LAILA

By NayrbevIggna

197K 6.9K 491

Menikah muda, Mungkin sebagian orang pasti sangat menyenangkan. Terlebih lagi jika sudah dengan persiapan yan... More

PROLOG
Cast
LAILA - 1
Laila - 2
LAILA - 3
LAILA - 4
Laila - 5
Laila - 6
LAILA - 7
LAILA - 8
LAILA - 9
LAILA-10
LAILA - 11
LAILA - 12
LAILA - 13
BUKAN UPDATE
LAILA-14
LAILA - 15
LAILA - 16
LAILA - 17
LAILA - 18
LAILA - 19
LAILA - last (18+)
EXTRA PART (I)
EXTRA PART (II)
EXTRA PART (III) - The End
Next Journey

LAILA - 20

4.9K 234 13
By NayrbevIggna

Rafka menatap pantulan dirinya di depan cermin. Seminggu berlalu, masa liburan semester sudah datang setelah dua hari lalu penerimaan rapor. Tapi Rafka tidak begitu peduli, bahkan ia meminta Nina mengambilkan laporan hasil belajarnya. Saat Nina datang dan mengantarnya, Rafka hanya sibuk dengan PSP ditangannya. Meminta Nina menaruhnya di atas meja yang hingga kini jangankan ia lihat, ia sentuh saja belum. Setelahnya Nina hanya geleng-geleng kepala, lalu memutuskan untuk segera pulang. Untungnya kedua Ayah Rafka harus berangkat ke Bali sehari setelah kejadian itu. Dan untungnya lagi Bimo -ayah Rafka memanfaatkan momen itu untuk mengajak istrinya liburan. Alhasil seminggu ini Rafka ditinggal sendirian dan tidak menemui orang tuanya dengan berdalih ketiduran saat orang tuanya meminta diantarkan ke bandara. Setiap hari ada bibi yang memasakkan dan membersihkan rumah, membuat Rafka sempurna semakin mengurung diri di kamar.

Hari ini kedua orang tua Rafka pulang. Mau tidak mau ia harus keluar untuk menemui mereka. Luka-luka itu sudah sembuh. Wajah tampan Rafka sudah kembali. Namun tetap, sorot mata itu masih sayu pasca kehilangan objek yang setiap hari selalu menjadi tujuannya.

"Pagi, Mi" Sapa Rafka sembari mencium pipi ibunya. Aroma pedas menusuk indra penciumannya. Rafka melirik kompor yang diatasnya ada panci yang mengepulkan asap.

"Ramyeon? Tteokbeokki?" Rafka menaikkan sebelah alisnya.

Ika menempuk lengan Rafka, "Nah untung aja jadi ingat, jadi Mami tadi liat-liat resep di internet tentang makanan korea. Terus Mami nyoba buat, Mami buat saosnya sendiri loh" Ujar Ika bangga pada anaknya.

Rafka terkekeh, "Orang ini mah tinggal direbus doang" Ujar Rafka meledek ibunya.

Bimo yang sedari tadi sibuk dengan Korannya dan mengabaikan ibu dan anak itu terkekeh, "Tuh kan, Mi. Pemikiran Papi itu sama seperti Rafka"

Ika merengut, ayah dan anak ini memang paling jago meledeknya, "Kalian ya ngomongnya! Nggak tau apa perjuangan Mami. Udah sana telpon Lala, Lala pasti suka yang korea-koreaan" Sahut Ika sembari mendorong Rafka keluar dari dapur.

Deg.

Rafka tediam. Kejadian seminggu lalu lagi-lagi menghantuinya. Masih ia ingat dengan jelas tubuh Laila yang gemetaran ketakutan saat ia sentuh, isakan Laila, bahkan teriakan gadis itu untuk melerai Adnan yang membabi buta menghujamnya dengan tinju.

"Aku putus, Mi" Lirih Rafka.

Ika yang tadinya antusias memindahkan masakan korea ala kadarnya itu mematung. Gerakan tangannya terhenti. Wajahnya melirik sang buah hati yang terlihat sangat suram. Bimo yang tadi cuek, mulai mendekat.

Ika dan Bimo saling berpandangan. Mereka memang tidak pernah melarang Rafka untuk memiliki kekasih. Tapi itu tidak menjadikan Rafka laki-laki playboy padahal sebenarnya ia memiliki potensi dengan wajah tampan dan semua fasilitas yang dia punya. Rafka menjatuhkan hatinya pada Laila untuk pertama kali. Gadis manis dan baik hati yang selalu menemani Rafka. Ika bersyukur saat masa kelam itu ada sosok Laila sebagai sahabat anaknya. Pun saat status mereka berubah menjadi sepasang kekasih tidak mengubah hal itu. Mereka tetap bahagia. Tapi, suatu hubungan yang berakhir pasti akan menyebabkan rasa sakit. Rafka telah merasakannya, patah hati pertamanya.

"Kamu melakukan kesalah?" Tanya bimo pada anaknya.

Rafka mengusap rambutnya kasar, " Buruk sekali, Pi" Jawab Rafka jujur.

"Tidak ada manusia yang sempurna, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Salah adalah fitrahnya manusia. Begitupun memaafkan. Kalau kamu salah, minta maaflah. Masalah dia akan memaafkanmu atau tidak bukan lagi perihal kamu. Tugasmu hanya meminta maaf" Nasehat Bimo pada anak semata wayangnya.

Rafka menghela nafasya, mungkin orang tuanya tidak akan mengatakan yang sekarang mereka katakan jika mengetahui apa yang telah Rafka perbuat seminggu yang lalu. 

"Setidaknya jangan menjadi kenangan buruk yang akan selalu diingat oleh orang lain, nak. Berusahalah membuat perpisahan kalian tidak begitu buruk untuk dikenang, baik baginya ataupun bagi kamu sendiri" Sambung Ika yang melihat kilat ketakutan itu dimata anaknya. 

"Lala anak yang baik, dia pasti bisa memaafkan kamu. Percaya sama mami" Sambung Ika lagi, kali ini ia mencoba lebih tegas pada Rafka. 

Rafka mengangguk pelan, lalu tersenyum tipis. Ika mengacak Rambut Rafka. 

"Anak Mami sudah besar ternyata" Ika terkekeh pelan. 

Baik bagi Ika atau Bimo ini tidak terlalu cepat untuk memperkenalkan Rafka pada suatu hal bernama cinta. Rafka harus mengerti sejak kini agar ia tidak mengecewakan dan menjadi seseorang yang tidak bisa menghargai seorang wanita. 

#######

Rafka menatap restoran bergaya negeri ginseng yang tradisional didepannya. Bangunan yang di desain dengan apik disertai ornamen-ornamen khas Korea Selatan membuat mata tidak akan pernah bosan menatapnya. Saat masuk suasana khas itu semakin terasa, dengan para pelayan yang tersenyum manis dan menanyakan apakah sudah memesan meja atau belum. Rafka mengedarkan pandangannya. Kalau saja hatinya tidak sedang karuan seperti ini pasti dia akan berdecak kagum. Bunga-bunga sakura yang ada di beberapa sudut, juga saung-saung yang membuat restoran ini seperti khas Korea Selatan di masa lampau.

Rafka tersenyum ramah, lalu menunjukkan email bookingnya kepada pelayan. Pelayan tersebut tersenyum, lalu segera mengantar Rafka ke salah satu saung yang didepannya terdapat kolam ikan. Menu di restoran ini sangat beragam. Kebanyakan adalah makanan tradisional Korea Selatan, mulai dari kue khas hingga makanan utama. Rafka memesan semua yang direkomendasikan.

Rafka menarik napas dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan untuk menenangkan degup jantungnya.

Tidak berselang lama suara derap langkah kaki terdengar. Rafka menoleh kebelakang, melihat seorang gadis yang kita terlihat sangat cantik dengan sweater putih bermotif dan rok sebatas pahanya.

Rafka tersenyum hangat. Lalu mempersilakan Laila untuk duduk. Rafka membuka outer yang dipakainya, lalu menyerahkannya pada Laila yang pasti tidak akan nyaman duduk dengan rok pendek itu.

Laila menerimanya. Lalu mengucapkan terima kasih pada Rafka. Suasana tiba-tiba saja menjadi sangat kaku. Tidak ada lagi Laila yang pasti akan langsung bermanja saat bertemu dengannya, Laila yang pipinya selalu memerah, atau Laila yang biasanya akan protes dan ngomel panjang lebar karena memilih tempat yang membuatnya tidak nyaman.

Makanan yang mereka tunggu akhirnya datang. Dengan asap mengepul pelayan membawakan berbagai jenis makanan yang sebenarnya sangat menggiurkan. Tapi diantara mereka sama-sama tidak berselara makan.

Rafka menghela napasnya, lalu mempersilakan Laila untuk makan. Laila mengangkat sendoknya ragu-ragu, lalu mulai melahap makanan didepannya. Sesekali Rafka memberikan potongan daging ke sendok Laila. Laila hanya tersenyum menerimanya.

Rafka tersenyum kecil, ia merindukan Laila yang sangat ekspresif saat makan. Tapi kini gadis itu hanya makan dengan tenang. Tidak mengeluarkan banyak ekspresi berarti.

Setelah selesai makan, pelayan datang membawakan semangkuk eskrim vanilla untuk mereka.

"Kamu mau eskrim apa mau pesan yang lain?" Tanya Rafka. Ini adalah pertanyaan terpanjangnya semenjak mereka duduk bersama.

Laila menggeleng pelan, "Ini aja"

Rafka mengangguk, lalu mulai mengamati Laila yang tidak berselera mengaduk eskrim didepannya hingga meleleh.

"Apa itu kaya eskrim ini ya, La?" Tanya Rafka pelan.

"Maksudnya?" Laila menaikkan sebelah alisnya.

Rafka menghela napasnya, "Perasaan kita. Seperti eskrim ini. Diawal begitu menyenangkan saat kita makan eskrim. Tapi lama-lama rasanya mulai bosan, sampai akhirnya kita biarkan meleleh dan akhirnya udah nggak enak lagi"

Laila mematung, "Ka..."

"Maafin aku, La. Maafin aku yang udah jahat banget sama kamu kemarin. Maafin aku yang pengecut yang baru muncul sekarang. Maafkan aku yang egois tanpa melihat bahagia kamu yang sebenarnya" Ujar Rafka.

"Kamu bahagia, La, sama Adnan?" Tanya Rafka.

Laila menatap Rafka lamat-lamat, "Bahkan mendengar namanya aja udah buat aku deg-degan, Ka" Jawab Laila jujur.

Ia tidak mau menyembunyikan perasaannya lagi. Sebesar itu ia mencintai Adnan. Sampai Laila rela menukarkan semua yang ia miliki sekarang kalau itu bisa membuatnya bisa bersama Adnan selamanya.

"Sinar mata kamu juga mengatakan hal yang sama" Sungguh. Mengatakan hal barusan teramat sakit bagi Rafka. Ia harus mengakui kekalahannya. Ia harus mengakui bahwa hati yang ia cintai sudah berhasil direbut. Ia harus mengakui bahwa mata yang dulu selalu tertuju padanya sudah berpaling. Cinta itu sudah benar-benar lenyap. Entah sudah dimana, yang pasti Laila tidak lagi memilikinya.

"Aku sudah selesai, La. Lala-ku bukan lagi milikku. Dan aku harus melepaskannya. I'm happy for you" Lirih Rafka sembari tersenyum menatap Laila.

Laila tidak bisa menahan air matanya. Ia adalah penoreh patah hati pertama Rafka tanpa belas kasihan. Bahkan orang yang tidak sengaja lewat juga bisa melihat kesedihan itu di mata Rafka.

"Maafkan aku, Rafka.." Lirih Laila.

Rafka menggeleng pelan, lalu mengusap pipi Laila, menghapus air mata itu untuk terakhir kalinya. Ia janji, terakhir kalinya.

"Jangan minta maaf. Kebahagiaan kamu bukan sesuatu yang harus di maafkan. Janji sama aku kalau kamu akan selalu bahagia sama Adnan" Sahut Rafka pelan.

Laila mengangguk. Ia mengigit bibirnya sekuat tenaga agar tangisnya tidak pecah. Laila merogoh sakunya. Mengeluarkan sebuah gelang.

Laila mengulurkannya pada Rafka, "Aku nggak berhak untuk memilikinya" Ujar Laila. Ini adalah barang terakhir pemberian Rafka yang masih ia simpan. Yang ia minta kembali pada ibu saat ia kira Adnan yang membuangnya.

Rafka mengangguk pelan, lalu menerima gelang itu.

Semua telah selesai. Laila dan Rafka hanya akan menjadi masa lalu.

Continue Reading

You'll Also Like

20.4K 138 7
TAMAT Terpaksa menikahi perempuan yang tidak dikenal dan tidak dicintainya, yang merupakan anak dari sahabat ayahnya--menjadikan sosok Richard David...
7.3M 397K 61
(MUN 1) Fadlan dan Najwa yang sempat berpacaran saat masih duduk di bangku SMA dipertemukan kembali setelah waktu membawa mereka sangat jauh. Najwa y...
903 810 27
Versi lengkapnya ada di novel yaa teman-teman ❗Open PO 13-14 Januari 2024❗ Pemesan bisa cek ig @teorikatapublishing dan @tzuphyra_ Sebuah kisah tenta...
1.9M 93.7K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...