PRINCESS PATAH HATI (tamat)

By rayamipi

12.2K 532 190

Bercerita tentang seorang gadis populer bernama RENE MAURENNE yang sedang patah hati. Yang memutuskan hubunga... More

:: BAB 1 - ZONA PATAH HATI ::
:: BAB 2 - SURPRISE ::
:: BAB 3 - MANTRA RINDU ::
:: BAB 4 - KHAWATIR ::
:: BAB 5 - PERANG ::
:: BAB 6 - DUET ::
:: BAB 7 - LUKISAN ::
:: KENALAN YUK! ::
:: BAB 8 - BUKAN URUSAN ELO ::
:: BAB 9 - SELAMAT UNTUK KALIAN ::
:: BAB 10 - KELUARGA ::
:: BAB 11 - BACKSTREET ::
:: BAB 12 - PUTUS ::
:: BAB 13 - PACAR BARU ::
:: BAB 14 - REYHAN HADI NUGROHO ::
:: BAB 15 - CARA MENCINTAI ::
:: BAB 16 - HOROR ::
:: BAB 17 - DODO SASONGKO ::
:: KENALAN YUK! PART 2 ::
:: BAB 18 - ALASAN ::
:: BAB 19 - TOPENG ::
:: BAB 20 - VASCO MAURER ::
:: BAB 21 - BALAPAN MOTOR ::
:: BAB 22 - TEMAN BARU ::
:: BAB 23 - BERDEBAR ::
:: BAB 24 - GUE SUKA LO ::
:: BAB 25 - DEBORA ANASTASYA ::
:: BAB 26 - SENSASI ::
:: BAB 27 - DIPAKSA PEDULI ::
:: KENALAN YUK! PART 3 ::
:: BAB 28 - CALON KAKAK IPAR ::
:: BAB 29 - SEANDAINYA ::
:: BAB 30 - KINTAN ELMAVI ::
:: BAB 31 - HEBOH ::
:: BAB 32 - BALIKAN ::

:: BAB 33 - HADIAH ( TAMAT ) ::

577 16 1
By rayamipi

HAN celingak-celinguk kiri kanan, kosong. Rene mengajaknya makan siang di salah satu restoran di hotel bintang lima, tapi cuma satu meja yang ada pengunjungnya, yaitu meja mereka. Selebihnya, kosong.

"Restoran ini milik keluarga aku. Lebih tepatnya sih, hotel ini milik keluarga aku. Jadi khusus hari ini, kakak aku nyewa restorannya cuma buat kita." ujar Rene menjawab kebingungan Han. Membuat cowok itu mangut-mangut mengerti.

Han berusaha bersikap santai karna hari ini ia berhadapan dengan calon kakak iparnya. Pertama kali lihat, Han sempat kikuk karna Mas Kafka, kakaknya Rene itu terlihat menakutkan. Tatapannya tajam dan terkesan irit bicara. Untung wajahnya menawan seperti adiknya, jadi tidak terlalu mengerikan.

"Sudah berapa lama kenal sama Rene?" tanya Mas Kafka pada Han sambil menunggu makanan dihidangkan.

"Kita bukan cuman kenal, tapi kita udah pacaran lebih dari satu tahun, Mas." Rene yang jawab.

Mas Kafka terkejut. Han tersenyum salah tingkah.

Rene melirik Bu Mayang yang duduk di sebelah Mas Kafka yang sejak tadi hanya diam saja.

"Mas Kafka sejak kapan pacaran sama Bu Mayang? Kenal dimana? Mama Papa tahu? Kok nggak pernah bilang sama aku?" tanya Rene untuk mengalihkan perhatian Mas Kafka dari Han.

"Sejak SMA." jawab Bu Mayang dengan gugup. "Kita dulu teman satu SMA."

"SMA?" Rene dan Han kompak terkejut.

"Trus, pacarannya sejak kapan?" desak Rene penasaran.

"Itu..."

"Hm..." Mas Kafka berdehem sambil menatap Bu Mayang seakan menyuruhnya untuk berhenti bicara.

Mas Kafka beralih menatap Rene. "Mas sudah lama ingin mengenalkan kamu sama Bu Mayang, tapi Mas sedang mencari waktu tepat. Mas tahu kamu sudah tahu semuanya dari informasi yang kamu dapatkan tentang Bu Mayang. Mas cuma minta satu, kamu mau memberi kesempatan Bu Mayang untuk mengenal keluarga kita dan menjadi bagian keluarga kita?"

Rene terdiam sesaat, sebuah ide tiba-tiba melintas di pikirannya.

"Oke. Mewakilkan Mama dan Papa, aku setuju dengan hubungan Mas dan Bu Mayang." ujar Rene.

Bu Mayang menarik nafas lega.

"Tapi, Mas nggak boleh ikut campur tentang hubungan aku sama Han. Kita pacarannya sehat kok." kata Rene lagi.

Mas Kafka mengangguk mengerti. "Ok. Mas percaya sama kamu."

Rene tersenyum senang sambil menatap pada Han yang langsung tersenyum padanya. Itu artinya, mereka dapat restu untuk pacaran.

"Mas, aku boleh minta satu permintaan lagi nggak?" tanya Rene ragu.

"Kamu mau apa?"

"Aku mau credit card aku dibalikin. Aku mau beli apapun sesuka hati, nggak harus lewat Pak Puguh lagi."

Mas Kafka mengangguk. Mengeluarkan dompetnya, ia memberi tiga kartu dengan warna yang berbeda pada adiknya itu.

"Tolong digunakan dengan baik. Jangan buat masalah lagi." kata Mas Kafka mengingatkan.

"Pastinya." Rene terseyum lebar sambil menerima kartu itu. Akhirnya, ia bisa jadi princess yang sesungguhnya.

--- ooo ---

MIA melamun sambil membayangkan moment tadi malam saat Rifki mengajaknya makan malam, mengantarnya pulang, bahkan mereka sampai telponan sepanjang malam.

Bahkan pagi ini, Rifki menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama. Untungnya, Rene berangkat lebih pagi karna ada sesuatu yang harus ia kerjakan sehingga Mia tidak perlu membuat alasan kenapa ia tidak bisa pergi ke sekolah bareng sahabatnya itu.

"Kok Rene belum datang ya?" kata Mia tersadar sahabatnya itu belum juga menampakkan dirinya.

"Pagi Rene." Murid yang berdiri di dekat pintu masuk menyapa Rene yang baru muncul di depan pintu kelas dengan Dodo dan dua murid cowok lainnya yang membawa kotak donat ukuran besar dan kardus minuman yang lalu diletakkan di meja guru.

"Guys, hari ini Princess Rene traktir kita donat. Kalian boleh makan sepuasnya." teriak Dodo yang membuat murid-murid berteriak heboh. Mereka berhamburan mengambil donat itu dan susu kotak yang disediakan di atas meja.

"Thank's ya, Ren." ujar mereka kompak.

"Ren, kok susu coklat sih? Nggak ada yang lain nih minumannya?" protes Debora yang baru saja memakan donat gigitan pertamanya.

"Susu coklat bagus buat kesehatan." jawab Rene ngasal.

Debora menggangguk mengerti.

"Tumben elo punya banyak duit sampai traktir segala?" komentar Mia yang merasa ada yang aneh.

"Lo lupa ya, gue kan anak konglomerat." kata Rene dengan senyum bangga.

"So?"

"Mas Kafka balikin kartu gue. Keren nggak tuh?"

Mia terkejut. "Seriusan?"

"Iya dong."

"Bagus deh, biar lo nggak ngutang mulu sama gue." kata Mia lega. Tahu sendiri, ulah Rene selama ini kalau tidak ada duit sering bertingkah.

"Rene..." panggil Vasco sambil melambai di depan kelas. Membuat Mia dan Rene menoleh bersamaan. "Anak-anak kelas gue nitip ucapan terimakasih atas traktiran donatnya." katanya setengah berteriak.

"Anak-anak kelas gue juga, bilang makasih sama elo. Donatnya enak." tambah Rako, murid kelas sebelah saat menyepulkan kepalanya di pintu.

"Sama-sama." balas Rene santai.

Mia menatap tajam. Ia merasa sahabatnya itu baru saja berulah setelah mendapatkan kartunya kembali. Kartu yang bisa membeli apapun itu. "Jangan bilang elo traktir satu sekolahan?"

Rene mengangguk kecil.

"What?" Mia bangun terkejut. "Berapa banyak elo beli donat, hah?" tanyanya sambil duduk kembali.

"Sepuluh kotak untuk setiap kelas. Seratus kotak untuk guru-guru." jawab Rene sambil mencoba menghitung. "Susu coklatnya gue lupa berapa."

Mia menganga hebat. "Rene... elo tahu sekolah kita ada berapa kelas? Elo tahu berapa banyak elo ngabisin duit elo? Kalau Mas Kafka tahu, kartu elo bisa ditarik lagi. Mau elo balik jadi princess gembel?"

"Santai Mi, tokat donat sama toko minumannya udah gue beli. Jadi aman."

Mia mengusap wajahnya frustasi. Ini nih kelakuan Rene kalau tidak diawasi, sahabatnya itu suka melakukan hal tanpa pikir panjang.

"Tetap aja, kalau Mas Kafka tahu gimana?" Mia menggertakkan giginya karna kesal.

"Tenang, gue beli toko-nya atas nama lo. Anggap aja sebagai hadiah karna elo udah jadi babysitter gue yang baik selama ini."

"Brarti gue dong yang bakal disalahin Mas Kafka?" Mia menunjuk dirinya sambil berpikir.

"Nah, tuh elo tahu." kata Rene sambil bangun dan mundur perlahan.

"Kampret!" jerit Mia kesal, tapi Rene keburu kabur. Mia mengejarnya.

Rene yang tengah berlari itu tiba-tiba ditarik oleh seseorang yang lalu membungkam mulutnya. Pas mau teriak, Rene tersentak, itu Han.

"Ini aku." bisik Han sambil menempelkan jari telunjuk ke bibir untuk memberi kode agar pacarnya itu tidak bersuara.

Han menarik Rene ke kelas musik yang kosong. Mereka mengintip keluar melihat Mia berpapasan sama Rifki. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Mia kelihatan bahagia sekali. Mia pun mengikuti Rifki yang entah membawanya kemana.

Rene menarik nafas lega setelah Mia menghilang. Matanya fokus menatap Han dari ujung kaki sampai ujung rambut. Han terlihat sangat tampan seperti biasanya dan selalu membuat Rene terpesona.

"Makasih Sayang. Hampir aja aku kena marah sama Mia."

"Makasih doang nih. Nggak ada hadiahnya?" goda Han iseng.

"Hadiah?"

"Iya."

"Kamu mau minta apa? Mumpung aku punya banyak duit."

"Aku pengen hadiah yang lain." Han mendekatkan wajahnya perlahan ke wajah Rene.

Rene deg-degan. Tanpa sadar, ia menutup matanya.

CUP.

Han mencium pipinya lembut, lalu menarik mundur. Rene terlihat kecewa, padahal ia berharap lebih.

"Yuk, Mia udah pergi. Kita balik ke kelas." ajak Han, tapi Rene langsung menahan tangannya.

Rene menyentuh kedua pipi Han dengan tangannya, lalu mencium pipi cowok itu bagian kiri, bagian kanan, lalu jidat dan turun ke bibir cowok itu. Hanya satu kali kecupan, Rene menarik mundur.

"Itu hadianya." kata Rene sambil tersipu, lalu melewati Han begitu saja.

Rene jalan terburu-buru karna malu atas apa yang ia lakukan barusan. Dari belakang, Han mengejarnya, lalu meraih tangannya. Mereka bergandengan mesra dengan perasaan bahagia.
.

- TAMAT -

Terimakasih untuk semua pembaca yang udah baca sampai bab akhir ini.
Akhirnya PRINCESS PATAH HATI tamat dengan 33 BAB.

Semoga kalian menikmati endingnya.
Jangan lupa kasih bintang dan comment-nya.
Sampai jumpa, di karya aku selanjutnya.

Salam,
Raya Mipi.

#09/12/21

Continue Reading

You'll Also Like

74.8K 2.1K 23
Prolog Sama halnya seperti Cinta Segitiga ketika aku mencintainya tapi dia mencintai sahabat ku sendiri. Sama seperti halnya cinta bertepuk sebelah t...
14.4K 719 30
TAMATTT!!! Teruntuk malam, kutitipkan rinduku untuknya. Rindu yang tak bisa kumiliki bahkan senyuman tulus yang tak bisa kudapatkan
17K 565 8
Penerbit Indie yang siap menerbitkan cerita anda dengan GRATIS! Dalam bentuk cetak! Kuy, buruan cek! HUBUNGI KAMI MELALUI : Shopee : evolifmedia Inst...
1.2K 111 114
Berisi Quetos Drama China yang aku suka yang bikin aku nggak bisa move on nonton nya..!! jadi ini semua isi Quetos yang aku ambil di dalam drama : "...