ALTEON

By recarll

1.9K 716 438

[ R E V I S I ] Update di usahakan setiap malam minggu. Blurb : Penjelasan. Klarifikasi. Itu yang ingin di l... More

Prolog
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24

Bagian 12

53 11 4
By recarll

------------------

Althaf bergegas menghampiri satria yang mendadak datang ke sekolahnya. Dengan tiba-tiba satria mengirim pesan padanya kalau dia menunggu althaf di parkiran belakang.

Langkahnya kian melebar menyusuri koridor demi koridor, beruntung sekolahnya sudah sepi jadi althaf sedikit merasa tenang karena takut hal-hal buruk terjadi.

Setelah tiba di parkiran belakang althaf melihat satria yang sedang berdiri bersandar pada motornya. Sesaat, althaf berhenti untuk menghembuskan nafas panjang.

Apa lagi yang diinginkan oleh si bajingan itu.

Althaf mendekat tanpa sepatah kata, menunggu lawannya berbicara terlebih dahulu.

Satria berdeham, menormalkan suaranya untuk mengawali pembicaraan "Emang dari awal harusnya gue tau kalo lo gak akan semudah itu turutin kemauan gue" laki-laki dengan rambut bergelombang dan sedikit gondrong itu buka suara.

Althaf masih menutup mulut, satria berdecih "Rasanya taruhan itu udah gak penting lagi menurut gue"

"Apa mau lo?" althaf bertanya seolah merasa janggal dengan pernyataan satria.

Satria mengangkat sebelah alisnya "Lo gak berniat sedikit pun bantu sepupu lo ini bales dendam karena udah di tolak berkali-kali?"

Tubuh althaf menegap. Merasa kaku untuk menjawab, althaf menunggu kelanjutan satria.

Satria mengangguk-nganggukkan kepala angkuh "Oke.. kalo gitu gue yang bakal lakuin sendiri!" tegasnya.

Dan penegasan satria barusan mampu membuat tubuh althaf hilang kendali, di luar kesadaran, tangan kirinya mencengkram kuat kerah jaket satria "Jangan macem-macem lo anjing!" emosi kian menghampiri althaf.

Alis satria bertaut "Bentarr.. Lo gak terima thaf?"

"Bukannya lo sering anter jemput cewek lain ya?" tuduh satria meski benar adanya.

Hebat sekali sepupu althaf yang satu ini, pemantau total pada kehidupan pribadinya.

Cengkeraman althaf pada kerah satria mengendur, tangan kanannya menunjuk wajah satria tajam "Jangan berani nyentuh ive!"

Satria tersenyum sinis kecil, kecil sekali hingga althaf yang berada dihadapannya pun tidak bisa melihatnya.

Gue yakin lo mulai suka sama ive. Gumam satria dalam hati.

Lagi-lagi satria berdecih dengan peringatan althaf  "Lo suka ive?" tembak satria seraya menurunkan tangan althaf perlahan yang berada di lehernya, lalu bertepuk tangan pelan.

Satria terkekeh "Hebatt.. dua cewek sekaligus lo embat"

"Come on thaf.. Jangan serakah gitulah sepupu gue ini" ucap satria dengan seringaian sinis.

Menepuk pundak althaf.

Lalu mendekat ke telinga althaf, seraya berbisik "Udah cukup lo sama cewek itu aja. Ive biar gue yang urus" keputusan pihak satria.

Althaf mengepalkan tangan disamping tubuhnya. Ringan sekali ucapan lelaki itu seolah-olah tidak ada beban harga diri yang di pikul dalam ucapannya.

"Apa sih yang ada di otak lo sat!" suara althaf meninggi.

Sat...
Satria apa Bangsat thaf?

Satria hanya membuang muka sebal. Enek.

Althaf menghembuskan nafas panjang, meredam emosi yang kian meluap "Udahlah.. Selesaiin sekarang! Apa mau lo?" serah althaf merasa lelah dengan tingkah satria yang tidak pernah berubah. Segala keinginannya harus di turuti bagaimanpun keadaannya.

"Ck.. perlu gue ngomong dua kali?" sahut satria "Kasih ive ke gue, simplekan? Lo udah gak ada urusannya sama ive!" Tak ada jawaban lain memang.

Freya belum menjadi pilihan satria diantaranya. Dia masih menginginkan ailve yang begitu sadis menolaknya berkali-kali. Harga diri satria taruhannya sebagai seorang playboy cap badak bercula satu.

Ia hanya ingin menunjukkan pada semua teman-temannya kalau seorang Diandra Ailve yang cukup terkenal dingin bisa takluk olehnya.

Cihhh dasar model manusia yang tidak memiliki cermin. Mana mau seorang ailve takluk begitu saja padanya.

"Jadi lo tetep mau ive?" tanya althaf meski rasa tak terima dihatinya terasa jelas.

Jujur saja althaf takut terjadi apa-apa dengan ailve. Memang walaupun sejauh ini tidak ada kasus buruk satria terhadap perempuan tanda kutip pelecehan. Namun, althaf benar-benar mengkhawatirkan ailve.

Bisa saja kan satria melakukan tindakan lebih dari itu atau yang diluar dugaan althaf. Mengingat seberapa kejam ailve menolak keinginan satria untuk menjadi pacar yang hanya satu atau dua minggu itu. Dan juga sifat ailve yang keras kepala serta ucapannya yang tak pernah sekali di filter.

Althaf takut itu menjadi boomerang pada ailve sendiri.

Dasarnya, hati althaf enggan sekali menyerahkan ailve begitu saja pada satria.

"Untuk saat ini sihh gitu" jawab satria enteng tak menghilangkan ciri dari sifat playboynya.

Althaf terus melakukan pernafasan teratur guna meredam emosinya "Lo bilang kemarin giliran gue?"

"Ck udahlah.. gak usah banyak bacot anjing" sahut  satria merasa althaf memiliki maksud tertentu.

Althaf mengangguk-nganggukkan kepala berusaha tenang "Oke" bukan ini jawaban akhir althaf.

"Nahhh gitu dong.. namanya sepupu gue" satria menampilkan senyum sombong "Lagian apa sih ive, sok jual mahal doang! Pepet dikit juga nurut tuhh cewek"

Habis sudah emosi althaf, tidak dapat di bendung oleh apapun lagi dan alhirnya satu buah tinju melayang tepat ke tulang pipi kiri satria "Lo yang maksa gue buat lakuin ini sat"

Satria menatap sorot mata althaf yang tajam seraya memegang pipinya. Dan lagi-lagi satria menarik salah satu ujung bibirnya.

Althaf terpancing.

Satria membuang muka untuk meludah mulai mengerti dengan tindakan althaf yang tiba-tiba memukulnya. Tak memberikan waktu lama satria membalas perlakuan althaf.

Luka keduanya sama-sama di wajah sebelah kiri. Namun, luka althaf terdapat di sudut bibirnya. Sedangkan satria di tulang pipinya.

"Gue semakin yakin kalo lo beneran suka sama ive!" kata satria penuh keyakinan.

"Dan gue semakin yakin kalo gue gak akan segampang itu nyerahin ive sama cowok bajingan kaya lo!" timpal althaf sama tegasnya.

Nafas keduanya memburu dengan tatapan tajam terpancar jelas di antara keduanya.

Tidak berlangsung lama. Davlin muncul di balik punggung althaf.

"Balik thaf.. Gak usah buang tenaga cuma buat ngadepin bangsat" perintah tegas davlin.

Tanpa sepatah kata pun althaf berbalik menuruti perintah davlin.

×××

Althaf pulang ke rumah sekitar pukul 6 sore sebelumnya ia di rumah davlin. Setelah turun dari motor, langkah kakinya mengantarkan ke dalam rumah untuk menuju kamar nya di atas.

Tepat di ruang tengah althaf berhenti. Sungguh althaf memasrahkan semuanya dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, ketika sampai di ruang tengah melihat alzarn duduk di sofa depan TV dengan fokus pada laptop di atas meja, algam di pantry hendak mengambil minum, papa di meja makan sedang meminum teh sambil menunduk fokus pada ponselnya dan mama...

Mama berjalan ke arah alzarn hendak ikut duduk di sofa juga namun urung ketika melihat kedatangan althaf.

Keren banget ini sih. Althaf datang membawa luka di sudut bibirnya dan semua keluarganya berkumpul di ruang tengah.

Tau begini althaf tidak pulang sekalian.

Sudah nasib althaf, biasanya pukul segini mereka belum sampai di rumah, karena masih sibuk dengan pekerjaan dan kuliah. Namun, ada apa dengan hari ini?

Althaf menunduk ketika kirana-mamanya berjalan mendekat bukan duduk di sofa bersama alzarn.

Kirana berhenti di depan althaf, papa dan alzarn masih sibuk sendiri berbeda dengan algam yang sudah bersandar di pantry memperhatikan apa yang akan terjadi antara adik dan mamanya.

Walaupun althaf lebih tinggi dari kirana dan otomatis mamanya dapat melihat wajah althaf hanya dengan mendongkakan kepala, althaf terus merunduk semakin dalam berusaha menyembunyikan lebamnya itu.

"Liat mama thaf!" kirana memerintah. Dan althaf enggan menuruti.

"Liat mama A!" ulang kirana lebih halus tertahan emosi. Dengan ragu althaf mengangkat wajahnya.

Kirana melotot melihat sudut bibir althaf yang lebam dan sedikit membiru "Bagusss... Berantem dimana kamu?" ucap kirana setengah berteriak membuat semua yang ada di ruang tengah itu mengalihkan pandang ke arah sumber suara.

Althaf diam dan kembali menunduk. Bingung harus menjawab apa.

"Maaf ma" hanya kata maaf yang terlontar dari mulutnya.

Kirana menarik lengan althaf membawanya  untuk duduk di sofa ruang tengah. Lalu kirana berjalan menuju dapur untuk mengambil air hangat dan handuk kecil.

Tiga pasang bola mata masih tertuju pada althaf. Tatapan ketiganya mengintimidasi.

Kakak kedua althaf, algam buka suara seraya berjalan menghampiri althaf "Di gebukin lo?"

Althaf menoleh dan hanya menatapnya datar , tak lama kemudian kirana kembali membawa wadah kecil berisi air hangat dan handuk. Lalu duduk di samping althaf.

Selanjutnya alzarn mendekat pada althaf "Dicium cewek ya lo?!" bisiknya agar Arda-papanya tidak mendengar.

"Ngomong apa kamu azar?" sahut kirana yang siap menempelkan handuk hangat pada ujung bibir althaf.

Alzarn menggeleng "Enggak mah"

"Bangsat!" umpat althaf sambil melemparkan satu buah bantal sofa pada abang nomor satunya itu.

"Ngomong kasar kamu barusan?" tegur kirana.

"Bukan mah" jawaban althaf bermakna persis dengan alzarn. Dan algam hanya terkekeh.

Kirana menghiraukan ketiga anaknya karena tidak akan habisnya jika terus meladeni tingkah anak-anaknya. Dan mulai fokus untuk mengobati luka althaf, putra bungsunya.

"Teruss aja cari masalah, gak ada kapoknya kamu thaf!" ucap kirana di sela-sela aktivitasnya.

Arda, suami kirana berjalan mendekat dan duduk di tengah-tengah antara kirana dan algam. Melihat dari dekat bagaimana luka lebam althaf.

Jadi dari sofa sebelah kanan itu alzarn, althaf, kirana, arda dan algam. Oke bagus semua berkumpul dan waktunya berangkat.

"Nih ya A. Gak ada tuhh abang-abang kamu yang kelakuannya kaya gini waktu SMA" jelas kirana "Disini kamu yang paling bandel dan susah di atur" lanjutnya.

Althaf hanya diam enggan menyahuti. Sedangkan kedua abangnya tersenyum sombong.

"Dengerin tuhh, gue kagak pernah kaya lo" suara algam terdengar mengejek, pembicaraan kirana mulai panjang lebar dan merambat kemana-mana.

Kesialan apa coba bagi althaf.

"Lagian kenapa sih thaf?" sambar arda, papanya, yang sedang meraih remote TV.

"Berantem pah" pasrah althaf, lagian mau ngelak seperti apa lagi, semuanya tahu dengan jelas kalo lebam di sudut bibirnya adalah hasil pukulan.

"Berantem sama siapa?"

"Temen" jawab althaf. Karena tak mungkin althaf menjawab "Satria, keponakannya papah, sepupunya althaf" bisa makin panjang urusannya.

"Berantem gara-gara cewek ya lo?" tembak algam membuat tatapan althaf menajam.

"So tau" jawab althaf. Meski tebakan abangnya tepat sekali.

Jujur, ini kedua kalinya althaf terluka akibat baku hantam. Dan ini pertama kalinya luka hasil pukulannya hanya karena seorang perempuan.

Bisa tidak ailve dikatakan sebagai cewek spesial bagi althaf. Karena pertama kalinya lho althaf baku hantam karena perempuan.

Althaf menoleh kembali menatap arda, papanya "Maaf pah"

"Yaudah gak papa" gumam arda.

Kirana melotot mendengar jawaban suaminya yang terdengar terlalu santai menanggapi kelakuan anak bungsunya.

"Gak papa kamu bilang pah? Ini althaf berantem lho pah?!" tanya kirana.

Arda bangkit berdiri, malas jika terus berdebat dengan istrinya karena ujung-ujungnya pasti dirinya yang akan mengalah "Udah gapapa, uang bulanannya aja yang di potong setengah dari biasanya" pungkasnya ringan seraya berjalan memasuki kamar kirana.

Membuat althaf melotot dan kedua abangnya tergelak.

"Mampusss mamam tuhh hot sale" timpal algam.

"Masih aman kan dek?" ucap alzarn sambil terkekeh, ucapannya lebih terdenger mengejek.

------------------

Ive lo tau ga mirisnya hidup gue sekarang?

Udududu althaf yang sabar ya kasep😂😂

Hehehe lanjut gak nihh?

















Waitt.....



























Thnxx❤
Sampai bertemu kembali

Continue Reading

You'll Also Like

246K 10K 29
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
2.4M 127K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
4.5M 269K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
6.6M 217K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...