Gadis Onar

By slsbil16

37.3K 2.3K 83

"Apa yang lo pegang, gue anggep sampah!" Seorang gadis troublemaker atau gadis yang sering membuat onar.Areth... More

part 1|meet you
part 2|terkejut
part 3| Rencana gagal
part 4| Rasa🌱
part 5|kecewa
part 6| UKS dan obat
part 8| penyelidikan
part 9|kaget
Part 10| Dia
part 11| ungkap rasa☘️
part 12|memilih
part 13|Dekat
part 14| kecelakaan
part 15|Parasit
part 16| perasaan yang rumit
part 17|masa lalu Aretha
part 18| Kabur
part 19| Parasit II
part 20| patah πŸ’”
part 21|Renggang
part 22| maaf
part 23| Patah 2
part 24| Munafik
part 25| Topeng🎭
part 26| Bohong
part 27| pilihan
part 28| luka
part 29| Hari buruk
part 30|Hari bahagia
part 31| about Sandy?
part 32| Aqila?
part 33|penjelasan
part 34|kejar dan mengejar
part 35| Hari istimewa

part 7|detektif

1K 74 2
By slsbil16

"Biar Aretha gue anter, lo nganterin Zahra aja," ucap Sandy yang tiba-tiba datang memotong omongan Zahra.

"Gue gak ma ..."

"Gue dianter sama Sandy aja Al. Lo nganterin Zahra aja ya, dia kan pacar lo," ucap Aretha memotong omongan Alta lalu menaiki motor Sandy.

Alta hanya bisa memandangi Aretha dan Sandy saat pergi mendahuluinya. Alta segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang ke rumah Zahra yang satu arah dengannya. Saat sampai di rumah, Alta merebahkan tubuhnya. Entah beberapa hari ini dia merasa ada yang kurang dalam hidupnya, padahal dia sudah mendapatkan Zahra cewek yang dia suka, tapi kenapa dia belum merasa bahagia sepenuhnya. Alta memutuskan untuk menelepon Zahra, tapi saat ditelpon Zahra berada di panggilan lain, lantas Alta mencoba mengechat Zahra.

Altaf

Ra, lo lagi ngapain?

Zahra

Zahra lagi chatan sama kak Alta.

Altaf

Zahra gak lagi sibuk gitu, kayak lagi nelpon seseorang gitu.

Zahra

Enggak kak, tapi Zahra ngantuk.

Altaf

Iya udah, Zahra tidur aja. Besok sekolah kakak jemput

Zahra

Iya kak.

Kebohongan macam apa ini. Alta kembali menelepon Zahra dan benar saja apa yang Alta duga. Zahra masih ada di panggilan lain. Alta mulai merasa Zahra membohonginya. Alta mematikan daya ponselnya dan membuangnya ke atas kasur. Alta mulai kesal sekarang.

*****

Di pagi hari yang sejuk, Aretha sudah siap dengan seragamnya dan sedang sarapan bersama dengan mbok Ijah. Demam di badan Aretha masih belum sembuh total, tapi Aretha tetap memaksakan diri untuk tetap berangkat sekolah.

Aretha memesan ojek online untuk mengantarnya ke sekolah. Tak butuh waktu lama ojek online yang Aretha pesan sudah sampai. Saat sampai di sekolah, tiba-tiba tangan Aretha di tarik seseorang. Siapa lagi kalau bukan Alta. Alta mengajak Aretha ke kantin. Ada hal yang harus Alta beritahu pada Aretha.

"Apaan sih main tarik aja lo," ucap Aretha saat sudah duduk di kursi

"Bantuin gue Ret."

"Bantuin apa lagi sih Al?" ucap Aretha memutar bola matanya jengah.

Aretha menjelaskan kejadian semalam dimana Zahra yang awalnya bilang akan tidur saat Alta meneleponnya, Zahra berada di panggilan lain. Itu membuat Alta tidak bisa tidur dengan tenang. Aretha dapat melihat sorot kecewa di mata Alta. Aretha bukan seorang yang pendendam, Alta masih dia anggap sahabatnya walaupun sudah menyakitinya secara tidak langsung.

"Gue punya ide buat bantu lo," kata Aretha menaik-turunkan alisnya.

"Gimana caranya?" Tanya Alta yang mulai penasaran.

Aretha membisikkan sesuatu yang membuat Alta mengernyitkan dahi. Alta mulai menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal karena tidak paham apa yang Aretha bisikan.

"Paham kan?" Tanya Aretha memastikan.

"Enggak," ucap Alta Sambil tersenyum menampilkan deretan gigi-giginya.

"Sad gue jadi temen lo. Ganteng-ganteng bego juga lo."

"Lha terus gimana ini?" kata Alta dengan wajah lesu.

"Nanti pulang sekolah, kita pantau rumahnya, bisa jadi tadi malam dia telponan sama seseorang janjian bust ketemu di luar."

Alta hanya mengangguk-angguk. Aretha segera kembali ke kelas. Hari ini dia mulai mood kembali membuat kejutan untuk semua orang terutama pak botak dan guru BP. Sudah dua hari ini Aretha tidak melakukan sebuah keonaran, jadi Aretha akan membuat keonaran sekaligus tiga hal untuk menutupi hari yang tidak ada keonaran dari Aretha. Satu ide cemerlang muncul secara tiba-tiba. Aretha melihat jam dan merasa masih ada waktu. Aretha segera ke meja guru mengambil spidol yang ada di atas meja guru.

"Karena Aretha anak yang baik, Aretha akan berbakti padamu pak botak," ucap Aretha tersenyum.

Terdengar suara langkah kaki yang berjalan mendekat memasuki kelas, Aretha segera meletakkan spidol seperti biasa dan dia segera berlari menuju mejanya. Siswa siswi yang lainnya segera berlari menuju meja mereka masing-masing.

"Aretha tadi ngapain?" Tanya Gebby.

"Udah Gebby diam aja," ucap Aretha mengedipkan sebelah matanya.

Pak botak memasuki kelas dan mulai mengajar seperti biasanya. Saat pak botak hendak mengambil spidol untuk menulis di papan tulis, terlihat Aretha menahan tawanya. Tutup spidol dibuka pak botak dan tinta hitam tumpah di tangan pak botak. Tawa Aretha pecah membuat pak botak mengetahui semua ini adalah keonaran yang Aretha buat.

"ARETHA!!!" teriak pak botak yang mampu membuat satu kelas tutup telinga.

Bel istirahat berbunyi. Aretha dan Gebby ingin kembali ke kelas setelah mereka dari kantin. Aretha berhenti di dekat lapangan basket diikuti Gebby. Aretha menarik Gebby menuju lapangan basket yang sedang ramai siswa-siswa bermain basket. Aretha meminta ikut bermain, sedangkan Gebby duduk di kursi penonton sebagai pendukung setia Aretha.

"Aretha, semangat!" ucap Gebby menyemangati Aretha.

Aretha mengangguk dan memberi jempol tangan pada Gebby. Aretha menggulung seragamnya agar lebih mudah dalam mendribel bola. Saat pertengahan permainan, Aretha tak sengaja melempar bola basket keluar lapangan. Bola basket mengenai kepala pak botak dan memantul memecahkan kaca jendela ruang guru.

"Haduhh pecah lagi," ucap Aretha menepuk jidatnya.

Pak botak menghampiri Aretha. Aretha dan Gebby masih berada di tengah lapangan sedangkan para siswa yang ikut main basket sudah tidak ada alias kabur.

"Aretha, Gebby udah tahu kan habis ini ke ruangan mana"

"Iya pak udah tahu" ucap Aretha dan Gebby bersamaan dan berlari menuju ruang BP.

Aretha dan Gebby dihukum dengan membersihkan lapangan bola basket. Aretha merasa bersalah karena ulahnya, Gebby juga harus melaksanakan hukuman. Aslinya, hanya Aretha yang menerima hukuman, namun Gebby memaksa ikut membantu dirinya menjalankan hukuman. Saat pulang sekolah, Aretha menunggu Alta dari mengantar Zahra. Mereka berdua akan menjalankan sebuah misi yang sangat penting bagi cinta dan raganya Alta.

"Ayo, bawa apaan lho?" tanya Alta.

"Oh ini, teropong sama kaca pembesar " jawab Aretha memperlihatkan benda yang dia bawa

"Beli dimana?"

"Ini tadi ada abang-abang jualan mainan lewat ya gue beli deh, murah lagi cuma lima ribuan."

"Itu kan buat bocah-bocah Aretha," ucap Alta menepuk jidatnya

"Udah ah diem, ayo cepet!" ucap Aretha sambil menaiki motor Alta.

Aretha dan Alta kini sudah berada di depan rumah Zahra, lebih tepatnya mereka sedang berada di balik pohon depan rumah Zahra untuk bersembunyi. Aretha mulai melihat rumah Zahra dengan teropong yang dia beli. Masih tidak ada aktivitas yang Zahra lakukan sepengetahuan Aretha.

Gerbang rumah Zahra terbuka membuat mereka berdua yang bersembunyi di balik pohon, terkejut. Zahra pergi dari rumahnya dengan menaiki taksi. Aretha dan Alta segera mengikuti taksi yang Zahra naiki dengan tetap menjaga jarak agar tidak ketahuan.

Zahra berhenti di sebuah cafe dan duduk di salah satu meja. Terlihat Zahra sedang menunggu seseorang. Aretha dan Alta mengikuti Zahra masuk ke dalam cafe dan duduk da i salah satu meja yang jaraknya tidak jauh dari meja Zahra tapi aman. Mereka berdua berpura-pura membaca menu yang ada di cafe untuk menutupi wajah mereka. Tak lama ada seorang laki-laki sekitar tiga puluhan menghampiri Zahra.

"Om-om Al, kalah lo ama om-om," ucap Aretha sedikit berbisik.

"Ye, gantengan juga gue," ucap Alta menjitak kepala Aretha.

"Gantengan lu, tapi kaya yang itu," ucap Aretha sambil mengusap kepalanya yang dijitak Alta.

Aretha menggunakan teropong miliknya untuk memantau Zahra, tapi saat Aretha memantau Zahra dengan teropongnya, Zahra sudah tidak ada di sana. Aretha menoleh ke kiri dan kanan mencari keberadaan Zahra, namun nihil.

"Lah si Zahra ilang Al," ucap Aretha memukul pelan lengan Alta.

"Nah lho, salah lo nih ngajak ngobrol aja," kata Alta menyalahkan Aretha.

"Lha kok salah gue sih."

"Eh ada Aretha sama kak Alta ya," kata Zahra yang sudah berdiri di belakang Aretha dan Alta.

Aretha dan Alta menoleh ke belakang. Mereka berdiri dan tersenyum kaku ke arah Zahra. Zahra mengenalkan pamannya yang dari Singapura.

"Oh ya kak Alta, kenalin ini pamanku yang baru sampai tadi di bandara. Kesininya tadi sama tanteku, tapi masih di toilet," ucap Zahra yang mampu membuat Alta dan Aretha saling pandang.


Next part→→

Continue Reading

You'll Also Like

6.7K 355 32
Dia gadis ku, gadis yang selalu membuatku mengeluarkan banyak ekspresi. Ai, panggilan untuknya. Bernama lengkap Netta Aisyah. Tidak ada yang bisa mem...
210K 10.4K 44
Jangan pernah mengusik hidup seseorang yang semula hanya diam. Karena yang Diam bukan berarti lemah. Ketika hidupnya hancur karena seseorang, hati ya...
29.4K 353 2
Kelihatannya itu tidak seindah kenyataannya -vilora Vilona seorang siswi pemalas duduk dibangku kelas sebelas, cita cita nya saat SMP adalah saat dud...
GIRESHA By El

Teen Fiction

155K 25.5K 59
Tidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membu...