BERDETAK (Berakhir dengan Tak...

By Penjejak_Rasa

68.4K 13.5K 7.6K

♡[BERCERITA SEPENUH RASA]♡ 🌟Genre Cerita: General Fiction🌟 Follow dulu ya sebelum membaca Neira, seorang ga... More

01. Ketidaksengajaan
{Tokoh Cerita}
02. Mengejutkan
03. Tak Terduga
Pemberitahuan!
♥Teruntuk Pembaca Aktif♥
"BERDETAK" Segera Kembali !!!
04. Keterpaksaan Rasa
05. Awal Takdir
06. Hidup indah yang tak terjamah
07. Cinta dan Luka
08. Penyesalan
09. Memilih Bertahan
10. Bersandiwara?
💓BERDETAK💓
11. Fakta Baru
12. Keanehan yang Mengherankan
13. Terulang, Kembali Mengenang
Menyapa
14. Masa Lalu
15. Alasan
16. Perubahan Seiring Waktu
17. Perlakuan Manis
18. Menghitung Detak Waktu
19. Ada Debar Karenanya
20. Sepercik Petang Mengusik Tenang
21. Mengurai Perasaan
22. Berserah Diri
23. Luapan Perasaan
24. Emosi yang Diuji
25. Suatu Kenyataan
26. Kepedihan Tak Tertahan
27. Luka dan Fakta
28. Terusik Kenangan
30. Konsekuensi
💕Apa Kabar?💕
31. Sidang Perkara Perceraian
32. Perihal Keresahan
33. Insiden Tidak Terduga
34. Titik Kebenaran
35. Mengurai Dalam Sepi
36. Terhempas Ketika Lepas
♥SEKUEL~BERDETAK♥
💕COVER SEKUEL BERDETAK #2💕
INFO PENTING BERDETAK 2
#Singgah❤
#Mohon Doa Restu💞
Baca di Kwikku

29. Sidang Mediasi

924 196 52
By Penjejak_Rasa

"Temu dimulai kembali, ia menanti ada usai yang menengahi."
*****


Embun sudah menguar tersengat panas sejak lima jam lalu. Hari inilah jadwal yang dipersiapkan oleh mediator untuk pertemuan mediasi yang juga para pihak sepakati.

Mereka bersama mediator yang telah ditentukan oleh majelis hakim berhubung para pihak tidak dapat bersepakat memilih mediator yang dikehendaki dari daftar nama yang telah tersedia pada sidang pertama atau paling lama dua hari kerja beberapa hari sebelumnya.

Mediator adalah seorang hakim bukan pemeriksa pokok perkara, pihak netral yang menjalankan fungsi selama mediasi sebagai proses menyelesaian perkara melalui perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak.

Mereka saling memberi pernyataan dan sanggahan dalam ruang mediasi itu. Reyhan angkat bicara terkait sanggahannya. "Apa sekiranya yang bisa saya lakukan untuk mempertahankan pernikahan ini?" Reyhan menjeda ucapannya untuk menghela napas berat. "Jika dia dengan keras hati ingin mengakhiri tanpa mau lebih dahulu meluruskan kesalahpahaman di antara kami, yang mulia?"

"Mohon maaf yang mulia... sikap dan perilakunya sudah fatal. Bukan lagi waktunya untuk mencari kambing hitam apalagi pembenaran atas keburukannya itu. Saya tidak akan mau memperpanjang hubungan yang memiliki sisi 'kelainan ini'."

Hakim mediator yang telah memulai proses mediasi selama dua jam lalu itu merasa tidak menemukan adanya kemauan dari satu pihak untuk menyelesaikan masalah melalui mediasi ini dengan jalan perdamaian atau rujuk.

Pria paruh baya yang memperkenalkan dirinya beberapa waktu lalu sebagai Permana Adirta itu membenarkan posisi letak kaca mata di sisi kanannya. Masih dengan pembawaannya yang penuh wibawa.

Kerutan di bawah mata dan tatapannya seakan menyiratkan betapa banyak pertemuan kembali ia mulai dengan muda-mudi di ruang mediasi seperti sekarang ini.

Hakim Permana menatap secara bergantian kedua orang yang berada di kedua sisi kiri dan kanannya itu sebelum kembali buka suara. " Hubungan rumah tangga berjaya ialah apabila dibina dengan kepercayaan, kejujuran... dan cinta. Apakah tidak ada satu... Satu hal baikpun yang bisa kalian kenang untuk dipertimbangkan?" ucapnya penuh penekanan disetiap kata yang mengandung makna ketulusannya.

Ia paham betul persoalan yang tengah menjerat dua orang di hadapannya itu. Sudah cukup banyak ia membaca berkas tuntutan dan banyak mendengarkannya dari kedua belah pihak secara langsung.

Hening. Ruangan berpendingin itu kian mendekap kesunyian di antara dua insan yang sedang bersitegang mempertahankan argumennya. Antara sang pemilih damai atau sang penggugat cerai.

Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing, menata kata yang tepat untuk mengurai gencatan pendapat dari lawan perkaranya.

"Tentu ada, bagi saya setiap waktu bersamanya menjadi suatu hal yang berharga." Suara Neira tercekat di tenggorokannya sendiri. Urung ia bersuara ketika Reyhan angkat bicara dengan kalimat yang membuatnya mual seketika.

"Cukup. Hentikan omong kosongmu!" Geram Neira, menelisik tajam Reyhan lalu beralih pandang ke arah hakim mediator.

"Maaf yang mulia, segala sanggahan dan pernyataannya tidak akan mampu merubah sedikitpun keputusan saya. Saya masih sangat ingin bercerai darinya!" tutup Neira dengan kemantapan yang hampir membuat Reyhan tak percaya akan kesungguhannya untuk berpisah darinya.

Bukankah-

"Baiklah... Mediasi ini tidak mencapai kesepakatan," tuturnya tanpa mampu berbuat lebih dari batas profesional dari pekerjaannya. Ia lalu menyatakan secara tertulis bahwa proses mediasi gagal dan akan memberitahukan kegagalan tersebut kepada hakim pemeriksa pokok perkara.

"Maka pemeriksaan dipersidangan dilanjutkan sesuai dengan tahapannya atau proses perkara perceraian dapat dilaksanakan," tandasnya sebelum mengakhiri proses mediasi itu.

Neira merasa sedikit melega, berbeda dengan lawan perkaranya.

*****

Tidak. Tidak mungkin salah praduganya bukan? Ia sudah banyak mengambil peran dan tindakan sejauh ini. Benar, usahanya tidak mungkin gagal. Namun, apa yang terjadi tadi cukup membuatnya hilang kendali.

Dering ponsel mengalihkan perhatiannya. Liza? Rahangnya mengeras, emosinya kian menggelegak menuntut sebuah pelepasan amarah.

"Berhenti menggangguku! wanita sialan!" cercanya begitu menempelkan ponsel di sisi kiri wajahnya dengan asal.

Perkataannya membuat nyali wanita di seberang sana menciut mendengar suara terlontar kasar dari mulutnya. Ia mengerti benar kemarahan seorang Reyhan mampu membuat siapa saja gentar terintimidasi olehnya. Tak terkecuali dirinya.

Liza masih merasa heran kenapa sikap Reyhan berubah kepadanya? Kali ini ia benar-benar memastikannya sendiri.

Terdengar sambungan diputus sepihak oleh Reyhan. "Lancang sekali dia, mengundangku untuk bermain-main dengannya."

Tidak cukupkah ia memberi peringatan untuknya? Agar Liza hengkang dari hidupnya bahkan dari jangkauan arah pandangannya sekalipun.

Ia sedikit menyesalkan sebab telah membuat ruang hubungan sempat terjalin kembali di antara mereka beberapa bulan lalu meski terpaksa karena suatu hal itu.

Reyhan mengingat dengan jelas bagaimana amarahnya menjadi-jadi ketika di tengah perjalanan menuju Jerman.

Tak henti-hentinya Liza terus saja dengan lancang menghubunginya meski tanpa sedikitpun ditanggapi olehnya. Lalu wanita itu mengirimkannya sebuah pesan informatif terkait dengan Anna yang tentu tak lagi bisa Reyhan abaikan begitu saja.

Rasa penasaran Reyhan akhirnya membuahkan obrolan bagi Liza. Puncaknya bukti informatif penting yang ia kirim via ponsel sedikit membuat Reyhan terprovokasi.

Detik itu emosinya kian menggelegak ketika didapatinya sikap kurang ajar seorang pramugari yang lancang sekali menggodanya. Maka tepatlah ia untuk mendapatkan segala luapan amarahnya.

Selanjutnya informasi ia dapat lengkap dengan segala keterangannya dari Liza, seusai mereka bertatap muka yang bermula tanpa sengaja setiba Reyhan di Jerman. Namun, pada kenyataannya dengan sengaja Liza lah yang mengatur pertemuan mereka.

"Usahaku tidak sia-sia mengikutinya sampai di sini..." tukas Liza sembari menggigit bibir bawahnya dengan mata berbinar ketika mendapati Reyhan hanya berjarak sepuluh meter saja darinya.

Wanita itu memang dengan sengaja mencari tahu banyak hal tentang Reyhan seusai kedatangannya di ruang kerja Reyhan di Rumah Sakit yang berbuah tolakkan secara menyakitkan oleh mantan kekasihnya itu.

Meski pada akhirnya hasil pencariannya dari orang kepercayaannya membuatnya kembali patah hati ketika benar didapati Reyhan telah beristeri seperti sekarang ini. Dilihatnya wanita berparas cantik sedang mengabadikan kenangan melalui ponselnya. Ia berada tidak jauh dari posisi Reyhan berdiri. Liza terluka sekaligus cemburu mengetahui hal itu.

Namun tidak membuatnya urung untuk beraksi. "Reyhan... Aku sangat merindukanmu...." Liza bergumam pelan sembari berjalan ke arah laki-laki yang didapatinya sesekali pandangannya fokus dengan ponsel ditangannya.

Liza tak melewatkan kesempatan. Ia sengaja berjalan menuju Reyhan dengan tergesa untuk membenturkan diri kepadanya.

Ya, berhasil! Soraknya gembira dalam hati ketika kedua bola mata Reyhan akhirnya beralih menatapnya setelah mengamankan ponselnya yang nyaris saja terjatuh.

Reyhan mengunuskan tatapan tajam setelah sesaat terkejut mendapati Liza yang kini berdiri tepat di hadapannya.

"Donorkan saja... Jika kau sudah bosan untuk menggunakan kedua matamu dengan benar."

Deg!

Kalimat menyakitkan yang terlontar kasar dari mulut Reyhan membuat Liza menciut seketika. Ia menelan ludah susah payah lalu berdeham sesaat menghindari tatapan mengintimidasi Reyhan yang mampu membuatnya jauh tersesat dalam kegamangan.

"Ah, Rey maafkan aku... Aku tidak sengaja mencelakaimu,"

"Ekhem... oh ya, kau sudah melihat gambar yang aku kirim kan?Aku berani bertaruh itu gambar asli tanpa rekayasa sedikitpun,"Tuturnya panjang lebar. Berusaha mengalihkan perhatian Reyhan untuk mengurai ketegangan di antara mereka dari kejadian barusan.

"Kau meremehkanku?"tatapan menusuknya tepat lurus mengunci sorot mata Liza.

"Bu-bukan itu maksudku, Rey... Ah, tentu kau mampu melakukan segala hal dengan mudah. Aku tidak sedikitpun meragukanmu."

Liza mencoba peluangnya ketika membaca situasi melihat ekspresi Reyhan tidak semenakutkan yang tadi.

"Kau... kau tahu aku sangat merindukanmu." Tiba-tiba Liza menghambur ke arahnya lalu mendekap tubuh Reyhan dengan mesra. Meski sesaat ia sedikit mendapati reaksi penolakan dari tubuh laki-laki itu.

Reyhan sama sekali tak membalas dekapan itu, kedua lengannya menggangtung pada sisi tubuhnya.

Sesaat kedua tangannya bahkan hampir menyentaknya kasar, kalau saja ekor matanya tidak mendapati tatapan menelisik Neira yang tertuju ke arahnya.

'Oh, wanita itu sedang memperhatikanku? Baiklah, lihatlah selama yang kau mau...' ia bermonolog sekaligus menahan emosionalnya, sebab Liza yang tak juga urung menyudahi pelukan erat pada tubuhnya.

Reyhan dengan segera melerai pelukan Liza, begitu Neira mengalihkan pandangan darinya.

Ia menatap lurus wanita yang dengan lancang menyentuh tubuhnya.

"Lain kali jangan bersikap lancang terhadapku!" hardiknya kali ini terdengar sebagai peringatan bagi Liza.

"Iya, sekali lagi maafkan aku Rey... Aku ingin memperjelas informasi yang aku berikan kepadamu. Kapan kiranya kau ada waktu untuk itu?"

"Nanti aku yang akan mengabarimu," tandas Reyhan lalu melenggang pergi meninggalkan Liza yang tersenyum senang, karena telah dapat mengobrol normal dan bahkan mendapatkan sebuah pelukan dari Reyhan.

Tepatnya Liza yang memaksakan kehendaknya atas dirinya. Meski ia sedikit merasa ganjal ketika Reyhan tidak menunjukkan penolakan keras atas pelukannya yang tiba-tiba.

"Sudahlah... aku tidak peduli," gumam Liza masih menikmati rasa bahagianya sesaat yang beberapa waktu telah terlewat.

Setelah kejadian dalam perjumpaan itu. Reyhan lebih dari sekali menemui Liza, ya wanita itu tidak ingin kebersamaannya dengan Reyhan cepat berlalu hingga ia dengan berbagai cara mengulur waktu agar terjadi lagi pertemuan berikutnya antara mereka.

Namun, jangan lupakan Reyhan, lelaki sejuta pesona bagi Liza itu mampu membaca situasi dan justru memanfaatkan pertemuan itu untuk mengelabuhi Liza agar turut berperan dalam permainannya.

Benar saja Liza datang ke Indonesia, sekembalinya Reyhan dari Jerman. Laki-laki itu menjadikan Liza lawan perannya untuk berdrama di hadapan Neira. Lalu apa yang dilakukan Reyhan untuk memuluskan rencananya? Tidak banyak.

Dia hanya tidak lagi menolak setiap kedatangan Liza untuk mendekatinya. Semua berjalan tanpa sebuah kesepakatan. Sebab, jika hal itu terjadi. Reyhan tahu benar seperti apa Liza Clara bereaksi jika mendapatkan sebuah kesempatan langka darinya.

Pada akhirnya Reyhan merasa berhasil. Berhasil menyakiti Neira dengan jalan membuatnya jatuh cinta, lalu mematahkan setiap inci hingga di kedalaman hati wanita yang menjadi isterinya.

Meski ia tidak pernah mendapatkan reaksi cemburu dan terluka secara terang-terangan dari Neira. Namun, ia paham seperti apa dan bagaimana bahasa tubuh seseorang yang mencintainya. Tak jauh berbeda dari Anna. Cinta kekasih pertama yang membawa luka baginya, karena berakhir dengan sebuah kehilangan.

Sejujurnya sedikit penyesalan sempat Reyhan rasa, ketika tanpa sadar telah melayangkan sebuah tamparan di wajah Neira, saat tak mampu mengendalikan amarahnya. Baginya itu bukan jiwanya yang akan menyakiti wanita dengan kekerasan fisik. Terlebih jiwa dokter dalam dirinya memberontak mengutuk perbuatannya.

Sedangkan yang sebenarnya tanpa Reyhan sadari jika luka dalam jiwa Neira berwujud nyata, maka akan jauh lebih mengerikan dari sekedar luka tamparan, hentakan dan cengkeraman kasar darinya.

Wanita itu... apa yang tengah ia rasa, lebih dari sekadar kata terluka.

Neira tidak lagi baik-baik saja.

******
Bersambung.....

💓💓💓Maluku, 6 April 2020💓💓💓

Ah, alhamdulillah ya ampun akhirnya bisa update juga...

Beberapa hari ini sedang kurang sehat. Jadi dukungan dan antusias kalian terhadap cerita ini akan menjadi penyemangat tersendiri.

Beberapa waktu lalu aku unpublish karena menurutku masih perlu direvisi, ketahuilah pembaca setia aku hanya ingin menyajikan tulisan yang bisa kalian baca dan nikmati alur ceritanya.

Jadi semoga kalian mengerti dengan hal ini.

Pada part ini aku banyak riset tentang perceraian nih, ditambah badan meriang karena flu dan pening jadi lengkap sensasinya... Aku lega bisa update, demi kesenanganku dan demi kalian, semoga saja sih hehe...

Maafkan untuk yang dengan setia menunggu pembaruan cerita ini, dan terima kasih banyak untuk pembaca yang masih menemaniku bersama cerita ini hingga sekarang...🌟💛

Kalian tim mana nih?
1. Pemilih damai
Atau
2. Penggugat cerai
.
Terima kasih sekali lagi untuk vote dan komentar menghibur dari kalian 😊💛💛💛

Mari share dan follow akun wattpad Penjejak_Rasa dan instagram @penjejak.rasa (link ada di bio wattpad)🔝

Dinanti komentar sebanyak-banyaknya dari kalian para pembaca BERDETAK🌟💢

Sekian
Tertanda cinta
💓💓💓💓💓
Penjejak Rasa

Continue Reading

You'll Also Like

12.7K 1.6K 21
⚠ CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI ⚠ SPIRITUAL - ROMANCE ❗PERINGATAN❗ SIAPKAN HATI KALIAN!!! CERITA INI BANYAK MENGURAS EMOSI DAN AIR MATA!!! "Kamu...
1.1M 50.9K 47
(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Warning! Mengandung unsur kata kasar! Harap bijak dalam memilih bacaan! Suatu hal yang paling buruk bagi Atlantik...
2K 1.1K 44
Terlahir dari keluarga sederhana tak menciutkan nyali seorang pemuda bernama lengkap Fadil Jalaluddin Ikhsan untuk bermimpi menjadi seorang Automotiv...
2.7K 241 32
"Kalau suatu saat kamu nangis karna aku,dan aku ngecewain kamu,jangan percaya kalau aku lagi ngecewain kamu,percayalah saat itu aku sedang berbohong"...