n)" panggil Hansung
"Apa?" jawab (y/n) ketus
"Kenapa kau berusaha melindungi tuan Bam?" Hansung membalikkan tubuhnya menghadap perempuan itu
"....."
(Y/n) mengarahkan lagi mata pedangnya kearah wajah Hansung.
"... Hentikan aktingmu yang seakan-akan berkata kalau kau benar-benar tidak tau"
Hansung menyeringai. "Apa tanpa sadar kau mengatakan kalau akting ku bagus?"
"Aku tidak pernah berkata begitu" jawab (y/n). "Ah, tapi karena aktingmu itu image (f/n) hancur"
"Yaahh.. Lagipula mereka tidak akan bertemu dengan (f/n) lagi kan~?" balas Hansung dengan senyum cerah yang malah membuat (y/n) ingin melayangkan sebuah pukulan ke wajahnya
"..... Tch" (Y/n) menurunkan tangannya. Kemudian ia berjalan pergi
"... Hei, Hansung"
"Hm?"
Glup!
Untuk kedua kalinya, Hansung merinding saat melihat tatapan dingin (y/n). Ditambah dengan aura menyeramkan yang keluar dari tubuh perempuan itu.
"Akan kupertegas hal ini...-"
"--Sakiti Bam dan akan kupastikan kepalamu sudah terbuang ke tempat sampah satu jam setelahnya"
Tap tap tap tap tap tap...
"......" Hansung masih terus menatap (y/n) walau bahkan punggung perempuan itu sudah menghilang dari jangkauan matanya
"... Haaaaahhhh-...."
Grin-
"... Irregular itu memang menyeramkan.."