Invisible Man [KookV]

Par siminionz

24.3K 2.4K 519

Jungkook baru saja pindah sekolah, namun dirinya mendapatkan peringatan dari semua teman barunya dikelas. "J... Plus

1- Sekolah Aneh
2- Kisah 6 Tahun Lalu
3- Pribadi Yang Lain
5- Penjelasan Dari Tragedi
6- Asal Usul Tata

4- Skidipapap Sawadikap Wew

3.5K 378 58
Par siminionz

Setelah hari dimana Jungkook berbicara dengan Taehyung kala itu, mereka benar-benar belum berbicara lagi selain bertatap mata.

Dan sejauh ini, yang mengetahui bahwa Jungkook bisa melihat sosok Taehyung masih hanya Mingyu dan Bogum—teman sekolah Taehyung dulu.

Selain itu, Jungkook juga sudah jarang membicarakan Taehyung pada teman-teman barunya dikelas. Karena ia sudah tahu sebagian besar tentang Taehyung lebih dari mereka, hanya beberapa hal yang masih misteri saja yang belum diketahui karena hanya Taehyung atau keluarganya yang memiliki jawabannya.

Jika kalian masih mempertanyakan kenapa Jungkook sangat ingin ikut campur pada kehidupan Taehyung yang aneh ini, dan kenapa Jungkook ingin menghentikan Tata yang sering menghancurkan kelas, padahal tinggal menyuruh orang untuk diam saja, jelas sekali jawabannya;

Jungkook bukan tipe anak suka melihat keributan, ia ingin Tata berhenti membuat keributan, karena Jungkook benci jika mengetahui Tata menghancurkan kelas hanya karena salah satu murid salah bicara. Setidaknya itulah alasannya sekarang.

"Gua tau"

Pria bermata sipit dan kulit terpucat dari semua orang yang duduk dimeja kantin yang sudah seperti base mereka itu tiba-tiba menatap Jungkook dengan mata yang sudah sipit semakin sipit, mendelik kasar.

Membuat yang lainnya termasuk Mingyu dan Wonwoo yang kini bergabung dengan kumpulan Jimin —terlebih sekarang Mingyu sudah mulai dekat dengan Jungkook setelah beberapa hari lalu saat mereka ke warnet bareng— menoleh ke arah Jungkook.

"Gua tau lu ngapain waktu beberapa hari lalu dikelas sendirian. Gua bisa liat apa yang gabisa diliat orang laen, jadi gua tau lu ngapain waktu itu."

Jungkook maupun Mingyu kini saling bertatap. Apa yang dimaksud Yoongi? Pikiran keduanya seakan terhubung dan memikirkan hal yang sama tentang yang dibicarakan Yoongi barusan. Antara Yoongi sebenarnya bisa melihat Taehyung atau Yoongi bisa membaca pikiran, mengingat sekolah ini dipenuhi hal-hal aneh.

"Gua... ngapain?" Jungkook penasaran, begitu juga Mingyu.

Mata Yoongi yang dasarnya sudah sipit malah semakin disipitkan, menukik tajam dengan telunjuk yang ujungnya sudah mengarah pada Jungkook. "Pasti lu..."

Entah kenapa lima pria (Jungkook, Jimin, Mingyu, Wonwoo, Hoseok ) di meja ini begitu serius dengan apa yang akan Yoongi katakan. Walaupun mereka tahu, Yoongi kadang bisa sangat gesrek disaat semua orang tengah serius. 



















"Coli."

Kan?

Harusnya mereka lebih mendengarkan isi kepala mereka yang sudah sangat khatam dengan kenangan mereka bersama pria yang setengah sengklek setengah jenius setengah dingin setengah masa bodoh-- duh terlalu banyak setengah nya.

Jimin sebagai kekasihnya itu sepertinya memang sudah sangat terbiasa dengan tingkah Yoongi, jadi ia hanya tersenyum dengan sangat ikhlas dan mengusap kepala Yoongi dengan lembut.

"Yoonby, sayangku, cintaku, kasihku, hidup dan matiku. Mau berobat gak hari ini?"

"Pfft!" Hoseok menutup bibirnya segera ketika mendapat tatapan dingin dari Yoongi, namun itu tidak menghilangkan rasa geli pada dadanya untuk tetap tertawa. Karakter Jung Hoseok yang kalau sudah dibuat tertawa sekali, akan berhenti rasa geli tawanya setelah sekitar satu atau dua jam kemudian.

Salah sendiri! Mau ngelawak kok ya goblok?, Hoseok kembali tertawa dalam hati.

Sementara Mingyu dan Jungkook entah harus merasa lega atau bagaimana, terlebih Jungkook. Dan entah kenapa Yoongi tiba-tiba membahas soal beberapa hari lalu yangmana Jungkook pertama dan terakhir kalinya sendirian dikelas saat itu.

Apa Yoongi sedang bosan dan tiba-tiba kepikiran soal apa yang Jungkook lakukan dikelas sendirian saat itu? Harusnya memang ada alasan untuk pertanyaan tadi yang walaupun malah membelok jadi candaan bodoh.

"Kayanya Yoongi Hyung butuh game. Hayo kita maen!" Mingyu memecah aura-aura kebodohan yang melingkari mereka-- Mingyu tidak merasa bodoh karena tadi sempat merokok dulu sebelum ke kantin dan bergabung dengan kelompok ini-- dan tentunya bersama Jungkook, dasar pengecut! padahal lu udah tau Taehyung itu belum tentu hantu, mana ada hantu kepribadian ganda? kan udah gua bilang, Taehyung itu gak ser--

Ucapan Jungkook tadi di toilet dipotong oleh Mingyu, ye lu kan bisa liat, nyet! Jadi gaperlu khawatir itu setan serem apa kagak! Kalo gua kan mana tau kalo misal tiba-tiba pintu kebuka sendiri itu karena Taehyung ato bukan?? kalo gua tau mah udah gua ajak skidipapap sawadikap mumpung cuma berdua di kamer mandi!

Kalau saja Yoongi mendengar itu, pasti ia akan mengadukannya pada Wonwoo. Dan terlebih jika saja Taehyung yang mendengar itu, bisa habis kelas merek-- " Mingay-sat! Sadar gak lu?!" semua menoleh pada Jungkook yang tiba-tiba memekik tertahan.

"Lu inget apa yang tadi lu omongin di toilet kagak, lu, hah?!" Jungkook berharap-harap pada Mingyu, karena itu pembicaraan yang masih baru sekitar satu jam lalu sejak mereka keluar dari toilet, saat Jungkook menemani Mingyu merokok.

Namun pemuda didepannya malah memasang wajah bodohnya dan bertanya-tanya apa yang membuat Jungkook tampak panik begitu. "Ah, bego bat temen baru gua, ya Tuhan. Mau gua sumbangin rokok tuh otak? perlu gua bedah terus gua masukin rokok kedalem kepala lu?"

Yang lain terheran-heran, baru kali ini melihat Jungkook sekesal ini. Namun jika dilihat lagi siapa yang Jungkook kesali itu,

—tidak heran.

"Kenapa emang, Kook?"

Yang ditanya kini mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin, takut adaTaehyung disini. Walau sebenarnya belum jelas Tata atau Taehyung bisa mendengar jika seseorang sedang membicarakannya itu bagaimana, karena saat itu Tata tidak menyinggung kekuatan atau bagaimana  dia bisa mendengar obrolan orang-orang. 

"Soal apaan, sih?!" Mingyu jadi kesal karena penasarannya, padahal harusnya Jungkook yang kesal padanya karena tidak mengingat ucapannya sendiri.

Jungkook menggeram tidak sabaran. "Skidipapap sawadikap skitipatipung nyemplung di toilet berdua sama Te!"

Semuanya melongo tidak mengerti dengan yang dibicarakan Jungkook barusan, Tapi Jungkook tidak perduli dengan yang lain, yang penting Mingyu mengerti. Lagi pula, salahkan mereka yang membuat Jungkook yang notabene nya kalem ini jadi ikutan aneh setelah kurang-lebih seminggu sekolah disini.

Kedua bola mata Jungkook membulat, berharap besar pada Mingyu untuk mengingat apa saja yang Mingyu katakan tadi di toilet, agar dirinya bisa memaki Mingyu sepuasnya, agar ia bisa menyalahkan Mingyu sepenuhnya kalau besok kelas hancur.

Lemot sekali otak Mingyu ini!

"Rokok lu ditangan gua, gua colong dari kantong lu tadi. Cepetan inget atau gua patahin semua."

Kedua bola mata Mingyu membola, sontak ia meraba tubuhnya sendiri mencari kotak rokok di saku mana saja yang ada di seragamnya. Dan saat benda yang ia cari tidak ada dimanapun pada bagian seragamnya, ia pun mulai panik.

"Kook, balikin, Kook. Itu buat semingu, serius. Bokap gua belom ngirim duit bulanan, baru ngirim minggu depan. Duit taruhan kemaren gua pake taruhan lagi tapi kalah gara-gara lu gak mau ikutan kemaren, kan kalo lu ikut kemaren tim gua gak bakal kal-- aw, aw, sakitttt!"

"Taruhan apa, asu?!" telinga kirinya ditarik keras oleh Wonwoo. "Udah dibilang jangan taruhan begitu lagi!"

Sebenarnya Jungkook dalam hati ingin sekali tertawa keras, membayangkan kalau Wonwoo mengetahui jelas apa yang Mingyu katakan tadi ditoilet.

"Iya! Iya, Beb! Janji nggak lagi, please, lepas. Sakit banget ini~" Mingyu meringis dan mengusap kasar telinganya ketika Wonwoo membebaskan telinga Mingyu dari tarikannya.

"Beneran terakhir kali loh yang kemaren itu. Kalo sampe taruhan lagi, aku kasih tau Papa kamu nanti biar gak dikirimin duit lagi!"

Mingyu tersenyum jahil dan menoel pipi Wonwoo, "Cie galak, cie. Cie ngancem, cie. Ci--"

"Gyu, beneran gua patahin, nih!" Jungkook memegang saku celananya, bersiap mengeluarkan benda pamungkas untuk mengancam Mingyu.

Mingyu pun kembali mengalihkan perhatiannya pada Jungkook dan kembali memohon agar Jungkook berbelas kasih padanya yang bodoh ini agar tidak menghancurkan benda keramat yang dapat membuatnya bisa mencapai kelas A sekarang ini.

Dan Mingyu pun kembali mencoba untuk mengingat apa yang ia bicaraka tadi--"YAH ANJING!" lalu seketika panik sembari meremat rambutnya kasar. "Emang kaya gitu parah, ya??" Jungkook mengangguk. "Kook, bujuk dia, please, Kook. Ini demi keuangan keluarga gua sama hubungan gua sama Beb Woowoo." yang disebut lantas melotot penasaran.

"Tuh! Tuh!" Wonwoo menaruh kepalan tangannya diatas meja. "Tuh! Apalagi, tuh!"

"Katanya kalo dia tau si..." sekali lagi Jungkook ingin memastikan jika Taehyung benar-benar tidak disini (ah iya, kemana dia betewe?). "Kalo dia bisa liat Ka Te Ha yang suka tiba--"

"Jungkook! Diem, anjir!!"

Jungkook hanya tertawa dan berniat untuk melanjutkan aduannya pada Wonwoo, biarin! biar tau rasa! biar berenti ngomong sembarangan!

"Kalo dia bisa liat Ka Te Ha yang suka tiba-tiba buka pintu pas dia lagi ngerokok di toilet sendirian, dia mau ajak dia neng nang neng nong oa oa ah eh oh berdua di toilet mumpung lagi berdua aja, katanya."

Entah Jungkook belajar bahasa alien dari mana, dan miris rasanya Jungkook ikutan aneh karena pindah kesini :(

Mingyu melotot ketika Jungkook dengan tanpa merasa dosa sedikitpun kini berdiri sembari terkekeh puas. "Satu lagi, Gyu, dia udah gak bisa kasih gua toleransi lagi kali ini, dia udah gak bisa di bujuk lagi." lalu pergi meninggalkan yang lain dengan senyum puas.

Sebelum Jungkook benar-benar jauh dari gerombolan Jimin, ia dapat mendengar Yoongi berbicara. "Terus apa hubungannya sama lu bujuk Taehyung? Lu bisa bujuk dia artinya lu liat sosok dia?"

Jungkook menolehkan sedikit kepalanya kesamping, lalu menyadari beberapa orang yang mendengar pertanyaan Yoongi barusan melihatnya penasaran, apa benar Jungkook dapat melihat Taehyung?

Lalu kali ini Jungkook menoleh dengan pasti ke arah teman-temannya, tersenyum lembut sekali sembari menggeleng, namun matanya tampak jelas sekali dirinya menyembunyikan sesuatu, membuat yang lain yakin bahwa Jungkook tengah berbohong dalam gelengannya.

"Oh iya, Gyu. Rokok lu dikelas, tadi kita kan ke kelas dulu, lu mau naro rokok sebelum kesini. Gua gak pegang apa-apa." merogoh saku, lalu menunjukkan benda tipis canggih. "Cuma hape."

Setelahnya, Jungkook meninggalkan mereka.

"Artinya 'iya', gitu?" Jimin bertanya pada siapapun disini, lalu beralih pada Mingyu, meminta penjelasan.

Semua pun ikut memandangi Mingyu yang kini merasa terpojok, ditambah masalahnya dengan Wonwoo. "Jungkook bangke...!"

Ini benar-benar sejarah. Setelah 6 tahun Taehyung menghilang, baru kali ini ada yang mengaku-- ralat, tidak mengaku) dapat melihat Taehyung. Karena selama ini semua murid hanya bergurau tentang melihat Taehyung dengan berakhir kelas yang hancur dengan papan tulis yang bertuliskan "... bo'ong kalo dia pernah liat gue"

Mereka percaya jika Jungkook benar-benar dapat melihat Taehyung karena tidak ada kelas yang hancur ditambah tidak ada tulisan yang mengatakan bahwa Jungkook berbohong bisa melihatnya.

Ah iya tolong ingatkan mereka lagi, Jungkook kan tidak pernah mengaku pada siapapun, kecuali Mingyu dan Bogum.

^~•~^

"Lo bilang lo bisa liat gue ke semua temen lo???"

Jungkook mengerjap kaget dengan kehadiran pria yang tiba-tiba berdiri disebelahnya saat kelas masih sunyi karena sekolah belum membunyikan bel masuk.

Terlebih lagi, pria itu teriak. Diantara beberapa murid yang menetap di kelas, hanya Jungkook yang kaget oleh suara berat nan keras barusan.

Jungkook menempelkan ponselnya ke telinga, "GAUSAH TERIAK-TERIAK!" teriaknya balik sembari menatap Taehyung.

Sementara Taehyung mengerjapkan matanya, ikut kaget dan bingung Jungkook sebenarnya sedang bicara dengan siapa, dirinya atau orang di telepon?

Yang lain menoleh pada Jungkook, namun ketika mendapati Jungkook sedang berbicara dengan orang di ponselnya, mereka kembali acuh.

Tidak dengan Taehyung yang masih mengerjap bingung dengan Jungkook. "Lo teriak ke siapa?"

"Ke Tata." jawab Jungkook santai, masih dengan ponselnya menempel pada telinga. Cara yang pas untuk berbicara dengan orang yang tak kasat mata diantara orang-orang.

"Oh." Taehyung duduk di kursi yang berada dihadapan Jungkook. "Lo ngaku ke temen lo bisa liat gue?"

"Ngga, kok. Kenapa emang?"

"Tadi kok rame bilang lo bisa liat gue??" Tata memukul meja Jungkook, membuat suara yang nyata dapat didengar orang lain. "Lo pasti bilang, kan!"

Jungkook lantas menaruh tangannya di meja—diatas tangan Taehyung, refleks nya agar orang-orang berpikir dialah yang memukul meja.

"Kalo gua bilang, kenapa? Lu mau ngadat terus nulis nama gua disana?" Jungkook menunjuk papan tulis dengan dagunya, membuat Tata menoleh ke belakangnya. "Kaya anak kecil, gitu?"

Tata menoleh dengan wajah kesal, "Anak kecil?!" tangan yang tadi dibawah Jungkook kini ditarik lalu ditaruh diatas tangan Jungkook, meremasnya keras, berharap Jungkook kesakitan karena remasannya.

Sayangnya tidak, "Tuh, tuh, tuh. Marahnya kaya anak kecil gitu. Tuh, coba deh ngaca."

Remasan ditangan Jungkook melemah, "Gue gak bisa ngaca, ish!" namun gantinya tangan Jungkook dipukul dengan kepalan Taehyung, kali ini sedikit sakit.

Jungkook memiringkan kepalanya, "Kenapa gak bisa?" lalu menyamankan posisi duduknya, seakan meminta Taehyung menjelaskan alasannya.

Taehyung mendelik, matanya menyipit dengan bibir yang sedikit maju. Ia tahu Jungkook sedang memancingnya untuk bercerita.

"Ntar lo jangan pulang dulu, gue mau ngomong."

Jungkook diam, memikirkan apa yang akan dibicarakan Tata atau Taehyung itu. Karena setahu Jungkook, Taehyung tidak akan mau membicarakan dirinya. Lalu apa yang akan dibicarakan Taehyung padanya nanti?

"Bukan soal skidipapap sawadikap wew di toilet sama Mingyu itu kan?"

"APENI TIBA-TIBA SKIDIKICEP SAWAN-SETAN SAMBIL BAWA NAMA GUA?!"

Taehyung yang masih berada di hadapan Jungkook kini mengerjap bingung. "Lo berdua ngomongin gue?? NGOMONGIN APA??? NGAKU!!!"

Dan kini Jungkook yang kebingungan. Jadi, Taehyung tidak selalu bisa mendengar apa yang dibicarakan anak sekolah tentang dirinya?

Jungkook menggeleng dan tersenyum santai—terkesan lembut, "Ngga, tar pas pulang, ya?" tangan yang berada diatas meja, Jungkook usap lembut, niatnya untuk menjinakkan Tata.

Dan, yah. Upaya Jungkook untuk menjinakkannya itu berhasil. Kini Taehyung sudah kembali ke meja nya dengan teleportasi.

Setelah Jungkook memasukkan ponsel yang sedari tadi ia tempelkan ke telinganya, Mingyu mendekat. "Lu abis ngobrol sama Taehyung?" tanya Mingyu dalam bisik.

Jungkook mengangguk, lalu melotot pada Mingyu. "Kok semuanya jadi pada tau???"

"Tau apa?"

"Gua bisa..." matanya melirik Taehyung di ujung. "Itu."

Mingyu yang mengerti maksud Jungkook, berdiri tegak lalu menggidik bahu. Memperhatikan teman-temannya yang mulai memasuki kelas karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

"Salah lu juga sih sebenernya." Mingyu duduk santai di kursinya. "Ngapain lu marahin gua diantara mereka?"

"Gua panik. Gua kesel sama lu, anjir! Mana lu sok kaga inget! Tabok, sini!" Jungkook mengangkat tangannya dengan kesal, lalu menurunkan lagi karena tidak benar-benar serius akan menabok—kalau Mingyu bersedia di tabok, Jungkook baru akan serius.

"Gua kira dia bakal denger." Jungkook melanjutkan, ketika semua temannya sudah duduk di kursinya. Ia sudah tidak perduli yang lain akan tahu bahwa dirinya bisa melihat Taehyung, toh sudah menyebar juga tadi sejak di kantin.

"Emang dia ngga?" tanya Mingyu.

"Ngga. Dia ga denger—ralat, dia gak selalu bisa denger. Gua sih ngerti intinya gimana."

Menurut Jungkook, Taehyung atau Tata sama seperti orang lain, tidak selalu bisa mendengar apa yang dibicarakan orang lain tentangnya.

Mungkin selama ini Taehyung tahu orang sedang membicarakannya itu karena disaat orang sedang membicarakannya, Taehyung sedang berada disana tanpa mereka ketahui. Seperti kasus kelas 3F, saat Jungkook mendapati Taehyung sedang menguping disana.

Itulah alasannya kenapa kata Mingyu, jika orang-orang membicarakannya diluar sekolah, akan lebih aman.

"Bagus deh." Mingyu menghela nafas sembari mengelus dadanya. "Wonwoo mana?" tanya Mingyu pada Hoseok yang baru duduk.

"Lagian pacar ngambek malah ditinggal!" Hoseok menendang paha Mingyu. "Lagi sama Seungcheol. Sama mantan!"

Mingyu lantas bangkit dan lari keluar kelas, menyisakan Hoseok yang tertawa terbahak-bahak sampai hampir jatuh dari kursinya. Diiringi Jimin yang juga ikut tertawa dari meja didepan Mingyu. Beberapa murid disekitar juga ikut tertawa.

^~•~^

Bel pengakhir sesi belajar mengajar pun berdering.

Satu-persatu murid pun keluar, menyisakan Jungkook, Mingyu, Wonwoo, Jimin dan Hoseok—ditambah Yoongi yang kini berdiri di pintu depan, menunggu Jimin.

"Kenapa gak pulang, Kook?"

Mingyu berdiri sembari menggenggam tangan Wonwoo yang wajahnya sedikit masam. "Ayo, Jungkook mau ngegebet set—"

Belum selesai kalimat Mingyu, meja Mingyu dan Wonwoo sudah terlempar jauh.

"Tata!" sontak saja Jungkook meneriaki pria yang kini sedang duduk santai di kursinya.

"Abisan dia mau ngomong yang ngga-ngga." Tata tidak mau disalahkan.

Jungkook menghela nafas, lalu menoleh pada Mingyu. Kesal padanya yang tidak pernah bisa menjaga bibirnya. "Lu gak boleh maen-maen sama ni orang. Jaga mulut lu!" Jungkook menunjuk Mingyu tepat pada wajahnya, memperingati.

Sementara Mingyu yang masih syok pun kini hanya bisa menatap Jungkook dengan matanya yang terus mengerjap.

Disebelahnya, Wonwoo menarik tangannya lepas dari genggaman Mingyu, lalu beralih untuk mencubit dengan ganas pinggang Mingyu. "Tau nih! Sejak diajak ngobrol soal dia, jadi sembarangan mulu kalo ngomong!"

"Gaperlu soal dia juga, dia kalo ngomong suka sembarangan." Yoongi berjalan kedalam kelas dan menarik tangan Jimin, berbisik sesuatu hingga membuat Jimin mengangguk setuju dan ikut dengan kekasihnya itu.

"Gue duluan ya, gays."

"Gua ikut!" Hoseok menyusul pasangan itu.

"Lu berdua mending cepet beresin meja kalian, abis itu cepet pergi. Biarin Jungkook." ujar Yoongi lalu pergi dengan Jimin dan Hoseok disebelahnya.

Walau tidak dapat melihat, Mingyu tetap memandangi meja Taehyung seakan memang memandang seseorang disana.

"Apa?! Apa lo?! Sana lo pergi!" tentu hanya Jungkook yang dapat mendengar gertakan barusan.

"Dia nyuruh lu pergi, Gyu."

"Udah, ayo, ih!" sekali lagi Wonwoo menyubit perut Mingyu dan menariknya keluar kelas.

Namun sebelum keluar dari kelas, mereka membereskan meja mereka yang terlempar tadi terlebih dahulu.

Setelah mereka pergi, Jungkook menghela nafas lega. Rasanya seperti akan menjinakkan makhluk halus nan jahat saja, harus sendiri diruangan tanpa ada manusia bersama—walau memang kelihatan benar begitu.

Jungkook melangkahkan kaki mendekat pada Taehyung. "Temper lu jelek, Ta." duduk dihadapan Taehyung. "Tadi kayanya lu marah banget ada yang tau kalo gua bisa liat lu atau Taehyung. Tapi lu sendiri yang nunjukkin diri, seakan bilang ke yang lain kalo bener gua bisa liat lu."

Wajah Taehyung terlihat masam, bibirnya sedikit maju, ia tampak sebal. "Au, ah." lalu ia menutupkan matanya.

"Tata." Jungkook memanggil.

Taehyung kembali membuka matanya, lalu mengerjap. Seperti baru bangun tidur, Taehyung menguap dan merenggangkan tubuhnya. "Ughhh..."

Wajah Taehyung tampak benar-benar seperti baru bangun tidur, berbeda dengan yang tadi tampak kesal.

"Jungkookie?" Taehyung mengerjap, memastikan pria dihadapannya benar Jungkook. Ketika tebakannya dirasa benar, ia tersenyum lebar sekali, tampak lebih ceria.

Kedua tangannya bertumpu pada kursi disela pahanya, lalu menjepit kedua tangannya sembari menggoyangkan tubuhnya—seperti anak anjing yang sedang menggoyangkan ekornya, itu menurut Jungkook.

"Halo, Jungkookie..." senyumnya mengembang lebih lebar. "Aku Taehyung, Tata lagi siap-siap tidur. Dia cape katanya! Jadi sekarang aku boleh sepuasnya ngobrol sama kamu! Kamu gak keberatan, kan???"

Melihat tingkah Taehyung yang sangat berbeda dengan yang tadi saat Tata menguasai tubuhnya, Jungkook merasa luluh dengan karakter Taehyung yang sekarang.

"Kalo gitu, ayo kita keluar!" Jungkook berdiri dan mengisyaratkan Taehyung untuk ikut dengannya.

Dengan girangnya, Taehyung hampir melompat saat hendak berdiri. "Ayo! Ayo! Ayo! Mau kemana? Mau ke arkade? Mau ke festival? Mau kemana?"

Tanpa sadar Jungkook mencubit gemas pipi Taehyung. "Kemana aja." Taehyung pun teriak senang lagi.

Sebenarnya banyak pertanyaan dikepala Jungkook, namun kelihatannya sekarang belum saatnya.

Dilihat dari yang ternyata Taehyung yang ini memiliki kepribadian yang seperti anak kecil dan takut sebenarnya Taehyung tidak bisa menjelaskan keadaan dirinya secara rinci, Jungkook juga belum mau menghancurkan kebahagiaan Taehyung atas dirinya yang akan menjadi temannya malam ini—yang mungkin telah ia nantikan selama 6 tahun.

Oh iya.

"Kenapa tiba-tiba kamu mau ngobrol sama aku? Bukannya kamu atau Tata gak mau—"

"Aku mau cerita!" Taehyung menyela, "Tapi Tata ngomel terus!" Taehyung memajukan bibirnya, membuat wajah sebal yang lebih tampak menggemaskan daripada yang Tata buat tadi.

"Terus tadi yang ngajak aku ngobrol itu Tata, kan? Itu kenapa dia mau ajak aku ngobrol?"

"Aku udah bujuk Tata biar cerita ke kamu soal aku sama dia." Taehyung tersenyum, kali ini lebih dewasa dari sebelumnya, tidak ada kesan kekanakan. "Dan dia setuju."

"Karena cuma kamu yang bisa selametin aku maupun Tata." lanjutnya.

to be continued

Selametin dari apa Tae? Hm? Dari aku yang mau culik kamu, hm?

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

63.2K 5.7K 15
[FOLLOW SEBELUM BACA] Brothership, Harsh words, Skinship‼️ ❥Sequel Dream House ❥NOT BXB ⚠️ ❥Baca Dream House terlebih dahulu🐾 Satu atap yang mempe...
41.8K 3.2K 55
Ayoooo siapa yang dari kemaren nungguin season 2 nya MARIALINO. ini adalah kelanjutan dari MARIALINO, jangan lupa baca dulu yaa bagian cerita MARIALI...
246K 19.5K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
78.2K 9.1K 13
Misi pertama gue udah berhasil bikin ka gita mencair, sekarang misi gue selanjutnya adalah bikin ka gita nikahin gue! - Kathrina.