Melody Of You [Ongoing]

By Angrainy_

31.3K 2.8K 711

[teenfiction] [JADWAL UPDATE] ✨Senin & Kamis✨ Gimana saat seorang perfectionis seperti Azevin bertemu dengan... More

Chap 1. Zura dan Zevin
Chap 2. Rindu
Chap 3. Dianter pulang
chap 4. Marah!
Chap 5. Toko Buku
Chap 6. bertemu Rio
Chap 7. Takut!
Chap 8. Guru privat?
Chap 10. Beli gitar
INFO PENTING!!!!
Chap 11. Pelukan
Chap 12. Lo suka Zura?
Chap 13. Latihan
Chap 14. Gua anter!
Chap 15. Live Music
Chap 16. Zevin atau Rio?
Chap 17. Menghindar
Chap 18. Ciuman
Chap 19. Baper
Chap 20. Benci!
Chap 21. Menjauh
Chap 22. Jangan berharap
Chap 23. Tolong..
Chap 24. Rampok!
Chap 25. Darah
Chap 26. Selamat
Chap 27. Tinggal sama temen Mama
Chap 28. Dasar sinting!
Chap 29. Kak Zevin!
Chap 30. Tinggal Seatap!
Chap 31. Lo jadi pacar gue!
Chap 32. Hari Pertama
Chap 33. The Devil Girls!
CAST
Chap 34. Peringatan!
Chap 35. Latian lagi
Chap 36. Hanyut
Chap 37. Sisi lain
Chap. 38 Mulai perhatian
Chap.39 Teman?
Chap. 40 Sakit.
Chap 41. Meleleh

Chap 9. Gitar

887 74 8
By Angrainy_

Budayakan Vote dan Komen❤️❤️❤️✨✨🌟
*
*
*

Zura memasuki gerbang sekolah setelah diantar oleh pacar kesayanganya, mamang ojek-online. Suasana pagi ini sangat cerah, para siswa juga sudah ramai memenuhi sekolah pagi ini karena memang sudah hampir jam 07.00.

Saat melewati koridor bawah menuju kelasnya Zura berpapasan dengan Zevin dan teman-temannya. Saat itu juga ia memutar arah jalannya menuju toilet wanita yang ada diujung koridor.

"Zuraaa!" Teriakan keras dari Rio membuatnya berhenti. Ia pun berbalik dengan kaku.

"Ahh Pagi kak," sapanya dengan ramah, melirik Zevin sekilas dan takut saat melihat tatapan tajam dari Zevin.

"Ehh elo Si Zura zura itu yaa," Tanya Ejak basa basi

"Iya Kak Ferza," angguk Zura, ia memang tau hampir semua senior ekskulnya, sehingga ia langsung menjawab. Ferza yang disapa Ejak juga tak terlalu kaget karena ia merasa populer.

"Kenal sama gua lu ternyata, ohh maklum lah gua kan ganteng gituloh, btw panggil gua Ejak. Gua lebih suka gitu," ucapnya pede dan hampir membuat Zura tertawa kalo ia tak lihat situasi. Dia pun mengangguk.

Zevin hanya diam tak perduli, Danil pun hanya mengamati saja, Bassis itu memang tak banyak bicara, tapi sekali bicara, mulutnya itu tajam seperti silet.

"Modus mulu lo, urusin tuh para gebetan lo yang tiap hati ngadu sama gua, capek gua!!" Ujarnya kesal.

"Kan Lo Bapak gua!!! Hahha" balasnya ngakak.

Zura memperhatikan interaksi mereka dan menoleh pada Rio seketika.

"Lo sore ini ada waktu nggak?" Tanya Rio tiba-tiba.

Zura mendongak berpikir sejenak, sepertinya ia memang tak ada.

"Kayaknya ngg-"

"Dia latian ama gua sore ini." Potong Zevin cepat, kemudian dia berjalan meninggalkan mereka.

Zura langsung menoleh dengan kaget kearah Zevin, sore ini? Yang benar saja!!!

"Ooo gitu, yaudah deh." Rio menjawab dengan memaksakan senyum, ia sudah tau bahwa Zevin ditugaskan Pak Jimmi untuk melatih Zura.

"Gua pergi dulu ya, bye."

"Belajar yang rajin," ujarnya tersenyum sambil menepuk pelan kepala Zura.

"Bye kak."

Zura memegang kepalanya yanng tadi disentuh oleh Rio. Ia sedikit lama menatap Rio yang sudah berjalan.

"Bye Cutie pieeee," Ujar Ejak gombal yang mendapat jitakan dari Danill. Danil langsung menarik Ejak tanpa perasaan hingga menarik perhatian siswi lain.

"Hai Maniss," Ujar Ejak saat melewati gadis yang diketahui Zura seangkatan dengannya yang sontak membuat pipi gadis polos itu memerah.

"Kak Reza Kak Rezaa.."

"Lo ngapain masih di luar?"

Zura teelonjak kaget dan langsung mengelus jantungnya saat tau siapa yang memanggilnya.

"Ngagetin aja sih Carolinaaa!!!"

"Lo sih, abis ngobrol sama siapa?" Tanyanya

"Sama abang kamu tu, terus Kak Zevin tiba-tiba ngomong kalo aku bakal latian sama dia sore ini."

"Yahh padahal gua mau ngajak lu ke Caffe baru deket komplek lo itu. Hari ini Openning," jelas Carol dengan wajah cemberut.

"Yaudah kita kesana aja gimana?"

Carol menatap Horror kearah Zura.

"Lo gila? Cari mati?" ucap Carrol menggeleng.

"Aku rasa Kak Zevin ngga beneran deh tadi ngomongnya."

"Kita juga belum pernah ngobrol masalah itu kok."

Carol masih tak habis pikir, apa Zura tak tau kalo Zevin sudah berkata berarti itu beneran. Kalo iya ya iya dan kalo nggak ya nggak. Bagaimana bisa sahabatnya ini ingin kabur dari Zevin. Apa dia nggak tau betapa tempramennya pria itu.

"Mending lo urusin dulu deh latihan lo, gua ngga mau ikutan kena semprot sama Kak Zevin."

"Ya-yahh tapi gua pengen ke Caffe ituu, dia nggak seriu-"

Drrrrrrrttt drrtttt

Zura berhenti bicara dan mengambil ponselnya dari saku dan melihat nomor tak dikenal menelponnya.

+62 85357**** is calling

Dia mengernyitkan dahi, dan menunjukkannya pada Caroll.

"Angkat aja siapa tau penting."

Tanpa rasa curiga ia akhirnya mengangkat.

"Sore ini di ruang Musik. Jangan kabur!"

Suara datar tapi penuh penekanan yang keluar di sebrang telpon membuat Zura ingin kabur sekarang.

"I-iya kak."

Tut...tut...tut

Sambungan telpon itu terputus dan Zura menurunkan ponselnya dari telinga, Ia merinding seketika. Suara dingin Zevin lebih mengerikan dari suara bentakannya. Seakan-akan bisa membaca pikirannya yang tak mau latihan ini.

"Roll, emang aku salah apa sih sampe harus kejebak kaya gini?" Tanyanya memelas.

"Kak Zevin?"

Zura mengangguk lesu, dan Carol hanya bisa menepuk pundak gadis ini dan mengajaknya masuk ke kelas.

"Udah ikutin aja, 2 bulan doang kok."

Zura menoleh dengan cengo, Carol tak tau apa 2 bulan itu bagai beratus tahun baginya. Satu menit dengan Zevin bahkan hampir membuatnya berhenti bernapas. Zevin itu berbahaya. BAHAYA!!!

Akhirnya mereka pun masuk ke kelas karena bel sudah berbunyi.

"Neng Carolinaaa!!!! Yang paling cantik sejagat Rayaaa!!!" Teriak Temon saat mereka baru melangkahkan kaki masuk ke kelas 10.3 ini.

Carol memutar bola mata malas, hampir 3 bulan sekolah disini tak pernah seharipun hidupnya damai. Temon selalu saja mengganggu dan menjahilinya. Kalo nggak ya nyontek pr.

"Bagi Pr Biologi dongg Neng Cantikkk!!" Teriaknya lagi

"Kaga!" Balasnya judes.

"Ihhh pelit amat si, ntar cantiknya ilang loohhhhh," ledeknya

Carol mengeluarkan tatapan setajam silet seakan ingin memakannya hidup hidup.

"Mau Jambul Kathulistiwa lo itu Tinggal nama doang? Hah!" Ancamnya

Temon langsung menutupi kepalanya dan bergidik ngeri, kalo sudah kesal memang Carol nampak seperti Nenek lampir.

Temon langsung menghampiri Zura, senjata terakhirnya.

"Neng Zura yang cantik nan imut bagai putri dari kahyangan, tolong pinjamkan Pr biologi pada hambamu ini," Ucapnya dengan logat selembut mungkin, Ia bahkan memegang lengannya.

"Kamu tuh ya Mon, ngga pernah ngerjain Pr. Rian aja udah. Ya kan yannn!" Tanya Zura saat Rian sedang asik menggoda cewek dikelasnya.

"Ooo belommm, gua mau liat punya lu kok hehehh," Zura menepuk dahinya dan diiringi tawa Temon.

"Sama aja."

Zura hanya tertawa dan akhirnya mengangguk, Carol nampak nambah kesal dibuatnya.

"Iyaa, aku duduk dulu nanti aku kasih Mon, jangan gangguin Carol lagi."

Zura mendekatkan mulutnya ke telinga Temon, "dia lagi PMS" bisiknya.

Temon hanya berusaha menahan tawanya, Carol nambah dibuat kesal bahkan Zura ikut-ikutan menganggunya.

Mereka pun duduk, dan tak lama Bu Annis guru mata pelajaran Matematika, masuk ke kelas.

***

Bel Pulang sudah berbunyi, Zura pun membereskan alat tulisnya dan Carol yang sudah selesai.

Ting....

Suara notifikasi mengalihkan perhatian gadis dengan kuncir kuda itu. Ia mengambil ponselnya yang ada di kantung baju.

1 pesan belum dibaca
Singa Garang!!

Zura menghela napas lalu membuka pesan itu.

"5 menit ngga sampe, lo ngga pulang!!"

Zura membelakkan matanya, ia langsung membereskan barangnya dengan cepat dan memasukkan ponselnya kembali tanpa membalas Pesan itu.

"Ra, lo kenapa buru-buru?" Tanya Carol bingung.

Zura langsung berlari keluar kelas, "Aku duluan, nggak mau nginep disekolahh!!" Ucapnya sedikit teriak.

Carol mengernyitkan dahi, apa lagi si ini?

"Yaudah Semangat Ra," gumamnya walaupun Zura tidak akan mendengarnya, ia yakin ini pasti berhubungan dengan Zevin.

*
*
*

Zura sampai di depan ruang musik dengan napas terengah.

"Ni Senior nyiksa aku yaa, Hah hah hah," Ucapnya kesal.

"Gua dengerr!!" Teriak seorang pria di dalam ruang musik.

Zura menepuk dahinya, "bodoh! Bodoh! Bodoh"

Zura membuka ruang musik secara perlahan, dan mengintip ke dalam.

"Lo telat 15 detik," Ujarnya datar.

Zura menahan agar emosinya tidak keluar sekarang, dia memaksakan senyum karena takut pada Zevin. Singa jantan ini tidak boleh didekati.

"Maaf kak," Akhirnya kata itu yang keluar dengan wajah tertunduk. Ia masih takut pada sosok Azevin dan tidak mau dibentak lagi.

"Masuk sini, lo mau beridir disana terus?" Tanyanya.

Zura langsung menggeleng, dan kemudian berjakan nendekati Zevin dan duduk di bangku yang paling jauh dengan pria itu.

Zevin melipat tangannya di depan dada, mengamati tingkah gadis penakut dihadapannya ini. Apa gadis ini masih takut dengannya?

melihat respon yang dikeluarkan Zura entah kenapa membuat Zevin menggelengkan kepala,

"Lucu juga ni Bocil," batinnya.

Ia hanya bingung saat semua gadis di sekolah ini mengaguminya, menyukainya, menyorak-nyorakkan namanya. Bocil dihapannya ini bahkan tak berani menatapnya, janganka memberinya surat cinta, ia tau bahwa Si Azura ini menghindarinya. Apa karna ia bentak kemarin hingga menangis? Tiba-tiba Rasa bersalah merayapinya. Ia bahkan belum meminta maaf. Ia gengsi!.

"Eh Bocill," panggilnya

Zura terlihat bingung dan matanya berkedip beberapa kali, ia memberanikan diri menatap Zevin yang wajahnya benar-benad datar.

"A-aku kak?" Tanyanya dengan tampang bodoh.

Zevin terlihat frustasi," Iyalah siapa lagi?" Tanyanya dengan nada yang cukup tinggi.

"Lo Punya gitar kan?"

Zura terdiam kemudian menggeleng membuat Zevin hampir menjatuhkan mulutnya.

"Nggak punya?" Ujarnya agak Shock

"Gimana lo belajar kalo ngga punya gitar. Pantes aja nilai lo jelek," Ujar Zevin agak menghina.

Zura sedikit tersinggung tapi ia hanya menunduk saja membuat Zevib tambah kesal. Ralat Gadis ini bodohh tidak menarik sama sekali.

"Lo harus punya gitar dulu, ngerti!"

"Latian selanjutnya lo udah harus punya gitar, gua ngga mau tau." Perintahnya

Zura bingung, ia bahkan nggak tau merk gitar yang bagus. Ia belum pernah beli gitar, ia hanya modal meminjam dari temannya dan kadang punya Carol.

"Ta-tapi kak aku ngga tau belinya," adu Zura tiba-tiba.

Zevin menarik napas dalam, ia sangat kesal dengan gadis ini, bolot banget si jadi cewe.

"Lo taunya apa sih? Giaman lo bisa lolos seleksi kemaren?"

"Modal tampang kak." Jawabnya polos.

"Hah?" Respon Zevin cengo.

Ia akui gadis ini tidak jelek-jelek amat, tapi gimana bisa temannya yang menyeleksi liat dari tampang. Ia tak bisa sabar lagi.

Zevin berdiri dan kemudian berjalan keluar dari ruang musik itu membuat Zura kebingungan.

"Kakk?? Mau kemana? " tanyanya cepat.

"Besok ikut gua nyari gitar buat lo."

Setelah mengatakan itu Zevin pergi dari ruang musik meninggalkan Zura sendiri.

"Apa katanya tadi?" Zura masih mencerna perkataan Zevin.

"Berarti sia-sia dong hari iniii, ngeselinn!!!" Teriaknyaa kesalll

*
*
*
*
*
Next????

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.9M 90.9K 40
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
326K 19.4K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
566K 61.9K 24
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...