BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 3

14 10 0
                                    

Pace e Bene Fratelli

___________

B. Surat St. Ignatius kepada jemaat di Roma

Latar belakang surat ini dikisahkan oleh Eusebius.  St. Ignatius adalah Uskup Antiokhia yang kedua setelah Rasul Petrus.  St. Ignatius dikirim dari Siria ke Roma untuk menjadi mangsa atau korban binatang buas karena menjadi saksi Kristus. Pada saat ia dalam perjalanan di Asia di bawah pengawasan yang ketat, ia menguatkan paroki-paroki di kota-kota persinggahannya, di mana ia memberikan homili dan pengajaran, dan memperingatkan mereka secara khusus untuk melawan ajaran sesat yang marak pada saat itu, dan untuk secara khusus berpegang teguh pada tradisi para rasul.   ((Eusebius, The Church History 3, 36, NPNF 2, 1: 166-169))

Potongan kutipan surat St. Ignatius di alinea terakhir yang menandai spiritualitasnya yang mendalam adalah sebagai berikut:

"... agar aku tidak hanya bicara tetapi sungguh akan dan tidak hanya dikatakan sebagai seorang Kristen, tetapi sungguh menjadi seorang Kristen. Aku menulis kepada semua Gereja, bahwa aku ingin mati bagi Tuhan. Aku menderita menjadi makanan bagi binatang buas, yang melaluinya aku akan mencapai Tuhan. Aku adalah gandum Tuhan, biarlah aku digiling oleh gigi-gigi binatang buas sehingga aku ditemukan sebagai roti Kristus...." 

((St. Ignatius dari Antiokhia, Epistle to the Romans 3-6, ANF, 1:74-76))


1. Pendahuluan

".....Ignatius, yang juga disebut Theoforus, kepada Gereja yang telah mengalami belas kasihan di dalam kebesaran Allah Bapa dan Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal, yang mengatasi segalanya, Gereja yang dikehendaki oleh Dia yang menghendaki semua yang ada, yang terkasih dan yang diterangi melalui iman dan kasih Yesus Kristus Tuhan kita, yang memimpin di tempat terutama dalam kekuasaan Roma, sebuah Gereja yang layak bagi Tuhan, layak dihormati, layak diberi ucapan selamat, layak dipuji, layak menerima sukses, layak menerima pengudusan, dan memimpin di dalam kasih, mempertahankan hukum Kristus, dan mengemban nama Allah Bapa: kepadanya (Gereja Roma) aku memberi hormat di dalam nama Yesus Kristus Putera Bapa. Ucapan selamat dari hati karena sukacita yang tak tertandingi di dalam Yesus Kristus Tuhan kita, kepada mereka yang dipersatukan di dalam daging dan roh dengan setiap perintah-Nya, yang tetap menikmati kepenuhan kasih karunia Allah dan dijauhkan dari setiap noda asing...."

St. Ignatius menuliskan surat kepada tujuh Gereja, ((St. Ignatius menuliskan surat kepada Gereja- gereja di Efesus, Magnesia, Tralles, Roma, Philadelphia, Smyrna, dan kepada Polycarpus)) namun pembukaan surat kepada Gereja Roma sungguh menunjukkan kata pujian yang tidak dapat dibandingkan dengan surat-suratnya yang lain. Di sini St. Ignatius mengakui bahwa Gereja Roma memimpin dengan kasih atas gereja-gereja yang lain. Gereja Roma juga dihormati karena bebas dari ajaran sesat. Hal ini disebabkan tidak saja karena Gereja Roma menghindari ajaran sesat, namun juga sebab ia memegang keutamaan dan janji perlindungan dari Kristus sendiri. Bahkan ketika Gereja Timur diguncang ajaran-ajaran sesat seperti Arianisme, Docetisme, Nestorianisme, Gereja Roma selalu bebas dari noda heresi tersebut.

2. Gereja Roma memimpin dengan kasih atas Gereja Antiokhia

St. Ignatius dicabut dari kepemimpinannya oleh otoritas kaisar Roma, sehingga Gereja Antiokhia ditinggalkan tanpa uskup. St. Ignatius memohon kepada Gereja Roma untuk menggembalakan umatnya meskipun Gereja Roma berjarak 1300 mil dari Antiokhia. Walaupun St. Ignatius menulis surat kepada beberapa Gereja lainnya, namun hanya kepada Gereja Roma ia mempercayakan Gereja Antiokhia, agar sama seperti Gereja Roma memperhatikan Gereja Korintus, demikian pula Gereja Roma terhadap Gereja Antiokhia. 

AFRAID TO BE A CATHOLIC?Where stories live. Discover now