My Precious Girlfriend ✔

By bluerosebae

682K 49K 1.9K

Orang-orang bilang kalo Airin beruntung mendapatkan Nino, cowok ganteng dengan aura bad boy itu mampu membius... More

Prolog
1. Airin dan Sejuta Kesabarannya
2. Keseriusan yang Tak Dianggap
3. Sadly Birthday
4. What's Wrong?
5. Mencari Ingatan yang Hilang
Pesan Rindu
6. Kesalahpahaman Ini...
7. Nino Ketika Kehilangan Arah
8. Usaha Nino
9. Bawa Perasaan
Trailer Perdana!!
10. Perebutan Dimulai
11. Panti Asuhan Kasih Bunda
12. Sekolah Alternatif
13. Danu dan Kehidupannya
14. Menebus Kesalahan
15. Ketika Airin Khawatir
16. Niat Baik
17. Kebenaran Dalam Kejahatan
18. Cinta Segitiga
19. Kesembuhan Danu
20. Peringatan Hari Jadi
21. Libur Semester
22. Be Better
23. Teman Saja
24. Kehilangan....
25. .... dan Kedatangan
26. Merasa Asing
27. Karma Butterfly
28. Rindu Ini....
29. Hari Melepas Rindu
Bonus Chapter 1 : Keano dan Kaila
Bonus Chapter 2 : Panti Asuhan
Bonus Chapter 3 : Anniversary

Epilog

25.2K 1.1K 50
By bluerosebae

Setelah menikah dengan Nino, banyak perubahan yang Airin temui dalam diri suaminya. Ternyata benar ketika Mommy bilang Nino rela begadang saat tugas kantornya belum beres, dan ternyata Nino memang sering melewatkan jam makannya.

Oleh sebab itu, mengantar makan siang ke kantor sudah jadi agenda wajib Airin tiap siang.

Namun belum sampai di halaman kantor, Airin sudah menghentikan langkahnya saat tak sengaja melihat Nino ada di kedai seberang kantor dengan seorang wanita asing.

Tanpa pikir panjang, Airin langsung menghampiri Nino yang sepertinya sedang asyik berbincang, sesekali mereka berdua tertawa lepas.

"Ino." panggil Airin membuat Nino menoleh lalu menarik senyumnya.

"Akhirnya Irin datang juga," Nino mengusap-usap kedua tangannya tak sabaran menunggu Airin membuka bekal makannya hari ini, "Ino nunggu dari tadi, kirain Irin nggak bakal datang."

Wanita asing itu terkekeh melihat tingkah Nino yang berubah drastis, mendadak manja setelah kedatangan perempuan yang diyakininya sebagai istri Nino.

"Lo Airin, kan?" wanita itu melempar senyum segan kala Airin melihatnya, "gue Pradipta, salah satu kolega Nino. Sorry ya gue nggak datang ke pernikahan kalian, soalnya gue lagi perjalanan bisnis ke London."

"Oh, iya gue inget. Nino sering cerita kalo elo itu kolega yang selalu dukung program dia."

Selanjutnya Pradipta hanya bisa tersenyum melihat interaksi Nino dan Airin yang romantis, mengingatkannya pada masa dimana dia sering terbawa perasaan dengan kebaikan Nino. Siapa sangka ternyata lelaki itu telah memiliki pendamping hidup yang lebih sempurna darinya.

"Kayaknya gue harus pergi sekarang deh, nggak enak ganggu pengantin baru." Pradipta menyampirkan tasnya lalu pamit pulang.

Airin kembali menatap Nino setelah sosok Pradipta hilang di seberang jalan, "Aku jadi inget deh, dulu aku sering mergokin kamu makan sama cewek lain. Terus aku ngaku sebagai Kakak kamu biar nggak ganggu acara selingkuh kamu." Airin terkekeh mengingat reaksi terkejut Nino tiap kali dia memergoki lelaki itu bersama cewek lain.

Nino menelan kunyahannya sebelum membalas ucapan Airin, "Aku tuh paling nggak suka denger kamu kenalin diri sebagai Kakak. Kenapa nggak bilang aja kamu pacar aku, biar cewek-cewek itu mundur karena lihat pacar aku secantik kamu."

"Aku nggak mau nyakitin hati orang, kamu yang bikin mereka berharap. Jadi kamu juga yang harus bertanggung jawab."

Nino mengangguk seadanya sambil melanjutkan makan siang, dia harusnya tahu hati Airin itu selembut sutra. Sejak mereka berpacaran, selalu saja ada laki-laki yang berani menyatakan perasaannya pada Airin. Karena perempuan itu tidak tegaan, Nino lah yang akhirnya maju memperkenalkan diri sebagai pacar Airin.

Setelah selesai makan, Nino tiba-tiba saja meraih tangan kanan Airin dan menggenggamnya lembut.

"Kalo nggak pacaran sama kamu, aku nggak tau udah berapa banyak mantan aku," kemudian Nino mengusap pelan tangan itu, "terus aku mungkin nggak bakal nikah sama kamu."

"Dan itu hal terburuk yang pernah kita pikirkan." lanjut Airin, membuat Nino sempat tersentuh sebelum akhirnya mengecup punggung tangan sang istri.

"I love you."

"Love you too."


*****


Entah sudah berapa lama Airin mondar mandir di teras rumahnya, ponsel di tangan dia genggam untuk menunggu kabar dari sang suami. Namun sepertinya itu mustahil karena saat dihubungi pun nomor Nino tidak aktif.

Kegelisahan makin mendominasi hati Airin, pikirannya membayangkan hal yang tidak-tidak terjadi pada Nino. Kukunya dia gigit untuk mengurangi kekhawatiran itu.

"Rin, gue nginep aja ya hari ini. Males nyetir ke rumah soalnya." ujar Surya yang baru keluar dari rumah.

Setelah menikah, Nino dan Airin memutuskan pindah ke rumah yang dibeli Nino dari uang tabungannya. Letaknya yang dekat dengan kantor tempat Surya bekerja membuat lelaki itu betah mampir ke rumah kembarannya. Dan berakhir tidak pulang seperti hari ini.

Airin berhenti sejenak hanya untuk mengangguk membalas ucapan Surya, perempuan itu kembali melanjutkan aktivitasnya mondar mandir yang bikin kepala Surya pusing.

"Lo ngapain sih?" kesal Surya.

"Nino belum pulang, biasanya jam segini dia udah di rumah." jawab Airin dengan nada cemas yang kentara.

"Yaelah, paling juga masih ngejar deadline. Tugas Dirut kan emang gitu."

"Kalo lembur, dia pasti ngabarin Sur. Mana hapenya nggak aktif lagi."

Melihat Airin khawatir, mengingatkan Surya pada malam dimana Airin mengendap-endap keluar rumah untuk menjemput Nino dari club langganan lelaki itu.

"Eh Rin, mungkin nggak sih Nino balik clubbing lagi?" tanya Surya ragu-ragu, takut respon Airin tidak terima.

Tetapi yang didapatnya, Airin termenung, seolah mencerna dugaan Surya. Perlahan perempuan itu menatap Surya, kemudian buru-buru masuk ke dalam untuk mengambil tasnya di kamar.

"Lah, lo mau kemana?" tahan Surya sebelum Airin menuju garasi rumah.

"Nyusul Nino lah. Daripada diem aja, mending gue coba cari."

"Biar gue anter. Lo kunci rumah, gue keluarin mobil dulu." Airin mengangguk, lalu mereka berpencar melaksanakan tugas masing-masing.

Dalam perjalanan, Airin tak henti-hentinya mencemaskan suaminya. Entah kenapa perasaannya makin tak tenang mendengar praduga Surya, dia takut jika yang dikatakan Surya benar.

Setelah beberapa kali menunjukkan arah ketika dipersimpangan jalan, akhirnya mereka tiba di sebuah club malam yang dulu sering didatangi Airin hanya untuk menjemput Nino.

Tak ada yang berubah dari club itu, hanya cat bangunan dan beberapa dekorasi yang berganti. Ketika memasuki bangunan, Airin langsung bergegas menuju meja yang biasa ditempati Nino dulu. Dan ternyata benar saja, Airin mendapati Nino duduk dengan dua temannya yang dia kenali sebagai Chandra dan Farel. Namun yang berbeda di sini adalah kesadaran Nino yang normal, tidak seperti dua temannya yang mulai kehilangan kesadaran.

"Nino!" panggilan Airin itu sempat menarik perhatian beberapa orang, Nino yang melihat keberadaan istrinya bersama Surya di sana langsung menghampiri mereka.

"Irin kok ada di sini?" bukan hanya Nino yang bingung, Airin juga merasakan hal yang sama kala tak mencium bau alkohol dari tubuh Nino. Dia kembali melempar pandang ke belakang, Chandra dan Farel sempat mengais kesadaran lalu melambaikan tangan menyadari istri sahabatnya ada di sana.

"Kamu ngapain di sini? Aku nunggu kamu pulang dari tadi."

"Kita ngobrol di luar ya, di sini berisik." Airin hanya mengikuti arah tarikan Nino dengan Surya yang mengekor di belakang mereka.

Setibanya di luar, Nino tersenyum untuk menenangkan Airin yang terlihat jelas mengkhawatirkan dirinya.

"Aku datang buat hibur mereka, katanya mereka nggak diterima kerja. Makanya aku ke sini sekalian ngajakin mereka kerja di perusahaan Daddy yang di Singapore."

"Tapi kamu nggak ikutan minum, kan?"

"Enggak Irin, aku udah nggak tertarik sama minum-minuman itu lagi."

Airin memicingkan mata menyelidiki Nino lalu dia menghembuskan napas lega saat menyadari tak ada kebohongan di mata suaminya, akhirnya dia bisa menarik senyumnya lagi, apalagi ketika mengingat momen yang terjadi setelah mereka keluar dari clubbing ini.

"Kamu tau nggak, aku putusin kamu dulu karena apa?"

Nino terlihat memutar bola mata berpikir, "Karena kamu capek ngurus aku yang clubbing mulu?"

"Bukan," Airin menggelengkan kepala, "tapi karena kamu bilang aku bukan siapa-siapa kamu yang berhak ngatur, kamu bilang aku bukan istri kamu. Dari sana aku narik kesimpulan, kalo kamu nggak serius jalin hubungan kita yang dulu."

Nino menarik Airin dalam pelukannya, dia mengusap lembut belakang kepala Airin, "Itu kan dulu, sekarang kamu udah jadi istri aku. Jadi kamu berhak ngatur aku selama itu baik buat kita."

Nino merasa Airin mengangguk dalam pelukannya, "Jangan ngulangin kesalahan yang sama ya. Aku lebih suka kamu yang sekarang."

Nino makin mengeratkan pelukannya untuk membalas ucapan Airin. Diam-diam dia sedikit menyesal karena baru menyadari keinginan sederhana Airin sekarang, istrinya itu hanya ingin Nino meninggalkan kebiasaan buruknya.

"Ekhem ... excuse me, bisa nggak pelukannya di rumah aja, ini tempat umum. Lagian banyak deadline yang harus gue kerjain." ucap Surya membuat Nino dan Airin melepas pelukan karena baru menyadari kehadiran Surya di antara mereka.

"Ish, ganggu aja lo. Makanya cepet halalin Alita biar lo nggak ganggu gue sama Nino mulu." ketus Airin.

"Dih bawa-bawa Alita. Awas aja ya kalo Nino nggak pulang lagi, kagak gue anterin lo."

"Lah, perasaan elo deh yang suka rela nganterin. Padahal gue nggak minta."

"Punya kembaran nggak tau terima kasih banget. Sini lo, biar gue kasih pelajaran dulu."

Selanjutnya terjadi kejar-kejaran antara Airin dan Surya. Nino tersenyum melihat mereka, karena memang tidak ada yang berubah sebelum dan setelah menikah. Airin dan Surya masih bertingkah layaknya anak-anak, padahal Cetta sebagai anak bungsu tidak pernah bertingkah kekanakkan seperti mereka.

Seperti inilah kebahagiaan Nino sekarang, melihat Airin tertawa sudah menjadi satu paket dengan kebahagiaannya.

Dan Nino berjanji pada dirinya untuk membahagiakan wanitanya apapun yang terjadi nanti.


*****


Akhirnya Nino tahu juga alasan dia diputusin dulu😆😆

Bagaimana dengan epilog ini guys? Sebenarnya ini masih bagian dari kisah My Precious Girlfriend, belum termasuk bonus chapter.

Pokoknya tungguin aja, di bonus chapter nanti cuma yg manis-manis khusus buat kalian yg request cerita manis AiNo.

Oh iya, kalian boleh lho request momen, komen inline di sini ya🤗🤗🤗

I blue ya💙
Dari Mawar biru yg seneng karena cerita MPG masuk ranking 1 dikategori Minrene😆😆😆

Continue Reading

You'll Also Like

MINE By Rafa

Fanfiction

19.8K 1.7K 33
~COMPLETE~ "Sejak awal, Chanyeol adalah milik ku. Dan pada akhirnya dia akan kembali pada ku" [Started : 26-08-2021] [End : 24-01-2021 ] ● Baca juga...
6.1K 1.1K 38
Takut pada keramaian, Airen hanya bisa bersembunyi sepanjang hidupnya, sendirian, kesepian, tak punya teman Kemudian di sekolah barunya, Airen bertem...
52.7K 2.9K 33
[𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 | 𝚛𝚘𝚖𝚊𝚗𝚝𝚒𝚌-𝚌𝚘𝚖𝚎𝚍𝚢] Bagi Neira, minusnya reuni itu bukan hanya ajang pamer, atau nostalgi...
851K 73.1K 31
Ditinggalkan merupakan hal yang biasa terjadi bagi Selaras Nada. Hal itu sudah terjadi semenjak ia lahir. Ditinggalkan orang tuanya di depan pintu pa...