My Precious Girlfriend ✔

By bluerosebae

633K 47.4K 1.8K

Orang-orang bilang kalo Airin beruntung mendapatkan Nino, cowok ganteng dengan aura bad boy itu mampu membius... More

Prolog
1. Airin dan Sejuta Kesabarannya
2. Keseriusan yang Tak Dianggap
3. Sadly Birthday
4. What's Wrong?
5. Mencari Ingatan yang Hilang
Pesan Rindu
6. Kesalahpahaman Ini...
7. Nino Ketika Kehilangan Arah
8. Usaha Nino
9. Bawa Perasaan
Trailer Perdana!!
10. Perebutan Dimulai
11. Panti Asuhan Kasih Bunda
12. Sekolah Alternatif
13. Danu dan Kehidupannya
14. Menebus Kesalahan
15. Ketika Airin Khawatir
16. Niat Baik
17. Kebenaran Dalam Kejahatan
18. Cinta Segitiga
19. Kesembuhan Danu
20. Peringatan Hari Jadi
21. Libur Semester
22. Be Better
23. Teman Saja
24. Kehilangan....
25. .... dan Kedatangan
26. Merasa Asing
27. Karma Butterfly
28. Rindu Ini....
29. Hari Melepas Rindu
Epilog
Bonus Chapter 1 : Keano dan Kaila
Bonus Chapter 2 : Panti Asuhan

Bonus Chapter 3 : Anniversary

18.1K 1K 59
By bluerosebae

"Bu, ini laporan kelas lima yang Ibu minta."

"Oh, makasih ya."

Di saat orang-orang keluar mengisi perut, Airin kembali melanjutkan kegiatannya menginput data di sela jam istirahat. Mungkin dia akan tetap diam di depan laptopnya jika saja Sagita dan Kelvin tidak masuk membawa makanan sekembalinya dari kedai di seberang sekolah alternatif.

"Makan dulu Bu Airin." ujar Kelvin menaruh plastik bawaannya di sebelah Airin.

Airin melirik Kelvin dan Sagita sebentar, "Thanks ya. Aduh gue nggak bakal makan kalo bukan kalian yang beliin."

"Break lima menit nggak bakal bikin murid-murid lo ketinggalan pelajaran kali."

Airin tak menghiraukan kalimat Sagita, dia membuka kotak makanannya setelah menyimpan data terlebih dulu.

Setelah beberapa tahun berlalu, Airin akhirnya berhasil mendaftarkan sekolah alternatifnya ke pemerintahan hingga sekolah itu resmi dibuka untuk pemulung, pengamen, pengemis dan anak-anak kurang beruntung lainnya. Airin lebih menerima anak-anak yang berasal dari keluarga dengan ekonomi di bawah rata-rata, karena impiannya memang ingin bermanfaat untuk orang-orang sekitarnya.

Dan hari ini, Sagita dan Kelvin bersedia menjadi tenaga pengajar tambahan di sekolah alternatif. Sebenarnya Airin masih bisa meng-handle sekolah bersama enam guru lainnya, namun mereka tetap bersikeras membantu Airin.

Saat ini Sagita sudah memiliki rumah praktek dokter anak sendiri, seperti cita-cita orang tuanya. Sedangkan Kelvin meneruskan apa yang sudah dibangunnya di dunia pemotretan, bahkan namanya sudah dikenal dikalangan client-client besar. Maka dari itu, disela-sela kegiatan mereka, Sagita dan Kelvin kompak meluangkan waktu untuk mengajar murid-murid sekolah alternatif yang sudah sejak dulu mereka lakukan.

Oh iya, buat kalian yang penasaran dengan hubungan Sagita dan Kelvin sekarang, akan Airin ceritakan betapa rumitnya kisah mereka.

Sebenarnya Sagita dan Kelvin tidak pernah bisa terpisahkan. Peribahasanya dimana ada Sagita, di situ ada Kelvin. Mereka berdua terlanjur saling bergantung satu sama lain, namun saat Airin tanya perkembangan hubungan mereka, kedua insan itu kompak menjawab nyaman berteman seperti sekarang. Baik Sagita dan Kelvin sama-sama setuju pacaran hanya akan menjauhkan mereka jika putus nantinya.

Ya, bahasa gaulnya mereka terjebak friendzone. Padahal menurut Airin, Sagita dan Kelvin cocok jadi pasangan.

'Tok ... tok ... tok ...'

Suara ketukan pintu menyita perhatian ketiga orang dewasa itu, Airin menenggak air minumnya ketika melihat Nino yang ada di ambang pintu.

"Lagi sibuk ya?" tanya Nino setibanya di depan mereka.

"Bukan kita, tapi istri lo yang sibuk," Kelvin berbisik, "beli makanan aja sampe nggak sempet."

Nino melempar pandang pada Airin, "Kamu sibuk?"

"Enggak juga," Airin membereskan berkas-berkas di mejanya, "kok ke sini nggak bilang-bilang?"

Nino tak menjawab, dia menepuk pundak Kelvin, "Vin, lo bisa handle tugas-tugas Airin nggak? Gue mau bawa dia keluar sebentar."

Memahami kode itu, Kelvin mengangguk, "Lama juga gapapa."

Nino menggenggam tangan Airin setelah mengucapkan terima kasih pada Kelvin, Airin yang bingung hanya bisa menatap ke belakang. Melihat kedua temannya melambaikan tangan seolah mendukung tindakan Nino.

"Kira-kira Airin dibawa kemana ya?" tanya Sagita bertepatan dengan sosok Airin dan Nino yang menjauh.

"Yang pasti Airin nggak bakal balik lagi ke sini."


*****


Nino tahu Airin belum sadar hari ini tanggal apa, terlihat dari alis perempuan itu yang terus mengernyit setiap kali dia merasakan hal ganjal.

"Tumben bawa Johnny." begitu kata Airin ketika Nino membawanya ke parkiran sekolah.

"Gapapa kan? Udah lama juga kita nggak jalan bareng Johnny."

Nino sengaja tidak langsung mengingatkan Airin pada ulang tahun pernikahan mereka yang jatuh tepat hari ini. Ini adalah momen yang tepat untuk memberikan kejutan pada istrinya, Nino jadi tak sabar melihat wajah terkejut Airin.

Itulah sebabnya Nino menaikkan sedikit kecepatan motornya agar segera tiba di sebuah restoran pinggir pantai Ancol yang sudah dia booking khusus hari ini.

Airin membuka helmet dan memberikannya pada Nino, menyadari keadaan restoran yang sepi membuat Airin menatap suaminya.

"Kok sepi sih? Jangan-jangan restorannya nggak buka."

Nino terkekeh geli, dia meraih tangan Airin untuk digenggam. Dia membawa Airin memasuki restoran walau awalnya Airin bersikeras restoran itu tutup.


"Selamat datang. Mejanya Bapak sudah kami siapkan."

Airin lantas menatap Nino dari belakang, dia baru tahu ternyata Nino yang membuat keadaan restoran sesepi ini. Tapi untuk apa Nino menyewa restoran?

"Kamu aneh deh hari ini," ujar Airin setelah duduk di depan Nino, "ada apa sebenarnya?"

"Emang aku kenapa? Aku cuma mau berduaan sama istri aku."

"Tapi kan di rumah bisa, nggak perlu booking restoran segala."

Nino tak menanggapi kata-kata Airin, lelaki itu malah pergi meninggalkan Airin sendirian. Namun tak berapa lama Nino kembali dengan kedua tangan disembunyikan di belakang punggung.

Tadinya Airin ingin melayangkan protes, tetapi dia urungkan tepat ketika Nino menyodorkan sebuket bunga dari belakang punggungnya.

"Aku tau kamu pasti lupa sekarang hari apa, tapi aku udah siapin semuanya dari jauh-jauh hari," Airin masih menatap Nino penuh tanya, "happy anniversary my Irin. I hope you always be my amazing wife forever."

Seketika Airin tersentuh, matanya berkaca-kaca melihat Nino berlutut di hadapannya. Nino memang jarang melakukan hal romantis setelah Keano dan Kaila lahir, namun setiap kali Nino melakukan hal romantis, hal itu selalu berhasil menyentuh hati Airin.

Nino mengacak-acak rambut Airin setelah perempuan itu menerima buket bunganya, dia kembali ke kursinya. Menatap Airin yang sibuk menatap dan menciumi buket bunga.

"Suka nggak bunganya?"

Airin mengangguk antusias, "Maaf ya, aku malah lupa sekarang hari anniversary kita."

"Gapapa, aku maklum kok. Kamu pasti banyak kerjaan makanya lupa sekarang hari apa."

Airin tersenyum, Nino kira hanya sampai situ. Tapi siapa sangka, ternyata tangan Airin tiba-tiba membentuk sebuah hati.

"Happy anniversary my beloved husband. You're the best husband for me, please stay with me forever."

Kini giliran Nino yang tersentuh, dia mengurung tangan Airin hingga tangannya pun ikut membentuk hati seperti tangan istrinya.

"I love you 3000, Airin Natta Cendana."

Airin mencondongkan tubuhnya, "I love you 3000, Muhammad Nino Brigit."


*****


Hari semakin sore, Nino memang sengaja menahan Airin hingga sore supaya mereka bisa menikmati sunset di pinggir pantai. Karenanya Nino langsung mengajak Airin jalan-jalan di pinggir pantai setelah merasa matahari turun dari singgasananya.

Sepanjang perjalanan menikmati pemandangan pantai, tangan Airin dan Nino tidak terlepas dari genggaman sedikitpun. Mereka saling bercerita seolah itu adalah hari pertama mereka pacaran, entah itu tentang pekerjaan masing-masing, sampai tentang Keano dan Kaila pun mereka bahas. Karena jujur saja, selama di rumah, Airin dan Nino tidak pernah berbincang seintens ini. Pekerjaan Nino yang lebih menyita waktu menyulitkan keduanya untuk bertukar pendapat.

"Aku seneng akhirnya kita bisa menghabiskan waktu berdua kayak gini." ujar Airin sembari menghentikan langkahnya, dia melempar pandang ke langit yang sudah berubah senja.

Nino ikut melempar pandang ke arah yang sama, seharian bersama Airin sudah cukup membuatnya bahagia, ditutup sunset indah membuat harinya kian sempurna.

Hari ini cukup membantu Nino mengusir beban kerja yang selama ini membebani pikirannya.

"Tau gini aku siapin kado juga buat kamu."

Lamunan Nino buyar oleh rengekan Airin, lelaki itu berjalan ke belakang Airin lalu memeluk tubuh istrinya lembut.

"Kamu itu kado terindah buat aku, jadi kamu nggak perlu nyiapin kado."

Airin melepas pelukan Nino kemudian melingkarkan tangannya di leher Nino, "Kamu jangan terlalu pengertian, nanti aku makin jatuh cinta sama kamu."

Nino terkekeh, "Bagus dong, biar makin bucin sama aku."

Airin tersenyum manis, dia menatap tiap jengkal wajah suaminya yang dipahat sempurna oleh Tuhan. Bagian wajah Nino yang paling Airin sukai adalah mata tajam dan hidung mancungnya.

Waktu pertama kali melihat Nino, Airin kira lelaki itu temperamental mengingat matanya terkesan mengintimidasi lawan bicara. Tapi siapa sangka kini tatapan itu terkesan melindungi di mata Airin.

"Aku beruntung punya kamu sebagai kepala rumah tangga. Tetap jadi Nino yang aku kenal sekarang, ya."

Nino mengangguk, "Aku juga beruntung punya pendamping hidup sehebat kamu."

Airin tersenyum menggoda, "Kamu mau kado nggak? Aku udah siapin."

"Kado apa?"

Tiba-tiba Airin mengecup bibir Nino, kejadian itu berlalu begitu cepat. Membuat Nino mengerjap-ngerjapkan mata tak percaya. Kesadaran Nino baru terkumpul tepat setelah Airin berlari menjauh sambil berteriak.

"Gimana kadonya?"

Nino yang tak terima ikut berlari menyusul istrinya, "Jangan setengah-setengah kalo ngasih kado." teriaknya.

"Tangkap aku dulu, baru aku kasih kadonya full." lalu Airin berlari sekencang mungkin menghindari kejaran Nino.

Pelarian mereka ditemani suara debur ombak dan langit yang semakin gelap, Nino makin menambah kecepatan larinya kemudian saat dia berhasil menangkap Airin, dia mengangkat pundak dan lutut sang istri. Dan dengan jailnya, Nino berputar-putar hingga Airin menjerit minta diturunkan.

Begitulah akhirnya kisah cinta dua anak manusia yang rela berkorban dan berjuang untuk orang yang disayanginya.

Ini adalah kisah Nino yang berhasil merebut dan mempertahankan kembali Airin, sosok pacar berharga yang kini menjadi istri berharganya.


*****


Yeayyy... akhirnya tamat juga nulis My Precious Girlfriend. Ini benar-benar bakal jadi akhir kisah AiNo karena aku gak bakal nulis tentang mereka lagi😭😭😭😭

Untuk cerita "Keluarga Cendana Series" bakal aku infoin juga di sini, tapi aku nggak tau juga sih kapan mau nulis tentang keluarga Cendana lagi. Soalnya aku punya project cerita lain, insya allah bakal aku usahain publish karena aku cinta keluarga Cendana🙈🙈🙈🙈

Semoga chapter terakhir ini bisa jadi perpisahan manis utk kita semua, utk para bucin Nino dan utk para readers yg udh mau baca cerita ini sampai akhirnya💙💙

Maaf kalo misalnya cerita ini belum memenuhi ekspetasi kalian, maaf kalo cerita ini juga masih banyak kekurangannya, dan maaf kalo cerita ini pernah menguras emosi kalian lebih banyak dari seharusnya😆😆😆

Pokoknya terima kasih buat kalian semua yg jadi bagian dari kisah hebat ini, buat readers yg udh vote, komen atau yg cuma baca doang. Aku appreciate kalian semua yg udh mau menghargai cerita aku.

Aduhh malah jadi kepanjangan nulis author note-nya🙈🙈 mungkin ini karena terakhiran, jadi aku mendadak bawel.

I blue ya💙
Dari Mawar biru yg sedih harus berpisah sama kalian😭😭😭

Continue Reading

You'll Also Like

Peka By -

Romance

67.1K 5.6K 40
Jangan sampai jika semua usaha tanpa disertai dengan kata-kata, pada akhirnya kata yang bisa diucapkan hanyalah, "Selamat ya!" Copyright©2020
6.6M 338K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
1.5M 193K 44
[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Kata orang, uang bisa membeli segalanya, termasuk cinta. Lalu, kenapa di saat Rizki sudah meraih kesuksesannya dan mem...
2.6M 152K 38
#1 Pelakor - 11 Mei 2018 Sebuah keputusan sulit untuk memilih bertahan atau berpisah. Bertahan demi sang buah hati atau berpisah demi menyelamatkan h...