The Cursed Class | Produce X...

Pearryy_

163K 26.1K 6.2K

Hanya karena sebuah buku suasana kelas menjadi begini?! 𝕤𝕥𝕒𝕣𝕥 : 𝟘𝟙/𝟘𝟙/𝟚𝟘𝟚𝟘 𝕖𝕟𝕕 : 𝟙𝟙/𝟘𝟝/𝟚... Еще

The Beginning
1
2
Start
3
4
5
6
Hanya Permulaan
7
8
9
10
11
11.5
Flashback (1)
Flashback (2)
Flashback (3)
Flashback (4)
Flashback (5)
Flashback (6)
Flashback (LAST)
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Last
Epilog [1]
Epilog [2]
Epilog [last]

19

2.5K 497 79
Pearryy_

"Kalau begini mah, sama aja kita bunuh-bunuhan" Seungwoo mendengus kesal, lalu dia pun menghubungi Wonjin.

"Jin.. Ada kabar buruk" Lirihnya.

"Gue duluan ya, gue ada urusan!" Seru Minkyu, dia pun dari tadi menyembunyikan matanya yang mengeluarkan air mata.

"Ada apa dengannya?" Tanya Yohan.

Seungwoo pun mematikan panggilannya, lalu ia pun menatap Yohan dengan tatapan kesal.

"Lu lupa? Dia kan teman dekat Minkyu"













Krieekkk...

"Minhee!" Seru Minkyu dengan suara agak keras.

"Shush, lu gak liat Kak Jihoon lagi tidur??" Tegur Minhee sambil tiduran di sofa.

"Oh iya, Hyeongjun dimana nih? Kok gak balik-balik ya?"

Minkyu mengernyit heran, "Emangnya dia kemana?"

"Tadi dia sama Yunseong mau nyari vitamin dan obat, tapi sayangnya di rumah sakit ini habis. Jadi mereka cari di apotek terdekat" Jawab Minhee.

Jadi Hyeongjun tadi bersama Yunseong? Tapi yang Minkyu lihat, orang yang tertimpa bahan bangunan tadi adalah Hyeongjun.

Kalau memang Hyeongjun sedang bersama Yunseong, kenapa dia bisa berada di gang sepi? Bukannya Yunseong selalu membawa mobil.

"Kenapa, Kyu? Mata lu juga agak merah" Minhee pun beranjak dari sofa.

"Hyeongjun.... Meninggal.."

Tiba-tiba mata Jihoon pun terbuka, ia pun langsung duduk dan menatap Minkyu.

"Apa.. Meninggal?"

"L-Loh Kak Jihoon gak tidur?" Tanya Minhee panik.

Gimana kalau Jihoon stress lalu penyakitnya kambuh?

Jihoon pun memegangi kepalanya, "Gimana.. Kok bisa.. Dia kena kutukan itu?"

Air matanya pun mengalir.

Seolah berpikir, kenapa gak dia saja yang meninggal?

Secara, dirinya adalah orang yang mengorbankan diri agar kelasnya terbebas dari kutukan itu.

Harusnya dia yang meninggal, bukan adeknya yang bahkan gak salah apa-apa.

Jihoon pun memegangi dadanya yang sesak.

"Kalau gini ngapain gue bela-belain nahan sakit demi melihat adek gue lulus SMA... Mending gue langsung serahin aja diri gue sekarang" Umpat Jihoon dengan suara pelan.

"Jangan kak–"





Brak!





"Jihoon.."

Jihoon -masih dengan nafas terengah-engah- menatap seseorang yang mendatangi kamar rawatnya.

"Sebelum lu nyerah, coba pikirkan tujuan lu menahan penyakit lu ini" Ujar orang itu.

"Kakak.. Kok bisa ada disini?" Tanya Minhee dingin.













Yunseong mengebutkan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Mobilnya pun kemudian berhenti di tengah kerumunan orang, juga ada dua mobil polisi dan satu mobil ambulans.

Gak lama, beberapa petugas ambulans mengangkat seseorang yang tubuhnya ditutupi oleh kain berwarna putih.

"Tunggu, itu Wonjin kan?" Yunseong memicingkan matanya untuk melihat sosok yang ia kenal itu dengan jelas.

"Wonjin!" Seru Yunseong.

Wonjin pun perlahan menoleh, ia terus mengelap air matanya menggunakan tisu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Yunseong.

"Hiks... Hyeongjun..." Yunseong membulatnya matanya gak percaya, berbeda dengan wajah lempengnya yang biasa ia gunakan.

"Masuk buruan. Terus cerita ke gue!" Tegas Yunseong.



"Gue gak tau dia kenapa... Hiks... Tiba-tiba Seungwoo menelpon gue, terus ngasih kabar ini.." Ujar Wonjin sambil menunduk.

Mendengar itu Yunseong mengusap wajahnya kasar.













"Seong, gue beli makanan dulu deh. Lu tunggu aja disini ya" Ujar Hyeongjun.

"Gak mau nunggu antriannya selesai aja? Apalagi sekarang udah malam" Ujar Yunseong.

"Gapapa, gue jarang ke tempat ini. Lagipula disini ada jual makanan di trotoar dan itu kesukaan kakak gue. Mumpung gue kesini, hehe" Jelas Hyeongjun panjang lebar.

"Begitu, gak mau nunggu aja? Nanti gue temenin lu kesana kok"

"Kalau kemalaman takut tutup, Seong. Lagipula antriannya masih jauh kan, gue gak lama kok" Ujar Hyeongjun.

"Ooh gitu.. Yaudah, hati-hati"













"Surat merah itu... Lu yang menemukannya kan?" Tanya Sihoon.

"Setelah gue cari tau soal Hyeongjun, gue jadi tau alasan lu menulis nama Hyeongjun.."

"..sebelum lu mati"

Sihoon berdehem, kemudian lanjut berbicara ke sesuatu di depannya.

Makam Koo Jungmo.

"Tujuan lu untuk menghentikan kutukan ini... Tapi kita gak akan bisa menghentikannya kalau 'Si tumbal' belum menyerahkan nyawanya" Gumam Sihoon.

"Bukannya secara gak langsung, lu menggunakan kutukan ini untuk membunuh dua orang sekaligus? Hahaha"

"Lu licik juga ya, Mo. Coba saja waktu itu lu gak menolak ajakan gue untuk kerja sama.."

"Pasti lu gue gak akan menyuruh dia untuk membunuh lu"

"Sia-sia juga lu melakukannya sejauh ini, ujung-ujungnya semua murid kelas kita juga akan meninggal kan?"












"Daniel..." Lirih Jihoon.

"Kak, tolong jelaskan" Ujar Minhee.

Daniel pun hanya menghela napas, "Maaf, selama ini kakak berbohong.."

"Maksud kakak?"

"Kakak gak keluar kota, kakak hanya menjalankan misi.. Misi itu hanya dijalani oleh kakak dan Jihoon" Jawab  Daniel.

"Misi apa?" Tanya Minhee lagi.

"Menjaganya.."

"Kak, tolong jelaskan sedetailnya, aku gak akan ngerti kalau kakak menjelaskannya dengan singkat" Seru Minhee.

"Teman sekelasmu ada yang masih hidup, gue dan Jihoon awalnya menjaganya di rumah baru gue. Tapi sayangnya orang itu hilang dan gue gak tau dia ada dimana" Jelas Daniel dengan raut frustasi.

"Siapa?"

Mereka semua pun menoleh ke orang baru memasuki ruangan.

"Maaf gak mengetuk pintu terlebih dahulu" Ujar orang itu sambil tersenyum.

Minhee menghela napas, "Apa ini semacam reuni angkatan tiga tahun yang lalu?"

Minkyu pun yang dari tadi hanya diam, terus memerhatikan orang yang baru masuk itu.

Kalau dilihat-lihat.. Sekilas mirip.

Begitu juga orang itu yang tertegun melihat Minkyu.

"Kak Minhyun juga ngapain disini?" Tanya Minhee.

"Sebentar, gue mau Daniel jawab pertanyaan gue dulu" Balas Minhyun.

"Niel, siapa orang yang masih hidup itu?"

Daniel pun terlihat gugup, sambil menggaruk tengkuk lehernya.

"Niel, jawab" Minhyun mulai meninggikan suaranya.

"Itu.... Dia...."










"Hyeongjun.." Lirih Eunsang.

Eunsang pun mematikan hpnya lalu bersiap-siap.

Ia melihat mamanya yang tengah istirahat di kamarnya.

"Ma, Eunsang pergi dulu ya" Bisik Eunsang.



Eunsang pun berjalan ke sebuah tempat.

Tadi ia sengaja memarkirkan motornya ke supermarket yang gak begitu jauh dengan sekolah ini.

Karena kalau ia memarkirkannya di depan gerbang sekolah, bisa-bisa dia ketahuan masuk ke wilayah sekolah.

Sekarang ini wilayah sekolah sedang direnovasi total.

Seperti benda-benda tajam dihilangkan.

Kaca jendela diperbarui dengan kaca baru yang lebih bagus.

Kebetulan hari sudah larut malam, sehingga para pekerja sudah balik ke rumah masing-masing.

Satpam sekolah juga dengan bodohnya tertidur di pos, sehingga memudahkan Eunsang untuk menyelinap masuk ke sekolah itu.







Sesampai di dalam gedung sekolah, Eunsang melihat ke sekeliling.

Beberapa ruangan ada yang dihancurkan dan dibuat ruangan baru.

Ruangan baru, beberapa ada yang dihancurkan.

Itulah alasan Eunsang ke sekolah malam-malam.

Eunsang hanya mau melakukan ini sendirian, karena ruangan misterius itu... Bahkan Eunsang gak tau ruangan itu ada setelah ia menemukan denah asli sekolah.

Eunsang pun sampai di depan pintu aula sekolah.

Ia menarik napas dalam-dalam lalu membukanya perlahan.


Krak!




Suara itu bukan berasal dari Eunsang, melainkan belakangnya.

Eunsang dengan cepat menoleh ke belakang dan menangkap seseorang sedang lari menjauh darinya.

"Son Dongpyo! Gue tau itu lu!" Teriak Eunsang sebisa mungkin, karena Eunsang bukan orang yang terbiasa berteriak.

Orang itu pun menghentikan langkahnya lalu membalik badannya ke Eunsang dengan tangan yang setia ia sembunyikan di belakangnya.

"Itu apa.. Yang ditangan lu?" Tanya Eunsang dengan raut wajah serius.

Dongpyo tersentak, tapi ia tetap setia menyimpan benda itu.

Eunsang mendengus kesal, "Jangan bilang itu surat kutukan itu"

"Nama siapa yang lu tulis?" Eunsang mengernyit.



Brak!!


Tiba-tiba seseorang terjatuh dan tubuhnya tergeletak di tengah-tengah lapangan.

Eunsang dan Dongpyo sama-sama kaget.

"Jangan bilang dia... Orang yang lu tulis itu.."

Dongpyo menunduk.

Eunsang pun kemudian membuka pintu koridor perlahan, karena sekolah mereka gedungnya indoor.

Eunsang pun mengernyit, lalu ia mendongak ke atas.

Tapi dia gak melihat siapapun.

Kenapa Hyunbin bisa ada disini?

Masa dua kutukan terjadi dalam satu hari?

Apa salah satunya dibunuh?


"H-Hyunbin..." Lirih Dongpyo sambil melihat kondisi teman sekelasnya itu.

"Dongpyo, jujur. Lu nulis nama Hyunbin?"

Dongpyo pun hanya menunduk, lalu ia lari dari gedung sekolah.

Dongpyo cepat dalam berlari, sehingga Eunsang kesusahan dalam mengejarnya.

Tunggu...


Kalau Hyunbin dibunuh..



Itu tandanya...














Ada seseorang lagi disini selain gue




















To be continued...

Продолжить чтение

Вам также понравится

ELARA (TERBIT) Called me Kana

Детектив / Триллер

6.3M 483K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
26.6K 2.4K 29
Semalam yang membekas di ingatan😋 #POOHPAVEL ONLY OKE💋
64.2K 13.8K 63
Ini adalah kisah kelam dari bangunan asrama laki-laki milik SMA Chunkuk sebagai sekolah terbaik dan terbesar. 67 tahun lalu bangunan itu adalah ruma...
560K 85.2K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...