Pudar

Galing kay AryNilandari

34K 8.3K 2K

Aranza tuli dan Hiresa bisu-tuli. Sebuah kejadian mempertemukan mereka 10 tahun lalu, menjadi akrab walau han... Higit pa

Prakata
Table of Content
1. Man in Dark Parka
2. Muted by the Blast
3. He, Who Set Me Free
4. Please, Answer Me!
5. Everything I Am Not
6. Forest of Dreams and Memories
7. Behind My Back
8. His Words of Wisdom
9. When He Was 7
10. A Place to Call Our Own
12. So Precious
13. The Land of Immaterial
14. Strange, Where It Began
15. The First and To Die For
16. Everything in Between
Trivia
17. Mothers
18. Where All Corridors End
19. Belated
20. Did He Deserve It?
22. Crossroads
23. Her First Attempt
24. He Came to Tell the Truth
25. Stand by Me
26. When He Is Sleeping
27. Self-Restraint
28. The True Freedom
29. Adorable Twins
30. Such Thing as a Happy Ending

11. An Encounter with Death

821 281 70
Galing kay AryNilandari

Ponsel Hiresa dapat diakses.
Aktivitasnya diyakini sampai pukul 22.15.
Pesan dan missed call sesudahnya,
Kak Fatah curiga, dilakukan orang lain.

Darlina kah,
mengingat ponsel itu jatuh ke tangannya?
Kenapa ia berpura-pura sebagai Hiresa?

Pesan terakhir Hiresa kepada Dokter Anna,
adalah dua foto kalung emas
dengan liontin sederhana inisial A
di baliknya tertulis
One in a million.

Aku menggeleng.
Kalung itu mungkin untuk ibunya.
Lebih ringan untuk perasaanku jika demikian.

"Aku yakin, untukmu." Kak Fatah membandel.
"Karena pada 21.40, Esa memesan taksi online
dari toko perhiasaan menuju Halte 3.
Ia sampai di sana pukul 22.15,
pasti mau ke rumah kita."

Aku terbelalak.
Hiresa tidak datang.
"Sesuatu terjadi padanya di Halte 3?
Di gang sempit?"

"Bisa saja ia berubah pikiran,
karena sudah terlalu malam untuk berkunjung."
Tapi Kak Fatah mengeluarkan kunci motor lagi.
"Tidak ada salahnya kita periksa. Ayo, Aran!"

Saat itu, Bapak datang bersama seorang wanita,
Dokter Susi, yang diminta Dokter Anna
khusus untuk menemuiku.

Kak Fatah dan Bapak pergi ke Halte 3.
Ditemani Ibu, aku berbicara dengan Dokter Susi.

"Aku yang merawat Hiresa waktu koma," katanya.
"Kalau Dokter Anna berkomunikasi dengan jiwanya,
aku melihat mimpi-mimpinya.
Kupikir juga hanya halusinasiku.
Tapi setelah Hiresa terjaga,
ia ceritakan mimpi-mimpinya,
sama dengan yang kulihat.

Aku seorang dokter.
Tidak percaya fantasi dan supranatural.
Konon, persinggungan dengan kematian
memicu jiwanya keluar dari tubuh,
dan memacu kerja otak
untuk memproyeksikan mimpinya.

Karena Hiresa,
aku melakukan penelitian
pada pasien-pasien yang melewati masa kritis.
Selama belasan tahun,
kutemukan mereka yang pernah,
mengambang di sekitar tubuh,
tidak mampu berkomunikasi.

Hiresa adalah satu yang terkuat,
ia berbeda,
karena punya tambatan jiwa.
Ibunya, waktu itu.
Dan kamu sekarang, Aranza."

Tak kuasa lagi kutekan kecemasan.
"B-berarti b-benar, Kak Esa terluka?"

"Aku yakin, ia masih hidup.
Kondisinya seperti yang kamu lihat."

Aku menangis.
Ibu memelukku.

"Aranza,
kamu tambatannya,
maukah kamu mencoba
mencari Hiresa dengan jiwamu?"

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

1.6K 425 47
⚠️[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]⚠️ Pernahkah kamu mendengar mitos tentang dimensi lain? Atau pernahkah kamu mendengar cerita tentang orang tersesat di s...
150K 14.2K 29
Sudah bukan sebuah rahasia bahwa tiap-tiap hati yang jatuh, pasti akan patah. Risikonya memang begitu, dan kabar buruknya adalah: Ini terjadi padaku...
38.9K 240 16
Demi menyelematkan adiknya yang hilang, Mako, Takeru memutuskan meninggalkan hutan. Ia tidak pernah tahu apa yang akan menjemputnya. Manusia-manusia...
1.1M 83.9K 40
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...