Florist Vs. Chocolatier || Ki...

Por babyilsan_

269K 34.1K 4.2K

[DITERBITKAN] Kim Namjoon, seorang Chocolatier handal yang membuka toko coklat mewahnya sampai ke luar Seoul... Mais

TRAILER 1
#1 Prologue::: How
#2 'Nona R'
#3 "Daddy?"
#4 Bulgarian Rose
#5 Workshop
#6 'Imo'
#7 Different Rings
#8 Rose Chocolate
#10 Partner
#11 Cara Berterimakasi
#12 Double Date
#13 Nomor
#14 Mantel
#15 Wine
#16 Mengabaikan=Peduli
#17 Ramen
#18 Jealous
#19 Little bit longer
#20 What U Came From
#21 Unexpected reason
#22 'as you told me before'
#23 Ketakutan Selanjutnya
#24 Would You Come Back?
#25 The Chocolate Corner
#26 Come and Leave
#27 Kau Bisa
#28 Pembuktian
#29 Sedikit Serius
#30 Isn't Mademoiselle R
#31 Don't Make It Triangle
#32 Fulfilled Dream
#33 B for a Baby
#34 How About Venice?
#35 Epilogue::: Between Rose and Chocolate Chaud
[Chocolate Series Project]
36|Epilogue II:: Theobromine Dalam Coklat
(+) Valentine Day with Chef Kim
Info Terbit!
Vote Cover Florist vs. Chocolatier!

#9 Steak

5.7K 979 78
Por babyilsan_

'Yang selalu ku inginkan adalah menikmati debaran itu, yang meletup-letup seperti lelehan pasta coklat'
-Im Naa Reine From Florist Vs. Chocolatier-

Reine membanting tubuhnya ke ranjang. Dadanya berdebar, terus berdebar bahkan saat gadis itu sudah ada di dalam kamarnya sendiri. Apa ini yang dikatakan orang-orang tentang hati yang sedang berbunga-bunga?

Tepatnya beberapa menit lalu, Kim Namjoon-chocolatier yang ia kagumi, mengatakan bahwa Dae Hoo bukan anaknya.

Namun sedikit sedih saat mengetahui ternyata orang tua Dae Hoo adalah kakak perempuan dari Namjoon yang telah tiada, kakak dari Kim Namjoon itu mengalami kecelakaan hebat bersama suaminya saat Dae Hoo berumur kurang dari 1 tahun. Tutur dari Namjoon seakan mengiris hati Reine saat mendengarnya.

Dae Hoo, peri kecil yang menggemaskan itu harus kehilangan kedua orang tuanya saat umurnya masih sangat kecil, sampai akhirnya Namjoon yang memutuskan untuk merawat Dae Hoo. Jadi tak heran jika Namjoon sangat menyayangi Dae Hoo.

Semakin memikirkannya, maka itu akan membuat Reine semakin jatuh lagi terhadap Namjoon. Kebaikan Namjoon nyatanya sebesar itu, membuat Reine benar-benar melupakan ingatan tentang pertemuan awal mereka dan yakin bahwa Namjoon yang sebenarnya tidaklah begitu.

Reine tak mau terlalu besar kepala saat Namjoon berucap kebenaran tentang Dae Hoo. Tapi apa lagi maksud Namjoon? Itu benar-benar membuat Reine berharap.

Ponsel di sebelah tubuh Reine bergetar. Sebuah panggilan baru saja masuk, Reine segera mengangkatnya.

"Ayah" Reine menyapa lebih dulu.

"Bagaimana harimu?" Pria di seberang bertanya.

Sangat baik.

"Seperti biasanya" Reine menjawab, setelahnya gadis Richard itu melipat bibirnya ke dalam.

"Kau terdengar sedang bahagia"

Apa Reine seketara itu?

"Maksudmu ayah?"

"Kau menyapa lebih dulu dan nada suaramu terdengar gembira"

Reine menggigit bibir bagian bawahnya. Ayahnya sangat tau tentang Reine.

"Bagaimana kencanmu?"

"Kencan?" Reine bertanya balik, bingung sepenuhnya.

"Dengan putra Nyonya Kim"

Reine terdiam. Ia lupa soal 'perjodohan', lupa soal pendekatannya. Memang seharunya Namjoon yang mendekat, bukan Reine.

Apa hal yang ia lakukan bersama Namjoon di dapur pria itu termasuk ke dalam kencan?

"Did you like him?"

Pertanyaan ayahnya menyadarkan Reine.

Tentu. Sudah sangat jelas Reine sangat menyukai Namjoon. Tapi bagaimana dengan Namjoon? Rasa suka yang tak terbalaskan?

"Semua perlu proses, ayah" Gadis Richard itu tersenyum.

"Sepertinya dia memang pria yang baik" Entah dari mana Tuan Richard mendapatkan kesimpulan seperti itu.

Reine tersenyum lagi. Ya, Namjoon baik, sangat baik.

"Sepertinya kalian sudah cukup mengenal. Ayah dan Nyonya Kim akan segera menentukan tanggal pertunangan kalian"

"Ayah, bisakah kau tidak terlalu memaksakan segalanya?" Reine berubah murung.

Debaran di dadanya menghilang karena topik pembicaraan ini. Reine sama sekali tak menolak untuk dekat dengan Namjoon, tapi ia mulai merasa janggal bahwa semua ini karena perjodohan. Ayahnya ikut mengambil peran dalam hal ini, ikut campur dalam urusan asmaranya, kasarnya begitu.

Tidak bisakah hal itu terjadi secara natural? Perasaan suka sama suka?

"Apapun yang kau katakan, kami akan segera menentukannya"

Reine tak bisa menjawab lagi. Obrolan itu lenggang dan dengan berat hati Reine memutus sambungannya lebih dulu dan membanting ponselnya ke bagian kasur yang lebih jauh dari jangkauannya.

Ia mendadak benci dan ini menjadi begitu rumit.

*****

Satu kelopak mawar menyembul dari kertas pembungkusnya bersama dengan beberapa mawar lainnya saat gadis yang membawa mawar itu melangkah ke seberang jalan.

Para karyawan toko menyambutnya ramah.

Reine menghirup udara dalam toko itu dalam-dalam. Ia rindu, dan sudah sangat lama tak berkunjung ke chocolate shop yang kini ia pijaki.

Gadis Richard itu mendekat ke kasir, memesan chocolate chaud dan beberapa menu yang lainnya.

"Maaf kami tak menjual itu"

Pelayan itu berucap saat Reine bertanya tentang roti baguette.

Reine sedikit berfikir.

"Bisa aku mendapatkan pasta coklatnya saja?" Tanya gadis itu.

Pelayan itu mengangguk dan mengucapkan total belanjaan Reine. Reine mengeluarkan kartu kreditnya, dan memberikannya kepada pelayan itu.

Reine menunggu, sebentar lagi ia akan mendapatkan chocolate chaud dan pasta coklatnya. Gadis itu berencana untuk membeli roti baguette di tempat lain. Ia masih tak bisa berpindah dari hal yang Namjoon berikan malam kemarin, ia selalu ingin mencicipinya lagi dan lagi, walau tak yakin jika rasanya akan sama persis seperti hal yang Namjoon berikan.

Manik Reine menelisik dan berhenti di pintu dapur chocolate shop itu. Lewat celah pintu itu Reine bisa melihat sesekali orang di dalam dapur berlalu-lalang dan maniknya tak sengaja menangkap atensi Namjoon. Lelaki itu menggunakan apron hitamnya, seperti biasa, terlihat sangat sibuk.

Pelayan yang ada di kasir membawa pesanan Reine.

"Bisa kau berikan mawar ini untuk Chef Kim?" Reine berucap ke gadis yang menjaga kasir.

Gadis itu mengangguk ramah.

Reine memeberikan beberapa tangkai mawar yang sudah di bungkus kertas itu ke gadis kasir dan membawa paper bag berisi pesanannya keluar dari chocolate shop itu.

*****

Reine keluar dari toko bunganya. Mungkin sudah menjadi kebiasaanya untuk melirik ke seberang jalan. Hari sudah mulai gelap, sebentar lagi penerangan dari sang surya akan lenyap dan tergantikan oleh penerangan ciptaan tangan manusia.

Mobil Namjoon tidak ada. Tidak seperti biasanya terparkir di seberang. Reine masuk ke mobilnya, tidak mau banyak pikir tentang keberadaan Namjoon karena bukan itu tujuannya. Pegawai florist milik gadis Richard itu masih bersiap-siap untuk menutup toko, Reine menyerahkan seluruh kepercayaannya kepada Eunhae dan pegawainya, gadis itu harus pergi sebelum malam tiba. Reine benci keluar malam.

Reine melajukan mobilnya, membelah jalanan kota Seoul yang mulai menggelap.

Orang tua Reine tidak melarang gadis itu untuk keluar sampai tengah malam, asal saja Reine bisa menjaga diri. Untuk seukuran orang remaja dan gadis karir seperti Reine, sangat tidak mungkin untuk tidak mengabiskan waktu bersama teman-teman pada malam hari karena harus sibuk di pagi hari. Tapi begitulah Reine, jika tidak ada suatu hal yang penting untuk dilakukan pada malam hari, maka Reine tidak akan melakukannya.

Banyak orang-orang yang tak terduga bisa saja mencelakai di malam hari. Itu prinsip utama Reine.

Reine memarkirkan mobilnya, kemudian melangkah ke arah restoran yang lumayan padat pengunjung.

Bau rempah-rempah melemahkan saraf penciuman gadis Richard itu. Di masing-masing meja pelanggan ada stove kecil yang menyala, dan diatas stove itu ada panggangan penuh daging, benar-benar menggugah selera. Sayangnya, tujuan Reine ke restoran itu hanyalah untuk membeli daging mentah, bukan untuk mencicipi salah satu hidangannya. Rencananya Reine akan memasak sesuatu untuk Paman Kang di ladang besok.

"Reine"

Suara seorang lelaki menyapa Reine saat gadis itu akan mengambil duduk untuk menunggu pesananya.

Jung Hoseok. Reine mendekat ke arah meja food blogger itu duduk.

"Hai" Reine tersenyum, kemudian ekspresinya berubah saat melihat dua orang yang duduk di hadapan Hoseok.

"Reine" Namjoon menyapa dengan nada suara yang canggung.

Gadis yang duduk di sebelah Namjoon tersenyum ke arah Reine, Reine membalas dengan senyuman juga, walau ada sesuatu yang mengganjal di dadanya.

"Im Naa Reine" Reine memperkenalkan diri lebih dulu, mengangkat tangannya untuk dijabat.

"Jung Ji Woo" Gadis bak model itu menjawab.

Reine akui, gadis bernama Ji Woo itu memiliki style berpakaian yang lumayan. Jaket kulit hitam yang di pakainya, benar-benar memperlihatkan bahwa gadis tersebut dari kelas atas.

Hoseok mengisyaratkan Reine duduk di sebelahnya, Reine menurut.

Namjoon tak banyak bicara, entahlah. Pria itu sedikit merasa aneh berada di keadaan seperti saat ini.

"Kau sendirian? Sudah memesan?" Hoseok bertanya.

"Tidak. Aku hanya menunggu pesanan daging segarku" Reine menjawab.

Kini meja yang diisi empat orang itu sudah seperti meja kencan. Double date. Namjoon dengan Ji Woo dan Reine dengan Hoseok.

Reine masih bertanya-tanya, siapa kiranya gadis yang kini asik mengobrol dengan Namjoon itu? Mereka terlihat sangat akrab. Apa ia adalah gadis yang sedang Namjoon kencani?

Mengapa Reine merasa sakit hati? Ini tidak benar.

Seorang pelayan restoran datang. Membawa tiga porsi steak ke meja.

"Kau tak ingin memesan? Ayo makan bersama kami" Jung Hoseok menawarkan lagi.

Reine menggeleng, mulai tak enak mengacaukan acara tiga orang itu. Memang seharusnya Reine tak ada di sana.

"Untukmu" Ji Woo menukar steak yang awalnya gadis itu potong dengan steak milik Namjoon.

Wah, adegan romantis macam apa ini?

Reine kini benar-benar merasa salah tempat.

"Pesananku sudah siap. Aku pamit duluan" Reine segera beranjak saat pelayan restoran memanggil namanya.

Reine memang tak seharusnya tau bahkan ada di restoran itu, timingnya salah. Keluar malam hari memang berbahaya untuknya, dan juga perasaannya.

_______________

Hi, akhirnya up lagi^^

Pertama, mu ngucapin makasi untuk yang udah follow aku, walau baru 300an, tapi aku seneng bgt:)) Bikin termotivasi untuk nulis cerita:) Sekali lagi thank you♥


Untuk yang minta double update belum bisa ya:) Aku bener-bener gak mau maksain, nanti jatuhnya malah gak ngena. Tapi, untuk chapter selanjutnya aku selalu usahain biar bisa double up🙂

Cintai Namjoon juseyo :)

Ig: kthayuyu30

Continuar a ler

Também vai Gostar

21K 3.6K 45
#1 ― Sowjin Sojung itu seorang mahasiswi. Sudah dari dua bulan lalu dia dibebani oleh tugas wajib skripsi, ditambah lagi perintah dosen yang mengharu...
201K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
40.6K 3.1K 27
Dijodohkan dengan mantan pacar, dan harus terlibat hubungan yang rumit dengan 'teman-teman' dari mantan pacarnya. Eann, Arveann Armadi, gadis yang ba...
93.3K 6.4K 44
DO KYUNGSOO FANFICTION Untuk kamu, Walaupun kita hidup di dunia yang berbeda, Walaupun kita tinggal di negara yang berbeda, Walaupun kau hanya seoran...