My Cold Prince 2 || (T A M A...

By hananayajy_

2.8M 253K 123K

✒DILARANG MENJIPLAK!! ✨BAGIAN 2 'MY COLD PRINCE' (Sebelum membaca ini, baca dulu MY BOY IS COLD PRINCE & MY C... More

P R O L O G
1. Kerinduan yang terdalam
2. Rasa Bersalah.
3. Waktu
4. Reinkarnasi?
5. All The Moments
6. Ingin bahagia
7. Keinginan Arkan
8. Seperti Arkan
9. London & Lombok (Read Note)
10. London & Lombok 2
PENTING!
11. - What your dream? || Read Note!
12. - Pertanda
13. - Kemungkinan || QnA?
14. - Pembunuh?
15. - Tentang Luka
16. - Kebenaran
17. - Find You
18. - Find You 2
19. - All of my life [READ NOTE]
20. - Wake Up
21. - Bubur
H I M B A U A N
23. - About Arkan & Ben || READ NOTE
24. - Blood and Tears (READ NOTE)
OPEN PO NOVEL MBCP
24. - Maaf
25. - Maaf ... ( READ NOTE )
26. - Surat Terakhir Ken
27. - Keputusan
28. - Thames River
29. - Don't go away
30. - Akhir Cerita Kita
30. - Rencana Maura
31. - Akhir cerita kita
32. - Menghilangnya Maura
33. - Menyerah (READ NOTE)
34. - Titik permasalahan
35. - Pertemuan dari sebuah rencana
36. - Marry me
37. - Trauma lain
38. - Papa untuk Angel
39. - Menjijikan
39 B. - Sebuah foto
40. - Perpisahan (ENDING)
E N D I N G
E P I L O G

22. - Jangan sakit lagi

60.9K 5.8K 2K
By hananayajy_

Warning! Typo bertebaran!

Jangan lupa like dan commentnya ya🤗

☃☃☃

Arkan menghela napas panjangnya saat Maura kembali datang membawakan bubur untuknya. Cowok itu merasa bosan dengan menu yang selalu gadis itu bawakan selama tiga hari ini di setiap paginya.

"Kenapa harus bubur?" tanya Arkan datar memperhatikan Maura yang sibuk menyiapkan sarapannya. Aroma harum dari bubur juga sudah tercium di hidung Arkan.

Sebenarnya Arkan tak masalah dengan rasa bubur yang Maura masak, bubur buatan gadis itu memang terbilang enak, namun jika gadis itu setiap hari membawakan menu yang sama Arkan juga akan merasa bosan.

Maura mendongak menatapnya dan tersenyum lembut. "Karena mudah di telan" jawab Maura, menggunakan kalimat yang sama dengan apa yang di ucapkan Arkan dulu. Saat itu, Arkan selalu membawakan bubur untuknya setiap Maura jatuh sakit. Maura yang memang sangat tidak menyukai bubur pun berkomentar dan di jawab santai oleh Arkan.

Arkan terdiam sejenak mendengarnya. Kalimat itu tak asing baginya, ia pernah mengatakan hal itu namun Arkan sendiri tak tahu persis kalimat itu di tujukan pada siapa.

"Arghh!"

Erangan Arkan membuat Maura tersentak dan sontak bangkit dari duduknya.

"Kamu kenapa, Ar?" tanya Maura khawatir, namun tak ada jawaban dari Arkan. Cowok itu meringis memegangi kepalanya dengan mata terpejam, menahan sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Dan itu membuat Maura menggigit bibir bawahnya menatap Arkan khawatir.

"A-aku panggil dokter ya!"

Arkan sontak menahan tangan Maura ketika gadis itu hendak berbalik keluar ruangan.

"Jangan"

"Tapi kamu kesakitan"

Arkan mengembuskan napas panjangnya lalu membuka mata saat rasa sakit itu mulai mereda. Arkan pun melepas cekalannya dan menjawab, "gapapa"

"Gapapa gimana? Kamu tadi kesakitan, aku harus panggil dokter buat ngecek kondisi kamu"

Arkan kembali menahan tangan Maura dan menariknya pelan untuk mendekat.

"Duduk. Jangan kemana-kemana!" titah Arkan.

"Tapi kamu—"

"Gue gapapa!" potong Arkan dengan nada penuh penekanan. Maura pun menurut sembari menatap Arkan lekat, memastikan bahwa cowok itu tak menyembunyikan kesakitannya.

"Beneran gapapa?"

"Hm"

Maura menghela napas lega. Nyaris saja Maura di buat jantungan melihat Arkan kesakitan seperti tadi, sungguh itu membuat Maura hampir tak bernapas.

"Kalo kamu ngerasain sesuatu bilang ya, jangan di sembunyiin" ujar Maura, Arkan menoleh ke arahnya.

"Kenapa gue harus bilang sama lo?" tanya Arkan sewot.

"Karena aku khawatir" jawab Maura yang berhasil membuat Arkan terdiam, tak habis pikir dengan gadis itu. Arkan tidak mengenalinya sama sekali tapi kenapa gadis itu terlalu peduli terhadapnya?

"Sekarang kamu makan ya, biar aku yang suapin"

Arkan merebut sendok dan mangkuk bekal berisi bubur itu dari tangan Maura.

"Gue bisa sendiri" ketusnya.

Maura menggeleng. "Kondisi kamu masih lemah, Ar. Jangan banyak gerak dulu"

"Gue gak lemah!"

"Tapi waktu lalu kamu hampir gak bisa angkat sendok"

Arkan terdiam. Entahlah, ia sendiri merasa heran dengan tubuhnya yang labil. Sebelumnya ia bisa melempar buku tebal ke arah Kevin dengan tangannya namun saat mengangkat sendok tiba-tiba saja tangannya terasa kaku untuk di gerakan. Ia bahkan bisa memegang ponsel dan memainkannya namun ketika bersama Maura tenaganya hilang begitu saja. Arkan jadi bertanya-tanya,

Sebenarnya siapa gadis ini?

Tiba-tiba sekelebat bayangan itu muncul di otaknya. Arkan melihat dirinya dan seorang gadis tengah berdiri di balkon kamarnya tengah memegangi sebuah lampion. Arkan melihat gadis itu, namun ia tak bisa melihat jelas wajah sosok gadis itu.

"Arrrgh!" Arkan kembali mengerang saat tiba-tiba rasa sakit itu datang lagi menyerang kepalanya. Maura berdiri menyentuh bahu Arkan sembari memanggil namanya dan entah sadar atau tidak, Arkan mendorong Maura hingga gadis itu terdorong kuat ke belakang.

"Tahan ya, Ar. A-aku panggil dokter—"

"Jangan!" cegah Arkan, cowok itu masih meringis kesakitan sehingga napasnya tak beraturan.

"Stay here. Don't go anywhere!" tekannya sembari berusaha menekan rasa sakitnya. Melihat Arkan menjambak rambutnya sendiri dengan erangan yang menyakitkan membuat hati Maura perih. Mata Maura berkaca-kaca, tak tega melihat cowok itu kesakitan seperti ini.

Maura menjulurkan tangannya menjauhkan tangan Arkan dari rambutnya lalu menarik kepala cowok itu lembut agar bersandar di dadanya. Maura menahan tangan Arkan agar cowok itu tidak kembali menjambak rambutnya sendiri.

"Jangan sakitin diri kamu sendiri, Ar" kata Maura lembut. Gadis itu mengusap kepala Arkan di sertai dengan pijitan-pijitan kecil di sekitarannya berharap agar rasa sakit itu mereda.

'Jangan sakit lagi ...' batin Maura sedih.

Perlahan erangan Arkan pun mereda, Maura bisa merasakan pernapasan Arkan mulai kembali normal. Maura pun menghela napas lega.

☃☃☃

Pagi ini Reyhan kembali mendatangi rumah Ben. Cowok itu berdiri bersandar di pintu mobilnya memperhatikan bangunan di depannya itu, menunggu Ben keluar. Reyhan tak menyerah begitu saja karena sesuai amanah Clara yang di berikan padanya, Reyhan harus segera bertemu dengan adiknya, Angel. Sekaligus meminta izin pada Ben untuk mengambil Angel karena Angel adalah satu-satunya keluarga kandung yang Reyhan punya. Sedangkan Ben? Cowok itu masih mempunyai Arkan dan kedua orang tua yang selama ini mengasuhnya, Clara dan Edgar.

Reyhan juga belum menceritakan hal ini pada Calista, siapa dirinya yang sesungguhnya. Reyhan takut jika Calista akan menjauhinya jika gadis itu mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung Clara dan Edgar.

Reyhan menegakkan tubuhnya ketika melihat Ben keluar dari rumahnya. Reyhan menunggu sembari memperhatikan Ben menyalakan mesin motornya lalu berjalan ke arah gerbang.

Ben melihat Reyhan, namun cowok itu seolah tak memperdulikan kehadirannya. Ben membuka gerbang kemudian berbalik menuju motornya yang terparkir di halaman.

Reyhan pun menghampiri Ben dan menahan bahu cowok itu.

"Ben" panggil Reyhan. Ben pun langsung menepis tangan Reyhan dari tubuhnya dan tetap berjalan menuju motornya.

"Please, izinin gue ketemu Angel" pinta Reyhan namun Ben tak menghiraukannya.

"Ben, jangan egois!" ujar Reyhan yang mulai emosi atas sikap Ben padanya. Ben berhenti dan berbalik menatapnya tajam.

"Lo yang egois! Lo udah punya segalanya dan lo mau ambil Angel juga dari gue?! Picik lo!" sungut Ben sembari mendorong Reyhan.

"Lo boleh ambil balik semua yang gue punya sekarang, tapi tolong kasih Angel ke gue"

"Gue gak butuh!" jawab Ben yang membuat emosi Reyhan pun memuncak.

"ANGEL ADEK GUE BANGSAT! GUE BERHAK AMBIL DIA DARI LO!!"

Bugh!

Ben memberikan bogeman keras untuk Reyhan hingga cowok itu pun tersungkur ke tanah.

"Lo mau ambil Angel? Langkahin mayat gue!" tantang Ben. Ben pun naik ke motornya dan berlalu dari sana.

Sepeninggal Ben, Reyhan meringis menyentuh rahangnya yang terasa ngilu akibat tinjuan keras yang di berikan Ben untuknya.

"Sialan!" umpat Reyhan kesal. Namun bagaimanapun juga Reyhan tak akan membalas perbuatan cowok itu karena Ben adalah kakak kandung Arkan.

Reyhan memutar tubuhnya, menatap langit biru cerah di atas sana. Cowok itu menghela napas panjang lalu terkekeh pelan.

Tuhan benar-benar adil memberikan ujian terhadap hambanya.

☃☃☃

"Kamu beneran udah gapapa?" tanya Maura menatap Arkan seksama, memastikan jika cowok itu tak menyembunyikan apapun darinya.

"Hm"

"Gak mau panggil dokter aja?" tanya Maura lagi. Arkan menggeleng singkat, mulutnya bergerak memakan bubur yang Maura suapkan padanya.

"Tapi aku khawatir kamu kenapa-napa, panggil om Alex aja ya?"

Arkan menoleh sekilas menatap Maura tajam. "Gue gak suka di bantah!"

Maura menghela napas panjangnya, sangat susah membujuk Arkan agar cowok itu mau di periksa soal kesehatannya. Maura khawatir karena cowok itu sudah dua kali kesakitan soal kepalanya.

Arkan mengambil alih sendok dan mangkuk bubur tersebut dari Maura sehingga membuat gadis itu tersentak.

"Ar—"

"Keluar" kata Arkan datar. Membuat Maura terhenyak mendengarnya. Ada rasa nyeri menyerang hatinya saat Arkan mengusirnya, padahal sebelumnya cowok itu menahannya untuk tetap di sini dan tidak pergi ke manapun.

"Budeg lo?" tanya Arkan datar menatap Maura yang masih berada di tempatnya.

Maura menarik napasnya dalam-dalam lalu menggeleng. "Aku gak mau pergi"

Arkan menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu tadi larang aku untuk pergi, kan?"

"Tadi. Sekarang gak" balas Arkan dingin sembari mengaduk-aduk buburnya.

"Aku tetap gak akan pergi kemana pun dari kamu"

Arkan meletakkan sendoknya ke dalam mangkuk dengan kasar. "Berhenti bersikap kayak gini,"

"Lo kayak cewek murahan" lanjut Arkan yang sukses menohok hati Maura.

Maura tersenyum tipis lalu tertunduk. "Maaf ..."

"Dan berhenti buat minta maaf. Gue gak kenal sama lo!" ketusnya.

Maura kembali mengangkat wajahnya menatap Arkan sedih.

"Mungkin sekarang ini kamu gak inget sama aku, Ar. Tapi aku bakal bantu kamu biar ingat lagi sama aku dan—"

"Gak perlu. Gue gak berniat cari tau tentang lo" potong Arkan.

Maura pun terdiam dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Keluar" usir Arkan sekali lagi.

Maura mengangguk sembari tersenyum tipis, gadis itu pun bangkit dari kursinya.

"Habisin buburnya habis itu istirahat ya. Cepat sembuh, Ar" ucap Maura pelan lalu melangkah keluar ruangan.

☃☃☃

Maura langsung mengusap air matanya setelah menutup pintu ruangan. Gadis itu berdiri bersandar di tembok rumah sakit dan menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk menahan tangis. Namun ia tak berhasil, perkataan Arkan tadi sungguh menyakiti hatinya.

Maura menoleh ketika di rasa seseorang memperhatikannya. Terlihat Ben tengah berdiri memperhatikannya dari kejauhan. Maura sontak menghapus air matanya lalu tersenyum ke arah cowok itu.

Ben melangkah menghampiri Maura.

"Hai, Ben? Mau jenguk ayah Belva, ya?" Ben menggeleng singkat.

"Terus?"

"Adek gue"

"Ben punya adek?" tanya Maura sedikit terkejut. Maura tak tahu banyak tentang Ben karena cowok itu pribadi yang sangat tertutup.

Ben mengangguk singkat. Matanya sedari tadi tak lepas menyorot Maura penuh arti, hingga Maura merasa gugup karena Ben terus menatapnya.

"K-kenapa?"

Ben menggeleng. Satu tangan cowok itu terangkat mengusap sudut mata Maura yang basah.

"Lebih baik nangis buat lepasin beban lo dari pada di tahan tapi bikin hati lo makin tersiksa" ujar Ben. Maura menggigit bibir bawahnya menahan tangis, matanya sudah berkaca-kaca menatap Ben, seakan ingin meledak sebentar lagi.

Ben menarik Maura ke dalam pelukannya. "Nangis, Ra. Jangan di tahan kalo lo gak kuat"

Dan detik itu juga tangisan Maura pun meledak di pelukan Ben. Maura melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ben, mengeratkan pelukannya dan menumpahkan air matanya di dada cowok itu.

☃☃☃ 

Hai haii~ Apa kabar kaleyen? Sehat kan?

Sehat-sehat terus yaa jangan sakit-sakit

Gimana part ini? Maapkeun kalo rada gaje karena makin mendekati ending makin susah buatnya awokawok😂🤣

Yang belum follow akun wattpad hana, jangan lupa follow untuk mendapatka info dr Hana🤗

hananayajy_

IG : Hananayajy_
Wattpadhn_

Youtube : Hananayajy_

Stay safe ya buat kalian seyeng-seyeng hana, jaga kesehatan, pakai masker kalo keluar rumah (Tapi lebih bagus sih diem di rumah aja jangan kemana") Rajin cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, dan tingkatkan daya tahan tubuh kalian yaa...

Kalo merasakan sakit periksakan ke dokter okay🤗

Semoga masalah ini cepat terselesaikan dan kembali seperti semula, Aamiin ...

Terima kasih sudah baca, like dan comment🤗

Sayang kalian banyak-banyak
❤❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

19.9M 520K 41
⚠️ Sudah Terbit!!! 🛒 Tersedia di Gramedia dan TBO ~Revenge Hasn't Been Avenged~ SEBAGIAN PART DI HAPUS ⚠️Second book from REGAL (dianjurkan membaca...
2.6M 260K 64
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Al...
SELAN✔ By keyla

Teen Fiction

616K 4.1K 11
•𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺 01 𝘰𝘧 𝘚𝘦𝘢𝘣𝘦𝘳𝘵 𝘍𝘢𝘮𝘪𝘭𝘺• [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] [ᴘɪɴᴅᴀʜ ᴋᴇ ᴅʀᴇᴀᴍᴇ] [sᴇʙᴀɢɪᴀɴ ᴘᴀʀᴛ ᴛᴇʟᴀʜ ᴅɪʜᴀᴘᴜs] Bagaimana jadinya jika seorang Alan Lyn...