WILDAN

By widisme

26.4K 3.9K 831

"I am not what happened to me, I am what I choose to become." - Carl Jung. ยฉstart: February 15, 2020 More

[1] who are you, stranger?
[2] lemon
[3] not alone
[4] crush
[5] guardian angel
[6] when i first saw you
[7] affection
[8] hopeless romantic
[9] universe
[10] revealed

[0] introduction + prologue

7.5K 695 154
By widisme

I am not what happened to me, I am what I choose to become.” – Carl Jung.

Ooo

Wildan Pranata | Psychology Student (Instagram: wildaaanpra)

"Kalau aku suka kamu, aku pasti bilang. Entah bilang langsung ke kamu atau lewat perantara doa dulu." 

Rakha Purnama| Senior High School Student

"Mas Aan, bantu ngerjain PR!!!!"

Resaka Adiputera Manggala Pradana | Management Student (Instagram: adiputeraresaka)

"Kalau nyari pasangan yang sempurna, lo mungkin akan hidup sendirian selamanya."

Magenta Anugerah Wicaksono | Mechanical Engineering Student (Instagram: magentaganteng)

"Hidup ini terlalu singkat buat kelamaan sedih. Apalagi sedih cuman gara-gara putus cinta."

Delvita Ameera Puteri | Mechanical Engineering Student (Instagram: delvitameera)

"Dibilang bucin biarin. Daripada kehilangan. Apa enaknya sih denial? Bikin nyesek doang."

Ghea Adaputeri Manggala Pradhani | adik sematawayang Resaka

"Nggak ada salahnya cewek confess duluan."

Ilona Mentari| Architecture Student

Viviane Nikelia Queenara | Civil Engineering Student

p r o l o g u e

I am a rare species, not a stereotypeIvan E. Coyote

.
.

Pagi yang syahdu, di meja makan. Sehari setelah pengumuman kalau anak sulung mereka lulus SNMPTN di jurusan keinginannya di Universitas Ganesha Muda.

“Rakha jadi ikut ambek Mas Aan ya, Bun, Yah, lanjutin sekolah di Jogja.” Ucap si bungsu sambil menenggak habis susu putih pada gelas tinggi.

“Ya, boleh, sekalian temenenin masmu biar gak sendirian ndhek kono.” Pria paruh baya berwajah tampan di usia empat puluh tahunannya itu ikut angkat bicara.

Wanita itu kelihatan kurang rela, “Yah, anak-anak bunda mau merantau semua.” Ucapnya berat harus melepas kedua anak kandungnya.

Sekalipun sudah sama-sama besar, laki-laki, dan dipastikan bisa jaga diri, tetap saja seorang anak akan dipandang kecil oleh orangtuanya.

Gak apa-apa, Bun. Biar Wildan sama Rakha belajar mandiri juga. Masa dari lahir dia sama kita terus. Biarlah, mereka laki-laki, harus dilatih.” Pria itu mencoba meyakinkan istrinya bahwa anak mereka sudah sama-sama besar dan harus diberi kepercayaan.

“An, kamu udah mantep sama pilihan kamu? Gak mau nyoba tes kedokteran juga?” tawar ayah kemudian setelah menyeka ujung bibirnya dengan tisu makan.

Wildan tersenyum lebar hingga lesung pipinya terlihat sempurna, “Nggak deh, Yah. InsyaAllah udah yakin sama jurusan psikologi.”

Sebenarnya masih ada raut kecewa di wajah ayah, kental sekali. Wildan juga tahu itu, kedua orangtuanya sama-sama dokter spesialis. Anak pertama yang mereka bangga-banggakan malah ambil jurusan psikologi, bukannya mengikuti jejak orangtua.

Sedikit ada atmosfer awkward di antara mereka berempat setelah terjadi dialog tentang jurusan. Sampai akhirnya Rakha lah yang memecah kecanggungan dengan suara kentutnya. Bocah sableng itu memang tahu saja cara bikin orang jengkel.

Wealah arek iki! Ambune!” pekik bunda sambil menekan hidung kuat-kuat. Heran, ganteng-ganteng kentutnya bau sampah.

Rakha cuman nyengir, “Mules, Bun. Setor dulu.” Lalu bocah itu berlari meninggalkan meja makan. Sesekali masih kentut di jalan.

Sepeninggal Rakha, suasana kembali sedikit mencekam. Wildan kurang nyaman dengan suasana ini.

“Ayah gak masalah kamu gak ngambil kuliah kedokteran. Jurusan psikologi juga bagus. Sama-sama mulia. Ayah akan selalu support pilihan kamu. Lagipula yang ngejalanin kuliah kan kamu. Ayah gak bisa maksa kamu untuk terjun ke dunia yang gak kamu minati, An. Jadi, tolong jaga kepercayaan Ayah. Belajar yang bener, semoga kamu kelak jadi psikolog hebat yang bisa nolong banyak orang.”

Ayah menepuk-nepuk pundak Wildan, anak kebanggaannya yang sampai kapanpun akan tetap jadi kebanggaannya.

“Makasih, Yah…” Wildan senyum, menatap kedua bola mata ayahnya.
Wildan tahu benar, ada kecewa yang berusaha dipendam.

Tapi Wildan sudah berjanji tidak akan sedikitpun mengecewakan kedua orangtuanya yang selalu suportif sejak dulu. Selalu memberinya kebebasan untuk memilih asal mau bertanggung jawab pada setiap pilihan.

“Oh iya, An, pacar kamu lolos SNMPTN juga? Di mana? Jurusan apa?” tanya Bunda out of nowhere.

“Hah? Pacar apa, Bun?”

“Bunda nggak yakin anak bunda yang seganteng ini sama sekali belum punya pacar. Ayolah, kamu udah mau kuliah, nggak apa-apa kok jujur ke Bunda sama Ayah. Ajak pacarmu ke rumah juga boleh sebelum kamu merantau. Kenalin ke kita.”

Yok opo, siapa yang mau dikenalin? Pacar aja Aan gak duwe lho, Bun.” Wildan deklarasi.

Saat sedang membicarakan pacar, tiba-tiba Rakha merengek pada bundanya.

“Bun, aku gak iso ngising maning.” Keluh Rakha.

“Ya Allah, tuh kan, Rakha. Bunda bilang apa, ada sayur tuh dimakan. Bentar bunda ambilkan obat pencahar.”

Ooo

Assalamualaikum, nama gue Wildan Pranata.

Jujur, aneh banget gue ngomong pakai gue-lo padahal sebelumnya pas di Surabaya ya ngomongnya Jawa yang Suroboyo banget. Tapi sejak kuliah di Jogja, kenal Genta yang menolak diajak komunikasi aku-kamu, akhirnya memutuskan membiasakan diri gue-lo. Berasa songong, tapi nggak apa-apalah, demi society.

Gue anak sulung, dua bersaudara. Kebetulan adik gue juga cowok, namanya Rakha Purnama, lahir di malam bulan purnama. Kami berdua sekarang sama-sama tinggal di Jogja, ceritanya gue kuliah sedangkan dia masih sibuk dengan jenjang putih abu-abu.

Sebelum kalian baca kisah ini, gue mau kasih warning kalau mungkin di antara kalian ada yang memutuskan untuk berhenti baca di tengah jalan, tapi semoga kisah gue nggak ngebosenin sampai tamat dan ada pelajaran yang bisa diambil.

Gue juga mau kasih tahu kalau author bilang kisah cinta gue akan mengandung banyak bawang jadi sebaiknya tata hati. Gue juga sedih, tapi mau bagaimana lagi.

Satu lagi, cerita gue akan sangat berbeda dari cerita yang sebelumnya pernah di up, alias mengalami revisi besar-besaran terkait alur bahkan pemain. Jadi, mari kita sama-sama mulai dari nol supaya nggak bingung.

Sebuah cerita tentang kehidupan gue yang kelihatannya biasa aja tapi ternyata banyak dramanya.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author’s Note:
Cuman mau ngingetin, yang kemarin dilupain aja. Embun lenyap lmao. Sorry yang udah nge-ship Embun sama Wildan. Mari kita buka lembaran baru karena ini hasil revisi akbar. Siap?

Continue Reading

You'll Also Like

269K 755 7
Vote masa cuma sange aja vote juga lah 21+
1.4M 134K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
1.4M 70K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
3M 151K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _๐‡๐ž๐ฅ๐ž๐ง๐š ๐€๐๐ž๐ฅ๐š๐ข๐๐ž