Mr.Cold & Mrs.Sunshine

By fbkxpm

261K 10.8K 374

Sequel Mr and Mrs CEO Jackson Algard Kenneth adalah CEO dari KJ GROUP, perusahaan nomor satu di dunia. Wajahn... More

#1 Coming Back
#2 Just Remember
#3 Without You
#4 Meet You
#5 Meet You(2)
#6 Mistake
#7 Signed
#8 Anniversary
#9 Getting Close
#10 Who are you?!
#11 Move to
#12 Pinky Promise
#13 Dinner
#14 Missing
#15 Missing (2)
#16 Mission
#17 First Kiss
#18 Play with Fire
#19 Stay
#20 Break up
#21 Mistake
#22 Mine
#23 Hawaii
#24 Trust Me
#25 Roses
#26 Make Up
#27 The beginning
#28 The Beginning(2)
#29 Will you?
#30 Betrayed
#31 Before the War
#32 The War
#33 The War (2)
#34 Family
#35 It's Over
#36 Los Angeles
#37 Flashback
#38 Love Letter
#39 Failed
#40 I'm not ready
FLASH
#42 Let's...
#43 Plan for The Future
#44 Us
#45 Work or Marriage?
#46
#47
#48
#49

#41 Isabella

4.1K 201 14
By fbkxpm

Rencananya, Jackson akan pergi ke Busan untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah cukup lama ia tinggalkan sementara Jennie tetap di Seoul karena banyak pekerjaan yang menumpuk.

Namun tiba-tiba Jennie ingin ikut Jackson ke Busan. Jackson sudah meyakinkan Jennie bahwa ia baik-baik saja dan Jennie tidak perlu meninggalkan pekerjaannya, tapi Jennie memaksa untuk ikut ke Busan, dan akhirnya mereka berdua kini berada di Busan.

" Semua karyawanmu ada di sini? " tanya Jennie sesampainya mereka di mansion keluarga Kenneth

" Iya. Lantai satu dan dua udah ditempati karyawanku. Tapi lantai tiga dan empat khusus untukku dan tidak ada yang boleh melanggar batas " balas Jackson

Jackson menggiring Jennie ke kamarnya, disana juga sudah tersedia semua keperluan Jennie.

" Istirahatlah.. Nanti aku kembali " ucap Jackson mengusap kepala Jennie pelan kemudian pergi meninggalkannya

Jujur saja Jackson merasa bersalah telah egois pada Jennie hingga membuat Jennie kepikiran tentang ajakannya untuk menikah. Ia sadar bahwa dirinya terlalu cepat.

Jackson memfokuskan dirinya pada pekerjaan terlebih dahulu karena sekarang tidak ada Lucas yang bisa ia andalkan. Karena itu Jackson jadi lebih sibuk dan sulit untuk meninggalkan pekerjaan.

Di sisi lain, Jennie sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia benar-benar belum siap, tapi dia tidak ingin mengecewakan Jackson yang benar-benar baik padanya.

Handphone Jennie berdering dan menampilkan nama Eomma-nya. Dengan cepat Jennie langsung mengangkatnya.

' Eommaa.. ' teriak Jennie dengan nada keputus asaannya

' Ada apa Nini? Kenapa suaramu terdengar begitu menyakitkan? Kau dimana sekarang? ' tanya Jessie khawatir mendengar suara Jennie

' Aku sedang di Busan bersama Jackson. Aku harus bagaimana Eomma? ' ucap Jennie

' Memang apa yang kau khawatirkan? Kalau memang belum siap, Eomma yakin Jackson mengerti ' balas Jessie gemas dengan tingkah anaknya yang tiba-tiba jadi labil seperti remaja

' Karena dia terlalu mengertiku, aku jadi makin merasa bersalah ' balas Jennie membuat Jessie tertawa di sebrang sana

' Harusnya kau malah bersyukur karena dia bisa mengerti bagaimanapun kondisimu. Kalian bicarakan baik-baik lagi, keluarkan semua keluh kesahmu padanya. Jika kau hanya memikirkannya sendiri, kau tidak akan mendapat jawaban Nini ' ucap Jessie menceramahi anaknya itu

' Aku tidak ingin mengecewakannya ' balas Jennie

' Kau tidak ingin mengecewakannya tapi kau juga tidak mau segera menikah dengannya. Lalu kau mau bagaimana? Bicarakan dengan Jackson, kau akan mendapat jawabannya nanti ' balas Jessie kesal dengan Jennie

' Yasudah aku akan bicara dengannya ' balas Jennie pasrah, semua yang dikatakan Eomma-nya memang benar

' Kabari Eomma lagi kalau sudah bicara dengan Jackson ' ucap Jessie kemudian mematikan sambungan telfon

Setelah berbincang dengan Jessie, Jennie memberanikan diri untuk menghampiri Jackson di ruang kerjanya. Ia membuka pintu perlahan, namun Jackson tidak menyadari kehadirannya karena dia sibuk dengan tumpukan kertas di mejanya itu.

Perlahan Jennie duduk di sofa dekat meja Jackson dan memperhatikan lelaki itu bekerja. Dengan kacamata yang menghiasi wajah Jackson, ia terlihat semakin tampan dengan wajah seriusnya itu. Cukup lama Jennie memperhatikan Jackson.

" Sejak kapan kau disitu Nini? " tanya Jackson yang baru menyadari kehadiran Jennie

" Tidak lama kok " balas Jennie tersenyum lembut

" Sini " ucap Jackson menyuruh Jennie untuk mendekat padanya

" Kenapa nggak istirahat? Nggak capek? " tanya Jackson mendudukkan Jennie di pahanya

" Ada yang ingin ku bicarakan " ucap Jennie tidak berani menatap Jackson

" Kau ingin bicara dimana? Mau di taman? " tanya Jackson yang dibalas gelengan kepala oleh Jennie

" Aku bisa menunggumu sampai selesai " balas Jennie

" Bisa ku lanjutkan nanti. Yang terpenting kau tidak kepikiran lagi dan segera tidur " balas Jackson mengecup bibir Jennie singkat

Keduanya akhirnya memutuskan untuk mencari udara segar di taman mansion Jackson. Taman yang luas dan dipenuhi berbagai tanaman itu membuat keduanya lebih tenang. Langit malampun menampakkan bintang malam ini, meski tidak banyak.

" Kalau kita menikah, apa kau memperbolehkan ku bekerja? " tanya Jennie pada Jackson yang tengah menatapnya lekat

" Aku tidak akan melarangmu melakukan apapun kecuali meninggalkanku " balas Jackson serius

" Lalu kita tinggal dimana? Di New York atau Korea? " tanya Jennie lagi

" Dimanapun yang kau mau " balas Jackson mengajak Jennie duduk di kursi taman

" Kalau aku mau tinggal di Korea, bagaimana dengan pekerjaanmu? " tanya Jennie lagi

" Aku sudah menyiapkan semuanya Jennie.. Tidak mungkin aku mengajakmu menikah tanpa menimbang semua itu " balas Jackson memainkan anak rambut Jennie

" Kau tidak ingin membicarakannya padaku tentang rencanamu itu? " tanya Jennie

" Nanti, kalau semuanya sudah siap " balas Jackson tak melepaskan tatapannya dari Jennie

" Aku belum siap menjadi ibu. Aku tidak tau bagaimana caranya menjadi ibu yang baik " ucap Jennie membuat Jackson tertawa

" Kita bisa belajar bersama Nini.. "

" Kalau kau memang belum siap, it's okay.. Aku minta maaf karena terlalu terburu-buru tanpa memberi kepastian untuk kedepannya.. Karena itu kau tidak perlu khawatir.. " balas Jackson mengusap kepala Jennie lembut

" Tapi aku tidak mau egois " ucap Jennie menundukkan kepalanya

" Aku juga tidak mau kalau kita menikah kalau kau terpaksa " balas Jackson menangkup wajah Jennie

" Tidak peduli mau kita menikah atau tidak.. Asal kau milikku.. Aku tidak masalah " ucap Jackson mencium Jennie pelan namun dalam

~

Jennie terbangun dari tidurnya ketika mencium wangi parfum Jackson yang cukup menyengat. Ketika ia membuka matanya, Jackson sudah rapi dengan setelan jas nya. Jackson menoleh ke arahnya dan tersenyum melihat Jennie yang masih muka bantal.

" Habis ini kita sarapan ya? " ucap Jackson mendekati Jennie

" Jadwalmu hari ini kemana? " tanya Jennie

" Aku harus mengurus project kita, hari ini aku mau cek tempatnya sekalian mengantarmu ke kantor " balas Jackson

" Baiklah " balas Jennie kemudian pergi menuju ke kamar mandi

Usai sarapan, keduanya langsung menuju ke bandara dan pergi ke Seoul. Setelah percakapan mereka berdua kemarin, Jennie sedikit merasa lega. Tapi bukan berarti ia tidak akan memikirkan kelanjutan hubungan mereka, ia akan mencoba untuk memikirkan masa depan mereka juga.

" Kalau sudah selesai telfon aku, kita makan malam dulu sebelum pulang " ucap Jackson sesampainya di depan gedung MJG Entertainment

" Jadwalmu di Korea sampai kapan? " tanya Jennie

" Belum tahu " balas Jackson singkat

" Baiklah nanti ku telfon, hati-hati " ucap Jennie kemudian keluar dari mobil dan masuk ke gedung

Baru mau masuk ruangan, Jennie sudah disambut oleh wajah cemas Mark. Dengan cepat Mark menyuruh Jennie masuk ke dalam ruangan dan mendudukkannya di kursinya.

" Ada apa Mark? Apa terjadi sesuatu selama aku pergi? " tanya Jennie bingung

" Ini menyangkut Bella " ucap Mark gelisah

" Kenapa Bella? " tanya Jennie jadi ikut panik. Bella adalah model cilik yang berada di naungannya. Jennie sangat dekat dengan Bella karena mereka masih ada hubungan saudara meski jauh, karena itu ketika Mark menyebutkan nama Bella dengan wajah gelisah, Jennie jadi parno.

" Tadi ayah Bella datang dan bilang kalau dia mau menyerahkan Bella pada agensi dan mentransfer sejumlah uang pada rekening agensi " balas Mark

" Kenapa begitu? " tanya Jennie semakin bingung

" Dia tidak menjelaskan detailnya dan langsung meninggalkan Bella di lobby. Aku sempt menyuruh satpam untuk mengejarnya, tapi Bella makin menangis ketika ayahnya pergi begitu saja " balas Mark membuat Jennie benar-benar terkejut mendengar berita ini

" Sekarang dimana Bella? " tanya Jennie

" Dia bersama Lisa di ruang latihan " balas Mark. Jennie langsung bangkit dari kursinya dan pergi menghampiri Bella.

Sampai di ruang latihan, ia melihat Bella yang tertidur. Jennie langsung menyuruh Mark untuk memindahkan Bella di ruang istirahat agar Bella lebih nyaman dan tidak kedinginan.

" Apa Bella cerita padamu? " tanya Jennie pada Lisa

" Orangtuanya bercerai. Bella bukan anak kandung mereka. Ibunya selingkuh dan menghasilkan Bella. Mereka bertengkar hebat di depan Bella, ibunya kabur dari rumah meninggalkan Bella dengan ayahnya. Tapi sepertinya ayahnya tidak mau membesarkan Bella " ucap Lisa membuat jantung Jennie rasanya berhenti berdetak. Ia bisa membayangkan bagaimana sedihnya Bella tidak diingkan siapapun dan melihat orangtuanya yang begitu mencintainya harus berpisah.

" Kau ada jadwal hari ini? Batalkan semua jadwalmu dan temani Bella, aku harus menyelesaikan semua ini dulu. Tunggu aku kembali baru kau boleh pulang. Jika butuh sesuatu kau bisa pakai ini " ucap Jennie panik dan memberikan kartu kreditnya pada Lisa

" Baik Daepyonim " balas Lisa kemudian membungkukkan badannya ketika Jennie pergi

Jennie langsung menancapkan gasnya ke rumah Bella. Sesampainya disana, ia tidak menemukan apapun. Ketika ia menanyakan pada satpam apartement, dia bilang tidak melihat Ayah maupun Ibu Bella. Namun Jennie bertemu dengan tetangga sebelah rumah Ella.

" Mereka seminggu terakhir ini berantem hebat, sampai terdengar dari rumah saya. Sejak dua hari lalu istrinya pergi bawa barang banyak terus nggak kelihatan lagi. Suaminya baru aja pergi bawa barang banyak juga " ucap seorang Ibu yang Jennie temui

" Baik bu, terimakasih informasinya " balas Jennie

" Saya kasihan sama Bella, dia nangis terus di depan rumah. Waktu saya ajak masuk ke rumah saya nggak mau " ucap Ibu itu

" Terimakasih sudah peduli dengan Bella bu. Saya permisi dulu " ucap Jennie kemudian segera pergi

Bingung. Itu yang Jennie rasakan sekarang. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Tidak mungkin ia melaporkan kasus ini pada polisi karena Bella akan semakin menderita dengan fakta jika dia tidak diinginkan. Namun ia tidak tahu harus mencari orang tua Bella kemana lagi.

Ia menelfon semua kerabatnya yang mengenal Bella namun hasilnya juga nihil. Mereka berdua menghilang tanpa jejak, meninggalkan Bella sebatang kara.

Semua ini bukan salah Bella, namun kenapa mereka mencampakkan Bella begitu saja. Jennie benar-benar bingung dan juga marah.

Handphone Jennie berdering dan menampilkan nama Jackson disana. Ia dengan cepat mengangkatnya.

' Kenapa Jack? ' tanya Jennie

' Sudah makan siang? ' tanya Jackson

' Belum, ada beberapa masalah. Apa kau tidak masalah kutelfon nanti? ' ucap Jennie membuat Jackson khawatir

' Memang kenapa? Ada yang bisa kubantu? ' tanya Jackson

' Ceritanya panjang, tapi yang jelas sepertinya aku harus tidur di apartementku hari ini ' balas Jennie

' Perlu kutemui sekarang? Pasti ada yang bisa kubantu ' ucap Jackson memaksa Jennie

' Apa kau bisa melacak orang? ' tanya Jennie

' Bisa, berikan aku semua informasi tentangnya. Lima menit lagi ku kabari ' balas Jackson langsung mematikan telfonnya

Tepat lima menit setelah menelfon Jackson, Jennie sudah mendapat lokasi dimana ibu dan ayah Bella berada. Ibu Bella berada di pulau Jeju saat ini, sedangkan ayah Bella sedang dalam perjalanan menuju daerah Incheon.

Jennie memutuskan untuk kembali ke kantornya dan membicarakan tindakan yang harus ia ambil bersama Mark. Ia sangat kebingungan bagaimana harus menyelesaikan masalah ini.

Memang bisa saja Jennie langsung merawat Bella sendiri, dia memang akan merawat Bella nantinya. Namun ia harus tau alasan kenapa mereka membuang Bella begitu saja. Bahkan kalau ia bisa, ia ingin menyatukan mereka kembali demi kebaikan Bella. Jennie ingin mereka tahu bahwa korbannya bukan mereka tapi Bella. Ketika mereka benar-benar menolak Bella nantinya, ia pastikan mereka akan menyesal menelantarkan Bella begitu saja.

" Mereka sudah pergi jauh pasti " ucap Mark melihat wajah Jennie yang tidak begitu enak

" Ibunya di Jeju dan ayahnya ada di Incheon. Aku bingung bagaimana menemui keduanya dalam satu tempat " ucap Jennie menghempaskan dirinya di kasur

" Temui ibunya saja, mungkin dia di Jeju bersama selingkuhannya " usul Mark duduk di sebrang Jennie

" Kalau aku pergi Bella dengan siapa? Dia butuh seseorang sekarang. Aku tidak mungkin mengajaknya, dia pasti makin merasa tersakiti " balas Jennie kesal dengan Mark

" Astaga. Ingat kalau kau punya seorang Mark Lee yang bisa diandalkan. Aku bahkan bisa menyuruhku menyeret kedua orang itu kemari kalau kau perintahkan, apalagi hanya menjaga Bella " balas Mark juga kesal dengan Jennie. Sejak tadi dia sibuk dengan dirinya sendiri, padahal dia bisa menyuruhnya atau anak buah yang lain. Tapi memang Jennie selalu menyelesaikan semua masalahnya sendiri.

" Aku tidak percaya padamu, kau kan tidak suka anak-anak " ucap Jennie

" Rosè yang akan menjaganya, aku akan menemui ayah Bella di Incheon dan melaporkan hasilnya padamu nanti. Kau mau ke Jeju sekarang? Aku carikan tiket pesawatnya sekarang " ucap Mark yang dibalas anggukan oleh Jennie

~

Bersama dengan anak buahnya Naeun, Jennie sampai di satu rumah berukuran sedang dekat laut. Naeun langsung mengetuk pintu rumah itu dan menunggu sang empunya membukanya.

Tak lama, pintu pun terbuka dan menampilkan Katherine yang terlihat kaget dengan kehadiran keduanya. Naeun adalah kepala divisi yang memegang model cilik.

Dengan cepat Katherine bergegas menutup pintu, namun dengan sigap Naeun menahannya.

" Kami hanya ingin mengobrol dengan anda sebentar " ucap Naeun

" Tinggalkan saya sendiri. Saya sudah tidak bisa kembali lagi " balas Katherine

" Pak Kang menelantarkan Bella pada agensi, dan anda sekarang menolak hanya untuk saya ajak bicara? Orang tua macam apa anda?! " ucap Jennie meluapkan semua amarahnya. Ia begitu kesal dengan sikap kedua orang tua Bella yang tidak dewasa itu. Apa mereka tidak bisa mengesampingkan keegoisan mereka dan memikirkan Bella sedikit saja.

" Aku yakin kalian bisa merawat Bella dengan baik. Aku akan mengirimkan uang untuk Bella setiap bulan " ucap Katherine akhirnya keluar dari rumah

" Memangnya yang Bella butuhkan itu uang? Bella butuh orangtuanya, dia butuh kasih sayang. Kalau sudah berani berbuat anda harus bertanggung jawab, memangnya salah apa Bella harus anda telantarkan? " maki Jennie pada Katherine

" Tenang Daepyonim " ucap Naeun berusaha menenangkan Jennie yang sudah mendidih

" Dia tidak akan mendapatkan kasih sayang dariku. Bagiku dia adalah sebuah kesalahan yang harusnya tak pernah terjadi. Seharusnya dia tidak ada di dunia ini. Melihatnya membuatku hampir bunuh diri setiap saat " balas Katherine dengan mata memerah penuh amarah

" Saya harap anda tidak menyesal dengan keputusan anda " balas Jennie kemudian pergi meninggalkan Katherine dan masuk ke dalam mobilnya

~

Jennie menghampiri apartement Mark untuk menjemput Bella yang dititipkan pada Rosè. Meski pikirannya sudah buyar, ia mencoba menenangkan diri untuk bisa tenang agar Bella juga bisa paham nantinya.

" Sepertinya tidak berjalan lancar ya.. " ucap Rosè ketika melihat wajah Jennie yang sudah kusam

" Memang sejak awal aku tidak perlu bertemu orang egois itu " balas Jennie duduk di samping Bella yang sedang menonton tv dengan wajah datarnya

" Aunty Jennie.. Bella dengar aunty mencari mama ya? Apa mama mau tinggal sama Bella lagi? " tanya Bella pada Jennie namun masih menatap tv

" Bella.. Mama sama papa sayang sama Bella. Tapi mereka ingin Bella mendapat kasih sayang yang lebih. Karena itu Bella sekarang tinggal dengan aunty " ucap Jennie menatap Bella lembut

" Benarkah? Bella cukup kok dengan sayangnya mama dan papa " ucap Bella membuat hati Jennie maupun Rosè rasanya hancur

" Mama dan papa ingin Bella lebih bahagia, mereka nggak mau Bella lihat mereka bertemgkar terus. Bella berhak bahagia " ucap Jennie ingin menangis rasanya

" Baiklah Bella mau bahagia supaya mama dan papa juga bahagia " ucap Bella akhirnya menampilkan senyumnya yang tidak ia perlihatkan sejak tadi

" Kalau gitu sekarang kita ke rumah aunty ya? Besok kita pergi jalan-jalan " ucap Jennie menggandeng Bella

" Oke " balas Bella senang

Jennie menyetir mobil menuju apartemennya bersama Bella. Ia sesekali melirik ke arah Bella untuk mengecek kondisinya, ternyata kondisinya lebih baik dari sebelumnya.

" Bella ingin makan sesuatu? " tanya Jennie

" Aku tidak mau merepotkan aunty " balas Bella sedikit menundukkan kepalanya

" Tidak perlu merasa seperti itu Bella, kita kan keluarga " balas Jennie tersenyum lembut

" Bagaimana kalau pesan pizza? " tawar Jennie, ia tahu Bella sangat suka pizza

" Boleh " balas Bella jatuh ke dalam perangkap Jennie

Sampai di apartement, Jennie langsung menyuruh Bella untuk mandi selagi ia membereskan barang-barang Bella ke lemari dan menyiapkan baju ganti untuk Bella. Namun handphonenya berdering dan menampilkan nama Jackson disana.

' Kau dimana Nini? ' tanya Jackson

' Aku ada di apartement. Maaf aku tidak bisa tinggal di penthouse mu lagi sekarang ' balas Jennie membuat Jackson kebingungan

' Memangnya kenapa? Apa kau marah denganku? ' tanya Jackson

' Bukan begitu.. Situasinya sedikit rumit sekarang, mungkin kau bisa kemari agar aku bisa menjelaskan lebih detail. Kau sudah di seoul? ' ucap Jennie

' Belum, sebentar lagi baru sampai bandara. Kalau begitu aku langsung menuju apartement mu nanti ' balas Jackson

' Safe fligth Jackie ' ucap Jennie sebelum mematikan sambungan telfon

~

Jackson sampai di apartement Jennie setelah keduanya usai makan pizza yang mereka pesan. Jennie sudah membawa Bella ke kamar untuk tidur dan menghampiri Jackson yang ada di ruang tamu.

" Is there something wrong Nini? " tanya Jackson

" Let me explain. Her name is Isabella and I can say that she's one of my family. Their parents divorce and gave Bella to me. So now I have to take care of her " jelas Jennie

" Kalau begitu aku akan mencari mansion di Seoul untuk kita bertiga tinggal. Sementara kita tinggal di apartemen mu dulu. Bagaimana? " ucap Jackson membuat Jennie membulatkan matanya

" Kau tidak keberatan dengan Bella? " tanya Jennie

" Untuk apa aku keberatan? " tanya Jackson balik

" Ku kira kau keberatan karena mungkin aku tidak akan punya waktu untukmu karena mengurus Bella. Kau tau kan Bella masih kecil dan butuh perhatian lebih, apalagi dengan kondisinya yang seperti ini. Belum lagi dengan perkataan orang yang akan menjelekkan mu karena kehadiran Bella " ucap Jennie meluapkan semua kekhawatirannya

" Let's take care of her together. I'll love her as much as you do. No need to care about what other people says. As long as you and Bella happy, it will be fine " balas Jackson tersenyum lembut

" Tapi aku akan mendaftarkannya sebagai anakku " ucap Jennie menatap Jackson datar

" Then she's my daugther too " balas Jackson tersenyum sembari meraih Jennie ke dalam pelukannya

" Let's raise her together and be the best parents she ever had " bisik Jackson di telinga Jennie

~

I'M BACK!!

Astagaa.. Sudah sebulan lebih aku tidak update ㅠㅠ

Jujur aku agak kesulitan update part ini, karena bingung mau bawa ceritanya kemana jadi aku revisi bolak balik dan hampir ngubah plot cerita juga..
Nggak tau ini masih pada nungguin ato enggak tp part ini part paling panjang yang pernah aku buat hahahaha.. #merasabersalah

Waktu itu pernah bilang mau nge-end di 35/40 kan ya, tapi gajadi hehehe..

Komen dong ceritanya udh mulai terlalu complicated atau mulai ngebosenin gitu..

Kasih masukan juga buat author biar makin semangat buat berkaryaa..
Jujur tanpa komen dan vote kalian, hidup author hambar😂

Sudah sih segitu aja author bacotnya wkwk..

Vote dan commentnya ku tunggu💙

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 188K 48
Berawal dari kalah taruhan dengan sahabatnya membuat Arabella Wicaksono seorang gadis bertubuh gempal harus memasuki sebuah club malam dan harus beru...
56.1K 3.8K 16
Apa jadinya jika seorang anak mafia yang paling ditakuti, yang memiliki kepribadian dingin pemarah, anti sosial, dan psikopat dengan kehidupan yang p...
44.2M 2.3M 96
SERIES SUDAH TAYANG DI VIDIO! COMPLETED! Alexandra Heaton adalah salah satu pewaris Heaton Airlines, tetapi tanpa sepengetahuan keluarganya , dia men...
1.2M 44.8K 42
Revisi (beberapa chapter di privat secara random) Follow-refresh-kebuka. Kalo belum bisa Hapus dari libray-masukin lagi-refreh Kalo belum bisa Logout...