AFRAID TO BE A CATHOLIC?

By valentinoZergio

238 143 0

Kalian yang Katolik, mengapa kalian takut menjadi Katolik? Mengapa ragu sebagai Katolik? Apa keraguanmu sud... More

SEJAK KAPAN GEREJA DISEBUT SEBAGAI GEREJA KATOLIK?
BENARKAH GEREJA KATOLK BUKAN GEREJA UNIVERSAL?
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 3
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 4
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 5
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 6
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 7
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 8
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 9
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 10
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 11
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 12
BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 13

BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 2

27 11 0
By valentinoZergio

Pace e Bene Fratelli

_________

2. GEREJA DIMAKSUDKAN YESUS SEBAGAI TUBUH KRISTUS YANG TIDAK KELIHATAN ATAU INVISIBLE?

Kristus tidak pernah mengatakan bahwa Gereja itu harus bersifat tidak kelihatan atau invisible. Sebaliknya yang dikatakan-Nya adalah agar kita orang percaya menjadi terang dunia, "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi..." (dalam Matius 5:14). Maka Gereja harus menjadi seperti Kristus yang adalah Terang dunia seperti yang dituliskan Injil Yoh 8:12;  ("Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." ) , dan dengan demikian Kristus tidak menghendakinya agar tersembunyi atau tidak kelihatan, tetapi justru agar seperti terang, yang pasti terlihat cahayanya, agar menerangi dunia, dan dengan demikian orang yang melihatnya memuliakan Allah ( Matius 5:14-16 yang berbunyi,  "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.").


3. GEREJA-GEREJA BERDIRI SENDIRI-SENDIRI?

Jika kita membaca tulisan para Bapa Gereja, kita akan mengetahui bahwa tidak benar bahwa gereja di seluruh dunia berdiri sendiri-sendiri. Pada awalnya Gereja-gereja ini didirikan oleh para Rasul, dan para Rasul menganggap Rasul Petrus sebagai pemimpin mereka, sebagaimana telah dikehendaki oleh Kristus (Matius 16:17-19;  "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Ku berikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.", dan dalam Lukas 22:32;  "tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."), sebab Kristus menginginkan agar semua rasul-Nya dan semua orang yang percaya karena pemberitaan mereka, dapat menjadi satu (Yohanes 17:21-26;  "......supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."). 

Itulah sebabnya secara eksplisit Kristus menyebutkan bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus. Jika tidak ada maksud menjadikan Petrus sebagai pemimpin Gereja-Nya, Ia tidak perlu menyebutkan secara khusus tentang hal ini.


4. PERPECAHAN GEREJA TIMBUL KARENA USKUP ROMA MEMPROKLAMISRKAN DIRI SEBAGAI PAUS?

Sejarah Gereja menyampaikan fakta bahwa tidak demikian halnya. Seperti halnya Rasul Petrus yang tampil sebagai pemimpin yang memutuskan perlu atau tidaknya sunat bagi umat Kristen non- Yahudi  seperti yang diceriterakan dalam Kisah Para Rasul bab 15, demikian pula para penerus Rasul Petrus mempunyai peran dan tugas yang sama. Di abad-abad awal, jika terjadi perselisihan atau pun adanya ajaran sesat dalam Gereja, Uskup Roma-lah yang selaku penerus Rasul Petrus yang bertindak sebagai pemimpin yang mendamaikan perselisihan tersebut; dan meluruskan  menegaskan kembali ajaran yang benar, jika terjadi adanya ajaran-ajaran sesat yang mengancam kehidupan umat Kristen. Silakan membaca beberapa contohnya di penjelasan dibawah ini.

                   1. KEUTAMAAN PETRUS MENURUT DOKUMEN PALING AWAL GEREJA

Banyak orang mengatakan jika semakin dekat ke sumber air, maka airnya makin jernih, atau makin dekat ke sumber terang, maka terangnya makin jelas. Demikianlah, jika kita membaca tulisan-tulisan Bapa Gereja pada abad awal, kita dapat mengetahui dengan jelas keutamaan kepemimpinan para penerus Rasul Petrus, dalam mengatur dan mempersatukan Gereja.

Memang terjadi perkembangan dalam hal kepemimpinan Paus saat ini dengan Rasul Petrus dan para penerusnya pada abad-abad pertama, namun kita harus mengakui bahwa hakekat kepemimpinan Paus sudah ada sejak awal mula. Ini seperti halnya perkembangan organik suatu tumbuhan dari biji, lalu menjadi tumbuhan yang kecil dan lama-kelamaan menjadi besar atau pertumbuhan manusia dari bayi menjadi dewasa.


PERKEMBANGAN GEREJA MULA-MULA

Gereja mula-mula berawal dari dua belas rasul yang ketakutan setelah pemimpin mereka dihukum mati di kayu salib (Markus 14:50), yang kemudian kembali berkumpul dalam ketakutan setelah kebangkitan Kristus, yaitu sekitar 120 orang (Kisah Para Rasul 1:15). Kemudian pada saat Pentakosta, Roh Kudus turun atas para rasul. Selanjutnya Rasul Petrus berbicara dan mengajar yang menyebabkan 3000 orang dibaptis pada hari itu (Kis 2:5, 41). Sejak saat itu anggota Gereja terus bertambah (lih. Kis 2:47). Pada sekitar sepuluh tahun sesudah Pentakosta, Gereja mulai menerima orang-orang non- Yahudi yang bertobat sebagai anggota, dimulai dari Kornelius dan seluruh anggota keluarganya (Kis 10). Maka, Gereja terus bertumbuh dan "wajah" Gereja-pun berkembang, tidak persis sama dengan saat awal yang hanya melibatkan kalangan terbatas seputar para Rasul.

Maka kita ketahui, untuk mengatur jemaat atau Gereja, ditunjuklah beberapa orang sebagai pemimpin, karena tuntutan perkembangan ini (Kisah Para Rasul 6:1-6; "Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka"........

 Dan 1 Timotius 3:8;  "Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah,"). Uskup (penilik jemaat) pertama kali disebut pada surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi (Filipi 1:1;  "Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken."; dan Kisah Para Rasul 20: 28;  "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darahAnak-Nya sendiri.") sekitar 30 tahun setelah peristiwa Pentakosta. 

Gereja pun mulai menyebar ke daerah-daerah dan negara-negara lain, seperti ke Antiokhia (Kis 11:19-26;  "Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.").

Secara internal, Gereja pun mengalami perkembangan. Ibadah tidak lagi terbatas di sinagoga, tetapi juga ke rumah-rumah umat beriman (Roma 16: 5; 1 Korintus 16:19), dan semakin menunjukkan perbedaan liturginya dengan penyembahan umat Yahudi. Melalui surat-surat Rasul Paulus kita pun mempelajari bahwa titik perhatiannya bergeser, dari keselamatan umat non-Yahudi oleh iman yang terlepas dari hukum Taurat (dalam hal ini sunat) kepada pengaturan kepemimpinan hierarki Gereja. Rasul Paulus bersama dengan para Rasul lainnya mulai mempersiapkan kepemimpinan generasi kedua untuk memastikan bahwa Tradisi para rasul dapat dilanjutkan dengan baik ke generasi berikutnya (2Tim 2:2; Kis 20:28; 1 Tim 3:2; Titus 1:5-9). Uskup (penilik jemaat) ditunjuk untuk menggantikan kedudukan para Rasul (Titus 1:5;  "Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu."). Di sinilah kita melihat perkembangan Gereja menjadi semakin membesar, sehingga membutuhkan juga kepemimpinan yang mengaturnya dalam kesatuan.

Khotbah pengajaran lisan menandai hari-hari pertama Gereja awal. Pada saat itu tidak ada pengajaran tertulis, entah dari Yesus atau dari para Rasul-Nya. Pengajaran lisan ini adalah cara utama untuk meneruskan kebenaran Tuhan kepada umat-Nya (1 Tesalonika 2:13;  "Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi dan memang sungguh-sungguh demikian sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya."). Perkataan lisan ini dianggap sebagai sesuatu yang mengikat umat. Ini sudah terjadi sebelum ajaran-ajaran tersebut dituliskan. Maka Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat pertama untuk berpegang teguh terhadap Tradisi para Rasul yang diajarkannya (1 Korintus 11:2;  "Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang ku teruskan kepadamu."). Setelah ajaran-ajaran tersebut ditulis, maka tulisan tersebut juga mempunyai otoritas yang mengikat seperti halnya pengajaran lisan para rasul, "Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." (2 Tes 2:15)

Ada beberapa Surat St. Klemens dari Roma dan St. Ignatius dari Antiokhia yang mengajarkan Gereja sebagai Katolik dan ajaran tentang Gereja yang bersifat Apostolik.  

Gereja kemudian tersebar ke seluruh daerah, dan Gereja kemudian mempunyai kata sifat, yaitu "Katolik", untuk menjelaskan ke-universalannya, yang mencakup segala bangsa di semua daerah di sepanjang waktu. Gereja sejak awal sudah mempunyai ke-empat tandanya sejak awal mula, yaitu: satu, kudus, katolik dan apostolik, yang dinyatakan sekitar dua abad kemudian pada Konsili Nicea. Perkembangan Gereja secara organik ini tidak mengubah esensi Gereja pertama yang didirikan oleh Kristus. Di tengah tekanan-tekanan, entah dari tuntutan perkembangan, maupun dari berkembangnya ajaran-ajaran sesat atau pun penganiayaan di abad-abad awal, kepemimpinan Gereja malah menjadi semakin terbentuk. Ini seperti proses pendewasaan dari sebuah organisme yang hidup dan bertumbuh.

Berikut ini kita akan melihat dokumen Gereja yang ter-awal, yang dituliskan oleh dua orang murid rasul Petrus, yaitu yang ditulis oleh St. Klemens dari Roma dan St. Ignatius dari Antiokhia. Tradisi para Bapa Gereja mengatakan bahwa kedua orang ini ditahbiskan oleh Rasul Petrus sendiri. (Tentang St. Klemens, Tertullian menuliskan, "Klemens ditahbiskan oleh Rasul Petrus" untuk menggantikannya sebagai Uskup Roma (Demurer against Heretics 32, 1-3, in William A Jurgens, The Faith of Early Fathers (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1:122). Tidak dijabarkan secara detail di sini, namun nampaknya St. Klemens setelah ditahbiskan oleh St. Petrus, tidak langsung menjadi Uskup Roma, namun Linus-lah yang menduduki posisi tersebut selama 24 tahun, dan baru kemudian St. Klemens melanjutkannya selama 9 tahun. Sedangkan St. Ignatius, adalah, menurut tulisan St. Yohanes Krisostom, adalah penerus Rasul Petrus di Gereja Antiokhia. St. Klemens (96) adalah Uskup Roma urutan ke-4 yaitu ketiga setelah Rasul Petrus, yang juga adalah muridnya. Origen, Eusebius dan St. Jerome mengatakan bahwa St. Klemens ini adalah Klemens yang disebut oleh Rasul Paulus dalam Filipi 4:3;  "Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan." 

St. Klemens menjadi Uskup di Roma, pada jaman Rasul Yohanes masih hidup, dan ia-lah yang menulis "Surat pertama Klemens kepada jemaat di Korintus" atas nama Gereja Roma pada tahun 96. Sedangkan St. Ignatius dari Antiokhia (35- 107), adalah penerus langsung Rasul Petrus di Antiokhia, yang diarak dari kota ke kota di Kerajaan Roma, sebelum akhirnya dibunuh sebagai martir di Roma. Di tengah kondisi yang memalukan ini, sebelum wafatnya ia menulis tujuh surat kepada Gereja-gereja ((New Advent Catholic encyclopedia: Tujuh surat St. Ignatius ditujukan kepada Gereja-gereja di Efesus, Magnesia, Tralles, Roma, Philadelphia, Smyrna, dan kepada Polycarpus)), sebelum akhirnya ia dengan lapang menyerahkan nyawanya demi kasihnya kepada Yesus Penyelamatnya.

                     A. Surat Pertama St. Klemens kepada Jemaat di Korintus

Surat St. Klemens ditujukan kepada jemaat di Korintus yang sedang me

ghadapi masalah yang serius. Kesatuan jemaat terancam oleh beberapa orang yang dengan sombong mengambil peran para tertahbis (klerus) dan menentang para klerus tersebut. St. Klemens menuliskan surat untuk menegur para pelanggar aturan itu, dan mendorong jemaat untuk tetap bersatu. St. Irenaeus (202) menulis, "Pada jaman Klemens terjadi pertengkaran yang tidak kecil di jemaat Korintus, dan Gereja Roma mengeluarkan surat yang sangat berkuasa kepada jemaat Korintus, mendorong mereka untuk berdamai, memperbaharui iman mereka dan menyatakan Tradisi yang mereka terima dari para rasul."            ((St. Irenaeus, Against Heresies, 3,3,3, ANF, 1:416)). 

Jemaat di Korintus tidak berkeberatan terhadap surat St. Klemens, surat ini malah dibacakan secara teratur di Gereja Korintus selama berabad-abad, dan juga di Gereja-gereja lainnya. 

 ((Eusebius, Church History 3, 16, NPNF 2, 147)) 

Pada jaman surat St. Klemens itu ditulis, Rasul Yohanes sebenarnya masih hidup dan tinggal di Gereja Asia sekitar 240 mil dari Korintus. Namun Rasul Yohanes tidak diminta pendapatnya untuk mengatasi masalah di Gereja Korintus. Tugas ini diemban oleh Uskup Roma yang tinggal lebih dari 600 mil dari Korintus. Bahkan surat St. Klemens ini masih sering dibacakan sampai abad ke-3 dan ke-4 dan dianggap sebagai salah satu kitab kanonik.

1. St. Klemens berbicara atas nama Gereja di Roma, dari kursi Rasul Petrus.

"Gereja Tuhan yang ada di Roma, kepada Gereja Tuhan yang ada di Korintus, kepada mereka yang dipanggil dan dikuduskan oleh kehendak Tuhan, melalui Tuhan kita Yesus Kristus, semoga dilipat gandakan kasih karunia bagimu, dan damai sejahtera, dari Tuhan yang Maha Besar melalui Yesus Kristus."

2. St. Klemens memohon maaf kepada jemaat di Korintus.

"Saudara-saudara yang terkasih, karena bencana yang tiba-tiba meledak dengan cepat dan berturut-turut, dan karena pengalaman-pengalaman yang melanda kami, kami menjadi sepertinya lambat, kami pikir, dalam memberikan perhatian kepada perselisihan yang terjadi dalam komunitas-mu."

Masa kepemimpinan Klemens sebagai Paus adalah dalam periode pemerintahan kaisar Domitian yang terkenal sangat kejam dalam penganiayaan umat Kristiani di Roma (sekitar 51-96). Memang tidak ditemukan bukti permohonan Gereja di Korintus kepada Gereja Roma untuk menyelesaikan perselisihan di antara Gereja Korintus. Namun sebagai Uskup Roma, St. Klemens menganggap hal ini sebagai tugasnya. Ia meminta maaf bukan karena ia mencampuri atau mengatur urusan Gereja Korintus, tetapi ia minta maaf karena tidak menulis surat lebih awal untuk mengatasi perselisihan ini.

3. St. Klemens mengajarkan tentang jalur apostolik.

Para rasul mengkhotbahkan Injil yang mereka terima dari Kristus kepada kita, dan Yesus Kristus adalah Duta Tuhan. Dengan perkataan lain, Kristus datang dengan pesan Tuhan, dan para Rasul dengan pesan Kristus. Karena itu, kedua pengaturan ini terjadi atas kehendak Tuhan. Jadi setelah menerima perintah dan dijamin sepenuhnya melalui kebangkitan Tuhan Yesus Kristus mereka pergi dari negeri ke negeri, dan dari kota ke kota, mereka mengajar, dan dari antara pengikut yang pertama para Rasul menunjuk mereka yang telah mereka uji dengan Roh Kudus, untuk bertindak sebagai para uskup dan diakon bagi umat. Dan ini bukanlah inovasi, sebab telah lama sebelum Kitab Suci berbicara tentang para uskup dan diakon; dikatakan bahwa: "Aku akan mendirikan kepemimpinan mereka dalam hal pelaksanaan hukum dan pelayanan mereka dalam kesetiaan." 

Para rasul,  juga telah diberi pengertian oleh Tuhan Yesus Kristus bahwa jabatan uskup dapat menimbulkan hal-hal yang penuh intrik. Untuk alasan ini, dilengkapi dengan pengetahuan, mereka menunjuk orang-orang seperti yang telah disebutkan di atas, dan kemudian memberlakukan ketentuan sekali untuk selamanya demikian:  "Ketika orang- orang ini meninggal dunia; orang-orang lain yang telah disetujui harus melanjutkan tugas pelayanan suci mereka. Akibatnya, kami menganggapnya sebagai suatu ketidakadilan, (jika) orang-orang yang telah ditunjuk oleh mereka atau selanjutnya, dengan persetujuan seluruh Gereja, dikeluarkan dari pelayanan suci, untuk digantikan oleh orang-orang lain dengan reputasi yang tinggi."

4. St. Klemens mengajarkan tentang otoritas dari Tuhan.

"Terimalah nasihat kami, dan kamu tidak akan menyesal. Sebab selama Tuhan hidup, dan Tuhan Yesus hidup, dan Roh Kudus, demikianlah ia, yang dengan kerendahan hati dan bergegas dalam kelemahlembutan, tanpa menyesal, telah melaksanakan perintah-perintah yang diberikan oleh Tuhan (melalui kami), menjadi terdaftar dan namanya terletak di antara mereka yang diselamatkan melalui Yesus Kristus, tetapi jika orang-orang tertentu menjadi tidak taat akan kata-kata yang diucapkan oleh Dia, Yesus Kristus melalui kami, biarlah mereka mengerti bahwa mereka akan menyusahkan diri sendiri di dalam pelanggaran yang tidak kecil dan bahaya; tetapi kami tidak bersalah atas dosa ini."

5. Klemens mensyaratkan ketaatan terhadap suratnya ini.

"Sebab kamu akan memberikan suka cita yang besar dan kegembiraan, jika kamu memberikan ketaatan kepada hal-hal yang dituliskan oleh kami melalui Roh Kudus, dan cabutlah kemarahan yang tidak benar dari kecemburuanmu, sesuai dengan permohonan yang telah kami buat demi damai sejahtera dan perjanjian di dalam surat ini."

Surat St. Klemens mengklaim bahwa ia berbicara dengan otoritas dari Roh Kudus. Ini menyerupai klaim yang dibuat oleh Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 2:13. Surat Klemens ini merupakan bukti supremasi Paus di abad pertama. Tidak ada protes dari siapapun terhadap surat ini, sebaliknya, St. Irenaeus dan St. Ignatius memuji surat ini, dan jemaat Korintus menghargainya dan membacanya dalam Ibadah suci mereka pada hari Minggu (Hati Tuhan) selama bertahun-tahun sesudahnya.                 

((lih. Luke Rivington, The Primitive Church and the See of Peter, (London: Longmans, Green and Co., 1894) p.9))


6. St. Klemens dan Gereja Roma mengirimkan utusan ke Korintus

"Bergegaslah dan kirimkan utusan kami, Klaudius Efebus, Valerius Vito, dan Fortunatus, kembali kepada kami dengan damai dan suka cita, sehingga kabar tentang perjanjian dan kesatuan yang kami doakan dan kami rindukan dapat sampai kepada kami secepatnya, dan kami dapat segera bersuka cita karena kembalinya keteraturanmu. Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus bersamamu, dan dengan setiap dan semua orang di manapun yang telah dipanggil oleh Allah melalui Dia, dan melalui Dia, kemuliaan dan hormat bagi Tuhan dengan kekuatan, kebesaran, dan kekuasaan yang kekal dari segala abad, sekarang dan selama-lamanya. Amin."

Dan saudara-saudara bisa membaca beberapa komentar dari saudara kita yang non-Katolik maupun Katolik tentang Surat St. Klemens kepada Jemaat d Korintus. 

1. Buku The Shepherd of Hermas yang sering kali dianggap sebagai karya literatur Kristen yang sangat berharga di abad ke- 2 mengajarkan bahwa Gereja awal melihat Uskup Roma mempunyai tanggung jawab untuk kesejahteraan dam kesatuan komunitas Kristiani secara keseluruhan. Ia (uskup Roma) adalah penerus Rasul Petrus dan memenuhi peran sebagai gembala di Gereja.      

((lih. The Shepherd of Hermas, Vision 2,4, in The Apostolic Fathers, trans. Francis X Glimm, Gerald G. Walsh, SJ and Joseph M. F Marique SJ, The Fathers of the Church, vol. 1 (Washington, DC: Catholic Univ. of America Press, 1981), 241-242))


2. Dionysius menyatakan pentingnya surat St. Klemens yang masih dibacakan di hadapan jemaat Korintus sampai abad berikutnya. Pada akhir abad ke- 2, Dionysius menulis surat kepada Paus Soter, Uskup Roma, demikian:

"Hari ini adalah hari Tuhan, kami menguduskannya, dan membaca suratmu (Paus Soter) yang harus kami baca berkali-kali karena pengajaran yang berharga, seperti halnya surat yang dituliskan oleh Klemens atas namamu."        

((Eusebius, The History of the Church 4, 23, trans. G.A. Williamson (Harmondsworth, Middlesex, England: Penguin Books, 1965), 132)) 

"Atas namamu"  di sini maksudnya adalah atas nama Gereja Roma. Perkataan Dionysius ini menunjukkan adanya sikap dari uskup-uskup yang mengakui otoritas dan tanggung jawab Paus (Uskup Roma).


3. Eusebius, seorang sejarahwan, juga menuliskan pentingnya surat Klemens.

"Rasul ini (Paulus) di dalam suratnya kepada jemaat di Filipi memberitahukan pada kita bahwa Klemens adalah kawan sekerja-nya".  "...bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan." (Filipi 4:3). Ia (Klemens) menulis atas nama Gereja Roma kepada Gereja Korintus, ketika terjadi pemberontakan di Gereja Korintus, dan (kejadian pemberontakan ini) mengacu kepada (kesaksian) Hegesippus, saksi yang dapat dipercaya. 

((Eusebius, The Church History 3, 15-16, NPNF 2, 1:147)).


4. Sejarahwan Protestan, Philip Schaff  menulis,

"Contoh pertama perihal otoritas Paus ditemukan pada akhir abad pertama di dalam surat Uskup Roma, Klemens.  Adalah sukar dipungkiri bahwa dokumen tersebut menjabarkan superioritas tertentu di atas semua kongregasi biasa. Di sini, Gereja Roma, tanpa diminta (seperti kelihatannya), memberikan nasihat, dengan kebijaksanaan administratif yang superior, kepada sebuah gereja penting di Timur, mengirimkan utusan-utusannya, dan memerintahkan keteraturan dan kesatuan dengan nada yang tenang berwibawa dan penuh otoritas, seperti alat Tuhan dan Roh Kudus. Ini menjadi lebih mengejutkan jika Rasul Yohanes, seperti kelihatannya, masih hidup di Efesus, yang lebih dekat dengan Korintus daripada Roma." 

((Phillip Schaff, History of the Christian Church (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1980), 2:157-158)).


Maaf bila tulisan dan surat-surat yang St. Klemens saya ikut sertakan dengan artikel dan judul buku yang memuatnya seperti; ((lih. Luke Rivington, The Primitive Church and the See of Peter, (London: Longmans, Green and Co., 1894) p.9)), karena itu adalah bukti fisik dari ajaran-ajaran Bapa Gereja terdahulu. Penjelasan selanjutnya akan saya publikasikan di part selanjutnya:))

Continue Reading

You'll Also Like

590K 19.7K 27
Why were all the so-called normal guys, a**holes? Why couldn't she find a decent guy. Was something wrong with her? She knew her days of youthfulness...
17.5K 3.7K 22
Setelah menyimpan sakit hati yang begitu lama, Aradhea Puspitha harus dipertemukan kembali dengan Ethan Arkachandra Wisnu Patria yang kini menjelma m...
24.9K 2.9K 30
Lily Autumns has watched Allie Winters blow up her boss's, life three times. Once when Allie destroyed his company, and bought it for scraps, once wh...
2.8M 113K 62
Sidharth Karthikeya Roy, a dangerous and powerful businessman who is a ruthless CEO of Roy group. He got entangled in an arranged marriage with Megha...