Gadis Onar

By slsbil16

36.8K 2.3K 83

"Apa yang lo pegang, gue anggep sampah!" Seorang gadis troublemaker atau gadis yang sering membuat onar.Areth... More

part 1|meet you
part 2|terkejut
part 3| Rencana gagal
part 4| Rasa🌱
part 5|kecewa
part 6| UKS dan obat
part 7|detektif
part 9|kaget
Part 10| Dia
part 11| ungkap rasa☘️
part 12|memilih
part 13|Dekat
part 14| kecelakaan
part 15|Parasit
part 16| perasaan yang rumit
part 17|masa lalu Aretha
part 18| Kabur
part 19| Parasit II
part 20| patah 💔
part 21|Renggang
part 22| maaf
part 23| Patah 2
part 24| Munafik
part 25| Topeng🎭
part 26| Bohong
part 27| pilihan
part 28| luka
part 29| Hari buruk
part 30|Hari bahagia
part 31| about Sandy?
part 32| Aqila?
part 33|penjelasan
part 34|kejar dan mengejar
part 35| Hari istimewa

part 8| penyelidikan

1K 71 2
By slsbil16

Alta dan Aretha berpamitan ke Zahra untuk segera pulang karena hari sudah mulai sore. Alta mengantar Aretha pulang ke rumahnya.

"Gagal deh, tapi akhirnya lo tahu kalau dia gak duain lo," ucap Aretha saat turun dari motor.

"Gue belum yakin. Besok bantuin gue lagi ya?" ucap Alta memohon pada Aretha.

"Untung lo sahabat gue, kalau gak ogah gue nolongin lo. Udah Sono lo pulang."

"Ngusir nih," ucap Alta tersenyum semanis mungkin.

"Iya, udah sono pulang.”

Alta tertawa lepas melihat wajah kesal Aretha. Alta bergegas untuk pulang ke rumahnya. Aretha segera masuk ke rumahnya. Suasana hatinya tidak enak kali ini. Mungkin, dengan melihat Alta bahagia itu cukup bagi Aretha. Dia harus merelakan Alta.

Kenapa Aretha harus menyukai Alta kalau akhirnya Aretha sendiri yang bisa merasakannya. Aretha akan belajar melepaskan seseorang tanpa membenci. Suara telepon membuat lamunan Aretha buyar.

"Apaan San?" ucap Aretha saat mengangkat telepon dari Sandy.

"Gak usah sedih gitu," kata Sandy dari seberang telepon

"Ngapain gue sedih."

Terdengar Sandy menghela nafas,"gue tahu lo lagi sedih gergara Alta kan. Gak usah bohong sama gue."

"Sa ae lo anakkan Dugong," ucap Aretha dibarengi tawa kecil.

"Gue salut sama lo yang masih bisa ketawa, lo bisa kok coba relain si Alta. Bukan berarti lo udah gak peduli sama dia. Lo harus tahu kapan bertahan dan merelakan."

Aretha tersenyum simpul. Sandy adalah orang selain Gebby yang baru datang di dalam kehidupan Aretha, yang selalu memberi semangat kalau Aretha sedang terpuruk. Kurang lebih dua puluh menit Aretha dan Sandy mengobrol di telepon. Malam harinya, Aretha sedang berjalan pulang dari supermarket untuk membeli beberapa Snack.

Saat hampir sampai di kompleksnya, Aretha tak sengaja melihat Sandy tengah berkelahi dengan dua orang preman, tanpa aba-aba Aretha ikut membantu Sandy. Soal adu gelud mudah bagi Aretha, dia sudah mendapat sabuk hitam karate. Aretha dengan cekatan menangkis semua pukulan dan tendangan dan dengan lincah Aretha mulai memukul titik-titik kelemahan.

"Lo kok bisa di hajar sama tu dua preman kenapa sih," tanya Aretha ketika para preman itu sudah kabur

"Gue tadi mau di begal."

"Ya udah ayo ke rumah gue biar gue obati sama sekalian nebeng, masih kuat bawa motor kan?"

"Heem, masih kuat kok," ucap Sandy tersenyum.

Aretha membawa Sandy ke rumahnya. Saat sampai di rumah, Aretha meminta mbok Ijah menyiapkan air hangat dan obat luka untuk mengobati lebam di sudut bibir Sandy dan di dahinya.

"Pelan-pelan bego," marah Sandy saat Aretha mengobati lukanya.

"Ini udah pelan-pelan dugong," ucap Aretha menekan luka Sandy.

"Au... Jangan lo tekan."

"Makannya diem."

Sandy mengamati wajah Aretha. Sungguh ciptaan tuhan mana yang engkau dustakan. Aretha adalah cewek pertama yang berhasil merebut hati Sandy, bisa dibilang firs love. Melihat sifat Aretha yang berbeda dengan cewek yang biasanya mendekati dirinya. Aretha yang merasa diperhatikan mulai gelagapan.

"In... ini udah," kata Aretha yang mulai gugup.

"Heem makasih ya. Btw lo jago gelud juga" kata Sandy saat Aretha selesai mengobati lukanya

"Heem, dari dulu udah bisa karate," jawab Aretha merapikan obat yang dia gunakan untuk mengobati Sandy.

"Kenapa gak ikut ekstra karate di sekolah?"

"Gak ah, gue mau ikut ekstra yang lain aja biar ada pengalaman gitu," ucap Aretha tersenyum simpul

"Serah lo dah. Gue pulang dulu ya, besok berangkat sekolah gue jemput," kata Sandy berdiri hendak keluar rumah.

Aretha mengangguk dan mengantar Sandy sampai ke depan pintu rumahnya. Malam sudah semakin larut, Aretha ke atas untuk segera tidur dan masuk ke alam mimpi. Di pagi harinya, Sandy benar-benar menjeput Aretha untuk pergi ke sekolah bersama. Saat sampai di sekolah, mereka berdua menjadi pusat perhatian. Banyak yang iri melihat Aretha bisa dekat dengan Sandy.

"Ret, pulang sekolah lo sama gue, kita lanjut misi kita yang kemarin," ucap Alta tiba-tiba menggenggam tangan Aretha

"Kagak ada, Aretha nanti pulang sama gue, lepasin," ucap Sandy mencoba melepas tangan Alta yang menggenggam tangan Aretha.

"Yang gue tanya Aretha bukan lo biji karet," ucap Alta menggenggam tangan Aretha kembali.

"Serah gue lah telur cicak," ucap Sandy mencoba menepis tangan Alta yang kembali memegang tangan Aretha.

"Iya iya gue bantu Al, tapi Sandy harus ikut," ucap Aretha yang mulai capek mendengar perselisihan antara Sandy dan Alta.

Setelah mengatakan hal itu, Aretha berjalan menuju kelasnya. Sandy menjulurkan lidahnya lalu berlari menuju kelasnya juga. Entah perasaan dari mana Alta merasa sedikit ada rasa sakit di hatinya saat melihat kedekatan Aretha dan Sandy.

Alta segera berjalan menuju kelasnya yang bersebelahan dengan kelas Aretha. Saat Alta duduk di kursinya dan berkumpul riang dengan teman-temannya, seorang siswi datang dan memberi Alta sebuah kotak bekal.

"Ini buat Alta," ucap siswi itu menyodorkan kotak bekalnya di depan Alta.

Senyum Alta tiba-tiba luntur saat melihat siswi ini. Rentetan kejadian yang Alta coba hapus kembali melintas di pikiran Alta. Alta tidak menjawab dan tidak mengambil kotak bekal itu, hingga siswi itu membuka suaranya.

"Belum siap denger penjelasan gue ya," ucap siswi itu tersenyum kecewa dan pergi keluar kelas.

Waktu terus berjalan dengan cepat, tak terasa bel pulang berbunyi, Aretha dan Sandy sudah menunggu Alta di depan gerbang sekolah yang sedang mengantar Zahra ke rumahnya. Lumayan lama mereka berdua menunggu Alta.

"Cepet banget, sampai ada jamur tumbuh di kepala gue nungguin lo," ucap Sandy saat Alta baru sampai di depan mereka.

"Kadaluarsa dong lo."

"Udah ah gak usah berantem mulu, cepetan ayo ke rumah si Zahra. Al, Zahra gak nyurigain lo kan?" Tanya Aretha memastikan.

"Enggak kok Ret, tentang aja."

"Mending tadi pas lo nganter Zahra ke rumahnya gue ngikutin lo dari belakang, gak usah nungguin kek gini," ucap Sandy

"Dan gue gak mau Aretha pergi berdua sama lo,” tutur Alta menunjuk Sandy.

Sandy hanya memutar bola matanya jengah dengan kelakuan Alta. Aretha merasa atmosfer di sekitar Mereka mulai menipis, lantas Aretha melerai mereka berdua yang Sendang adu pandang dengan sengit.

"Udah ah gak usah berantem lagi, jangan kek bocah gitu. Udah ayo ke rumah Zahra keburu Zahra pergi keluar beneran."

Alhasil mereka segera memacu mesin motor masing-masing dan pergi ke rumah Zahra. Seperti biasa mereka sedang bersembunyi di balik pohon yang lumayan besar di depan rumah Zahra. Aretha sedang melihat Zahra dengan teropongnya yang membuat Sandy dan Alta yang melihat Aretha tersenyum geli.

Bagaimana mereka tidak ingin tertawa melihat Aretha tampak serius dengan melihat rumah Zahra menggunakan teropong bocah SD pada umumnya. Mereka bertiga segera mengikuti mobil yang menjemput Zahra di depan rumahnya. Kalau benar Zahra menduakannya, sudah batal niat Alta mengundurkan diri dari gelar playboynya.

Mereka berhenti pada sebuah cafe yang didesain cukup menarik untuk tempat nongkrong para kaum milenial. Mereka bertiga duduk agak jauh dari tempat duduk Zahra dan cowok itu. Aretha mengeluarkan tiga kacamata hitam dan tiga topi lalu menyerahkan kepada Alta dan Sandy.

"Ini buat apa Ret?" Tanya Alta

"Gue emang bodoh dalam pelajaran..." Ucapan Aretha terpotong oleh suara Sandy.

"Nah itu sadar," ucap Sandy yang langsung menerima cubitan dari Aretha

"Dengerin dulu, detektif Aretha mau ngomong. Gue emang bego soal pelajaran, tapi gue gak bego soal beginian, gue gak mau terjerumus ke lubang hitam kedua kalinya kayak kemarin yang gagal." Jelas Aretha dengan berbicara sepekan mungkin.

Mereka berdua mengangguk mendengar ucapan Aretha. Mereka bertiga mulai memperhatikan meja Zahra. Alta membulatkan matanya saat melihat cowok itu memegang tangan Zahra dengan mesra dan terlihat sesekali Zahra tertawa lepas.

"Aduh ada yang sakit tapi tidak berdarah," ucap Sandy berbisik secara dramatis sambil memegangi dada kirinya

Alta hanya mendengus kesal. Melihat Zahra tertawa dan berpegangan tangan membuat kesabaran Alta habis, dia segera berdiri dan berjalan menuju meja Zahra, melepas topi dan kacamata yang dia pakai. Alta dengan santai duduk di depan mereka berdua membuat mereka berdua terkejut. Alta menopang dagu dan tersenyum ke arah mereka.

"Ini siapa pacar kamu ya," ucap Alta to the point.

Aretha menepuk jidatnya sendiri. Dalam hati, Aretha mengeluh kenapa dia memiliki sahabat yang tidak suka basa basi seperti Alta. Zahra terlihat grogi saat Alta bertanya seperti itu. Sandy hanya berdiri bersama Aretha di belakang Alta.

"I... iya ini pacar Zahra," ucap Zahra menunjuk cowok di sampingnya.

"Bagus ya kamu," ucap Alta yang masih menopang dagu dengan santai.

"Kak Alta sendiri yang bikin aku duain kakak. Kak Alta lebih mentingin Aretha dibanding Zahra pacar sendiri, pas kak Alta sama Zahra yang dikhawatirin Aretha terus. Pacar kakak itu Zahra atau Aretha sih," kata Zahra meninggikan suaranya.

"Ya karena Aretha sahabat aku dari kecil," ucap Alta yang mulai meninggikan suaranya juga.

Semua pengunjung cafe mulai melihat adegan dramatis bak drama di televisi. Aretha dan Sandy mulai menarik lengan Alta untuk segera keluar dari sini. Alta hanya menurut saat dibawa keluar cafe.

"Ya udah pacaran aja sama Aretha" ucap Zahra secara lantang yang membuat Alta dan Aretha menegang seketika.

Next part→→

Continue Reading

You'll Also Like

7.8K 2.1K 53
[NEW VERSION] [BACA= FOLLOW] By: Khrins ❗MAAF BELUM DIREVISI❗ __________________________________________ Dalam benak Aila saat menjadi murid baru di...
576K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
32.4K 2.3K 35
Namanya Queena Armatta, gadis yang menjadi sasaran kebencian orangtuanya. Armatta kecil di fitnah sebagai pembunuh abangnya sendiri. Apa itu masuk ak...
1.4M 128K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...