[2] MY SWEET LOVE ; KAI [ON G...

By saacho

54.3K 5.8K 284

Highest rank : #10 in kimjongin #12 in kai | #54 in possesive | #27 in posesif ============================... More

Prolog
1| Begining : Hyera [REVISI]
2| Hit the Trap : Hyera [REVISI]
3| hell-O : Jongin [REVISI]
4| I Found You : Jongin [REVISI]
5| Hello Sugar [REVISI]
6| First Night?! [REVISI]
7| He Made Me Feel Like on Television [REVISI]
8| Sweet Before The Storm [REVISI]
9| Touch Her, I'll Kill You
10| Don't Want To Be Far From You [REVISI]
11| When Nothing Goes Right [REVISI]
12| Mine
13 | Trying to Get to Know You Closer
14 | What's Going On? [REVISI]
15 | When I Think 'I Love You' [REVISI]
16 | Actually, I Already Love You [REVISI]
17 | Something Wrong [REVISI]
18 | Stuck With Me [REVISI]
19 | Getting Married? [REVISI]
20 | Run!
22 | Something

21 | New Plan

174 25 7
By saacho

         Ia terus melangkahkan kakinya secepat mungkin, menjauh dari rumah besar tersebut. Kedua kakinya bergerak sangat cepat. Entahlah, Hyera tahu ia bodoh memilih untuk pergi dari Kai, tapi ia merasa.. ragu. Hyera menghela nafasnya kasar, bertumpu pada kedua lututnya sembari mengatur nafasnya kembali. Hyera bodoh. Ia bodoh, sangat bodoh.

Ini gila. Ia benar-benar sudah gila.

Hyera kembali melangkahkan kedua kakinya menjauhi rumah besar tersebut hingga ia menemukan jalan utama. Ini keputusan bodoh, pergi dari Kai dan sekarang ia berada diluar. Ia sekarang baru menyadari betapa takutnya ia sendirian saat ini.

Hyera mengernyitkan dahi saat melihat sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan. Jantungnya berdetak kencang saat menyadari itu adalah mobil milik Sehun. Bagaimana ini? Ia akan kembali ke rumah Kai dan tidak dapat menemukan fakta yang ia cari.

Mobil Sehun berhenti tepat didepannya. Sehun keluar dan menatapnya khawatir lalu menghampirinya. "Ya Tuhan, Hyera! Kau baik-baik saja?" Sehun meremas kedua bahunya, terlihat jelas bahwa ia benar-benar khawatir. Hyera menganggukan kepalanya, pelan.

"Kai menelponku dan bilang kalau kau tidak ada di rumah. Ia panik dan menyuruh semua orang untuk mencarimu, Hyera." Hyera meremas kedua tangannya. Ia lebih gelisah memikirkan bagaimana reaksi Kai saat tahu ia tidak ada di rumah. Apakah pria itu terlihat menyeramkan jika marah? Apalagi ia yang pergi menghilang. Bagaimana Hyera nanti menjelaskan alasannya pergi keluar pada Kai?

Sehun menghela nafasnya, membuat Hyera menatap pria itu lagi. "Hyera, beruntung aku bertemu denganmu disini. Kau tahu? Berada dijalanan sendirian sangat berbahaya, apalagi kau seorang wanita, Hyera."

Hyera menundukkan kepalanya, "Maaf.. aku tak bermaksud membuatmu khawatir." Lirihnya sepelan mungkin namun Sehun masih dapat mendengarnya dengan jelas.

"Tidak apa." Sehun mengelus rambut Hyera. "Ayo, kita masuk ke dalam mobilku. Aku antar kau kembali ke Kai." Sehun menuntunnya masuk ke dalam mobilnya. Dan Hyera, tentu ia sedang memikirkan apa alasan yang akan ia katakan pada Kai. Ini gila dan akan semakin gila.





✧•°•°•°•°•°•°•°•✧



               Sehun menuntun Hyera masuk ke dalam rumah, membawa wanita tersebut masuk ke dalam rumah perlahan. Ia baru menyadari saat mereka di dalam mobil. Tubuh Hyera penuh dengan goresan, beberapa luka cukup besar dan Sehun tahu Kai akan marah saat melihatnya.

Ia memandang ngeri saat memasuki ruang tamu, Kai berdiri di depan anak buahnya seraya berteriak menyuruh mereka agar cepat menemukan Hyera. "Kai.." Panggil Sehun membuat Kai berhenti berteriak dan mengalihkan pandangannya pada Sehun dan juga Hyera, tentunya.

Tanpa berpikir panjang, Kai melangkahkan kakinya mendekati Sehun dan juga Hyera, memandang khawatir pada Hyera. Matanya tak berhenti memeriksa tubuh Hyera. Banyak sekali goresan di tubuh gadisnya. Ia mengeram tertahan. Siapa yang berani melukai gadisnya? Sialan!

"Jangan marah. Lebih baik kita obati Hyera terlebih dahulu." Ujar Sehun membuat pikiran Kai kembali normal dan menarik Hyera secara perlahan. Membawa gadis itu kembali ke kamarnya, kamar mereka. Sehun menghela nafasnya dan menatap kearah anak buah Kai, "lebih baik kalian semua kembali bekerja." Lalu ia melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Kai. Menunggu hingga pria itu selesai mengobati Hyera tentunya.

Kai membawa tubuh Hyera menuju ranjang, mendudukkan wanita itu disana. Lalu ia keluar kamar dan kembali membawa kotak obat. Tanpa bicara, ia mengobati luka Hyera perlahan. Hyera meringis saat Kai mengusap lukanya. Tak ada ekspresi apapun diwajah pria itu membuat jantung Hyera kembali berdetak kencang. Apa yang harus ia katakan nantinya jika Kai bertanya padanya? Apa ia harus jujur? Atau lebih baik ia berbohong? Entahlah. Hyera merasa takut. Apalagi ekspresi pria itu yang tidak menunjukkan tanda apapun semakin membuatnya takut. Takut sekali.

Hyera kembali meringis menahan sakit saat Kai mengobati luka di kakinya. "Aww.." Kai menatap wajahnya tanpa ekspresi, rahangnya mengeras dan tatapan matanya menajam. Hyera tahu Kai pasti marah padanya. "Pelan-pelan.." lirih Hyera membuat pria itu kembali mengobati lukanya dengan sepelan mungkin, lebih pelan dari sebelumnya.

Setelah semua lukanya terobati, Kai merapihkan semuanya tanpa bicara apapun pada Hyera lalu berdiri berniat meninggalkan Hyera. Hyera memandang sendu pada Kai lalu tanpa ia sadari, Hyera menarik tangan Kai. Membuat dirinya meringis dalam hati. Menyesal mengapa menahan pria itu.

Tatapan heran dari Kai justru semakin membuat Hyera takut. Apa yang harus ia katakan sekarang? Haruskah ia bicara atau membiarkan Kai pergi saja? Entahlah. Hyera benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Hyera membuka mulutnya lalu menutupnya lagi. Mengurungkan niatnya untuk berbicara pada Kai. Ia tahu, ia ragu dan Kai tahu akan hal itu. Kai mengelus rambutnya lembut sembari tersenyum kecil padanya. "Katakan." Ujarnya yang lebih terdengar seperti sebuah perintah untuknya.

"Aku.." Hyera kembali ragu. Ia menatap mata Kai gelisah. "Maaf.." dan hanya itu yang dapat keluar dari mulutnya. Hyera tidak tahu harus berbohong apa padanya. Kai pasti tidak mudah dibohongi, bukan? Ia pria cerdas. Ia pasti tahu.

Kai menghela nafasnya lalu mengalihkan pandangannya dari Hyera. Pria itu mengatur nafasnya perlahan sembari menghitung dalam hati. 1.. 2.. 3.. hingga 10 secara perlahan. Sehun selalu bilang itu bagus untuk mengatur emosinya saat marah. Ia sangat marah. Jelas. Tidak perlu ragu, ia sangat kesal dan marah saat ini. Mengetahui Hyera tiba-tiba hilang dari rumahnya, lalu wanita itu pulang dengan Sehun dalam keadaan tubuh penuh luka. Kai tidak tahu luka tersebut wanita itu dapatkan dari mana. Entah wanita itu bertemu orang jahat lalu orang tersebut menyakitinya, atau wanita tersebut jatuh dan melukai dirinya sendiri. Atau ada banyak kemungkinan yang terjadi pada wanitanya. Dan Kai kesal akan fakta tersebut. Fakta bahwa ia gagal melindungi Hyera. Ia benci itu.

"Aku menemukan seekor burung diatas pohon.. ia terluka.." Kai kembali mengalihkan padangannya pada Hyera. Menunggu wanita itu kembali membuka suara. Memberi tahu apa yang terjadi pada wanita itu sebelumnya. "Yaa.. aku.. aku melihat seekor burung terluka jadi aku berusaha untuk menolongnya." Ujar Hyera tak yakin. Tak yakin karena ia tengah berbohong saat ini. Tak yakin bahwa Kai akan percaya padanya. Tapi melihat tatapan Kai semakin membuatnya ingin membual lebih jauh. "Jadi, aku berusaha untuk menolongnya."

"Lalu kau tersesat?" Tanpa sadar Hyera menganggukan kepalanya dengan cepat. Ah tidak, itu diluar dari kebohongannya. Ia tidak berencana berbohong dengan alasan dia tersesat dia hanya ingin berbohong kalau ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya saja.

Kai mengelus wajahnya, tangannya menangkup pipinya. Kedua matanya menatapnya teduh. "Kau bisa bilang padaku, sugar. Aku akan menemanimu menolong burung tersebut." Lalu Kai memandang luka-luka pada tubuhnya. "Sehingga kau tidak perlu mendapatkan luka-luka ini, sugar." Hyera menganggukan kepalanya.

"Maaf. Tidak kuulangi lagi." Kai menganggukan kepalanya, "mandilah lalu tidur. Aku perlu bertemu dengan Sehun terlebih dahulu." Hyera mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi. Kai memandang wanita tersebut hingga Hyera masuk dalam kamar mandi lalu ia bergegas menemui Sehun. Di ruang kerjanya.

Kai membuka pintu ruang kerjanya dan mendapati pria itu tengah mengesap wine miliknya. Sialan. Kai menatap nyalang pada Sehun, kurang ajar memang pria itu. Seenaknya mengambil barangnya. Sehung menaikkan alisnya, heran. "Apa?" Tanyanya membuat Kai mendengus kesal lalu menjatuhkan bokongnya disamping pria itu. "Kuanggap wine-mu sebagai ucapan terimakasih karena membawa Hyera pulang dengan selamat." Ujar Sehun seraya mengesap wine nya kembali.

"Terserah kau, Hun." Ujar Kai memejamkan matanya.

"Ia curiga padamu." Kai membuka kedua matanya lalu menatap Sehun datar. "Ia berencana kabur, Kai! Kau bodoh atau apa, hah?! Ia takut padamu, bodoh." Sungut Sehun.

Kai kembali memejamkan kedua matanya. Berusaha merilekskan tubuhnya. "Aku tahu."

"Lalu kau diam saja?!"

Kai berdecak kesal, "lalu kau berharap aku apa?! Berteriak padanya? Atau memberinya hukuman karena berencana kabur, hah?!"

Sehun menggelengkan kepalanya. "Aku kalau jadi Hyera juga pasti akan melalukan hal yang sama, Kai. Aku akan merencanakan beribu-ribu cara untuk kabur darimu. Kau aneh. Kau penuh misteri, kau tahu itu kan?" Kai menganggukan kepalanya paham. "Cobalah untuk terbuka padanya, Kai."

"Kau sangat tahu kalau aku tidak bisa melakukan itu semua, bodoh!" Geram Kai. Berdecak kesal ia bangkit dan membuka kemejanya kesal. "Aku pasti akan menyakitinya, Hun! Kau paling akan hal tahu itu, sialan!" Ia meraih sebuah kaos hitam yang berada diatas meja kerjanya dan memakaikannya ke tubuh atletisnya.

Sehun terkekeh pelan. "Berusahalah untuk tidak menyakitinya. Atau kau bisa.." Sehun menggantungkan ucapannya seraya melirik Kai dengan tatapan jahil.

"Apa?"


"Menceritakan semua pada, Hyera. Wanita itu perlu tahu, Kai. Ia perlu tahu kebeneran ini se—"

"Tidak! Aku menolak gagasanmu. Aku tidak mau memberi tahu semua ini padanya. Kau gila."

Sehun tertawa tak habis pikir dengan Kai. "Kau gila. Jelas-jelas disini yang tidak normal itu kau, bodoh! Oh iya, kau sudah minum obatmu belum?"

Kai mengangguk seraya berkata, "sudah. Dan aku muak meminumnya." Kai menuangkan wine pada gelas miliknya. Mengesapnya sembari melihat pemandangan halamannya dari balik jendela ruangannya. "Ku pikir gagasanmu itu bisa ku coba, Hun."

Sehun mendelik pada Kai lalu bangkit dan berdiri disamping pria itu. Menatap Kai curiga. "Katakan apa yang tengah kau pikirkan sekarang." Kai tersenyum kecil pada Sehun.

"Aku akan menunjukkan siapa diriku yang sebenernya, Hun."

Sehun mengernyitkan dahinya, tak yakin dengan ucapan pria tersebut. "Kau tidak berpikir akan menunju—"

"Ya.. aku akan melalukannya, Sehun. " Tegas Kai kembali mengesap wine nya seraya menyeringai. "Lagi pula, ia memang perlu tahu siapa diriku sebenernya, bukan?"



Sehun berdoa dalam hati, berdoa sebanyak mungkin untuk keselamatan Hyera. Setelah ini semua, Kai tidak akan sama lagi.




Ia berbeda.



Sangat berbeda.


Continue Reading

You'll Also Like

707K 51.7K 37
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
216K 19.5K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
64.8K 9.7K 22
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
55.3K 5.1K 14
[FOLLOW SEBELUM BACA] Brothership, Harsh words, Skinship‼️ ❥Sequel Dream House ❥NOT BXB ⚠️ ❥Baca Dream House terlebih dahulu🐾 Satu atap yang mempe...