Unbelievable Destiny

By moumousj_

1.6M 28.5K 214

PERHATIAN! CERITA INI TELAH DI EDIT, NAMUN TETAP MENGUTAMAKAN KARAKTER DAN KESELARASAN AWAL CERITA. JADI BIL... More

Unbelievable Destiny
Part 2
Unbelievable Destiny Part 3
Unbelievable Destiny Part 4
Unbelievable Destiny Part 5
Part 6
Part 7
Extra Part
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11

Part 12

42.3K 1.9K 16
By moumousj_

PART 12

"Dunia memang sering berlaku tak adil. Namun, dibalik semua ketidakadilan itu, kamu akan menemukan sesuatu yang akhirnya membuatmu mengatakan; dunia sangat indah, dan baik. Percayalah, dunia tak selalu memberimu keburukan."—Unbelievable Destiny.

KEIRA POV

Alex menepati janjinya untuk mengantarku ke rumah mama. Dia langsung pergi setelah ngobrol sebentar dengan mama, dan lanjut ke kampus. Katanya, aku boleh nginep di sini dulu kalau mau. Tentu saja aku mau, mau banget malah!

"Kei, kan mama udah bilang, kamu itu jangan manja,"

"Maksud mama apa?" aku heran ketika mama tiba-tiba berkata seperti itu setelah mobil Alex pergi.

"Kamu pasti ngerengek-ngerengek ke Alex buat dianter ke sini kan?" tanya mama curiga.

Aku menghela napas, sebel dengan tuduhan mama yang seolah mengatakan aku ini perempuan manja yang selalu nuntut ingin ini-itu kaya anak kecil.

"Enggak, Ma. Ngapain juga aku ngerengek ke Alex," balasku.

"Tapi nanti kamu pulang aja, nggak usah nginep. Mama enggak enak sama Alex, sama mertua kamu juga, masa baru seminggu kamu udah pulang ke sini lagi."

"Iya, ma, iya. Keira ke sini kan cuma main, apa perlu ini Keira pulang sekarang aja?" niatku bercanda, tapi jatuhnya terdengar serius.

Jujur suasana hatiku belum baik, ditambah mama yang langsung berkata seperti itu membuatku ingin segera tidur saja ke kamarku. Setidaknya aku merasa aman dan damai di sini, di rumah mama dan papa, rumahku sebelum menjadi seorang istri Alex Wijaya.

"Keira ke kamar dulu, ma..."

"Nanti bantu mama beresin halaman belakang, ya..." aku mengangguk, halaman belakang adalah satu-satunya tempat yang paling betah buat mama berdiam diri. Dan hari ini, mungkin tepat jatahnya mama untuk merawat bunga-bunganya. Dulu aku biasa membantunya untuk sekedar bersihin rumput liar di sekitar tanaman, sedangkan mama menggunting beberapa tangkai yang kering.

Aku naik ke kamar, dan langsung melempar diri ke atas tempat tidur. Memejamkan mata membuatku ingat tentang kampus, orang-orang di sana, dan Alex. Iya, Alex, seseorang yang dengan cepat sudah menjadi bagian dari hidupku.

ALEX POV

Aku baru saja mau pulang, ketika seseorang memanggilku, membuatku berhenti dan menoleh ke sumber suara.

"Mia?" gumamku, melihat perempuan yang cukup cantik, tidak tau kenapa dia selalu cantik di mataku itu berjalan ke arahku dengan senyuman khasnya. Tanpa sadar akupun tersenyum.

"Kelasmu sudah selesai?" tanyanya saat tiba di sampingku. Aku mengangguk.

"Kalau gitu, mau nemenin aku ke perpus nggak?" tawarnya.

"Untuk?" tanyaku.

"Untuk..., supaya aku enggak sendirian." Dia tersenyum, dan aku terkekeh mendengar kalimatnya.

"Boleh saja, tapi maaf Mia, saat ini aku harus segera pulang. aku harus jemput Keira," kataku. Benar memang, aku harus jemput Keira karena tadi dia mengirim pesan untuk segera jemput setelah selesai, katanya dia sudah tidak tahan dengan omelan mamanya tentang ini-itu.

"Ah, iya, Keira..."

"Kenapa?" tanyaku mendengar Mia yang tampak kecewa setelah kusebut nama Keira.

"Em, tidak. Bagaimana dia Lex? Baik-baik saja kan? Anak-anak banyak yang membicarakan dia, jadi kupikir mungkin dia akan merasa tidak baik dengan situasi saat ini." kata Mia

Jujur, aku masih kesal bila diingatkan dengan topik itu, rasanya ingin marah. Aku berusaha tampak santai, dan berkata, "tentu saja dia tidak baik-baik saja, tapi aku akan berusaha membuatnya lebih baik."

"Ya, dia beruntung dapetin kamu."

"Mungkin aku juga. Baiklah, aku balik dulu ya, bye Mi..."

Harusnya Mia tidak ebrsikap seperti itu, disaat aku sudah tidak lagi seorang diri. Aku merasa, dia lebih sering datang mendekatiku setelah aku menikah dengan Keira, dibanding dulu saat aku masih mengejar-ngejar dirinya. Dan itu membuatku, tidak nyaman.

KEIRA POV

Pukul tiga sore, Alex tiba di rumah untuk menjemputku. Aku kira dia bakal mampir nongkorng dulu bareng temen-temennya, tapi kurasa setelah kelasnya selesai dia langsung ke sini. Tumben, nurut.

"Aku kira kamu bakal jemputnya nanti malam," bisikku saat Alex berdiri di sampingku. Dia melirikku, lalu masuk ke rumah nemuin mama.

Sialan, aku dicuekin.

"Lho, Alex udah pulang?" mama, dengan senyum lebarnya menyambut kedatangan menantu yang baginya paling tampan dan gagah itu. aku mencebik melihat ekspresi mamaku yang jauh lebih lembut ketimbang saat bersamaku.

Alex tersenyum menanggapi, lalu lanjut ngobrol sambil duduk di ruang keluarga.

Mereka yang asik-asikan, sedangkan aku hanya diam, tidak minat untuk masuk ke obrolan mama tentang hubungan pernikahan, dan semcamnya, yang anehnya Alex bisa mengimbangi obrolan mama.

"Kalian pulang nanti malam aja, makan malam di sini, ya?" kata mama.

"Tadi, Keira suruh cepet-cepet pulang, giliran Alex udah dateng aja suruh pulang nanti. Ini yang anak mama siapa, sih?"

Mama melirikku, "Kamu ini, mana ada mama nyuruh kamu cepet pulang?" katanya dengan nada kesal. Aku tersenyum saja, tanpa berniat melanjutkan debat.

"Nak Alex pulang nanti saja ya abis makan malam," lanjut mama.

"Aduh ma, maunya Alex sih gitu, tapi banyak tugas yang harus Alex selesaikan di rumah, jadi lain kali saja ya makan malamnya. Lagian, Keira udah janji mau bikinin Alex sesuatu yang enak, tadi."

Aku melotot ke Alex.

Aku? Janji? Sejak kapaaaan?

Dan sialnya, Alex malah tersenyum penuh arti ke arahku. Yakin seratus persen ini dia bakal punya rencana untuk membuatku menderita malam ini. aku kira dia udah berubah kemarin, ternyata aku salah. Alex tetaplah Alex yang nyebelin.

ALEX POV

Aku hampir tertawa melihat bulat dan lebarnya mata Keira ketika melotot. Niatku memang mengerjai saja, tapi sepertinya bila dia beneran kusuruh masaka pasti seru, aku kan tahu dia nggak bisa masak. Bisa bayangin gimana uring-uringannya dia nanti. Atau bahkan sekrang dia sudah uring-uringan sendiri.

Bibir tipisnya mengerucut setelah mendengar permintaanku. Wajahnya terlihat kesal. Demi Tuhan, aku tak tahan ingin tertawa melihat wajahnya yang lucu.

Lucu, Alex? Damn! Suara itu...

Tak lama, kamipun berpamitan untuk pulang. Keira masuk lebih dulu ke mobil, kulihat wajahnya benar-benar kesal. Aku pun masuk setelah sedikit bicara dengan mama Keira sebelum pulang.

"Sudah kuduga!" kata Keira, tepat setelah aku menutup pintu mobil. Aku menoleh ke arahnya.

"Apa?" tanyaku, sambil menahan senyum.

"Kamu mana mungkin tidak memanfaatkan sesuatu yang sekiranya menguntungkan untukmu," ucapnya dengan nada jengkel.

Aku tertawa. Tidak bisa lagi menahan rasa geli yang menggeltik perutku.

"Anggap itu sebagai bentuk terimakasihmu padaku, karena udah nurutin kamu hari ini, Kei."

"Sekali lahir jadi orang nyebelin, selamanya tetep nyebelin ya, emang."

"Well, aku masih Alex yang dulu Keira. Untuk informasi saja," aku menaikan sebelah alisku. Menampilkan smirk andalan Alex Wijaya.

Keira memutar mata dan mendengus melihat ekspresiku.

"Menyebalkan. Aku nggak bisa masak. Untuk informasi saja," ucapnya mengikuti kalimatku. Nadanya semakin jengkel ketika aku tak bisa menghentikan senyum puas merekah di bibirku.

Aku mendekat, sedikit membungkuk aku mencondongkan wajahku kesamping wajahnya yang terlihat menegang.

"Jangan coba bohong, Sayang," bisikku. Lalu melajukan mobil meninggalkan halaman keluraga Keira. bibirku tak hentinya tersnyesum, sedangkan Keira, kulirik dari ekor mataku, dia diam membeku setelah mendengar kalimatku barusan.

Ahh, bagaimana bisa aku sebahagia ini saat melihat ekspresi wajahnya yang kesal mau pun bingung dan tegang seperti tadi? Sepertinya, aku harus memasukkan kegiatan ini ke dalam list favoritku; menggoda Keira.

"Emang mau dimasakin apa nanti?" tanya Keira akhirnya, setelah banyak menit berlalu dengan diam.

Aku melirikna.

"Emang kamu bisa masak berapa menu? Gayanya nawarin masak apa."

"Alex! Ihhh, kamu tuh, ini kalau aku nggak nyadar kamu lagi nyetir udah kucekik kamu, tuh."

"Ih, dosa, masa suami mau dicekik. Disayang, dong..."

"Aleeex..."

"Hahaha..."

To be continue.

selamat membaca teman-teman.

Please kasih kritik dan sarannya ya teman-teman. Saya butuh masukan biar ceritanya nggak monoton dan ngebosenin^^ vote-comment masih terus saya tunggu.

Thanks a lot, buat yang udah comment dan voting di part sebelumnya

Continue Reading

You'll Also Like

13M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
528K 87.3K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...
2.3M 254K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
790K 10.5K 32
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...