BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 5

20 11 0
                                    

Pace e Bene Fratelli

__________


                                   St.Irenaeus (180)

St. Irenaeus menuliskan dalam bukunya Against Heresies, demikian:

"Karena ... adalah terlalu panjang untuk dibahas di buku ini, untuk menuliskan suksesi (jalur apostolik) dari semua Gereja-gereja, kami menyalahkan mereka semua yang, dengan cara apapun, entah karena kesenangan diri sendiri yang jahat, karena mencari kemuliaan diri sendiri, atau karena ketidaktahuan dan pendapat yang keliru, bergabung dengan pertemuan- pertemuan yang tidak sah;  Gereja perdana mengartikan pertemuan yang tidak sah ini sebagai perkumpulan di luar Gereja Katolik. St. Ignatius dari Antiokhia menyebutkan tentang hal ini demikian, "Siapapun yang mengikuti ia yang membentuk skisma dalam Gereja, ia tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah."  ((Epistle to the Philadelphians 3,2, ANF 1:80) (kami melakukan ini, aku mengatakan) dengan menunjukkan bahwa tradisi diperoleh dari para rasul, dari Gereja yang sangat besar, sangat tua, sangat luas dikenal sebagai Gereja yang didirikan dan dipimpin di Roma oleh kedua Rasul yang mulia, Petrus dan Paulus; sebagai iman yang dikhotbahkan kepada manusia, yang sampai kepada jaman kita oleh karena suksesi para uskup. 

Sebab adalah suatu kepastian bahwa setiap Gereja harus setuju dengan Gereja ini (Gereja Roma), oleh karena otoritasnya yang utama (pre-eminent authority (Inggris) atau propter potiorem principalitatem (Latin), yaitu atas semua umat beriman di manapun berada, sepanjang tradisi apostolik telah dipertahankan oleh mereka (para uskup) yang ada di mana-mana."  ((St. Irenaeus, Against Heresies 3,3,4, ANF, 1:415-16))

Di sini jelas St. Irenaeus memberikan prioritas utama kepada Gereja Roma, dan bahwa Gereja Katolik mengajarkan bahwa para uskup mempertahankan tradisi apostolik melalui suksesi apostolik. Seperti Rasul Petrus adalah pemimpin para rasul, maka Gereja-gereja lain berada dalam kepemimpinan Gereja Roma.

"Pada masa Klemens, terjadi pertengkaran yang tidak kecil di antara jemaat di Korintus, Gereja Roma mengirimkan surat yang sangat berkuasa kepada Gereja Korintus, mendorong mereka agar berdamai, memperbaharui iman mereka, dan menyatakan tradisi yang telah diterimanya dari para rasul ... dari dokumen ini, siapapun yang mau, ...  dapat memahami tradisi apostolik Gereja, sebab Surat ini (surat Klemens) ada lebih dahulu daripada mereka yang sekarang menyebarluaskan ajaran sesat....  Klemens dilanjutkan dengan Evaristus, Allexander mengikuti Evaristus, lalu keenam dari para rasul, Sixtus, ...  sesudahnya, Teleforus yang menjadi martir; lalu Hyginus; sesudahnya, Pius; lalu sesudahnya Anicetus. Soter setelah melanjutkan Anicetus; Eleutherius, sekarang, di tempat ke duabelas dari para rasul... 

Dengan urutan ini, dan oleh suksesi ini, tradisi Gereja dari jaman para rasul dan pewartaan kebenaran dapat diturunkan kepada kita. Dan ini adalah bukti yang paling kuat bahwa terdapat iman yang satu dan sama, yang telah dijaga di dalam Gereja dari jaman para rasul sampai sekarang, dan diturunkan di dalam kebenaran."    ((St. Irenaeus, Against Heresies, 3,3,3, in ANF 1;416))

Dari pernyataan ini tidak dapat disangkal adanya keutamaan Gereja Roma yang diakui oleh St. Irenaeus, yang mengatasi Gereja-gereja yang lain. Di sini St. Irenaeus menyatakan bahwa ajaran sesat bukan sebagai ajaran yang menentang Kitab Suci, tetapi ajaran yang menentang Gereja yang memegang tradisi apostolik.


                                   St. Klemens dari Aleandria (190-210) 

St. Klemens dari Aleksandria adalah seorang Teolog Yunani, yang adalah murid dari St. Pantaenus. Ia kemudian menggantikan St. Pantaenus sebagai kepala sekolah kateketik, yang menjadi besar di bawah pimpinannya. St. Klemens mengatakan:

AFRAID TO BE A CATHOLIC?Where stories live. Discover now