Happy reading :)
Jika sudah berpisah yang paling sulit untuk dilupakan adalah kebersamaan. Kebersamaan yang selalu setiap hari berlangsung.
•••
Sekarang Kenzi dan sahabatnya sedang berada di taman belakang sekolah, salah satu tempat yang jarang di kunjungi siapa pun. Jadi jika ada yang bolos sangat jarang ketahuan, tapi kalau nasib sial saat satpam berkeliling mereka yang bolos akan ketahuan dan diberi hukuman.
"Ken!" panggil Axel.
"Apa?" Kenzi dan Kenan serentak menjawab membuat mereka saling menoleh lalu menggeleng - gelengkan kepala karena merasa aneh.
"Susah kalau punya teman tapi awalannya namanya sama, gue panggil Kenzi ya Kenan, bukan lo." Kenan hanya jengah karena bukan dirinya yang dipanggil malahan sahabatnya.
"Kenapa?" tanya Kenzi sambil menaikkan alisnya.
"Gue mau nembak Alexa nih."
"Ya nembak aja, susah amat sih." Prima merasa terganggu dengan pernyataan Axel yang bodoh, kalau mau nembak, nembak aja ini pake diomongin segala. Pusing pala Prima.
"Masalahnya gue gak mau ngelangkahin bos gue."
"Lah kenapa bawa gue, kalau mau nembak, nembak aja. Susah amat." Kenzi juga mulai kesal dengan Axel yang bodoh ini.
"Gue mau nembak Alexa setelah lo udah nembak Naya."
"Kenapa gitu?"
"Mau aja, biar serasa gue sopan sama bos gue sendiri."
"Aneh." Kenzi hanya geleng - geleng kepala.
"Kapan mau nembak Naya, Ken?"
"Nggak tau."
"Kok nggak tau, lo gak mau nembak dia?" tanya Axel yang merasa jika Kenzi ini tidak tulus mencintai Naya.
"Mau lah, tapi mama gue gak boleh gue pacaran."
"Lah, kan yang pacaran lo. Bukan mama lo, mama lo kan udah sama papa lo. Apa mama lo naksir lo? iya lo," ucap Prima ngaur gak jelas.
"Apaan sih lo, jangan ngaur deh lo, apa lo belum makan atau lo kurang kasih sayang? iya lo?" tanya Kenzi yang juga meniru gaya bicara Prima.
"Lo kok niru sih, gak kreatif lo. Percuma punya tampang bagus tapi plagiat. Mati aja sono lo."
"Lo suruh gue mati hah?!" Kenzi memegang kerah baju Prima kuat - kuat, membuat wajah Prima merah karena sesak napas. Kenzi memperhatikan wajah Prima, lalu ketawa sambil melepaskan pegangannya pada kerah baju Prima.
"Kurang ajar lo." Prima menyentil telinga Kenzi keras, membuat telinganya sampai merah.
"Kenapa mama lo gak bolehin pacaran?" tanya Kenan yang paling dewasa antara mereka yang masih bocah gak jelas.
"Takut perhatian gue terbagi." Kenzi tertawa, mendengar ucapannya sendiri.
"Sarap nih orang." Axel meletakkan jari telunjuknya di depan dahinya lalu ia merengkan.
"Udah gak waras, karena gak direstuin oleh mama sendiri. Gue jadi takut ia nanti jadi orang gila yang kurang harapan hidup," ucap Kenan yang juga merasa kasihan melihat Kenzi.
"Apa sih kalian, tetap tenang. Kita gak tau ke depannya gimana Tuhan mentakdirkan hidup kita. Bisa jadi sekarang mama gue nggak ngerestuin tapi beberapa hari kemudian bisa jadi mama gue ngerestuin karena sudah pengen punya cucu." Kenzi gila yang sudah tidak waras, kehilangan akal sehatnya yang terlalu halu.
"Awalnya gue setuju dengan ucapan lo, udah gue kira lo bijak. Eh tai kalimat terakhirnya buat gue pengen bunuh lo." Axel menunjuk Kenzi yang dengar polosnya mendengar ocehan Axel.
"Bukan mama lo yang pengen punya cucu, tapi lo yang udah kepengen cepat nikah." Prima menjitak kepala belakang Kenzi keras sampai kepala Kenzi terbentur ke dinding ke sekolah dan terdengar bunyi yang sangat keras.
Axel yang menemukan spidol di bawah pohon lalu ia ambil dan ia cobakan di dinding sekolah dan spidol tersebut masih berisi. Ia mencoret - coret dengan dengan membuat Axel ❤ Alexa, I Love You 3000 your girlfriend, lalu membuat aku cinta mati kepadamu Alexa.
Axel melemparkan spidol tersebut kepada Kenzi, Kenzi menangkapnya dan ia coretkan ke dinding ia membuat sama seperti Axel. Kenzi cinta Naya. Lalu ia membuat kalimat.
Hati tau kepada siapa ia berlabuh, hati juga tau siapa yang ditakdirkan untuknya.
Rabu, 17 Juli
Setelah membuat kalimat tersebut, ia tepuk tangan seperti bocah tk yang nyanyi selamat ulang tahun kepada temannya. Lalu ia melemparkan spidol tersebut kepada Prima, Prima menangkapnya lalu mencoret dinding membuat kalimat.
Kamu hanya mimpi yang tak bisa kuraih. Jangan salahkan hati jika masih mencintaimu.
Prima Alghifari.
"Lah, belum move on lo?" tanya Kenzi sesudah membaca kalimat yang dibuat Prima.
"Sepertinya." Lalu Prima melemparkan spidol tersebut ke Kenan, Kenan langsung menyambutnya dan menulis kalimat singkat.
Unforgettable
-K
"Satu kata beribu makna," ucap Kenzi.
Setelah melemparkan spidol ke kolam ikan yang ada di sana, terdengar suara orang teriak. Membuat mereka langsung terdiam.
"Kalian bolos lagi, gak habis - habis ya kalian. Sini kalian, gue habisin kalian," ucap guru yang sudah berambut putih itu tapi gaul seperti anak muda, berbicara aja pakai gue - lo. Dan gak malu dengan umurnya sendiri.
"Lo aja sini!" suruh Kenzi yang biasa saja mengucapkan kata tersebut.
"Berani ya lo." Guru tersebut menghampiri mereka dan langsung syok melihat dinding yang sudah dipenuhi coretan tangan. Guru tersebut menarik rambut masing - masing mereka, membuat mereka kesakitan.
"Berani juga ya lo!" teriak Kenzi yang hampir juga menarik rambut guru tersebut tapi langsung saja ditepis Kenan, Kenan geleng kepala bermaksud harus lebih sopan kepada yang lebih tua. Kenzi meninju dinding saja, meluapkan amarahnya.
"Kalian semua ke ruangan BK, cepat!!" teriak guru tersebut dengan suara keras membuat Prima yang sedang menunduk langsung terkejut. Mereka semua mengikuti guru tersebut sambil berjalan di belakang.
•••
Setelah 3 jam di ceramahi oleh guru berambut putih tersebut, meraka merasa telinganya sudah panas mendengar coletahan yang tidak jelas dan kurang bermanfaat bagi mereka apalagi bagi Kenzi.
"Gila tuh dia, punya mulut tapi cabenya banyak banget. Pedas." Prima mengusek - ngusek kan telinganya.
"Gak cabe yang banyak tapi bom atom. Meledak terus." Axel mencongkel lubang telinganya dengan kayu yang ia ambil di bawah pohon.
"Bagus gue bawa petasan, pas tuh bapak ngomong gue masukin ke mulutnya. Biar meledak tuh mulut yang cerocos terus," ucap Kenzi.
"Benar juga tuh."
Naya dan sahabatnya baru keluar dari kelas, mereka baru siap melaksanakan ulangan harian. Siapa yang sudah siap boleh keluar kelas untuk istirahat terlebih dulu, dan kebetulan mereka sudah menjawab soal ulang tersebut. Sekarang mereka berada di depan kelas XII IPS 4, kelas Kenzi.
Naya ingin mengembalikan baju olahraga milik Kenzi, Kenzi yang sudah sampai di kelasnya melihat Naya dan sahabat sedang berdiri di depan kelasnya.
Naya langsung saja mengembalikan baju tersebut kepada Kenzi, Kenzi menerimanya dan langsung ia berikan kepada Axel supaya Axel yang memegang karena ia capek untuk memegang apapun barang yang berada di tangannya.
"Kenapa di kasih ke Axel?" tanya Naya.
"Capek megang."
"Ohh, oh iya makasih ya udah boleh pinjamin bajunya. Nanti pas pulang sekolah gue traktir deh."
"Ha?traktir, asikkk." Axel yang mendengar kata traktir langsung bahagia, karena dapat yang gratisan.
"Emang lo diajak?" tanya Kenzi kepada Axel, membuat Axel berpikir. Benar juga kata Kenzi apa dia diajak.
"Boleh kok, semuanya deh gue traktir." semuanya bersorak ria, Naya sedang berbaik hati. Mereka akan pergi makan setelah pulang sekolah nanti.
•••
Bersambung ...
Hai hai👋
Dapat salam dari cewe gemini nih😍
Selalu bahagia yaa :)
Aku mau nanya nih😌
Kalian setuju gak buat grup wa, kalian boleh nanya tentang cerita ini ke aku, grup nya sesuai untuk info cerita ini. Gimana mau??
Kalau enggak, ya udah gpp aku terima dengan lapang dada karena aku ikhlas 😂
Tetap stay sama cerita aku
Luv luv ❤
Salam Manis
Dari,
GeminiGirl❤