"Mechaz Continent?"
Nier merasa bingung, baru kali ini ia mendengar kata Mechaz Continent, Continent berarti benua dan mungkin saja buku ini dibuat oleh penduduk dari benua lain.
"Yah sudahlah, ini tidak ada hubungannya dengan kutukan Eyrlburn..."
Terlalu banyak misteri yang berada di Exaworld Online sehingga Nier tidak terlalu memikirkannya.
Daripada memikirkan sesuatu yang tidak penting, Nier memutuskan untuk membuka item kedua.
Di dalam lapisan kain berwarna putih terdapat sebuah kotak hitam sebesar telapak tangan, jika dilihat dari bentuk dan beratnya, kotak ini seperti kotak kosong.
Lalu disaat Nier membuka kotak tersebut, ia menemukan sebuah kartu tipis berwarna emas.
『 Memory Chip IX
Rating: Normal
Sebuah item yang dibuat dengan menggunakan teknologi modern.
Item ini berasal dari Mechaz Continent sehingga informasi yang berada di dalamnya tidak dapat terbuka. 』
'Tidak bisa dibuka? Lalu untuk apa benda ini ada disini?' Nier menghela napas panjang. Tidak ada satupun informasi yang ia dapatkan membahas tentang kutukan Eyrlburn.
"Elyu, sudah saatnya kakak pergi." Nier mengelus kepala Elyu sebentar lalu berdiri.
"Apa? Kakak kan baru saja datang, tapi kenapa pergi lagi?" Senyuman Elyu menghilang, tangannya langsung menahan Nier agar tidak pergi.
Nier menggelengkan kepalanya, "Ada urusan penting yang harus kakak selesaikan, ohh benar juga.. Elyu, apa yang kau inginkan?"
Elyu yang bersedih langsung teringat dengan taruhan yang ia menangkan tadi, "Anu... kakak, bisakah aku meminta cokelat dan permen?"
"Hanya cokelat dan permen? tidak ada yang lainnya?" Nier menaikkan alisnya, ia tidak menyangka Elyu hanya akan meminta itu.
"Huum, Elyu belum pernah memakan cokelat dan permen sejak kecil, kata kepala desa rasanya sangat enak." Elyu menganggukkan kepalanya dengan semangat.
"Baiklah, akan kuingat. Kalau begitu sudah saatnya aku pergi."
"Tunggu, kakak melupakan ini." Elyu mengembalikan armor dan pedang yang Nier berikan tadi.
Nier tersenyum dan memasukkan semua itemnya ke dalam Inventory, namun disaat ia memasukkan memory chip ke dalam Inventory-nya, tiba-tiba sebuah Quest muncul di pandangannya.
『 Anda telah mendapatkan Quest. 』
『 Another Side
Rank: ???
Membutuhkan level 500 untuk menerima Quest. 』
『 Karena level tidak mencukupi persyaratan, untuk sementara Quest akan dibekukan. 』
"......"
'Level 500? Kau gila ya?' Nier mengumpat lalu menutup notifikasi sistem. Ia tidak peduli lagi dengan Quest aneh yang terus ditemuinya.
Mungkin jika pemain lain melihat apa yang Nier lakukan, mereka akan mengutuk dan menghinanya karena mengabaikan Quest tingkat tinggi.
Tapi Nier tidak peduli, selama ini ia tidak pernah mencari Quest dan malahan Quest itu sendiri yang datang kepadanya.
Setelah semuanya beres, Nier memutuskan untuk segera pergi ke tempat tujuannya.
* * *
Jarak antara desa dan tempat tujuannya ternyata sangat dekat. Dalam waktu 15 menit saja ia sudah bisa melihat sebuah rumah kayu yang ditutupi oleh banyak tanaman hijau.
"Hmm.. tidak salah lagi, ini pasti tempatnya." Tanpa ragu Nier langsung berjalan mendekati rumah tersebut lalu mengetuk pintunya.
Tok tok tok!
Disaat Nier mengetuk pintu, tiba-tiba pintu tersebut langsung terbuka dan seorang gadis cantik berambut putih muncul di pandangannya.
"Maaf, apa ini rumahnya Momo?"
Nier mundur selangkah lalu diam-diam memeriksa status gadis tersebut.
『 Status
Nama: Momo
Level: ???
Health: ???
Afinitas: 0. 』
Momo tidak langsung menjawab dan malah menatap Nier dengan aneh.
"Darimana kau tahu? Dan apa tujuanmu datang kesini?" Momo terlihat sangat waspada dan tangannya sudah bersiap pada pisau di pinggangnya.
"Aku direkomendasikan oleh pak tua Van dan ia mengatakan padaku untuk segera bertemu denganmu." Nier gugup, tidak disangkanya Momo memiliki sifat seperti ini.
"Jadi Van yang menyuruhmu datang kesini?" Momo menyipitkan matanya.
"Benar, aku sudah mendapatkan izin darinya dan aku berharap saudari Momo bisa mengajariku cara memasak."
"Hmm.. kalau begitu mana suratnya?" Momo mengulurkan tangannya ke depan.
"Tolong tunggu sebentar..."
Nier segera membuka Inventory dan mencari suratnya, lalu tidak lama kemudian tubuhnya langsung berkeringat dingin dan jantungnya juga berdebar kencang, dia lupa kalau surat yang diberikan Van kepadanya telah hilang akibat hukuman tadi.
"Ah-hahaha maaf sepertinya surat rekomendasi itu telah hilang..." Nier menggaruk bagian belakang kepalanya, lalu...
Bam!
Momo tiba-tiba membanting pintu dan masuk ke dalam rumah. Ia tidak membiarkan Nier menjelaskan alasannya.
"Pergi saja kau bocah, aku tahu kau datang kesini untuk membunuhku!" Suara teriakan Momo terdengar dari dalam rumah.
Nier terdiam, ini memang kesalahannya karena telah menghilangkan surat dari Van, tapi karena sudah berjalan sejauh ini mana mungkin ia langsung menyerah.
"Aku serius gadis cantik, aku datang kesini untuk belajar memasak."
"Belajar memasak!? Pembunuh yang telah membantai ribuan orang Kerajaan Karade datang kepadaku hanya untuk belajar memasak? Jangan bercanda!" Momo dari tadi sudah ketakutan sejak melihat Nier di depan pintunya. Namun karena takut langsung terbunuh, ia mengulur waktu agar bisa menyiapkan skillnya.
'Apa dia benar-benar si pembantai? Dia terlihat lemah dan sangat berbeda dari cerita yang dirumorkan orang-orang..." Momo mengeluarkan pisaunya dan bersiap untuk menyerang Nier.
Berita tentang Nier yang membantai ribuan orang telah menyebar luas ke seluruh kerajaan. Tapi karena Nier tidak mengetahui tentang berita itu, ia terus membujuk Momo agar mau mengajarinya.
"Gadis cantik aku bukanlah pembunuh, aku serius ingin mempelajari cara memasak darimu!"
Krekkk!
Pintu tiba-tiba terbuka dan bayangan gelap mulai terpancar dari dalamnya, "Mana mungkin aku percaya omong kosongmu, Annihilate!"
Momo menggenggam erat pisaunya lalu meluncur ke arah Nier dengan kecepatan yang sangat luar biasa.
Annihilate adalah skill assassin tingkat tinggi yang menggunakan kecepatan, ketepatan, dan kekuatan untuk menghancurkan musuh dalam satu serangan.
Pisau Momo dalam sekejap mengenai leher Nier, lalu...
Flash!
『 Absolute Evasion telah diaktifkan, semua serangan yang diterima akan meleset. 』
Tubuh Nier tiba-tiba menghilang dan muncul kembali di samping Momo.
Melihat itu Momo langsung terperangah, pisaunya terlepas dan keseimbangannya goyah sehingga membuat dirinya terjatuh.
Brukkk!
Nier dan Momo terdiam. Karena rasa takut dan malu, Momo tidak berani bangkit dari posisi tersungkurnya.
'Sialan, ternyata dia pura-pura lemah!'
Momo menyesal karena telah meremehkan musuhnya, lalu tidak lama kemudian ia mendengar langkah kaki Nier mendekat ke arahnya.
"Hoo aku tidak mengira seorang koki bisa menggunakan skill assassin." Nier mengambil pisau Momo lalu mendekat ke arahnya.
Punggung Nier sudah basah dengan keringat dingin namun ia tetap berusaha tenang. Andai saja tadi keberuntungannya buruk, mungkin ia sudah mati.
"Bangkitlah, aku sama sekali tidak memiliki niatan untuk melukaimu." Nier melempar pisau Momo ke samping.
"......"
Momo masih terdiam lalu perlahan-lahan ia mulai berdiri dan mengangkat tangannya untuk menandakan dirinya sudah menyerah.
"Katakan apa maumu? Aku tidak memiliki apa-apa lagi selain rumah kecil ini." Wajah Momo terlihat memelas, ia memohon agar Nier melepaskannya.
"Bukankah kau sudah memilikinya?" Nier tersenyum, mungkin dengan cara ini ia bisa mempelajari cara memasak.
"Sudah memilikinya?" Momo terdiam sebentar memikirkan apa yang dimaksud Nier, lalu tidak lama kemudian ia melihat ke bagian bawah tubuhnya yang telah terbuka akibat gerakan tadi. "Ja-jangan bilang kau ingin tubuhku?"
"Benar seka– tunggu sebentar, apa yang kau bilang tadi?" Nier terkejut dengan apa yang gadis cantik itu katakan.
"Ka-kalau kau memang ingin tubuhku.. lalu ambil saja, tapi kumohon tolong jangan bunuh aku!" Tubuh Momo bergetar ketakutan, matanya juga mulai berkaca-kaca.
"......"
'Game sialan, apa-apaan NPC ini!'
Nier tidak tahu harus bagaimana menengahi kesalahpahaman ini, walaupun ia bisa saja menerima persyaratan Momo dan mendapatkan keuntungan luar biasa.
Tapi tetap saja, Nier bukanlah pria yang seperti itu.
"Hei gadis cantik, aku kesini hanya untuk belajar memasak, jadi... Apa kau bisa mengajariku?"
Seketika Momo kembali terdiam.
"Kau tidak bercanda?"
"Ya tuhan.. Aku serius! apa sesulit ini untuk belajar memasak?"
"Umm.. baiklah, tapi aku tidak bisa langsung mengajarimu."
Momo menjadi sedikit tenang dan tangannya dengan cepat menutup pakaiannya yang terbuka.
"........"
"Pertama kau harus mengikuti seleksi, jika kau gagal maka aku tidak bisa mengajarimu. Bahkan jika kau membunuhku sekalipun aku tidak akan mengajarkannya." Mata Momo menjadi serius saat membahas ini.
"Apa kau bersedia menerima ujian ini?"
"Heheh, tentu saja aku siap!"
__________________________________
Jangan lupa like, vote, comment, dan Follow, tidak ada ruginya kalian like karena semua itu gratisss.
-om om yutuber