PRINCESS PATAH HATI (tamat)

By rayamipi

12.2K 532 190

Bercerita tentang seorang gadis populer bernama RENE MAURENNE yang sedang patah hati. Yang memutuskan hubunga... More

:: BAB 1 - ZONA PATAH HATI ::
:: BAB 2 - SURPRISE ::
:: BAB 3 - MANTRA RINDU ::
:: BAB 4 - KHAWATIR ::
:: BAB 5 - PERANG ::
:: BAB 6 - DUET ::
:: BAB 7 - LUKISAN ::
:: KENALAN YUK! ::
:: BAB 8 - BUKAN URUSAN ELO ::
:: BAB 9 - SELAMAT UNTUK KALIAN ::
:: BAB 10 - KELUARGA ::
:: BAB 11 - BACKSTREET ::
:: BAB 12 - PUTUS ::
:: BAB 13 - PACAR BARU ::
:: BAB 14 - REYHAN HADI NUGROHO ::
:: BAB 15 - CARA MENCINTAI ::
:: BAB 16 - HOROR ::
:: BAB 17 - DODO SASONGKO ::
:: KENALAN YUK! PART 2 ::
:: BAB 18 - ALASAN ::
:: BAB 19 - TOPENG ::
:: BAB 20 - VASCO MAURER ::
:: BAB 21 - BALAPAN MOTOR ::
:: BAB 22 - TEMAN BARU ::
:: BAB 24 - GUE SUKA LO ::
:: BAB 25 - DEBORA ANASTASYA ::
:: BAB 26 - SENSASI ::
:: BAB 27 - DIPAKSA PEDULI ::
:: KENALAN YUK! PART 3 ::
:: BAB 28 - CALON KAKAK IPAR ::
:: BAB 29 - SEANDAINYA ::
:: BAB 30 - KINTAN ELMAVI ::
:: BAB 31 - HEBOH ::
:: BAB 32 - BALIKAN ::
:: BAB 33 - HADIAH ( TAMAT ) ::

:: BAB 23 - BERDEBAR ::

246 9 0
By rayamipi

SESUAI janji, Rene datang ke tempat balapan dengan menggunakan taksi. Ia memakai celana jeans dan kaos putih yang dibalut jaket abu-abu, plus topi abu-abu yang ia gunakan ke sekolah tadi pagi. Rene kalau udah stres, jadi malas semuanya, malas mandi, malas ganti baju. Pokoknya malas merawat diri. Untung wajahnya cantik.

Vasco menyambut kedatangan Rene dengan mengajaknya bergabung dengan teman-temannya. Meskipun Tiara dan Siska masih menunjukkan wajah tidak suka. Tapi di depan Vasco, mereka berpura-pura baik dan menerima kehadirannya.

"Guys, jagain Neneng ya, jangan sampai dia pulang pas gue lagi balapan." pinta Vasco, mengingat terakhir kali cewek itu pergi tanpa memberitahunya.

"Pastinya gue jagain." balas Sesa sambil merangkul bahu Rene yang disambutnya dengan senyuman yang dipaksakan.

Rene menggerutu dalam hati. Nggak Vasco, nggak teman-temannya, suka banget rangkul-rangkul nggak jelas. Sok akrab lagi.

Balapan pun dimulai. Semua penonton bersorak mendukung jagoan mereka masing-masing. Termasuk Vasco, ada tujuh orang yang ikut balapan.

"Gue yakin, Vasco balakan menang." kata Sesa pada Rene.

"Iya, gue juga gitu." balas Rene sekenanya.

Rene berharap sih balapannya cepat selesai agar ia bisa cepat pulang. Sebelum Mia, si babysitter-nya itu menyadari kalau ia menghilang dari kamarnya. Bisa gawat!

Baru saja diomongin, ponsel Rene langsung bergetar. Ada chat masuk dari Mia.

MIA RAMADANI : Elo di mana?

RENE MAURENNE : Gue keluar bentar.

MIA RAMADANI : Ke mana?

RENE MAURENNE : Cari angin. Bentar lagi gue pulang kok.

Rene sengaja berbohong agar Mia tidak menyusulnya ke tempat balapan. Bisa kacau semuanya.

MIA RAMADANI : Kok elo nggak ngajak gue sih?

RENE MAURENNE : Duh, bawel lo! Bobok gih! Jangan ngurusin gue mulu. Gue udah gede, bukan anak kecil lagi.

Rene yang sibuk membalas chat dari Mia tidak menyadari kalau Vasco sudah mendekati garis finish dan berada di posisi pertama.

"Itu Vasco." jerit Sesa. Membuat Rene langsung menoleh dan mengabaikan balasan chat dari Mia yang menyuruhnya pulang sekarang juga.

Vasco melaju motornya dengan kencang. Di belakangnya, seseorang menyusul dan berhasil menyamai kecepatannya. Sialnya, cowok itu dengan liciknya menendang motor Vasco, membuatnya kehilangan keseimbangan dan berakhir menabrak pohon.

"Itu curang!" jerit teman-teman Vasco tidak terima.

Rene diam mematung melihat Vasco berusaha bangkit setelah terjatuh. Entah kenapa, Rene merasa sangat marah dan diluar kendalinya, ia melempar ponselnya ke arah cowok curang itu. Lemparan Rene tepat mengenai kepala cowok itu yang tertutupi helm. Helmnya langsung retak, membuat cowok itu kehilangan keseimbangan, motornya oleng dan jatuh.

"Bego gue! Itu kan HP mahal!" jerit Rene menyesal setelah sadar apa yang ia lakukan barusan.

Sementara itu, semua orang menganga hebat dan langsung menoleh padanya. Mereka nyaris tidak percaya, Rene melakukan itu.

"Woy! Siapa yang melempar gue?" cowok yang jatuh tadi langsung bangun dan berteriak sambil menatap sadis semuanya.

"Gue." jawab Rene santai.

Cowok itu menghampiri Rene dengan wajah emosi. "Eh, cewek rese', elo mau bunuh gue?"

"Itu balasan buat orang yang berani main curang kayak elo!" jawab Rene tanpa rasa takut sama sekali. Karna baginya, orang jahat harus dihukum atas kejahatannya.

"Berani lo sama gue?" Cowok itu mengangkat tinjunya.

"Santai bro." kata Dani dan Jordan, teman Vasco yang langsung berdiri di depan Rene, menjadi tamengnya jikalau terjadi sesuatu.

"Cewek gila itu harus gue beri pelajaran." bentak cowok itu marah.

"Elo yang gila." Vasco muncul dan melayangkan pukulannya hingga cowok itu jatuh tersungkur.

Teman-teman cowok itu maju ingin membantunya, tapi teman-teman Vasco yang jumlahnya lebih banyak ikutan maju. Membuat suasana memanas. Menyadari kalah jumlah, cowok itu memilih mundur.

"Urusan kita belum selesai." Cowok itu menghidupkan motornya dan tancas gas pergi. Teman-temannya pun ikutan pergi.

"Nih, HP lo." kata Vasco sambil menyodorkan ponsel Rene yang layarnya retak dan mati total. "Kayaknya rusak parah deh."

"Gapapa. Tapi gue senang, udah balas cowok curang itu."

"Rene hebat." kata Dani dan disambut anggukan setuju oleh teman-teman Vasco yang lain.

--- ooo ---

VASCO dan teman-temannya kini sedang duduk manis di sebuah kafe.

Vasco diam menatap Rene yang sedang mengobati sikunya yang terluka. Dilihat dari dekat, cewek itu kelihatan cantik. Membuat jantungnya berdebar indah. Tangan Vasco terangkat untuk membuka topi Rene yang menutupi sebagian wajahnya, tapi cewek itu langsung menahan tangannya.

"Jangan gerak dulu." kata Rene. Membuat Vasco mengangguk dan kembali diam. "Nah, udah selesai sekarang." Rene bangun dari duduknya. "Gue ke toilet bentar ya."

Rene mencuci tangannya di wastafel sambil menatap wajahnya yang tampak suram. Akhir-akhir ini, ia memang jarang merawat diri. Saat itu, Siska dan Tiara masuk secara bersamaan.

Rene was-was tuh, takut mereka melakukan sesuatu seperti terakhir kali.

"Hm..." Tiara berdehem keras. "Gue malas mengakuinya, tapi elo pantas jadi teman kita."

Rene melongo. "Hah?"

"Karna tadi elo udah nolong Vasco, jadi kita pikir, elo pantas gabung bareng kita." timpal Siska menjelaskan semuanya. "Tapi ingat, jangan kecentilan godain Vasco."

"Gitu ya? Oke deh." kata Rene sambil beranjak keluar. Meninggalkan Siska dan Tiara yang saling menatap bingung.

"Itu anak nggak ada sopan-sopannya sama kita. Dibaikin malah ngelunjak." ujar Tiara kesal.

"Dari pertama lihat, si Neneng memang aneh. Tatapannya itu lho, lembut, tapi menusuk. Lihat aja tadi waktu dia berhadapan dengan Glen. Dia nggak ada takut-takutnya sama sekali."

"Sebel gue." ujar Tiara, lalu balik gabung bersama teman-teman mereka yang lain.

Di saat bersamaan, Rene pamitan pulang dengan alasan sudah malam. Sekalipun baru jam sepuluh malam.

"Sampai ketemu lagi." pamit Rene setelah menolak diantarin sama Vasco. Lalu, ia mengangguk sopan pada Tiara dan Siska. yang baru dari toilet.

Sekali lagi, Tiara dan Siska merasa ada sesuatu yang disembunyikan cewek itu yang membuat mereka penasaran.

--- ooo ---

RENE melirik ke kelas musik, Mia tampak percaya diri menyanyikan sebuah lagu. Rene langsung pergi, tidak mau menganggu waktu sahabatnya itu.

Rene merasa ada yang diam-diam mengikutinya. Dan benar saja, Vasco yang berniat mengejutkannya telah bersembunyi menunggu waktu yang pas untuk muncul. Tapi Rene yang merasa ada yang aneh itu, malah berbalik mencari tahu. Saat itulah, ia berhasil menemukan Vasco.

"Yah, gue ketahuan." kata Vasco kecewa. "Oh ya, gue punya sesuatu buat lo." Vasco menyodorkan kotak ponsel yang masih disegel.

Rene diam. Menunggu penjelasan.

"Ini buat ganti HP lo yang rusak karna ngelempar Glen. Elo lakuin itu kan demi gue, jadi gue nggak enak aja."

"Harganya berapa? Biar gue ganti."

"Gratis, buat lo."

"Seriusan?"

Vasco mengangguk. Rene pun menerima ponsel baru itu. Kebetulan, ia belum mengganti ponselnya karna sedang mencari alasan yang tepat kenapa ponselnya bisa rusak tanpa dicurigai oleh Mas Kafka.

"Thank's ya." kata Rene dengan tulus.

"Nggak usah bilang makasih, kita kan teman." Tangan Vasco bergerak begitu saja merangkul bahu cewek itu.

"Benar, kita teman." balas Rene sambil menatap Vasco sambil tersenyum.

Entah kenapa, Vasco jadi berdebar melihat senyuman itu. Mendadak Vasco jadi salah tingkah sambil menurunkan tangannya.

"Gue duluan. Mau balik ke kelas."

"Oke."

Vasco melangkah buru-buru meninggalkan cewek itu. Lalu berhenti dan bersandar di tembok paling unjung. Menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba memerah.

"Duh, kok si Neneng tiba-tiba manis banget kalau dilihat dari dekat. Gawat!" Vasco menarik nafas panjang. Berusaha menenangkan hatinya. Perasaan ini hanya kesalahan, tidak berarti apa-apa.

Untuk memastikannya. Vasco berbalik menyusul cewek itu. Saat melihat Rene masih di tempat tadi, Vasco ingin memanggil namanya. Tapi teriakannya tertahan karna ada cowok yang menghalangi jalan cewek itu. Cowok yang sama yang waktu itu membuat Rene salah tingkah. Cowok yang selalu kemana-mana dengan cewek topeng yang suka memakai tongkat.

Tanpa pikir panjang, Vasco langsung bersembunyi. Sekalipun ia tidak tahu kenapa ia harus sembunyi.
-
-
-
-
#25/07/19

Continue Reading

You'll Also Like

14.4K 719 30
TAMATTT!!! Teruntuk malam, kutitipkan rinduku untuknya. Rindu yang tak bisa kumiliki bahkan senyuman tulus yang tak bisa kudapatkan
1.8M 167K 60
Summer perempuan urakan berambut merah, tanpa sengaja bertemu dan membantu seorang anak yang ia temui di jalan. Siapa sangka kedekatan Summer dengan...
5.6K 2.2K 31
Alkena kembali dipermainkan sangkala. Ini adalah perjalanan panjang yang menyisakan kenangan dalam kurun waktu satu lustrum, dalam rindu berbalut luk...
2.1K 99 77
Sebuah ratap untuk ia yang sudah enggan menetap. Tentang waktu yang tidak bisa diputar, dan sesal yang selalu membayang. Sebuah keluh kesah akan seb...