The Darkest Reincarnation

By PuspitaRatnawati

2.4M 213K 19.1K

Evgenia tidak bisa melihat orang-orang yang tidak bersalah terluka bahkan tewas. Gadis cantik itu harus mener... More

The MACKENZIE
PROLOG
PART 01 | What happened?
PART 02 - The Past 01
- The Past 02
- The Past 03
- The Past 04
- The Past 05
- The Past 06
- The Past 07
- The Past 08
- The Past 09
- The Past 10
- The Past 11
- The Past 12
- The Past 13
- The Past 14
- The Past 15
- The Past 16
- The Past 17
- The Past 18
- The Past 19
- The Past 20
- The Past 21
- The Past 22
- The Past 23
- The Past 24
- The Past 25
- The Past 26
- The Past END
Kok udah tamat?!
- PART 03 | Englberht?
- PART 04 | Mysterious Guy
- PART 05 | Reincarnation?
- PART 06 | Something Creepy
- PART 07 | Talk To Andreas
- PART 08 | Kidnapping
- PART 09 | Shocking Thing
- PART 10 | Rex Incident
- PART 11 | Hidden Secret
- PART 12 | Downfall
- PART 13 | Undeniable Pain
- PART 14 | Anxiety
- PART 15 | Unexpected Meeting
- PART 16 | It's Complicated
- PART 17 | The Jullien's
- PART 18 | a Squeezed Heart
- PART 19 | Why Are You Quiet?
- PART 20 | The Jungle and Camila
- PART 21 | Another Dimension
TDR [The Past] versi e-book
- PART 22 | The Englberht's Mansion
- PART 23 | Disaster
- PART 24 | Tears
- PART 25 | God's plan
- PART 26 | The Englberht's Ancestor
- PART 27 | Olga
- PART 28 | Clădire Sicrie
Kosong?
- PART 29 | Don't Mess With Lucas
- PART 31 | Lugenia Became The Topic
- PART 32 | Self-made Problems
- PART 33 | Lugenia's Engagement
- Part 34 | Startled
- PART 35 | Ein Versprechen
EPILOG
NEW STORY!!
NEW STORY

- PART 30 | Lugenia

23.3K 2.3K 195
By PuspitaRatnawati

Alceo Englberht, pria berpenampilan casual itu ada di sana. Sejak di kastil The Englberht's, Evgenia tidak melihat pria itu. Ia hanya melihatnya sekilas dalam saluran televisi dan internet. Sekarang pria itu datang lagi. Apakah kemarahan Lucas waktu itu tidak membuatnya takut? Mungkin.

"Apa yang kau lakukan pada Annita sampai dia membiarkanku bertemu denganmu? Dia bahkan keluargaku tidak menyukaimu," gumam Evgenia.

Alceo melangkah lebih dekat. "Aku menghipnotisnya."

Evgenia tersenyum kecut. Dugaannya benar, manusia satu ini tidak bisa tidak berbuat curang.

"Just relax, sweetheart. Itu hanya sementara," kata Alceo.

Evgenia mengabaikan Alceo, ia berbalik ke pintu ruangan Annita untuk masuk. Tetapi tidak bisa dibuka.

"Aku takkan membiarkanmu masuk. Setidaknya sampai kau dengarkan aku dulu," ucap Alceo.

Evgenia menoleh dan menatapnya sinis. "Kau menggunakan sihirmu? It sucks! Lebih baik kau pergi. Kau pasti tahu apa yang akan Lucas lakukan saat dia tahu kau menemuiku."

"Ah, yeah! I'm fucking scared!" Alceo memasang wajah ketakutan lalu tertawa. "Ku akui aku datang kesini secara diam-diam, tapi bukan berarti aku takut. Aku hanya tidak ingin ada yang mati di antara kami. Meski aku membenci makhluk itu."

Evgenia menghela nafas. "So what do you want to talk about? Ku peringatkan padamu jangan menyentuhku sedikit pun!"

"Okay! Okay, princess Mackenzie. Don't worry.. i love you so bad. Aku berusaha tidak menyakitimu," balas Alceo.

Evgenia memalingkan wajahnya.

Alceo membuang nafas. "Aku minta maaf atas kejadian malam itu. Pikiranku tidak terkontrol. Bayangan Alceo dan Yvette terus menghantuiku."

Evgenia menatapnya begitu mendengar nama sumber reinkarnasinya, Yvette Hemsey.

"Di satu sisi aku memang menyukaimu dan di sisi lain aku merasa kita saling mencintai. Aku merasa kau milikku. Kau mengerti?" kata Alceo.

"Semua itu hanya pengaruh dari reinkarnasimu. Kau masih bisa menghentikannya selagi kau mau. Masalahnya kau tidak mau!"

"Bagaimana aku tidak mau menghentikan kegilaan ini bila kenyataannya aku jatuh hati padamu?"

"Oh, stop it! Aku tidak ingin membicarakan ini."

"Mungkin sekarang kau meremehkan kegilaanku, tapi percayalah... kau pasti akan merasakannya. Sebab jiwa Yvette dalam tubuhmu mencintai Alceonya. Kau akan mencintaiku karena aku reinkarnasi kekasih Yvette."

"Aku Evgenia, bukan Yvette!" tegas Evgenia.

Alceo bersandar di dinding dan menatap langit-langit lorong. Ia mengungkapkan rasanya berada di posisinya sekali lagi. Harap-harap Evgenia mengerti dirinya. Bagaimana rasanya mencintai seseorang dan merasa seseorang itu juga mencintainya.

Dulu Alceo tidak mencintai Evgenia, namun bayangan masa lalu Yvette terus menghantuinya. Sebab Alceo sekarang adalah reinkarnasi Alceo yang lampau, Alceo dan Yvette saling mencintai. Hingga pada akhirnya, ia benar-benar jatuh cinta pada Evgenia.

Alceo melempar tatapannya pada Evgenia. "Aku tidak pernah menganggapmu Yvette Hemsey. Tapi bayangan masa lalu mereka selalu muncul dan cinta ini kian mengikat, Ev."

"La-- lalu aku harus apa? Aku tidak tahu!" balas Evgenia.

"Terima aku dalam hidupmu. Akhiri penderitaanku ini," pinta Alceo.

Evgenia menggeleng. "Jangan egois!"

Alceo menghela nafas berat, lagi-lagi ia ditolak. Zilya Hemsey, wanita berusia 30 tahun yang bekerja sebagai pengawal pribadi Evgenia menghampiri mereka. Di tangannya ia membawa cup coffee. Penampilannya sekarang berbeda, rambutnya berwarna hitam dan pendek.

"Mau apa kau kemari, Tn. Englberht?" Nada suara Zilya terdengar sarkas.

"Buat dia pergi, Zilya. Aku mau masuk, tapi ia membuat pintunya terkunci," kata Evgenia.

"Pergilah! Aku tidak mau kantor ini terjadi kekacauan," ucap Zilya.

Alceo melirik pistol yang berada di belakang tubuh Zilya, pria itu sesaat tersenyum miring lalu menggerakan tangannya sedikit ke atas dan pintunya terbuka begitu saja. Tanpa mengatakan apa-apa, Alceo melenggang pergi.

Tiba-tiba saja jendela-jendela berukuran besar yang berada di lorong pecah ketika Alceo melewatinya. Evgenia sampai menutup wajahnya dan Zilya bergerak melindungi Evgenia. Suara pecahan kaca membuat Alec keluar, begitupun Annita juga Niki yang menggendong Matvey.

"Oh, shit!" kata Alec.

Annita mengerutkan kening. "Apa yang telah terjadi? Bukankah aku tadi ada di bawah?"

"Alceo menghipnotismu," kata Evgenia.

"What you say?" Annita terkejut.

Evgenia mengarahkan pandangannya ke pecahan-pecahan kaca, ia tahu itu ulah sihirnya Alceo. Dugaan Lucas sebelumnya benar, Alceo menghilang tahun lalu karena diam-diam belajar sihir di Romania dengan bantuan Petre. Ia menggunakan suatu mantra yang membuat Lucas tidak tahu dimana ia berada saat itu. Gualtier sempat marah besar pada Alceo dan Petre, karena tanpa izin Petre mengajari Alceo soal sihir.

In the evening...

Lama waktu berlalu, Evgenia kembali mempijakan kaki di rumah sakit yang menjadi tempat Andreas bekerja sekaligus tempat nyawa Andreas terenggut. Sore ini ia pergi ke sana bersama Matvey dan Zilya untuk menjenguk temannya yang sakit.

Di teras rumah sakit, Evgenia sejenak melihat jalan di depannya. Bayangan ketika ia dan Andreas tertimpa reruntuhan bangunan melintas di benaknya. Evgenia segera masuk ke dalam. Bayangan bencana gempa bumi tahun lalu mengusik dirinya. Zilya yang menggendong Matvey memperhatikannya dan menahan Evgenia.

"Are you sure, Ev?" tanya Zilya. "Kalau tidak kuat, jangan dipaksakan."

Evgenia menghela nafas. "Nah, i'm fine."

Zilya mengikuti Evgenia. Mereka masuk ke dalam lift menuju lantai duabelas. Duapuluh lima menit kemudian mereka kembali ke lantai satu.

"Mommy, Matvey mau ice cream!" pinta Matvey.

"Nanti kita mampir ke mall ya," kata Evgenia melihat putranya yang di gandeng Zilya.

Matvey cemberut. "Matvey tidak mau pergi dari sini! Matvey mau ice cream!"

Evgenia menuruti kemauan putra kecilnya. Ia pergi ke cafe yang ada di lantai satu rumah sakit. Setelah memesan satu ice cream, mereka duduk. Membiarkan Matvey menikmati ice cream-nya sampai habis.

Sementara Evgenia melihat ke sekeliling cafe, dulu ia sering kesana saat Andreas istirahat. Minum kopi berdua, menikmati satu ice cream bersama dan hal yang berkesan di tempat itu ialah ketika ia memberikan kejutan ulang tahun untuk Andreas. Air mata Evgenia mengalir, rasanya begitu sesak. Ia segera menyekanya dan menatap anaknya setegar mungkin.

Matvey melahap satu sendok ice cream. "Mommy kapan Daddy menemui kita disini?"

Evgenia tertegun. "Hem??"

Hati Ibu mana yang tidak teriris ketika anaknya menanyakan Ayahnya yang sebenarnya sudah tiada? Evgenia sekarang mengerti, Matvey tidak mau pergi dari rumah sakit karena berpikir ia akan bertemu Andreas Jullien.

"Mommy ada apa? Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Matvey.

Evgenia tersenyum. "Sayang, Daddy sedang tidak bekerja di sini. Dia di rumah sakit lain."

"Yahhh, why? Dimana? Bisakah kita pergi sekarang?" Matvey terlihat sedih. Tampak jelas kekecewaannya.

"Tidak sekarang, sayang. Rumah sakitnya jauh, di luar negeri. Kita perlu berkemas dulu."

"Besok ya, Mom? Matvey rindu Daddy! Matvey lelah menunggu."

"Nanti Mommy telepon pilot James untuk menyiapkan jetnya ya? Okay? Matvey jangan sedih."

Matvey tidak bersuara lagi, ia menatap luar jendela. Zilya menggenggam tangan Evgenia, tersenyum memberikan kekuatan. Evgenia memalingkan wajahnya, menyembunyikan air matanya yang jatuh.

*****

"Mama! Mama..."

Suara bisik-bisik itu membangunkan Evgenia dari tidurnya. Ia membuka matanya dan mengambil posisi duduk. Ternyata Camila yang membangunkannya.

"Mama! Matvey. Matvey... Niki," ucap Camila.

Evgenia mengerutkan dahi. "What? What happen?"

Camila menarik tangan Evgenia dan turun dari kasur. Ia menarik selimut Evgenia dan terus mengajaknya pergi. Evgenia melirik Lucas yang masih tidur di bed sofa. Ya, pria itu menginap di mansion Evgenia.

"Lucas!" Evgenia mencoba membangunkannya.

Lucas terbangun, dengan mata agak menyipit ia melihat Evgenia juga Camila. Kemudian mengekori mereka meninggalkan kamar. Mereka menuju kamar Matvey. Evgenia membuka pintu kamarnya dan tidak menemukan Matvey di kasur, bahkan kamar mandi. Selimut Matvey tampak tersingkap.

"Matvey tidak ada, Mama. Kemana? Mama tahu?" tanya Camila.

Evgenia menggeleng. "Tidak. Matvey! Matvey!"

Lucas mendekat ke samping lemari saat melihat tampak ada seseorang yang duduk. Ternyata Niki, dahi babysitter itu lebam. Lucas mencoba membangunkannya.

"Niki!" Evgenia menekuk lututnya.

Evgenia memanggil pelayan untuk membawakan minum. Sementara Lucas membangunkan Niki, Evgenia bergegas mencari Matvey. Evgenia keluar dari kamar Matvey dan memanggil-manggil Matvey. Alec dan semua pelayan ikut membantu mencari Matvey ke seluruh penjuru mansion. Selama bermenit-menit, mereka tak menemukannya.

Evgenia sangat panik! Ia sampai menangis. Lucas mencoba menenangkannya dengan memeluknya. Penjaga mansion datang dan melaporkan bila rekaman CCTV-nya error. Lucas menyuruh Alec membawa Evgenia ke kamarnya. Lucas mengumpulkan seluruh pekerja di mansion untuk di interogasi. Selain Niki yang tidak ingat apa yang terjadi, yang lain juga tidak tahu. Ada satu orang yang Lucas curigai. Lucas menghubungi Egon untuk melaksanakan perintahnya.

Lucas ke lantai dua, menemui Evgenia lagi. Di kamar Evgenia tidak berhenti menangis. Ia ketakutan. Bahkan sempat menyalahkan diri sendiri.

Lucas menangkup wajah Evgenia. "Aku berjanji kita akan menemukan Matvey, okay?"

"Aku takut anakku terluka, Lucas! Aku takut!" lirih Evgenia.

"Ssshhh! Aku takkan membiarkannya. Siapapun orang yang melakukan ini, aku akan menghukumnya! Baby, everything gonna be okay." Lucas mengecup kening Evgenia.

Untuk melacak keberadaan Matvey, Lucas melakukan cara yang biasa ia lakukan. Ia menyalakan satu lilin di lantai, satu lembar map dan foto Matvey. Evgenia ada di depannya. Ia menusuk jarinya dengan jarum hingga mengeluarkan darah, lalu meneteskannya di atas peta. Selanjutnya Lucas menggunakan mantra.

"Meshavos dreva las mossah..."

Tetesan darah perlahan bergerak dan berhenti di salah satu titik di kota Los Angeles.

"No.. itu.. oh, my God. No..." ucap Evgenia dan air matanya terjatuh.

Mobil sport berhenti di tepi jalan. Begitu pintunya terbuka, Evgenia segera berlari memasuki area pemakaman. Lucas menyusul. Evgenia berhenti dan menutup mulutnya melihat Matvey berada di pusara Andreas. Bocah itu terlihat berdiri di sisi makam Andreas.

"Matvey!" Evgenia melangkah cepat.

Matvey berbalik ke arahnya. Ya Tuhan, betapa sendunya anak itu. Evgenia menekuk lututnya, ia menangis di depan Matvey yang juga meneteskan air mata.

"Mommy, Daddy is gone... he is gone..." lirih Matvey.

Di dekapnya Matvey, wanita itu menangis. Lucas merasa terluka melihat mereka. Tangisan Matvey jauh lebih keras. Siapapun yang mendengarnya akan merasa hancur. Lucas mendekat dan mencoba menenangkan Matvey.

At night...

Selama perjalanan, Evgenia diam membisu. Lucas sesekali menoleh padanya seraya melajukan mobil sport-nya. Evgenia cantik dengan outfit pinknya, rambut pirangnya di biarkan terurai dengan dua ikatan kecil. Terlihat imut, tapi wajah sedihnya sedikit menutupi itu.

"Matvey akan aman. Di mansion ada banyak orang, kan? Ada Papa Rex, Mama Litzi, adik-adikmu. Setidaknya Gualtier dan Raluca juga ada di sana. Alceo takkan berani datang untuk menyentuh Matvey," gumam Lucas.

Evgenia menatapnya. "Ini salahku. Aku menyembunyikan kematian Andreas darinya."

"Bukan salahmu. Kau punya alasan untuk itu. Yang terjadi hari ini hanya karena Alceo," balas Lucas dengan lembut. "Baiklah kita sampai."

Mobilnya berhenti di area parkir yang di penuhi mobil-mobil lain. Lucas mengajak Evgenia ke festival malam ini, untuk menghibur Evgenia.

"Matvey pasti sangat membenciku," ucap Evgenia.

Lucas merangkulnya. "Hey, tidak. Dia hanya sedikit marah. Dia hanya perlu waktu untuk menerimanya. Ayo, tersenyumlah! Kalau tidak tersenyum, aku akan menggendongmu di sepanjang jalan."

"Jangan lakukan itu..." Evgenia mencebikan bibirnya dan menunjukan senyum. "Kau puas sekarang?"

Lucas merasa gemas dan menenggelamkan kepala Evgenia ke ketiaknya. Membuat Evgenia berteriak dan mencubit pinggang Lucas. Mereka pun masuk ke dalam festival. Lucas mengajak pujaan hatinya itu berkeliling. Mencoba bermacam-macam permainan dan menikmati konser musik sejenak. Usaha Lucas berhasil, ia membuat Evgenia tertawa dan tersenyum. Evgenia terlihat bahagia.

Setelah puas melihat konser musik, mereka pergi ke unicorn coffee, sebuah mini cafe yang ada di festival dengan tema unicorn dan cukup feminim. Lucas membelikan Evgenia boneka unicorn yang ada di sana. Evgenia tidak melepas unicorn lucunya itu. Mereka duduk saling berhadapan dan menikmati kopi.

"Ayo, kita ke tempat lain!" ajak Evgenia.

"Sebentar. Tetap duduk di situ. Aku mau memotretmu." Lucas beranjak.

Evgenia tertawa pelan dan mengikutinya. Ia tetap duduk, memegang unicorn dan menghadap ke kamera ponsel Lucas. Sedikit bergaya dan yeah, Lucas mendapatkan apa yang dia mau. Lucas mendekat dan menunjukan hasil fotonya.

"You look so beautiful," puji Lucas.

Evgenia tersenyum malu. "Kau juga tampan. Banyak wanita yang memandangmu sejak tadi."

"Oh ya? Aku tidak tahu. Perhatianku hanya padamu," balas Lucas.

"Bisa saja kau ini."

Mereka meninggalkan Unicorn Coffee. Berjalan beriringan di tengah-tengah keramaian pengunjung. Sudah puas dengan hiburan malam ini, mereka kembali ke parkiran. Evgenia menunggu Lucas menyalakan mobilnya. Tapi Lucas diam saja memegang kunci mobil sportnya.

"What's up?" Evgenia mengernyit.

Lucas menghela nafas. "Evgenia."

"Ya?" Evgenia merasa penasaran.

Lucas mendekat. "Bagaimana jika kau dengar pertanyaan ini."

"Pertanyaan apa?"

Lucas merogoh jaketnya dan mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna putih. Ia membukanya. "Will you marry me?"

Pertanyaan yang Lucas ajukan berhasil membuat Evgenia terkejut, tubuhnya mematung. Ia menatap cincin perak itu dengan jantung berdegup kencang dan menatap wajah Lucas. Lucas tertawa dan menutup kotaknya.

"Hehe.. maaf, aku memang gila. Aku... uhm lupakan." Lucas memasukan kembali kotaknya.

Ia mengajak Evgenia untuk pergi. Evgenia menatap Lucas yang menyalakan mobilnya dan membuka pintu mobilnya untuk Evgenia.

"Lucas," ucap Evgenia.

Lucas menoleh. "Ya?"

Evgenia mendekat dan berjinjit, tiba-tiba saja ia mencium bibir Lucas. Lucas terkejut dengan apa yang ia dapatkan. Evgenia melepas ciumannya dan berhenti berjinjit.

"Evgenia, kau..." Lucas tersenyum.

Evgenia mengangguk. "Te amo."

Lucas membelalak matanya. "What? Are you serious?!!"

"Yes!" Evgenia tertawa.

"REALLY?!"

"Yass. It's real, bruh. Hahhaa!"

"Oh my... Godness!" Lucas menangkup wajah Evgenia. Di tatapnya mata Evgenia dalam-dalam. "Do you love me?"

"Yeah, i-- i don't know.. when this happened. I'm comfortable with you, I feel safe an-- and I don't want to lose you."

Lucas mengambil kotak cincinnya lagi dari saku celananya dan menekuk lututnya di bawah Evgenia. "Will you be my wife, Evgenia Mackenzie?"

Evgenia mengambil posisi berjongkok. "Yass, i want to be your wife."

"Will you marry me?!"

"Yass! Yass! Yass!" Evgenia menganggukan kepala dan tertawa.

Lucas memakaikan cincinnya pada Evgenia dan langsung memeluknya masih dalam posisi berjongkok.

"Aaaahh, Lucas! Kau!" Evgenia tertawa.

Mereka sampai mereka jatuh. Evgenia menindih tubuh Lucas. Lucas menyium bibirnya. Evgenia menarik Lucas berdiri dan tertawa, berkata mereka seperti orang gila berbaring di jalanan.

"Ich liebe dich," ucap Lucas.

"Te amo," balas Evgenia.

Lucas menggenggam tangan Evgenia, melihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Satu tangan lainnya menangkup sisi wajah Evgenia.

"Lugenia," ucap Lucas. "Lucas Evgenia."

Evgenia tersenyum. "Lugenia is us."

Mereka berciuman. Ketika Lucas menggendongnya, Evgenia melingkarkan tangannya di tengkuk Lucas sambil memegang erat unicornnya. Lucas mengajaknya berputar-putar dan berteriak kegirangan.

"WOOHHHOOOOO!!!"

📚 THE DARKEST REINCARNATION 📚

×
×
×

Alceo

Zilya

Lucas


For more photos and moments!
📷 Instagram roleplayer :
• babyev.mkzie
• princematvey
• lucasenglberht
• alceoenglberht

×

- Tysm for read, vote and comment.
Have a nice day! God bless you. -

PuspitaRatnawati

21 Desember 2019

📚 NEXT 📚

Continue Reading

You'll Also Like

13.7K 930 25
this story is NOT mine
1.3M 17.7K 11
⚠️WARNING! ADULT-DARK ROMANCE STORY! BERADEGAN KEKERASAN⚠️ "Jika dia sudah kuklaim adalah milikku, maka kalian yang tak berkuasa itu bisa apa?" -Ahy...
275K 15.5K 39
[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis cantik keturunan mafia rusia yang tidak s...
1.7M 106K 104
#1 - Mystery / Thriller (20 Jan '18) #3 ( 18 Des '17 ) #6 ( 13 Des '17 ) TRAP...! ( Dark Romance, Psycho, Mystery, Thriller) Follow dulu sebelum baca...