Temptation

By rizkitaramadan

4K 652 1.7K

Annastasia Swan tidak memiliki pilihan selain menikah dengan mantan kekasihnya demi mendapatkan kewarganegara... More

Prolog
01. One Step Closer
02. Jeon Jaemin
03. Selfish
04. Lil' Brother
05. Habit
06. First Ever Meet
07. Fireworks
08. The Day
09. Disappear
10. Mariage Life
12. People Ccome and Go
13. Secret Mission
14. Kim Taejoon
15. Another Mission
16. Sick
17. Care
18. I'm Falling
19. Sick

11. Honeymoon?

108 21 60
By rizkitaramadan

Langit senja dengan perpaduan warna jingga kebirun di atas hamparan laut yang kini turut memantulakan rona merah di permukaannya menjadi satu-satunya pemandangan indah di hadapan Annastasia saat ini. Ia merapatkan padding yang secara acak ia ambil dari gantungan di depan pintu sebelum Jimin menariknya keluar. Terpaan angin laut selama hampir dua jam membuat tubuhnya sedikit menggigil kedinginan.

Dalam hatinya tidak berhenti mengumpat untuk pria di sebelahnya. Satu-satunya tersangka utama yang membawanya pergi sampai sejauh ini. Meski tak dapat dipungkiri, tempat ini memiliki keindahan tersendiri di mata Anna. Namun, ia juga merasa tersiksa karena kedinginan juga rasa lapar yang memberontak di dalam perutnya sejak tadi. Sepotong roti buatan Jimin dan juga setengah porsi jajangmyeon sudah pasti terkuras habis selama perjalanan ke tempat ini.

Sudah hampir dua jam mereka hanya berdiam diri di bibir pantai. Menatap kosong pada lautan biru yang menghampar luas. Karena bukan akhir pekan, tempat ini jadi tidak terlalu ramai pengunjung. Hanya suara deburan ombak yang menemani keheningan di antara keduanya.

Anna memperhatikan Jimin yang terus saja diam sejak tadi. Bahkan selama perjalanan menuju ke pantai ini, pria itu tidak banyak berbicara meski sebelumnya ia kelewat jahil menyeretnya untuk pergi bersama. Ada raut bingung dan juga beban yang berat dari pancaran matanya membuat Anna bertanya-tanya. Hal apa yang membuat pria itu begitu kacau seperti ini. Lagi-lagi, tanpa disadari ia diam-diam memperhatikan suaminya.

"Hwang Jimin, punggungmu enggak pegal, ya? Sudah hampir satu jam loh, kamu duduk di atas pasir begitu," ucap Anna sudah tidak tahan lagi. Ia menghentakkan kaki serta berusaha untuk bangun dari duduk tidak jelas menemani pria yang baru dinikahinya kemarin itu.

Namun, satu gerakan Jimin menahan pergelangan tangan Anna membuat wanita itu mengurungkan niatnya. Jimin menoleh, menatap Anna dengan pandangan sendu lalu mengulas satu senyum tipis dari bibir plum-nya.

"Sebentar lagi. Aku mohon ... sebentar lagi, Anna." Ditatapnya mata hazel Anna dengan wajah penuh pengharapan. Ada pancaran putus asa dari pandangan matanya yang ditangkap oleh si wanita.

Jika boleh jujur, Anna tidak tega melihat pria itu seperti ini. Ia juga penasaran perihal apa yang membuat pria yang biasa menjahilinya itu kini terlihat murung. Ingin sekali bertanya, tetapi menyadari posisinya tidak memungkinkan untuk bertanya lebih jauh. Lagipula, Annastasia cukup mengenal Hwang Jimin. Pria manis itu tidak mudah menceritakan apa yang menjadi beban hidupnya kepada orang lain.

Hingga kini yang dapat ia lakukan hanyalah mengembuskan napas kesal. Ia mendengkus tanpa menatap Jimin. Pandangannya lurus ke depan menghadap lautan yang perlahan sudah mulai gelap karena sang mentari hendak beranjak. "Aku lapar, dan aku juga kedinginan," gerutunya dengan bibir mengerucut dan tampang sebal.

Jimin hanya menanggapi dengan senyuman sekilas. Ia beranjak lalu melepas padding miliknya. Melemparkan asal hingga menimpa kepala Anna. Hal itu sontak membuat wanita itu tersentak. Ia melotot pada si pemilik pakaian hangat. "Kamu udah gila, ya? Kamu bisa mati kedinginan kalau kasih ini ke aku!" ocehnya, tetapi Jimin hanya terkekeh mendengarnya.

"Jangan percaya diri! Aku cuma nitipin itu ke kamu, bukan ngasih, kok!" elak Jimin membuat Anna hanya mendengkus mendengarnya.

Setelahnya mereka hanya saling diam dalam lamunan masing-masing. Jimin masih setia menatap kosong pada lautan luas di hadapan. Sementara Anna, sesekali ia memperhatikan pria di sampingnya dalam diam. Menatap khawatir pada sosok yang kini menjadi suaminya. Saat ini Jimin hanya mengenakan hoodie yang tidak terlalu tebal di tengah dinginnya senja di tepi pantai. Ditambah kondisi tubuhnya yang Anna yakini cukup kelelahan usai mengemudi dalam perjalanan panjang menuju tempat ini. Belum lagi raut wajah muram yang ia tunjukkan tanpa sebab pasti yang dapat wanita itu ketahui, membuat ia semakin khawatir.

*****

Perlahan langit mulai gelap saat matahari kian menghilang ditelan lautan di ujung sana. Anna masih diam memperhatikan Jimin yang saat ini tengah menunduk menatap pasir putih di bawah kakinya. Ada gurat kesedihan dari wajah tampan yang biasa ia tunjukkan dengan senyum manis yang menjadi ciri khas.

Ada perasaan kesal dalam hati Anna saat ia tidak tahu apa-apa di sini. Ia bahkan tidak mengerti hal apa yang dialami suaminya itu hingga membuat pria itu betah berdiam diri menatap lautan selama hampir dua jam. Hal yang lebih menyebalkan adalah saat Anna tidak dapat berbuat banyak selain hanya duduk dan diam menemani pria itu.

Oh, ayo lah. Anna mau ia menceritakan setidaknya sedikit saja penyebab kesedihan lelaki di sampingnya ini. Sehingga ia dapat memutuskan hal apa yang dapat ia perbuat untuk membantu atau jika tidak, ia dapat mengalihkan kesedihan itu. Merasa tidak tahan lagi, ia memutuskan untuk berdiri. Selain tidak tahu harus apa, ia juga mulai merasakan kesemutan pada kakinya yang dibiarkan tertekuk sejak tadi.

"Mau ke mana?" tanya Jimin yang seketika mendongak menatap Anna yang sudah berdiri dari tempatnya. Suaranya terdengar serak seperti ada tangis yang tertahan di sana.

"Aku lapar, dan aku harus membeli sesuatu untuk mengisi perutku!" ketus Anna sambil berlalu meninggalkan Jimin. Sontak pria itu berdiri dan melangkah meyusul sang istri. Secara tiba-tiba ia meraih pergelangan tangan Anna hingga membuat wanita itu berjengit dan menghentikan langkah. Ditatapnya tajam mata pria itu, tetapi hanya senyum manis yang dapat Jimin berikan sebagai jawaban.

"Ayo, jalan bersama," ucapnya begitu manis di pendengaran Anna. Membuat wanita itu terdiam saat tangannya ditarik untuk melangkah beriringan. Tidak dapat menutupi kebingungan dari sorot matanya, Anna terus saja diam saat Jimin bahkan sudah mengoceh panjang lebar sambil sesekali menunjuk beberapa penjual makanan.

Apa ini pria yang duduk termenung bersamaku selama satu jam di pinggir pantai? Ke mana muka sedih dan wajah kacaunya tadi? Kenapa ia bisa secepat kilat merubah ekspresinya? Ada apa dengan pria ini?

"Anna, aku tahu aku tampan, tapi bisa berhenti menatapku dulu. Katanya kamu lapar, jadi kamu mau makan apa?" tanyanya. Keduanya sudah berhenti di tengah-tengah kumpulan penjual makanan di tepi pantai.

Yang ditanya baru menyadari posisinya. Ia menatap sekeliling dengan canggung, karena baru saja tertangkap basah tidak berhenti menatapi pria yang menjadi suaminya. "A-apa aja, yang penting cepat lah! Aku lapar!" jawabnya dengan nada tinggi yang terdengar salah tingkah. Namun, Jimin justru menatapnya dengan gemas.

"Baiklah! Berhubung kita sedang berada di Sokcho, bagaimana kalau kita makan Ojingeo sundae, lalu setelah itu kita makan sundubu jigae, baru malamnya kita bisa makan Dakgangjeong sambil minum soju," ujarnya penuh semangat.

Mendengarnya, sontak membuat Anna melotot dan segera melayangkan protesnya. "Enggak bisa! Gimana kamu mau minum-minum sementara kamu masih harus mengemudi untuk pulang? Aku enggak mau ya, gantiin kamu nyetir! Karena gimanapun juga, kamu yang bawa aku ke sini!" ujarnya penuh penegasan. Namun, dibalas oleh senyuman menggoda oleh lawan bicaranya.

"Siapa juga yang bilang kita mau pulang?" Jimin balik bertanya dengan nada menggoda membuat Anna mendelik kaget. "M-maksudmu ... k-kita akan menginap?"

"Gotcha! Bukannya aku udah bilang kalau kita mau pergi kencan? Atau ... ini bisa kita sebut dengan honeymoon?"

Tbc ...

Terima kasih sudah baca 💜

Maaf, part ini pendek karena aku bikinnya pas lagi kurang vit:(
Jaga kesehatan yaa, kalian. Semoga selalu dalam lindungan-Nya 💙

Oh, iya, ini ada beberapa pict dari makanan yang mau dimakan Jimin dan Anna, semoga kalian bisa ngebayangin gimana mereka makan itu di pinggir pantai Sokcho pas malem-malem 😳

Ini pantai Sokcho, aku dapat dari gugel.

Ojingeo Sundae

Yang ini aku juga hasil search, katanya ini adalah makanan khas Sokcho yang terbuat dari cumi-cumi yang diisi sayuran, lalu dikukus.

Sundubu Jigae

Jigae dalam bahasa Korea artinya sup. Nah, kalau sundubu jigae ini merupakan sup yang berisi tahu sutera Korea yang lembut dengan bumbu khas.

Dakgangjeong

Dakgangjeong merupakan ayam goreng tepung dengan saus pedas manis khas Korea. Biasanya dimakan sambil minum minum berasama teman. Pas aku search juga banyak orang makan ayam goreng ini saat pergi ke Sokcho.

Done. Semoga teman-teman semakin bisa bayangin gimana Jimin dan Anna makan bareng dengan menu di atas yaa 🤗

Luv yaa 💙

Continue Reading

You'll Also Like

188K 1.4K 26
kalau gak BP yaaa gs minor dni udah pasti jorok jadi mending kalau gak sesuai jauh2 reupload karena di ban wp 😌☝️
323K 35.1K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
81.2K 8.2K 35
FIKSI
42.6K 5.9K 28
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...